Kalian pernah nonton film Iron Man 3 gak guys? Kan ada tuh adegan pas Tony Stark terkena Panic Attack , Nah bayangin Arse kaya gitu juga ya biar halu nya dapet🤣
🐝🐝🐝
Setelah Dokter pergi, Arse hanya memandangi botol obat yang ada di genggaman tangannya. Obat penenang jika dia mendapat serangan panik lagi. Dia mendesah pelan seumur-umur baru kali ini dia minum obat penenang dan harus diminum nya secara rutin agar mengurangi gejala Thantophobia yang dideritanya.
Tak lama, Mom dan Dad nya kembali.
"Mom, aku mau pulang," ucap Arse pada Mom nya yang saat ini duduk disampingnya.
"Pulanglah ke mansion utama!". Dad Abbas membuka suara dengan tegas.
"No! Aku tidak apa-apa," tolak Arse.
"Kondisimu saat ini membutuhkan banyak perhatian, Son," jelas Mom Adel sambil mengelus rambut putranya.
"Tidak Mom, aku ingin kawin sekarang juga."
Bug!
Arse terkena lemparan kotak tissue dan mengenai wajahnya.
"Awww sakit Dad," protes Arse pada Dad nya.
"Bocah gendeng! orangtuanya khawatir padanya malah mikir kawin," seru Dad Abbas pada putranya.
"Kenapa Dad sama seperti Bee ku sih, suka memakai bahasa aneh."
"Bee?". Tuan dan Nyonya Atmadja tampak kebingungan baru pertama kali dia mendengar nama itu.
"Dia kekasihku, dan aku ingin kalian melamarnya untukku, Mom, Dad," ucap Arse memohon dengan menatap orangtuanya bergantian.
"Melamar?" tanya Mom Adel tambah kebingungan.
"Aku bisa gila jika tidak cepat menikahinya," terang Arse lagi.
"Ck! bocah ini.. Kau baru saja gagal menikah bahkan beritanya masih hangat-hangatnya terus sekarang kau buat berita heboh lagi," decak Dad Abbas sambil memijit pelipisnya ternyata punya satu anak saja susah apalagi punya banyak anak pikirnya.
"Ah sudahlah.. kalian tidak bisa membantuku! Aku akan melamarnya sendiri." Arse secara paksa melepas infus ditangannya dan segera beranjak dari ranjang pasien dengan langkah kaki seribu dia pergi keluar dari ruangan bahkan teriakan Mom nya sudah tidak dia hiraukan yang menjadi tujuannya satu menemui Bianca.
"Dad, apa putra kita akan baik-baik saja?" tanya Mom adel pada suaminya.
"Sebentar lagi bocah gendeng itu pasti balik lagi," jawab Dad Abbas dengan percaya diri.
Saat dibawa kerumah sakit keadaan Arse masih dalam keadaan telanjang dada karena dia memang terbiasa tidur hanya memakai celana pendek diatas lutut. Jadi saat sampai dirumah sakit dia memakai baju pasien, dompet bahkan ponselnya pun tertinggal di mansion karena waktu itu semua panik melihat Tuan Mudanya yang pingsan.
Semalaman dia pingsan, dan baru bangun sekitar jam sembilan pagi tadi.
"Tuh kan Mom dia kembali," celetuk Dad Abbas.
Arse kembali dengan keadaan cemberut, bisa-bisanya dia berlarian dirumah sakit tanpa alas kaki dan memakai baju pasien untuk menemui Bianca. Apa kata calon papa mertuanya nanti pasti dia dianggap pasien rumah sakit jiwa yang kabur.
"Ayo kita pulang," ucap Arse dengan malas.
"Hahahahaha.. " Tuan dan Nyonya Atmadja hanya bisa tertawa melihat tingkah laku putranya itu.
Sepertinya kekasih baru Arse membawa dampak yang besar pada putra mereka.
Mereka semakin penasaran siapa sosok itu, bahkan saat menjalin hubungan dengan Bellena putranya tidak bertingkah aneh seperti ini justru menampilkan gaya maskulin tapi kenapa dengan gadis ini putranya menjadi begitu bodoh.
🐝🐝🐝
Hari ini Bianca melakukan serangkaian terapi, beberapa jam dia berlatih untuk menggerakkan kaki dan tubuh bagian lain yang masih terasa kaku. Seperti bayi yang baru belajar berjalan dia di papah oleh beberapa perawat sejauh ini lumayan banyak perkembangan yang tadinya hanya pergelangan tangan kini tangannya sudah bergerak bebas tapi kakinya masih sangat kaku bahkan dia beberapa kali jatuh.
"Sepertinya hari ini cukup latihannya," ucap salah satu perawat.
Lili yang dari tadi setia menemani putrinya itu langsung sigap membantu Bianca kembali ke kursi rodanya. Badan Bianca juga sudah mulai berisi kembali dia rutin minum vitamin dan makan dalam porsi yang banyak.
"Terimakasih Sus," ucap Lili sopan.
"Sebaiknya sering berjemur saat pagi hari ya, Bu. Vitamin D sangat baik untuk masa pemulihan dan juga setiap malam kakinya bisa direndam dengan air hangat," kata perawat itu menjelaskan.
"Baik Sus," jawab Lili lagi.
Lili segera mendorong kursi roda meninggalkan ruangan terapi di rumah sakit.
"Kita jemput Cello dulu ya Bee sebelum pulang," ucap Lili saat sudah duduk di dalam mobil.
Bianca hanya mengangguk mengiyakan.
"Pak, ke sekolah Cello!" perintah Lili pada supir pribadinya.
Setelah menjemput Cello mereka kembali ke rumah tapi karena Lili harus mengurus sesuatu yang penting dengan berat hati meninggalkan Bee dan Cello.
Setelah orangtua Lili meninggal mereka memberikan perusahaan tekstilnya pada Lili tapi karena Lili memang tidak tertarik dengan dunia bisnis, dia menyuruh orang kepercayaannya untuk menjalankan perusahaan. Siapa sangka orang tersebut mengkhianati Lili dan membuat perusahaan hampir bangkrut, akhirnya perusahaan itu di akuisisi oleh Jaya. Keadaan belum sepenuhnya normal sesekali Lili harus mengecek perusahaan tersebut karena tidak ingin kecolongan lagi.
"Jaga kakak Bee ya," ucap Lili pada putranya.
"Oke Ma, serahkan padaku!" jawab Cello percaya diri.
Sekarang tinggallah Bianca dan Cello yang ada dirumah dengan beberapa asisten.
Cello kini berada di kamar Bianca, dia ingin selalu siaga menjaga kakaknya.
"Kak Bee, kalau butuh apa-apa Cello siap!" katanya pada Bianca yang saat ini tengah berbaring di ranjangnya.
"Cello, kakak capek sekali habis terapi tadi. Kakak mau istirahat sebentar ya. Setelah itu kita bisa main PS bersama. Lihat tanganku sudah bisa digerakkan," ucap Bianca sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
"Baru begitu juga, coba kakak cepat bisa jalan agar kita bisa main kejar-kejaran lagi," decak Cello dengan mengerucutkan bibirnya.
"Jadi, adikku ini merindukan kakaknya. Sini, sini peluk!"
Cello mendekati Bianca dan memeluknya memang benar dia sangat merindukan kakaknya itu walaupun Bianca sering kasar pada Lili tapi sikapnya sangat lembut jika pada dirinya. Mereka juga sering bermain bersama kadang Bianca juga usil sering mengganggunya.
"Kakak jangan sakit lagi, saat kakak di rumah sakit disini seperti kuburan. Mama selalu menangis dan Papa juga tampak sedih, mereka tidak tersenyum lagi padaku." Cello berkata dengan lirih.
Bianca terperanjat, kasian sekali adiknya ini pasti dia kurang kasih sayang saat orang tuanya sibuk mengurus dirinya di rumah sakit.
"Lepas pelukanmu itu Bocil! Dia itu punyaku!". Tiba-tiba ada suara dari ambang pintu, sontak Bianca dan Cello menoleh ke sumber suara.
"Arse, bagaimana kau bisa ada disini?" tanya Bianca heran.
Arse segera melangkah mendekati Bianca. Tapi langkahnya terhenti saat Cello menahannya dengan merentangkan kedua tangannya.
"Ck! Adik ipar jangan menghalangiku. Butuh perjuangan untuk sampai kesini jadi minggirlah!"
"Tidak boleh, kata Papa jika ada pria bule yang mendekati kakak aku harus mengusirnya." terang Cello yang kini mulai menatap Arse dengan tatapan tajam.
"Matamu itu bisa keluar dari sarangnya jika terus melotot begitu!"
Tapi Cello tetap tidak bergeming dia terus menatap tajam pada Arse.
"Oh, jadi kau ingin lomba tatap-tatapan begitu? Oke, kau pikir aku tidak bisa!"
Arse pun mulai menundukkan badannya agar sejajar dengan Cello. Dia mulai melotot mengimbangi tatapan Cello yang membunuh.
1 detik
2 detik
3 detik
Sampai 15 detik kemudian.
"Hah, aku tidak kuat lagi!". Arse segera menegakkan badannya seraya mengucek matanya yang terasa panas.
"Bee.. adik ipar sepertinya kesurupan."
🐝🐝🐝
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Siti Shiro
udah baca kisah Keenan cucunya arse ternyata somplaknya keturunan arse🤣🤣🤣🤣
2024-01-19
0
Yora Fitriani86
🤣🤣🤣😂😂
2023-11-14
0
Yora Fitriani86
😂😂😂🤣
2023-11-14
0