Happy Reading 😍😍😍 tinggalkan jejaknya
Saat ini dua insan itu sedang berjalan menuju kelasnya masing². Reno dan Ara beda kelas namun Reno akan mengantar Ara terlebih dahulu sebelum ke kelasnya. Dalam perjalanan mereka berdua asik berbincang-bincang, Sepertinya mereka sudah mulai akrab.
“Raaa,” panggil Reno.
“Apa?” tanya Ara dan berpaling ke arah Reno.
“Gue mau nanya sesuatu sama loh, boleh nggak,”
”Hmm, emang loh,mau ngomong apa?”
“Tapi lo harus jujur yah,” kata Reno dan di balas anggukan oleh Ara
“Emm, l-oh,u-dah pu-nya pacar?” kata Reno gagap.
Ara yang di tanya seperti itu langsung berhenti dan menatap Reno dengan tatapan heran.
”Lo ngomong apa barusan?” tanya Ara.
“Loh,udah punya pacar?” tanya Reno lagi.
“Nggak!”
Reno yang mendengar jawaban Ara senyum senyum sendiri, sementara Ara yang melihat Reno senyum seperti itu merasa aneh dan bingung akan tingkah lakunya itu.
“Loh, ngapain senyum² sendiri?” tanya Ara.
”Nggak kok, biasa aja,” kata Reno masih dengan senyumannya tadi.
Ara tidak merespon Reno, ia berjalan cepat ke arah kelasnya dan meninggalkan Reno yang masih tersenyum seperti orang gila. Reno yang baru sadar dari lamunannya celingak celinguk mencari keberadaan Ara namun tidak ia temukan. Dia pun bergegas ke kelasnya karena merasa pasti bahwa Ara meninggalkannya sebab dirinya yang tersenyum seperti orang gila.
Pulang sekolah
Ara saat ini sedang duduk di sebuah kursi yang tersedia di bawah pohon rindang dekat gerbang sekolah. Ia sedang menunggu supir kaka kakaknya untuk mengurangi rasa bosannya ia memainkan Handphone-nya tanpa sadar ada yang sadari tadi memperhatikannya dari kejauhan dan berjalan ke arahnya.
”Ish, siapa sih yang nutupin mata gue. Lepasin nggak, kalau nggak gue patahin tangan lo!” ujar Ara saat ada sebuah tangan kekar yang menutup matanya.
”Ck, iya² ini juga udah di lepas,” kata orang itu yang tak lain adalah Reno.
”Ternyata loh gigi pager, gue kirain siapa,” ujar menatap Reno.
”Woyy! Nama gue itu Reno bukan gigi pager!“ seru Reno pada Ara.
“Owwh,”
”Lo kenapa belum pulang?” tanya Reno
“Nunggu kaka ,” jawab Ara.
”Lo pulang sama gue aja, mau nggak?” tanya Reno.
“Nggak!”
“Kenapa?”
“Nggak ah, takut lo nyulik gue,” kata Ara.
“Heh, emang loh,pikir gue sudi apa nyulik loh,” kata Reno kesal.
”Iya bisa aja kan, secara kan gue cantik, imut, sexy, geme---- mphh” belum sempat Ara menyelesaikan ucapannya tiba-tiba Reno menutup mulut Ara.
“Lo bisa diam nggak!” bentak Reno dan melepas tangannya dari mulut Ara.
Ara yang dibentak diam menunduk, ia tidak berani mengeluarkan suara sedikit'pun. Mata Ara berembun siap untuk meluncurkan cairan bening namun sebisa mungkin ia tahan.
Sementara Reno yang menyadari keterdiaman Ara merasa bingung ada apa dengannya.
”Raa,” panggil Reno dan menepuk bahu Ara namun tidak ada jawaban sama sekali.
“Raa,” panggilnya lagi namun lagi dan lagi tetap tidak ada jawaban.
Reno geram karena di cuekin langsung menarik kasar dagu Reno untuk menatapnya. Ia terkejut saat melihat Ara menangis.
“Lo kenapa nangis?” tanya Reno dan menghapus air mata Ara. Ara hanya diam tampa membalas ucapan Reno.
“Raaa, lo ngomong dong. Lo kenapa nangis?” tanya Reno lagi namun tetap sama tidak ada suara yang di keluarkan oleh Ara.
”Raa, jawab!” bentak Reno geram karena sadari tadi Araa tidak membalas omongannya.
”Loh kenapa sih! Loh yang nyuruh gue diam, tapi pas gue diam lo malah marahin gue.Loh sebenarnya maunya apa sih!” bentak Ara dan berlari meninggalkan Reno.
Reno yang melihat Ara pergi meninggalkannya merasa sangat bersalah, mengapa ia sering sekali membentaknya dan membuatnya menangis.
“Gue harus minta maaf. Ara bakalan maafin gue atau nggak, pokoknya gue harus coba!” tekad Reno.
Saat Reno berbalik ia melihat Ara sudah jauh darinya, ia pun berusaha mengejarnya namun saat pertengahan jalan Reno melihat Ara ingin menyebrang dan terlihat sebuah truk yang melaju kencang ke arah Araa.
”ARAA, AWASSS!” teriak Reno namun Ara tidak mendengarnya karena jarak antara Ara dengan dirinya sangatlah jauh.
Tiba-tiba...
Brakk!
Suara gerakan meja itu membuat Reno tersadar dari lamunannya.
“Bro, lo ngapain melamun mulu entar kerasukan baru tau rasa loh,” ujar Angga sahabat Reno.
Anggara Aldino, kerap disapa Angga.
Mempunyai postur tubuh yang tinggi dan juga kumis tipis membuat dirinya menjadi idaman wanita. Namun sayangnya dia juga seperti Reno, playboy.
“Iya bro. Loh,dari tadi ngelamun ini apa sih? Sampai-sampai loh nggak nyadar kalau sekarang waktunya jam pulang sekolah,” timpal Dion sahabat Reno.
Dion Saputra, kerap disapa Dion. Mempunyai postur tubuh yang tinggi dan lesung pipi di sebelah kanan pipinya membuat ketampanannya bertambah. Mereka bertiga sama-sama playboy.
“Loh,berdua bisa diam nggak sih!” sentak Reno.
“Slow bro, kita kan cuman ngingetin doang, kalau nggak lo bakalan di sini sampai pagi,” seru Dion padanya.
“Iya bro. Loh ngelamunin apa sih? Sampai-sampai keringatan gitu,” timpal Angga.
Reno tidak menghiraukan ucapan sahabatnya.
Ia bergegas membereskan buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam ranselnya setelah itu berlalu pergi begitu saja meninggalkan sahabatnya yang menatap dirinya kesal.
“Woyy bro! Jangan tinggalin kita ngapa,” teriak Angga dan Dion kompak dan berlari mengejar Reno.
Reno tak menghiraukan teriakan sahabatnya. Ia mencari seseorang di setiap koridor sekolah namun orang yang ia cari tidak ia temukan. Ia
berjalan cepat ke arah gerbang sekolah dan bernafas lega saat melihat orang yang ia cari
sedang duduk di sebuah kursi yang tersedia di bawah pohon rindang dekat gerbang sekolah.
Dia sedang asik memakan ice cream nya, orang itu tak lain adalah Ara. Reno secepatnya berjalan menghampirinya.
“Hay,” sapa Reno dan duduk di dekat Ara.
Ara yang merasakan ada orang yang duduk di sampingnya langsung berpaling dan melihat Reno tersenyum padanya.
“Hay juga,” sapa balik Ara.
Reno tersenyum tipis saat melihat sudut bibir Ara belepotan. Ia mendekat pada Ara dan menghapus sisa ice cream itu, bukan pake tangan namun ia menggunakan bibirnya untuk membersihkannya. Sementara Ara yang di perlakukan tiba-tiba seperti itu menegang di tempat merasakan jantungnya berdetak tidak normal. Ia langsung mendorong dada bidang Reno dan berpaling saat merasakan pipinya panas dan memerah.
'Aduh, kok gue jadi blushing gini sih!' batin Ara.
“Lo kenapa?” tanya Reno dan mendekati Ara.
“Jangan mendekat!” sentak Ara dan berdiri.
Reno yang merasa bahwa Ara hendak pergi langsung menarik tangannya, akibat tarikan Itu Ara terhempas ke pangkuan Reno. Reno memeluk pinggang Ara possesive dan tatapan keduanya terkunci. Reno menatap setiap inci wajah Ara. Namun Lamunan Reno buyar seketika karena tiba-tiba Ara berteriak keras dan menangis.
“Huwa... hiks... hiks... hiks... Ice cream Icha jatuh, huwa...,” isak Ara dan memukul dada bidang Reno.
“Udah-udah, jangan nangis. Entar gue beliin yang baru,” bujuk Reno dan menghapus air mata Ara.
Ara yang mendengar itu senang dan reflek memeluk Reno erat.
'Duh, jantung gue kok kayak mau copot yah,' batin Reno.
“Ren, kok bunyi suara jantung lo keras banget sih?” tanya Ara polos. “Kayak diskoan gitu,” lanjut Ara dan merenggangkan pelukannya pada Reno.
Reno yang mendengar pertanyaan polos Ara berpaling, takut Ara melihat wajahnya yang merah bak tomat. Ara yang melihat itu tersenyum misterius.
'Saatnya balas dendam!' batin Ara.
“Ren, kok pipi kamu merah sih?” tanya Ara dan menoel-noel pipi Reno.
“N--gak! G--ue n--gak pa--pa k--ok,” gagap Reno dan menepis tangan Ara.
“Nggak papa gimana, pipi loh merah tuh!” tunjuk Ara pada pipi Reno.
“Apaan sih, gue nggak papa! Yaudah ayo kita pergi beli Ice cream,” ajak Reno mengalihkan topik Pembicaraan.
Ara hanya mengangguk dan menarik tangan Reno menuju toko ice cream yang ada di seberang jalan. Reno hanya tersenyum tipis melihat tingkah Ara yang menurutnya sangat lucu.
(Typo bertebaran)
*Maaf gaje ..gaje🙏🙏
*Butuh komen bawelnya 😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Mas Halu
ko jadi Icha sih
2021-11-12
0
Wijiyanthi cahyu
kho jdi beda ya, bukan ara slalu d kawal kkx dn gengx kemana, jdi bingung
2021-10-11
0
cahya
apa cuman gue yg ngerasa klo sikap ara bar bar ya?
2021-05-03
0