Siang itu Alana menikmati makanan yang terhidang di atas overbad table. Makannya siangnya terganggu karena kehadiran pria yang Alana tidak ketahui namanya, yang jelas pria itu yang membawanya ke ruangan tuan Jordan.
Langkah pria itu di iringi oleh dua orang perawat yang ikut masuk, mereka membuka selang infuse di tangan Alana.
“Saya sudah boleh pulang?” tanya Alana pada dua perawat itu.
“Tidak, anda akan melakukan perawatan di rumah tuan muda.”
Suara itu terdengar tidak ingin mendapat bantahan, namun kali ini Alana memberanikan dirinya untuk melawan meskipun rasa takut menyelimuti hatinya.
“Aku tidak mau di rawat di rumah tuan muda,” tegas Alana.
Niko melirik tangan Alana yang tampak menggengam selimut dengan sangat kuat, menyiratkan bahwa wanita itu ketakutan. “Anda tidak punya pilihan lain!”
Sura itu terdengar santai namun, bola mata Niko menunjukan keseriusannya.
“Kata siapa! Ini hidup saya. Dan saya berhak memilih.”
Suster sudah menyelasaikan pekerjaanya, mereka keluar setelah melihat tatapan Niko yang meminta mereka pergi.
Niko menampilkan seringai di wajahnya, dia mendekat pada Alana yang kini sudah berdiri di samping tempat tidur.
Tanpa banyak bicara Niko menarik tangan Alana agar mengikutinya, tetapi Alana menghentakan tangannya.
Alana mengambil pisau buah yang tergeletak di overbad table, lalu mengarahkanya tepat di lehernya.
“Kalau anda masih memaksa saya, lebih baik saya mati!” tegas Alana.
sepertinya siang ini aku akan sedikit berolah raga.
Niko merebut pisau yang di pegang Alana, menghimpit tubuh Alana. Wanita itu tidak bisa lari darinya, karena terhalang tempat tidur.
“Dengan senang hati, saya akan melakukannya!”
Keringat dingin mulai membasahi dahinya, Alan kesulitan bernapas saat pisau itu berada tepat di nadi lehernya.
Astaga aku terjebak dalam kebodohanku.
Alana menelan ludahnya saat pisau itu terasa dingin di kulitnya, dia tidak punya pilihan lain. Jika membiarkan pria itu memotong nadinya jelas Alana akan merasa kesakitan. Saat menyayat nadi lengannya saja terasa sakit, apalagi di lehernya dan hanya menggunakan pisau buah.
“Oke, anda benar saya tidak punya pilihan lain.”
Alana bisa bernafas lega saat pria itu menjauhkan pisau dari lehernya. Wajah pria itu masih tampak datar dan terlihat santai.
“Oke mari ikut saya nona!”
Alana hanya bisa pasrah dan menerima takdir bahwa dia tidak bisa keluar dari jeratan sang tuan muda.
***
Selama di perjalanan Alana tidak membuka suaranya sedikitpun, dia memilih memperhatikan jalanan hingga mobil yang dia tumpangi berhenti.
Pria itu menekan klakson mobilnya, tidak lama pagar yang menjulang tinggi itu terbuka dengan sendirinya.
Mulut Alana terbuka lebar, ini untuk pertama kalinya dia melihat rumah bak istana. Pria itu membukakan pintu mobil untuk Alana.
Saat meneliti bagian depan rumah Alana merasa sangat takjup, dia tidak menyangka jika tuan muda memiliki rumah sebesar ini.
Raut wajah Alana sangat jelas menampakan ke kagumannya melihat rumah milih tuan muda.
Kampungan.
Di pintu utama dua pelayan menyambut kedatangan Alana dan Niko. Niko membawa Alana ke sebuah kamar, “Anda bisa istirahat sejenak!”
Alana hanya melirik Niko, tanpa ada niat ingin menjawabnya. Dia masih terkejut ini untuk pertama kalinya Alana menginjakan kaki di rumah sebesar ini.
Niko berjalan meninggalkan Alana di kamar itu, dia kembali ke kantor untuk memberikan kabar baik pada tuan mudanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Ida Lailamajenun
masuk sarang singa ini mah nama nya.harusnya pas masih di RS sblm Niko dtg kabur duluan.
2022-02-14
1
Yanti Linggar
kno g hbs diperkosa paginya krj lg disitu,bodoh bngt kamu alana. 😡😡
2022-02-12
0
Dirah Guak Kui
hah masuk kekandang Buaya dah
2021-11-24
0