Akad nikah

08:00 WIB.

Pagi yang tidak ditunggu oleh Mutia kini telah datang. Semua keluarga baik dari mempelai pria maupun wanita telah berkumpul di ruang keluarga yang sudah di dekorasi sedemikian rupa. Beruntung, ruangan itu lumayan luas sehingga bisa menampung semua undangan. Tidak terlalu banyak memang, tapi cukup memenuhi tempat itu.

Berbeda dari calon-calon pengantin kebanyakan, Mutia lebih banyak melamun, berdiam diri dan berkecil hati. Seolah-olah ini adalah nasib terakhir dalam hidupnya. Tak peduli sedang dipoles ayu wajahnya oleh MUA. Pikirannya hanya menuju satu titik yaitu Andre frans dinata.

Mut? kamu sudah berangkat ke kantor?

Sibuk ya, sampai nggak dibalas.

Salam cintaku untukmu ya sayang!

Semangat untuk hari ini, semoga hari ini menyenangkan!

Secara tidak langsung Frans mendoakannya hari ini supaya menyenangkan saat melaksanakan akad pernikahan. Bukan menyenangkan baginya, tetapi justru malah menyedihkan.

"Nak, tanggung jawab Ayah sebentar lagi berpindah kepada suamimu... Papa berharap, kamu bisa berbakti sama suami kamu, jadilah istri yang baik dan patuh terhadap suamimu."

"Kalian mulai berdua, kalian nantinya akan membangun keluarga kecil seperti Papa dan Mama-mu dulu. Untuk itu, tetaplah saling menjaga dan bertanggung jawab satu sama lainnya."

Hiks....

Pesan-pesan Papa Ahmad semalam membuat mata bening Mutia memanas dan siap menyemburkan airnya lagi. Dia langsung merasa hanyut dalam kubang dosa, karena telah mempermainkan ikatan suci pernikahan.

Mungkin jika ada masih ada Mama saat ini, ada sosok penyangga untuk Mutia, mendapat pelukan dan pangkuan yang nyaman. Tapi sayangnya, Mama sudah berada dilangit sana, sentuhan hangat tangannya pun tak bisa ia gapai lagi.

"Jangan menangis lagi dong cin... nanti make-upnya luntur.. aduuuuh Gustiiiii!!" ucap MUA yang bernama Emon itu.

Hiksss!

Air mata malah semakin deras.

"Kenapa nangis lagi? Kalau nggak mau nikah buat eyke aja calonnya. Mayan buat gesek-gesek cakep juga euy!"

"Berisik kamu Mon!" seru Mutia.

"Sudah nangisnya!"

"Mata-mata aku, terserah mau apa dong!"

"Tapi make-upnya bisa rusak cinnn!"

"Permisi Mut, penghulu sudah datang," ucap tante Mutia.

Deg!

Hati Mutia terasa seperti ditarik paksa.

"Maafin aku Frans, maafin aku..."

"Sudah selesai kok Tante..."

***

"Saya terima nikahnya Mutia ahmad binti Ahmad lukman rosyadi dengan mas kawin uang empat belas juta rupiah dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!"

Dengan satu tarikan nafas, Jimmy membaca lantang ijab kabul tanpa hambatan hingga semua saksi serempak mengatakan "sah".

"Alhamdulillah..." ucap semua keluarga yang hadir disana.

Mata tulus Jimmy bertemu mata nan cantik perempuan yang sudah sah menjadi istrinya. Degup jantung Jimmy kian berirama. Jimmy tidak mengetahui dirinya sendiri, apakah sekarang ia sedang bahagia? atau justru sebaliknya?

Tangan Jimmy terulur untuk Mutia agar menyambutnya, hingga kecupan pertama mendarat di kening Mutia.

Seketika itulah ... hati Mutia berdenyut. Nyaman, damai, dan merasa sangat ditinggikan derajatnya. Mulai detik ini juga, ia sudah duduk tegap menjadi seorang istri Jimmy wirawan.

"Ehem!"

Deheman keras dari keluarga menyadarkan mereka dari tatapan yang sedang terkunci. Mutia dan Jimmy kembali fokus kepada penghulu yang sedang menginstruksikan keduanya untuk menandatangani berkas-berkas pernikahan.

"Dilanjut lagi entar malam ya Mas!" seru seseorang, entah siapa itu yang membuat mereka tersipu malu.

Banyak harapan yang aku impikan semenjak aku dijodohkan denganmu Mutia. Karena sejak saat itu aku memutuskan menaruh hati kepadamu. Dan aku menjalankan pernikahan ini dengan sungguh-sungguh, hanya karena mengharap ridho Allah SWT.

Setelah melakukan serangkaian doa, mereka diinstruksikan untuk berfoto. Kecanggungan dapat mereka rasakan yang memang pada dasarnya Jimmy juga tak pernah berpacaran. Jimmy dapat merasakan getaran yang menjalar ditubuhnya pada saat fotografer menginstruksikan untuk menyentuh pinggang Mutia.

Jimmy tak menyia-nyiakan itu. Karena pada saat inilah Jimmy diizinkan menyentuh, tidak tahu kelanjutannya seperti apa setelah ini. Enggan rasanya menanyakan masa depan dengan Mutia yang jalan pikirannya jelas tak sama dengannya.

Sesaat Jimmy membayangkan sesuatu tentang 'malam pertama'

Ingin rasanya Jimmy mengunci pintu kamar lalu membuang kuncinya jauh-jauh dan terkurung di dalamnya hanya berdua, melakukan ...

"Ganti posisi Mas!"

Aaargh! Jimmy sedikit tersentak dan terhenti dari monolognya. "Ehm! I-iya Pak,"

Kini fotografer memintanya untuk mendekatkan wajahnya hingga keduanya hampir saling menyentuh. Disaat itulah Jimmy berbisik di telinga Mutia "jadilah istri yang soleha dek..."

Terlihat semburat rona merah di pipi Mutia. Masih terlihat jelas karena make-up yang dipoles di wajahnya hanya tipis-tipis.

Dengan posisi sedekat ini, dapat Jimmy rasakan debaran jantung Mutia yang sama-sama menggila seperti dirinya...

Aku mencintaimu Mutiara...

***

To be continued.

Baper cuy, hehe... kira-kira ada yang kenal sama Emon nggak? Dia akan hadir disini buat nambah keseruan.

Terpopuler

Comments

Ekawati Hani

Ekawati Hani

Kasian Jimmy

2022-04-24

0

Sisilia Nopita Sari

Sisilia Nopita Sari

aalaaaahooyyyyyy meleeleehh lumer si akang jimmy😁😁🥰🥰🥰🥰🥰

2022-01-28

0

Khusnul Khotimah

Khusnul Khotimah

Emon ... temennya farida

2021-11-15

0

lihat semua
Episodes
1 ~~~Prolog~~~
2 Perasaan apa ini?
3 Terlanjur menaruh hati
4 "Berarti tidur seranjang?"
5 Kepalang ngambek
6 Kita sudah sama dewasa
7 Melankonis
8 Akad nikah
9 "Mau ngapain Jim?!"
10 Panggil aku Aurel
11 Malam pertama yuk
12 Kata mengejutkan
13 Pikirkan orang tuamu
14 Nasi goreng spesial
15 Dengan apa aku membalas?
16 Jimmy said "Ini gila!"
17 Daddy V, "Aku butuh bantuanmu."
18 Berbincang dengan Mr. Vano
19 Ya, kami sedekat itu
20 Luka yang ke sekian kalinya
21 Satu bulan berlalu
22 Kemarahan Jimmy
23 Miliki dia lahir dan batin!
24 Menelan kembali susunan kata
25 Sepertinya kita harus bicara
26 Sesuatu yang akan terjadi
27 Kamu milikku, hanya milikku
28 Sepuluh bulan kemudian
29 Kenyataan sebenarnya
30 Kenapa harus kesini?
31 Pecahan kaca
32 Meminta "HAK"
33 Yang pertama
34 Hati yang mulai goyah
35 See my eyes
36 Papa kenapa, sakit?
37 Ahmad lukman rosyadi
38 Tahu Asmara Ratih?
39 Terlambat menyadari
40 Kita pergi ke bintang yaa
41 Teman terrr-baik
42 Caraku berterima kasih
43 Aku sayang kamu
44 Paket mengejutkan
45 Aku menceraikanmu Mutia
46 Karma itu memang ada
47 Kamu yang jahat, bukan aku
48 Andaikan aku tahu dari awal
49 Kami hanya bisa menasehati
50 Masih seperti kemarin
51 Kamu butuh berlibur
52 Cukup menyenangkan bukan?
53 Mutia said "aku di jebaaaakk..."
54 Suara yang kurindu-rindukan
55 Ingin rasaya melompat-lompat
56 Lalu bagaimana dengan dirimu?
57 Dugaan yang mungkin benar
58 Right, i am pregnant
59 Doakan istiqomah
60 Kenapa mulutmu jahat sekali?
61 Aku mengetahuinya!!
62 Menghajar teman brengsekku
63 Menjelaskan semuanya
64 Mengajakmu kembali
65 Hari-hari setelah rujuk
66 Jimmy nggak sabaran
67 Suami terbaikku
68 Beraninya sama perempuan!
69 Dia sedang berjuang
70 Berdamai dengan keadaan
71 Positif lagi (The end)
72 Jangan di skip
73 Judul Baru Di sini (TDMP)
Episodes

Updated 73 Episodes

1
~~~Prolog~~~
2
Perasaan apa ini?
3
Terlanjur menaruh hati
4
"Berarti tidur seranjang?"
5
Kepalang ngambek
6
Kita sudah sama dewasa
7
Melankonis
8
Akad nikah
9
"Mau ngapain Jim?!"
10
Panggil aku Aurel
11
Malam pertama yuk
12
Kata mengejutkan
13
Pikirkan orang tuamu
14
Nasi goreng spesial
15
Dengan apa aku membalas?
16
Jimmy said "Ini gila!"
17
Daddy V, "Aku butuh bantuanmu."
18
Berbincang dengan Mr. Vano
19
Ya, kami sedekat itu
20
Luka yang ke sekian kalinya
21
Satu bulan berlalu
22
Kemarahan Jimmy
23
Miliki dia lahir dan batin!
24
Menelan kembali susunan kata
25
Sepertinya kita harus bicara
26
Sesuatu yang akan terjadi
27
Kamu milikku, hanya milikku
28
Sepuluh bulan kemudian
29
Kenyataan sebenarnya
30
Kenapa harus kesini?
31
Pecahan kaca
32
Meminta "HAK"
33
Yang pertama
34
Hati yang mulai goyah
35
See my eyes
36
Papa kenapa, sakit?
37
Ahmad lukman rosyadi
38
Tahu Asmara Ratih?
39
Terlambat menyadari
40
Kita pergi ke bintang yaa
41
Teman terrr-baik
42
Caraku berterima kasih
43
Aku sayang kamu
44
Paket mengejutkan
45
Aku menceraikanmu Mutia
46
Karma itu memang ada
47
Kamu yang jahat, bukan aku
48
Andaikan aku tahu dari awal
49
Kami hanya bisa menasehati
50
Masih seperti kemarin
51
Kamu butuh berlibur
52
Cukup menyenangkan bukan?
53
Mutia said "aku di jebaaaakk..."
54
Suara yang kurindu-rindukan
55
Ingin rasaya melompat-lompat
56
Lalu bagaimana dengan dirimu?
57
Dugaan yang mungkin benar
58
Right, i am pregnant
59
Doakan istiqomah
60
Kenapa mulutmu jahat sekali?
61
Aku mengetahuinya!!
62
Menghajar teman brengsekku
63
Menjelaskan semuanya
64
Mengajakmu kembali
65
Hari-hari setelah rujuk
66
Jimmy nggak sabaran
67
Suami terbaikku
68
Beraninya sama perempuan!
69
Dia sedang berjuang
70
Berdamai dengan keadaan
71
Positif lagi (The end)
72
Jangan di skip
73
Judul Baru Di sini (TDMP)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!