Panggil aku Aurel

Tok tok tok!!

"Woy buka woy! ini masih siang ini.. sudah main kunci-kunci saja. Peralatan make-up gue masih ada di dalam!!" teriak Emon.

"Iya bentar" jawab Mutia kemudian membuka pintu.

"Lama banget sih?"

"Cuma beberapa detik."

"Sudah buka-buka ya? Maaf sudah bikin nanggung" ledek Emon.

"Emon!! Kamu itu bener-bener ya! Siapa yang lagi anu-anu, aku masih hapus make-up nih belum selesai." Mutia menunjukkan wajahnya.

"Sudah dibilangin, panggil aku Aurel."

"Apa itu Aurel?"

"Anunya kaya ulel hahaha..."

"Panggil bambang aja!"

"Bay, semoga cepat dapat bayi-bayi lucu, bahagia selalu dan sakinah, bukan sakinem ya."

"Sudah sana cepat keluar..."

"Iya kotak make-upnya kamu keluarin dulu, uhh gimana sih? Aduuuw!" Dia memang nggak bisa bersuara lirih.

Mutia mengeluarkan kotak make-up besar milik Emon.

"Jimmy tidur atau pura-pura tidur?" tanya Emon.

Mutia mengedikkan bahunya "nggak tahu."

"Urusan keuangan kita belum selesai ya Jim, besok aku mampir ke Luby!"

Luby adalah cafe dimana tempat Jimmy bekerja.

"Iya Mon, aku dengar kok," jawab Jimmy dengan mata masih terpejam. Baru saja tidur sudah ada saja yang mengganggu.

"Bay, semuanyah... kiss-kiss muach!" Emon berlalu dan kamar lagi-lagi tersisa mereka berdua.

"Kamu hutang berapa sama dia?" tanya Mutia setelah terdiam beberapa saat. "Bukan bermaksud apa-apa hanya berniat membantu saja."

Jimmy menatap Mutia, "kamu jangan khawatirkan itu. Semua sudah menjadi tanggung jawabku."

Berapa sih gaji Jimmy? Hanya melihat dari pekerjaannya saja Mutia sudah tahu, pendapatannya perbulan berada di nominal berapa. Ini yang sebenarnya ingin Mutia tanyakan. Namun, gengsinya masih terlalu besar.

Aneh sekali. Mulai Dekorasi, MUA, DP rumah, dan terakhir Mutia melihat Jimmy membawa mobil juga, dia punya uang sebanyak itu darimana? Mungkinkah Jimmy meminjam keluarganya? Atau dia mempunyai cicilan sebanyak itu. Apa nggak pusing nantinya?

"Kamu nggak usah menafkahiku, aku kan kerja.." ucapan Mutia membuat Jimmy berjingkat kemudian langsung duduk bersandar di headboard.

"Nggak dek, itu sudah kewajiban seorang suami menafkahi istrinya."

Deg!

Ya Tuhan, dengan apakah Mutia juga harus membalas? Memberikan hak yang harus Jimmy dapatkan?

Nggak!

Mutia jelas menolak.

"Apa yang kamu mau dariku?" tanya Mutia.

Jimmy menggeleng.

"Untuk saat ini belum, tapi nggak tahu nanti." canda Jimmy dan selalu seperti itu. Selalu santai dalam menyikapi situasi apapun.

"Kalau untuk memberikan itu aku nggak bisa, kamu masih ingat kan? Aku punya siapa?"

Senyum di wajah Jimmy seketika hilang. Dia mengerti arah pembicaraan Mutia kemana.

"Jangan sebut nama dia di depanku, aku ketahui itu dan kamu harus tahu batasannya. Kamu sudah menjadi istriku, berhubungan dengan pria lain itu berdosa. Tak usah ku jelaskan lebih luas lagi, kupikir kita sama-sama tahu."

Mutia merasa tertohok dengan jawaban Jimmy barusan. Dia menunduk dalam dan mengusap kilat air yang sudah jatuh dari pelupuk matanya.

Kenapa jadi serumit ini? Dia hanya manusia biasa yang mencintai seseorang apa itu salah? Hubungan mereka bukan hanya satu ata dua bulan. Dia sudah menjalani satu tahun lamanya. Seperti apa dan harus bagaimana dia sekarang ini?

Jimmy kembali memejamkan matanya lagi mencoba melupakan perdebatan barusan. Berharap kemarahannya redam, larut dalam buaian mimpi.

***

"Ada yang bisa kubantu dek?" tanya Jimmy.

Mutia sedang memasukkan baju-bajunya kedalam koper besar untuk pindahannya besok.

"Nggak usah Mas,"

Nyess!

Bagaikan disiram air es hati Jimmy sekarang. Mutia memanggilnya dengan sebutan itu, nadanya pun tak terdengar ketus lagi.

Jimmy tidak mempermasalahkan jika harus tinggal dimana pun. Dia laki-laki yang terlalu polos sehingga tidak tahu bahwa ada alasan dibalik itu. Mutia akan terasa sulit bertemu dengan Frans jika dia tetap berada disini.

Logikanya, dia lebih takut dengan Papanya daripada suami sendiri.

"Apa sebaiknya dilanjutkan besok saja?" Jimmy melihat Mutia sudah terlihat mengantuk.

"Sebentar lagi,"

"Kamu sudah sangat mengantuk dek..."

Mutia berdiri dan menuju ke ranjang kemudian merebahkan diri. "Awas ya, jangan macam-macam!" ancamnya dan langsung menutup dirinya dengan selimut tebal.

"Jangan bilang begitu, nanti kamu sendiri yang khilaf" goda Jimmy.

"Nggak, palingan kamu!"

***

To be continued.

Terpopuler

Comments

Ekawati Hani

Ekawati Hani

Sosok Mutia egois syekali

2022-04-24

0

Widiyani

Widiyani

babang jimi kerja ma dad vano x, mk nybpny tabungan bnyak 🤣🤣🤣

2021-02-25

0

Anonymous

Anonymous

sah

2021-02-25

0

lihat semua
Episodes
1 ~~~Prolog~~~
2 Perasaan apa ini?
3 Terlanjur menaruh hati
4 "Berarti tidur seranjang?"
5 Kepalang ngambek
6 Kita sudah sama dewasa
7 Melankonis
8 Akad nikah
9 "Mau ngapain Jim?!"
10 Panggil aku Aurel
11 Malam pertama yuk
12 Kata mengejutkan
13 Pikirkan orang tuamu
14 Nasi goreng spesial
15 Dengan apa aku membalas?
16 Jimmy said "Ini gila!"
17 Daddy V, "Aku butuh bantuanmu."
18 Berbincang dengan Mr. Vano
19 Ya, kami sedekat itu
20 Luka yang ke sekian kalinya
21 Satu bulan berlalu
22 Kemarahan Jimmy
23 Miliki dia lahir dan batin!
24 Menelan kembali susunan kata
25 Sepertinya kita harus bicara
26 Sesuatu yang akan terjadi
27 Kamu milikku, hanya milikku
28 Sepuluh bulan kemudian
29 Kenyataan sebenarnya
30 Kenapa harus kesini?
31 Pecahan kaca
32 Meminta "HAK"
33 Yang pertama
34 Hati yang mulai goyah
35 See my eyes
36 Papa kenapa, sakit?
37 Ahmad lukman rosyadi
38 Tahu Asmara Ratih?
39 Terlambat menyadari
40 Kita pergi ke bintang yaa
41 Teman terrr-baik
42 Caraku berterima kasih
43 Aku sayang kamu
44 Paket mengejutkan
45 Aku menceraikanmu Mutia
46 Karma itu memang ada
47 Kamu yang jahat, bukan aku
48 Andaikan aku tahu dari awal
49 Kami hanya bisa menasehati
50 Masih seperti kemarin
51 Kamu butuh berlibur
52 Cukup menyenangkan bukan?
53 Mutia said "aku di jebaaaakk..."
54 Suara yang kurindu-rindukan
55 Ingin rasaya melompat-lompat
56 Lalu bagaimana dengan dirimu?
57 Dugaan yang mungkin benar
58 Right, i am pregnant
59 Doakan istiqomah
60 Kenapa mulutmu jahat sekali?
61 Aku mengetahuinya!!
62 Menghajar teman brengsekku
63 Menjelaskan semuanya
64 Mengajakmu kembali
65 Hari-hari setelah rujuk
66 Jimmy nggak sabaran
67 Suami terbaikku
68 Beraninya sama perempuan!
69 Dia sedang berjuang
70 Berdamai dengan keadaan
71 Positif lagi (The end)
72 Jangan di skip
73 Judul Baru Di sini (TDMP)
Episodes

Updated 73 Episodes

1
~~~Prolog~~~
2
Perasaan apa ini?
3
Terlanjur menaruh hati
4
"Berarti tidur seranjang?"
5
Kepalang ngambek
6
Kita sudah sama dewasa
7
Melankonis
8
Akad nikah
9
"Mau ngapain Jim?!"
10
Panggil aku Aurel
11
Malam pertama yuk
12
Kata mengejutkan
13
Pikirkan orang tuamu
14
Nasi goreng spesial
15
Dengan apa aku membalas?
16
Jimmy said "Ini gila!"
17
Daddy V, "Aku butuh bantuanmu."
18
Berbincang dengan Mr. Vano
19
Ya, kami sedekat itu
20
Luka yang ke sekian kalinya
21
Satu bulan berlalu
22
Kemarahan Jimmy
23
Miliki dia lahir dan batin!
24
Menelan kembali susunan kata
25
Sepertinya kita harus bicara
26
Sesuatu yang akan terjadi
27
Kamu milikku, hanya milikku
28
Sepuluh bulan kemudian
29
Kenyataan sebenarnya
30
Kenapa harus kesini?
31
Pecahan kaca
32
Meminta "HAK"
33
Yang pertama
34
Hati yang mulai goyah
35
See my eyes
36
Papa kenapa, sakit?
37
Ahmad lukman rosyadi
38
Tahu Asmara Ratih?
39
Terlambat menyadari
40
Kita pergi ke bintang yaa
41
Teman terrr-baik
42
Caraku berterima kasih
43
Aku sayang kamu
44
Paket mengejutkan
45
Aku menceraikanmu Mutia
46
Karma itu memang ada
47
Kamu yang jahat, bukan aku
48
Andaikan aku tahu dari awal
49
Kami hanya bisa menasehati
50
Masih seperti kemarin
51
Kamu butuh berlibur
52
Cukup menyenangkan bukan?
53
Mutia said "aku di jebaaaakk..."
54
Suara yang kurindu-rindukan
55
Ingin rasaya melompat-lompat
56
Lalu bagaimana dengan dirimu?
57
Dugaan yang mungkin benar
58
Right, i am pregnant
59
Doakan istiqomah
60
Kenapa mulutmu jahat sekali?
61
Aku mengetahuinya!!
62
Menghajar teman brengsekku
63
Menjelaskan semuanya
64
Mengajakmu kembali
65
Hari-hari setelah rujuk
66
Jimmy nggak sabaran
67
Suami terbaikku
68
Beraninya sama perempuan!
69
Dia sedang berjuang
70
Berdamai dengan keadaan
71
Positif lagi (The end)
72
Jangan di skip
73
Judul Baru Di sini (TDMP)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!