Nik tampak gelisah, langit hampir gelap. Sementara nona Alana belum kembali ke rumah, “Tuan biarkan saya mencari nona.”
Tuan muda mulai geram, sudah ketiga kalinya Nik ingin mencari Alana. “Kau tuli Nik, saya bilang tidak usah!”
“Tapi tuan langit hampir gelap, saya takut nona Alana benar-benar pergi.”
“Alana tidak akan pernah pegi, ini rumahnya. Dia pasti akan kembali,” tegas Jordan.
Astaga tuan muda sangat percaya diri sekali, Niko takut Alana berbuat nekat. Apalagi Alana kemarin sempat berpikir untuk melarikan diri.
Petir menggelegar dengan sangat kuat di iringi rintikan hujan yang tampak deras, Niko semakin khawatir dengan keadaan Alana. Tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa jika tuan muda sudah melarangnya.
Kau sungguh merepotkan nona
***
Alana tidak suka tuan muda lebih membela Nik dari pada dirinya. Air mata Alana turun begitu saja, saat mengingat ucapan tuan muda yang mengatakan sikap Alana keterlaluan.
Tanpa pikir panjang Alana naik ke dalam taxi, “Kita ke mana nona?”
“Pemakaman X.”
Supir taxi mulai melajukan mobilnya melaju dengan pelan, kemacetan sudah biasa terjadi jika di hari weekend.
Alana menundukan kepalanya, hatinya begejolak. Alana tidak bisa lagi air matanya, untuk pertama kalinya Alana menangis di hadapan orang yang tidak dia kenal sama sekali.
Kali ini Alana tidak peduli, biarkan supir itu merasa kasihan padanya. Alana hanya ingin meluapkan rasa sakit di hatinya.
Sudah cukup penderitaan yang di alaminya, Alana ingin pergi jauh dari pria itu.
Setibanya di pemakaman Alana menyeka air matanya. Alana baru ingat bahwa dia tidak membawa uang sepeserpun untuk membayar biaya taxi yang di tumpanginya.
“Sudah sampai nona,” ucap supir taxi setelah menghentikan mobilnya.
Bagaimana caraku membayarnya?
“Berapa pak?”
“Lima ratus ribu.”
Alana menelan ludahnya dengan susah payah. Lima ratus ribu? Bagaimana cara aku mendapatkan uang
Hatinya seolah berbisik, ‘Kembali ke rumah tuan muda, pria itu pasti akan membayarnya’
Alana menggelangkan kepalanya, dia tidak ingin pergi ke rumah itu lagi. Alana teringat sesuatu, dia masih memiliki sepasang anting yang di pakainya untuk membayar biaya taxinya.
Tetapi ini pemberian Ayah
Hati Alana bekecamuk, dia bingung harus memilih yang mana. Dia tidak ingin kembali pada jeratan tuan muda, tetapi dia tidak bisa melepaskan anting pemberian Ayahnya.
Alana menghela nafasnya, dengan terpaksa Alana mencopot anting yang di pakainya. “Pak saya tidak punya uang, tidak papa saya membayarnya dengan anting ini.” Alana menunjukan anting yang ada di tangannya.
“Ini mas asli kok pak, kalau di jual harganya cukup untuk membayar biaya taxinya.” Alana mencoba meyakinkan supir taxi yang terlihat kebingungan.
“Yaudah non tidak apa-apa, pakai anting saja.”
Dengan berat hati Alana menyerahkan anting kesayangannya pada sang supir. Alana keluar dari mobil dengan tubuh lemas.
Dia berjalan menyusuri jalan setapak untuk sampai ke makam kedua orang tuanya. Alana duduk di tengah-tengah makam orang tuanya, “Ayah, ibu,” lirih Alana.
Cukup lama Alana menangis di sana, mencurahkan semua isi hatinya. Alana tidak bisa berlama-lama di sana, dia harus bangkit dan mencari tempat tinggal.
Alana berjalan kaki menuju kontrakan miliknya yang tidak jauh dari pemakaman, hanya berjarak dua kilo meter.
Sesampainya di kontrakan Alana melihat tempat tinggalnya sudah di isi oleh orang lain. Alana berjalan tanpa tentu arah, kakinya sudah terasa pegal tetapi Alana memutuskan untuk terus berjalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Mara
Semangat Alana.....jadi penasaran apakah karakter Alana nanti berubah ya 🤔😘
2022-05-27
0
Dirah Guak Kui
hah jgn bilang kl dia kembali ke sarangnya Buaya Kadal gila itu😟
2021-11-24
0
YULIANA SAMPEWAI
alana gk usah balik k bossmu biar dia yg nyari kamu biar kapok 🤣🤣
2021-09-05
0