Selamat Membaca
Hari yang sudah ditentukan tiba, disebuah markas militer, Yudha dan para anggotanya bersiap untuk misi ke Provinsi P yang diresahkan oleh para pemberontak yang merongrong kemanan di sana. Mereka memasuki kendaraan menuju bandara udara untuk selanjutnya terbang menggunakan pesawat Hercules.
Pada waktu akan memasuki pesawat, Dicky menepuk bahu Yudha," sudah siap Yud ?" tanya Dicky.
"Siap Letnan!" jawab Yudha tegas sambil mengangkat tangannya hormat.
"Aku pegang janjimu, misi kita kali ini harus berhasil !" ucap Dicky dengan nada tegas.
" Siap !" jawab Yudha tegas.
Yudha dan Dicky pun berjalan beriringan memasuki pesawat, mereka pun duduk bersebelahan. Setelah semua anggota berkumpul di pesawat mereka pun berdoa sesuai keyakinan masing - masing agar misi berbahaya mereka di Provinsi P berhasil.
Setelah kira kira dua jam perjalanan akhirnya mereka sampai di bandara Provinsi P. Kedatangan mereka di sambut langsung oleh Letkol komandan batalyon yang bertanggung jawab di kesatuan militer provinsi P.
Yudha dan anggotanya diantar ke markas militer, di sana mereka beristirahat sejenak. Sebelum bertemu dengan pasukan dari kesatuan lain yang di sana.
"Untuk semuanya saya beri waktu 15 menit untuk beristirahat, setelah itu kita akan bergabung dengan anggota kepolisian!" perintah komandan mereka yang bernama Kapten Hendra dengan nada tegas.
Waktu 15 menit pun berlalu, anggota pasukan khusus yang di pimpin Kapten Hendra itu pun bergabung dengan anggota kepolisian dan pasukan khusus dari kesatuan lain.
Para komandan memberikan arahan kepada prajuritnya untuk memulai operasi militer kali ini. Mereka harus sangat berhati hati, karena ada dua sandera dari warga sipil yang juga harus mereka pikirkan keselamatannya. Satu nyawa akan sangat berharga.
Komandan Hendra memerintahkan para anggotanya, " jumlah pasukan kita ada 40 personil, untuk sepuluh prajurit akan tinggal di markas bersama Lettu Johan untuk berjaga, 15 prajurit kita sebar di titik rawan berjaga dibawah komando Lettu Antoni bersama kesatuan lain, sedangkan 15 lainnya ikut dalam operasi penyergapan dan pembebasan sandera di pimpin oleh saya sendiri bersama Lettu Yudha dan Lettu Dicky. Untuk tim yang bersama saya untuk penyergapan segera siapkan persenjataan kita, gunakan HK416 dan Colt M4 Carbine, juga aktifkan satelit pengintai kita agar mengetahui letak dimana para pemberontak, dan ingat!, utamakan juga keselamatan sandera, saya tunggu di halaman depan 10 menit dari sekarang laksanakan!" perintah sang komandan dengan nada keras dan tegas.
" Siap Komandan laksanakan!" jawab semua prajurit dengan tegas.
Merekapun bergegas melaksanakan perintah sang komandan dengan cepat dan penuh ketelitian, karena ketepatan dan kecepatan salah satu kunci sebuah keberhasilan.
HK416, Heckler & Koch HK416 atau HK416 menjadi salah satu senapan serbu andalan pasukan elite kelas dunia.
Senapan yang dirancang dan diproduksi oleh Heckler & Koch, Jerman ini berkaliber 5,56 mm. Dia memiliki kecepatan tembak 700-900 peluru per menit dengan sistem tembak semi otomatis dan otomatis. Bandel di segala medan, namun memiliki akurasi tinggi.
Colt M4 Carbine senjata yang ringkas dan akurat membuat Colt akhirnya mengeluarkan M4 Carbine. Senapan ini menggantikan M-16 yang telah digunakan tentara AS sejak perang Vietnam. Salah satu variannya adalah M4A1, yang dibuat khusus untuk keperluan operasi pasukan elite.
M4A1 memiliki kaliber 5.56 x 45 mm sesuai standar NATO. Selain itu senjata ini menggunakan sistem gas, dan berpendingin udara mampu meredam panas senjata apabila digunakan pada mode otomatis. Tak hanya itu saja, SS M4 Carbine juga dilengkapi dengan peredam suara
Pasukan khusus yang bertugas untuk misi penyergapan dan pembebasan sandera segera bergerak ke lokasi
"Lettu Yudha segera lihat posisi dimana markas para pemberontak dan penyekapan para sandera?" perintah sang komandan tegas.
Yudha segera mengeluarkan alat pendeteksi yang cukup cangih yang memang dipersiapkan untuk kalangan pasukan elite. Setelah berkutat dengan peralatan cangih tersebut. Yudha menemukan titik penyerangan yaitu markas pemberontak yang sudah meresahkan masyarakat Provinsi P
"Lapor Komandan! titik penyergapan sudah ditemukan!" lapor Yudha pada Komandannya.
" Di mana?" tanya sang komandan.
" Markas mereka berada di perbukitan sebelah barat, kurang lebih berjarak 400 meter dari tempat kita ?" jawab Yudha tegas.
" Baiklah, kita bagi pasukan kita menjadi 3 regu, Garuda 1, Garuda 2, dan Garuda 3, Garuda 1 lah yang akan melakukan pembebasan sandera di pimpin oleh Lettu Yudha, Garuda 2 bertugas mengalihkan perhatian para pemberontak, di pimpin oleh Lettu Dicky, Garuda 3 saya pimpin sendiri bertugas melakukan penyerangan, ingat !, tetap waspada dan saling melindungi dengan anggota lainnya, laksanakan!," perintah komandan Hendra Tegas.
"Siap laksanakan !," jawab semua anggota pasukan.
Anggota militer yang sudah terlatih secara khusus tadi segera menempatkan diri untuk memulai penyerangan.
Penyerangan pun dimulai, sempat terjadi perlawanan sengit antara Garuda 1 yang bertugas membebaskan sandera dengan selamat, karena para sandera dijaga cukup ketat. Akhirnya dua sandera bisa dibebaskan oleh tim Garuda 1, meski Yudha sempat terkena tembakan di bagian lengan kirinya.
Para Pemberontak berhasil di pukul mundur dan dua sandera bisa di bebaskan dengan selamat, dengan kata lain misi berhasil. Tetapi pasukan khusus yang di komandani kapten Hendra tetap harus waspada untuk mengantisipasi serangan balik yang tak terduga dari para pemberontak.
Pasukan khusus yang bertugas misi penyelamatan sandera yang di komandani Kapten Hendara kembali ke markas militer, Yudha yang terkena tembakan di lengan kirinya segera mendapatkan perawatan medis. Itulah resiko menjadi tentara bahkan hal yang lebih buruk dari itupun harus siap diterima Yudha dan rekan rekan seperjuangannya di militer.
Setelah beberapa hari Yudha mendapatkan perawatan luka tembak yang di terimanya. Yudha mulai aktifitasnya seperti biasa meski belum maksimal. Raka yang melihat Yudha duduk ditemani secangkir teh sambil sesekali meringis menahan bekas lukanya yang masih nyeri mengahampiri sahabatnya itu
" Gimana Yud lukamu?, apa sudah mendingan?" tanya Raka.
"Sudah baikan kok, jangan khawatir!, ini masih termasuk luka kecil, bukankah kita sudah biasa mendapat luka seperti ini?" jawab Yudha santai sambil meminum tehnya.
" Syukurlah, tapi ngomong-ngomong kamu sampai terluka seperti ini bukan karena kamu tidak fokus dengan misi penyelamatan ini karena memilirkan cewek misterius itu kan ?" tanya Raka curiga.
" Ya nggaklah, gini-gini aku masih waras, tak mungkin aku memikirkan cewek yang sama sekali tidak kenal saat peperangan," ucap Yudha kesal.
"Ha...ha...ha..., aku kira kamu masih mikirin cewek itu sampai kamu bisa terkena serangan musuh, kalau sampai kamu bisa berjodoh dengan cewek misterius itu luka mu ini tidak sia-sia bro," ucap Raka sambil tertawa menggoda sahabatnya itu.
Yudha yang mendengar ucapan sahabatnya yang terus saja meledeknya, melontarkan tatapan kesal.
" Sudah sudah kamu jangan menatapku seperti itu. Aku punya kabar baik untukmu dua hari lagi kita akan pulang, jadi kamu bisa kembali mencari gadis misteriusmu itu, ha...ha...," ucap Raka sambil tertawa, dan sebelum cangkir teh mendarat di kepalanya. Raka langsung lari meninggalkan Yudha yang masih terlihat kesal karena gurauannya.
__________________________________________
Mohon dukungannya ya Readers Like and Vote nya.
Soal jenis-jenis senjata author belajar dari mbah google ya
Terima Kasih
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Lina Susilo
jodoh pasti bertemu
2022-10-23
0
Nima
aku jadi penasaran sama latar belakangmu kaka author🤔 ...... bikin cerita bisa sekeren ini.....👍👍👍👍👍
2021-12-30
0
Puji Antoko
menarik thor..
2021-10-14
0