Happy Reading😍😍
"Eugh..." lenguh Ara dan matanya perlahan-lahan terbuka.
Reno yang mendengar lenguhan itu menatap Ara dan tersenyum manis.
"Lo udah sadar?" tanya Reno.
Hening. Ara tidak merespon pertanyaan Reno. Ia menatap air di atas nakas dan berusaha untuk mengambilnya, sedikit lagi namun sebuah tangan kekar lebih dulu mendahuluinya.
"Nih minum," ucap Reno dan berniat membantu Ara untuk minum.
"Nggak usah sok peduli deh loh," cetus Ara dan merampas air gelas dari tangan Reno.
Ara meminum air itu separuh dan menaruhnya kembali ke tempatnya semula.
"Ada yang sakit?" tanya Reno dan memegang lengan Ara.
"Jangan sentuh gue!" ucap Ara menepis tangan Reno
"Lo masih marah sama gue?" tanya Reno
Hening.Reno menghembuskan nafasnya gusar, ia bingung bagaimana caranya agar Ara mau memaafkan dirinya.
"Cha, maafin gue. Pliss!" mohon Reno dan mendekat pada Ara.
"Jangan mendekat! Lo nggak jijik apa deket sama cewek MURAHAN kayak gue!" kata Ara dengan menekan kata murahan.
Deg!
Reno terdiam kaku, ia merasa sangat bersalah karena sudah menuduh Ara tanpa mencari tahu terlebih dahulu.
"Maafin gue, gue nggak bermaksud buat ngomong kayak gitu," melas Reno pada Ara.
"Nggak bermaksud tapi ngomong kan?" ucap Ara dan memandang sinis pada Reno.
Reno sudah tidak tau lagi harus bilang apa, ia langsung menarik Ara ke dalam dekapannya.
"Pliss maafin gue raa, gue mohon, gue bener-bener nggak sengaja! Maafin gue,"
"Lepas! Nggak usah minta maaf kalau loh, cuman terpaksa!" ujar Ara dan berusaha lepas dari dekapan Reno.
"Nggak! Gue nggak terpaksa sama sekali dan gue beneran tulus minta maaf sama lo," ucap Reno dan semakin mengeratkan pelukannya.
Reno berusaha lepas dari dekapan itu namun saat ia ingin mendorong tubuh Reno tiba-tiba ia merasakan ada air yang menetes di bahunya. Apa dia menangis? Apa dia menangis hanya karena tidak ia maafkan? Ia merasakan tubuh Reno bergetar dan mendengar segukan nya.
"Lo nangis?" tanya Ara merenggangkan pelukan itu dan menatap Reno intes.
Reno berusaha menghapus air matanya namun
air mata itu tetap saja tidak mau berhenti.
"Kenapa lo nangis!" tanya Ara.
"Itu semua karena lo," jawab Reno.
Ara mengerngit kan keningnya, apa gue? Perasaan gue nggak mukul dia deh, kok jadi gara-gara dia.
"Maksud loh?" tanyanya lagi.
"Iya,karena lo nggak maafin gue!" jawab Reno ketus.
"Hah! Hanya karena itu lo sampe nangis kejer kayak gini," kata Ara tak percaya.
"Iya," balasnya singkat.
"Kerasukan apa loh, sampai-sampai lo nangis hanya karena gue nggak maafin?"
"Nggak ada! Gue cuman mau lo maafin gue, itu aja." harap Reno.
"Nggak!" tolak Ara.
"Gue harus apa biar lo bisa maafin gue? Lo butuh sesuatu? Gue bakal turutin semua yang lo minta asal lo mau maafin gue," tawarnya.
Ara keliatan memikirkan tawaran Reno. Ada bener nya juga sih menurutnya, ia pun memikirkan apa yang harus ia minta.
"Ok, tapi bener lo mau nurutin semua yang gue mau kalau gue maafin?"
"Iya," balas Reno cepat.
"Yaudah gue mau minta...."
Ara sengaja menggantung ucapannya agar Reno penasaran sama apa yang ia mau.
"Apa?" tanya Reno kesal.
"Lo harus traktir gue di kantin sepuasnya selama seminggu, sanggup nggak lo?" tanya Ara memandang remeh Reno.
"Ok," Satu kata dua huruf itu mampu membuat Ara tersenyum manis, senyumnya itu mampu membuat Reno pangling melihatnya.
Deg!
Deg!
Deg!
'Jantung gue kenapa nih, kok kayak mau keluar dari tempatnya?' batin Reno dan memegang dadanya.
"Yaudah ayok," ajak Ara dan menarik pergelangan tangan Reno.
"Nggak! Lo belum sembuh, lo istirahat aja biar gue yang beliin." ujar Reno dan menarik Ara ke brangkar dan membantunya Istirahat.
"Tapi, emang lo tau apa yang gue mau?" tanya Ara.
Reno menggelengkan kepalanya, membuat Ara menghirup banyak oksigen dan siap mengeluarkan seribu kata dari mulutnya.
"Emang lo mau apa?"
"Ice cream lima, sate, boba, coklat, mie goreng, pizza, burger, bakso dua yang sambalnya banyak, ayam goreng crispy dan yang terakhir loh jangan lama," cerocos Ara dan membuat Reno menganga di tempat.
"Hah! Apa nggak kebanyakan? Emang muat di perut kecil loh,itu?" tanya Reno tak percaya.
"Muatlah," jawab Ara enteng.
"Yaudah, tapi ada syaratnya," ujar Reno tersenyum smirk.
"Apa?" tanya Ara penasaran.
"Lo harus cium gue," tukas Reno dan menunjuk pipinya.
"Nggak! Gue nggak mau," tolak Ara
"Yaudah kalau nggak mau, pesenan nya nggak jadi,"
"Ih, kok gitu sih, tadi'kan udah janji," ucap Ara, mengelembungkan pipinya dan tampa sengaja melihat nama take Reno di papan namanya.
Cup!
Reno mencium pipi Ara karena gemas, ia langsung secepatnya keluar, sementara Ara diam mematung merasakan jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.
"Rennnooooo."
“Nggak!” cetus Ara dan menarik mangkok bakso dari tangan Reno.
“Harus! Kan gue yang beli,” kata Reno tak mau kalah.
“Nggak boleh, ini punya gue!” ucap Ara dan menarik mangkok bakso itu.
“Tapi gue juga mau,” melas Reno.
“Salah sendiri kenapa belinya cuman satu!” sewot Ara.
Dua sejoli itu sudah se'jam melakukan aksi tarik menarik, tidak ada yang mau mengalah hanya karena bakso.Sampai salah satu dari mereka akhirnya mengalah juga.
“Udah, buat lo aja!” cetus Ara mengalah.
“Beneran, lo nggak marah kan?” tanya Reno.
“Nggak!” balas Ara dan memakan sate yang ada di sampingnya dengan kasar.
“Kok jawabnya gitu sih, beneran nih,nggak mau?” tanya Reno lagi.
“Iya,” balasnya singkat.
“Yaudah kalau nggak mau, gue makan yah?”
Ara hanya diam melihat Reno memakan bakso itu dengan lahap, ia berusaha untuk tidak melihatnya namun aroma bakso itu seakan memintanya untuk di makan olehnya.
“Renn.."panggil Ara pelan.
“Apa?” tanya Reno.
“Emm, gue boleh nyoba nggak?” cicitnya malu².
”Katanya tadi nggak mau, kok sekarang mau,” kata Reno memandang Ara sekilas dan melanjutkan memakan baksonya.
”Itukan tadi, sekarang udah beda!” pekik Ara di telinga Reno.
“Ck, nggak usah pake suara cempreng lo juga kali” ujar Reno. mengusap telinganya.
“Yaudah, sini!” pinta Ara padanya.
“Nggak! Gue masih mau,” tolaknya.
”Lo udahan aja, biar gue yang lanjutin makannya,” ujar Ara.
“Nggak!” sergah Reno.
“Yah, terus gimana? Gue juga pengen,” ucap Ara.
“Kita makan berdua aja,” usul Reno.
“Hah, makan berdua? Modus loh,yah?” terka Ara.
“Apaan sih! Kalau nggak mau yaudah, biar gue aja sendiri yang ngabisin,” elak Reno.
Ara memikirkan perkataan Reno, apakah ia harus makan berdua dengannya atau nggak. Kalau nggak ia tidak akan makan bakso yang menurutnya mengugah selera itu. Tapi kalau iya, masa ia harus makan sama dia, berdua lagi.
“Yaudah, gue mau,” ujar Icha.
“Ok, tapi sendok nya cuman satu,” kata Reno.
”Terus gimana?” timpal Ara.
“Kita gantian aja make nya,” anjur Reno memberi saran.
Ara hanya menganggukkan kepalanya karena tidak ada pilihan lain selain itu. Mereka memakan bakso itu secara bergantian, Reno duluan setelah itu baru giliran Ara. Sekarang bakso itu cuman tinggal satu dan sekarang giliran Ara untuk memakannya. Separuh bakso itu sudah masuk ke mulut Ara namun tiba-tiba siapa sangka Reno mengigit separuh bakso itu juga dari luar, membuat mata Reno membola dengan sempurna.
”Loh,nggak jijik apa makan bekas gue?” tanya Ara pada Reno yang tersenyum manis padanya.
“Nggak!” jawabnya.
“Kenapa?” tanyanya.
“Buat apa gue jijik sama calon pacar gue sendiri,” ucap Reno menatap dalam mata biru milik Ara.
“Hah! Siapa juga yang mau jadi pacar lo, GR banget!”
“Pasti! Suatu hari nanti.” kata Reno dan mengedipkan sebelah matanya pada Ara.
'Aduh, godaan apa lagi ini ya Allah,' batin Ara.
Hai.. Hai 👋🙋Typo bertebaran..
tinggalkan jejak.. Happy Reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ckk lebay..
2024-03-05
0
Anggur Kolesom
sumpah gw pusing bacanya, kebanyakan nama dan otor salah terus nyebutinya.
2022-03-03
0
Dinda^
gimana tu jantung si ara🤣
2022-02-06
0