Alana memperhatikan papan nama di atas meja pria itu, Jordan Mikhael Anderson.
Tubuh Alana terkesiap saat pria bernama Jordan itu mendorong tubuhnya hingga jatuh pada sofa yang ada diruangannya.
Alana mencoba bangkit, tetapi dengan cepat Jordan kembali mendorong Alana, lalu menindihnya. Sekuat tenaga Alana mendorong tubuh Jordan, tetapi percuma tenaga Jordan lebih kuat darinya.
Bahkan dorongan Alana pun tidak membuatnya goyah sedikitpun, “Lepaskan!” teriak Alana.
Namun nyalinya menciut saat Jordan semakin mengikis jarak di antara mereka, bahkan Alana bisa merasakan benda keras di atas pahanya.
“Teruslah memberontak, aku semakin bergairah melihat penolakanmu!” Jordan menyeringai iblis seraya meremas paha gadis itu. Membuatnya gemetar ketakutan.
Tuhan tolong aku ... pinta Alana di dalam hatinya.
Seringai yang muncul di wajah Jordan membuat Alana ketakutan, Alana mulai menitikan air mata.
Melihat wanita di hadapannya terlihat lemah, dengan cepat Jordan menyingkap rok wanita itu.
Alana berusaha mencegah tangan Jordan yang menyingkap roknya, tetapi usahanya gagal karena Jordan malah membuka dasi yang di pakainya untuk mengikat tangan Alana.
Alana semakin ketakutan saat melihat Jordan menurunkan celananya, air matanya mengalir begitu deras.
Gairah pria itu semakin menjadi, Jordan menekuk kedua tangan Alana di atas kepalanya, membuatnya lebih leluasa menyiksa Alana.
Dengan gerakan cepat Jordan merobek apapun yang menjadi penutup tubuh Alana, merobek apapun yang menjadi penghalang tubuh mereka.
Alana merasa ini ada di akhir kehidupannya, dalam sekejap Alana menjerit keskaitan.
“Aaaa!” Jordna menyergahnya dengan brutal, sakit tak terkira membuatnya keringat dingin.
Tempat terlembut Alana telah di guncang sekuat itu.
Mendengar Alana berteriak kesakitan membuat gairah Jordan semakin menjadi. Apalagi Jordan merasakan sesuatu yang menghalanginya di dalam sana. Pertama kali bagi Jordan untuk merobek sesuatu di dalam sana, jika biasanya dia hanya mendapatkan wanita-wanita penghangat ranjang, tetapi tidak dengan Alana.
Jordan memejamkan matanya menikmati sensani berbeda dari dinding lembut Alana. Sesekali Alana meringis di tengah isakannya karena permainan kasar Jordan.
Sekali lagi Jordan menyergah sekuat tenaga membuat Alana membuka mulutnya yang di iringi suara pekikan, sakit terdengar, membuat semua urat-urat di tubuhnya menonjol sempurna.
Sergahan itu membuat dinding lembut Alana luka dan robek untuk pertama kalinya, dia menatap sayu pada wajah iblis itu.
Untuk yang kesekian kalinya Jordan menyeringai, “Kau menyukainya?” Alana hanya merespon dengan erangan sakit dari mulutnya.
“Karena kau diam, aku menganggap itu sebagai jawaban iya! Jangan khawatir, ini tidak akan sesakit yang pertama, sayang!” imbuh Jordan mengatakan kalimat sayang dengan nada sensualnya.
Tak hanya sampai di situ saja, kini Jordan melahap dengan rakus bibir tipis Alana, lalu menyudahinya dengan gigitan yang membuat bibir bagian bawah Alana luka.
Entah sudah berapa lama waktu berlalu hingga akhirnya Alana menghentak kejang saat merasakan sergahan terkahir Jordan. Sergahan itu membuat cairan injeksinya meledak di dalam rahim Alana.
***
Tubuhnya terkulai lemah di atas sofa, Alana sudah tak melihat lagi sosok Jordan sejak lima belas menit yang lalu. Alana berusaha bangun dan mendapati kain putih yang tergantung, segera dia melilitkannya di tubuh mungil itu.
Merasa mempunyai kesempatan untuk melarikan diri Alana bangkit dan berlari menuju pintu. Dia tidak memperdulikan miliknya yang terasa perih saat berlari.
Tak peduli apa yang akan di katakan orang-orang saat melihatnya nanti, toh, harga dirinya telah rusak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Rafanda 2018
coba bayangkan tor seandainya kerabatmu di perlakukan seperti itu
2023-04-01
0
Rafanda 2018
maaf tor jijik bacanya,,kesalahan sepele sampai segitunya,,ga menghargai ibumu yg seorang wanita tor
2023-04-01
0
Roma Irama Irama
terlalu jordannya itupemerkosaan namanya
2023-03-22
0