Waktu operasi bundanya Yasmin pun tiba, pukul 10 malam bu Ratna dibawa ke ruang operasi, Pak Danu dan Yasmin menunggu di depan ruang operasi dengan perasaan cemas. Pak Danu memutuskan untuk tidak memberitahu kakak dan adik Yasmin tentang bundanya. Rencanannya setelah operasi selesai pak Danu akan memberitahu kedua putranya yang tinggal di luar kota itu.
"Yah, kok lama banget sih bunda, perasaan sudah masuk ruang operasi dari tadi. Sudah satu jam lebih, Yah," ucap Yasmin cemas berjalan mondar mandir di depan ruang operasi bundanya.
"Kamu jangan cemas begitu!, duduklah jangan mondar mandir seperti setrikaan bikin kepala Ayah pusing!" perintah sang Ayah.
Dua jam berlalu, pintu ruang operasi terbuka, terlihat dua orang perawat mendorong brangkar sang bunda untuk dibawa kembali ke bangsal. mata bu Ratna masih terpejam karena obat bius.
"Bagaimana operasi istri saya Sus?", tanya Pak Danu pada perawat yang membawa brangkar istrinya.
"Alhamdulillah, Pak operasi istri Bapak berjalan lancar. Istri Bapak masih dibawah pengaruh obat bius, nanti kalau sudah sadar berikan obat yang nanti akan diantar ke ruang rawat inap istri Bapak," ucap suster memberi petunjuk pada pak Danu.
"Iya Sus," balas Pak Danu singkat.
Tak lama kemudian brangkar yang mengangkat tubuh Bu Ratna sudah sampai kembali ke ruang rawat inap. Yasmin dan ayahnya pun segera ikut masuk ke ruang rawat inap tersebut.
"Sebentar lagi akan ada perawat yang akan mengantarkan obat kesini, setelah nanti istri anda sadar jangan lupa di minumkan!, Jika setelah sadar tangan bu Ratna terasa ngilu itu biasa Pak karena efek biusnya sudah hilang," ucap perawat memberi penjelasan.
"Ya Sus, saya mengerti," jawab pak Danu.
Setelah memberi penjelasan pada Pak Danu perihal kondisi yang akan dialami Bu Ratna pasca operasi. Perawat tersebut meninggalkan kamar dimana Bu Ratna di rawat.
Sepeninggal dua perawat tersebut, Yasmin duduk di samping tempat tidur sang bunda. Dia memandang wajah bundanya dengan sendu. Pak Danu berdiri di sebelah Yasmin dan menepuk pundak Yasmin memberi semangat pada putrinya.
"Sudahlah, Nak, jangan seperti ini!, jika bundamu melihat wajahmu seperti itu dia akan ikut sedih juga. Kamu ingat 'kan kata perawat tadi, operasinya lancar berarti bundamu tinggal pemulihan saja," ucap pak Danu lembut sambil mengusap punggung putrinya seolah memberikan ketenangan.
"Iya, Yah. Yasmin tahu, di depan bunda Yasmin tidak akan sedih lagi, oh ya, Yah apa kak Dika dan Andre sudah di kasih tau ?" tanya Yasmin.
"Belum, nanti saja kalau bundamu sudah dibawa pulang ke rumah, ayah kasih tau mereka," ujar pak Danu
"Ya sudah terserah Ayah saja," balas Yasmin.
Satu jam berlalu, terlihat pergerakan terlihat pada jari bu Ratna, menandakan bu Ratna mulai sadar dari tidurnya karena efek obat bius waktu operasi.
Yasmin yang masih belum tidur. Melihat pergerakan bundanya segera membangunkan ayahnya yang tertidur di sofa.
"Ayah, bangun!, Bunda sudah sadar," ucap Yasmin sambil menggoyangkan tubuh Sang Ayah.
Pak Danu yang merasa tubuhnya di goyang goyang perlahan membuka mata berusaha mengumpulkan nyawanya kemudian bangun dari tidurnya.
"Ada apa, Yas, bangunin Ayah, Ayah masih ngantuk dan capek, Nak," ucap pak Danu sambil mengucek matanya.
"Bunda sudah sadar, Yah," balas Yasmin.
Pak Yudha pun segera bangkit dari kursinya dan menghampiri istrinya yang sudah sadar. Lalu memberi istrinya minum dan obat yang dibawa suster setengah jam yang lalu.
Setelah tiga hari di rawat di rumah sakit bu Ratna sudah diperbolehkan pulang, pak Danu juga sudah memberitahukan keadaan istrinya pada kedua putranya. Terkejut tentu iya, kedua putranya merasa kecewa dengan ayahnya dan Yasmin karena tidak memberi tahu musibah yang menimpa bunda mereka
Mobil yang ditumpangi bu Ratna dan Yasmin dari rumah sakit sudah sampai di rumah. Dika dan Andre sudah menunggu kepulangan bunda mereka di rumah ditemani Om Darman dan Tante Tika.
"Bunda!", seru Dika dan Andre bersamaan ketika melihat bundanya baru saja turun dari mobil di papah oleh Yasmin.
Sang Bunda hanya tersenyum mendengar seruan ke dua putranya. Dika dan Andre segera mendekati bundanya dan mengambil alih Sang Bunda dari tangan Yasmin.
"Sini biar kita yang bantu Bunda," pinta Dika.
Yasmin yang melihat antusias kedua saudara laki - lakinya segera menyerahkan tubuh bundanya pada Diki dan Andre.
"Sudahlah kalian tidak usah berlebihan Bunda nggak apa-apa kok," ucap bu Ratna menenangkan kedua putranya, sambil berjalan ke dalam rumah dibantu Dika dan Andre.
Sampai di dalam rumah Dika dan Andre mendudukkan Bundanya ke sofa ruang tengah. Tante Tika membantu membuatkan minuman di dapur, setelah semua duduk.di ruang tengah dengan tenang Dika selaku anak tertua mulai angkat bicara.
" Kenapa Ayah lakukan ini?, kenapa Ayah tidak memberi tahu kami atas apa yang menimpa bunda?. Apa kami sudah tidak dianggap anak lagi oleh ayah dan bunda ?",cecar Dika dengan suara yang sedikit meninggi.
"Maafkan Ayah, Ayah tidak bermaksud tidak menganggap kalian anak. Ayah hanya tidak ingin membuat kalian khawatir. Kamu Dika, anak kamu 'kan kemaren habis demam tinggi karena tipes, dan untukmu Andre, kamu 'kan kemaren sedang ujian semester.
Jadi Ayah tidak mau kalian kepikiran!" ucap pak Danu memberi penjelasan agar kedua putranya mengerti keputusannya.
Setelah mendengar penjelasan sang ayah perasaan Dika yang sempat bergolak berangsur tenang. Dia berusaha mencerna setiap perkataan sang ayah, semua itu demi kebaikan dia dan Andre.
"Maaf Yah," lirih Dika.
Bu Ratna yang sedari terdiam mendengar perdebatan suami dan anaknya mulai angkat bicara.
"Dika, Andre!, kalian tetap anak anak Bunda, Ayahmu tidak memberi tahu kalian juga karena persetujuan Bunda, Ayah dan bunda menyayangimu , Andre dan Yasmin dengan porsi yang sama hanya penerapan kami yang berbeda, karena kalian bertiga punya sifat yang berbeda juga, jangan khawatir bunda tinggal pemulihan saja," ucap bu Ratna memberi pengertian pada anak - anaknya.
"Sudah-sudah, toh Bundamu juga sudah baik kan. Sekarang minum dulu teh nya keburu dingin nggak enak!" ucap tante Tika menimpali.
Mereka pun segera meminum teh hangat buatan tante Tika. Setelah suasana agak mencair karena kekecewaan Dika, Tante Tika dan Yasmin menyuruh mereka makan.
"Yah, Bunda, Om, Kak Dika, Andre mari kita makan dulu setelah itu biar bunda minum obat, dan ayah istirahat!" pinta Yasmin.
"Baiklah, ayo kita makan dulu!, setelah itu biarkan Bunda kalian istirahat", perintah Pak Danu.
Akhirnya mereka menuju ruang makan, karena tangan bu Ratna masih sakit, maka Dika menyuapi bundanya, dan Andre mengupaskan buah.
Selesai makan Dika mengantar bundanya ke kamar untuk beristirahat dan pak Danu memilih berbincang dengan Om Darman sedangkan, Yasmin membersihkan meja bekas makan mereka di bantu Tante Tika.
Sewaktu Yasmin sedang mencuci piring Andre mendekatinya, bersandar di kulkas dekat Yasmin berdiri.
"Kak!" panggil Andre.
"Ya, ada apa, Ndre," balas Yasmin.
"Kenapa Kak Yasmin juga ikutan merahasiakan hal ini dari aku dan kak Dika?"
Mendengar pertanyaan sang adik, Yasmin mendesah berlahan dan menghentikan aktivitas mencuci piringnya.
"Itu permintaan ayah dan di setujui bunda juga. Jadi aku ngikut aja dari pada ntar aku yang disalahkan," jawab Yasmin membela diri.
" Oooo, jadi begitu, kalian konspirasi?" ucap Andre dengan nada agak kesal.
"Konspirasi !", seru Yasmin kaget
" Ya," jawab Andre singkat
"Dasar ngawur!, konspirasi?, memang kita mau melakukan apa pakai konspirasi," cebik Yasmin.
Andre yang mendengar jawaban kakak perempuannya hanya nyengir kuda.
" Oh, ya Ndre, hasil lab observasi kanker bunda sudah keluar dua minggau yang lalu dan keputusan Dokter Anisa, bunda harus mengikuti kemo lanjutan siklus dua," ucap Yasmin memberitahu.
Andre yang mendengar penuturan kakaknya langsung melotot kaget tidak percaya.
"Kak Yasmin nggak bercanda 'kan?" tanya Andre menatap tajam Yasmin.
"Memangnya aku terlihat bercanda!" ucap Yasmin kesal.
"Kak, aku nggak tega bunda kemo lagi, dulu pas siklus satu saja kayak gitu," ucap Andre sedih mengingat bundanya akan terlihat tidak berdaya setiap habis kemoterapi pada waktu dulu.
"Aku paham itu, Ndre!, tapi itu jalan terbaik buat bunda untuk menghambat kankernya. Nanti kita minta bantuan Om Ridwan buat bantu terapi pakai herbal agar bunda tetap nafsu makan dan tidak mual pasca kemo nanti," ucap Yasmin
"Baiklah Kak, kalau itu pengobatan yang terbaik buat bunda, aku ngikut aja, tapi jangan lupa kasih tahu kak Dika, ntar dia ngamuk-ngamuk lagi," balas Andre.
"Tenang aja, nanti kak Dika aku kasih tahu kok". ucap Yasmin.
"Dan satu lagi, Kak, kalau ada apa - apa sama orang rumah, terutama bunda segera kabari aku, jangan main rahasia - rahasiaan !" pinta Andre pada Yasmin
"Siap Bosku!" jawab Yasmin sambil tertawa lalu menyelesaikan kegiatan mencuci piringnya.
________________________________________________
Mohon dukungan nya ya Readers
Jangan lupa like and vote nya
😘😘😘
Terima Kasih🙏🙏🙏
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Lina Susilo
seneng deh liat mereka yg kompak gtu
2022-10-23
1
guest1052940504
cinta persaudaraan harus kuat
2021-10-08
4
Linda Tsabitah Ali
yaa Allah.... jd inget ibu... sama kangker jg... selesai di kemo.. pasti muntah" slesai kemo pulang dari rumah sakit naik angkot😭😭😭klu inget dahulu... aku ngurus ibu sendiri, kk dah nikah, adik kuliah,karna aku ga kuliah cuma usaha.. jd sambil jagain ibu😭😭😭😭😭
2021-06-27
8