Hari ini adalah hari libur, entah dapat hidayah dari mana pria kaya ini bangun pagi pagi sekali.
Seluruh pekerjaan rumah telah selesai di kerjaannya. Davin menatap seluruh sisi ruang yang sudah rapi dan bersih.
"Dia pasti akan senang" gumam Davin melenggang menuju dapur, hanya itu pekerjaan yang tersisa yaitu membuat sarapan.
"Pagi Viki sayang, muach" sapa Sakira mengecup pipi baby mungilnya. Gadis itu menatap heran pada seluruh sisi ruangan. Terlihat sudah rapi dan bersih "Siapa yang membersihkan semua ini? "
Sakira menggendong Viki yang menurutnya aneh juga berada sendiri di karpet. "Apa papa mu sudah bangun? "tanya Sakira pada Viki.
" Selamat pagi..... "Sapa Davin tersenyum lebar menyambut Sakira yang baru saja memasuki area dapur. Gadis itu menatap Davin heran, tak biasanya Pria ini bangun sepagi ini, bahkan sudah melakukan seluruh pekerjaan.
" Ada apa? " tanya Davin mengangkat alisnya heran. Sakira bukannya membalas ia malah diam menatap Davin heran.
"Apa ada yang salah? "tanya Davin lagi, Sakira malah berjalan mendekatinya kemudian menempelkan punggung tangannya pada kening Davin.
" Suhunya normal" Gumam Sakira merasa tidak ada yang salah dengan suhu tubuh bos nya ini.
"Kamu fikir saya sakit? " dengus Davin menyingkirkan tangan Sakira dari keningnya. Pria itu merengut kesal dan kembali melanjutkan acara masaknya.
"Ada apa dengannya? " tanya Sakira bingung, ia mendudukkan Viki pada bangku khusus untuk Viki makan.
Kemudian Sakira menghampiri Davin untuk sekedar membantu pria itu. Karena ia merasa tak enak pada Davin, ini kan pekerjaannya.
"Eh sudah kau duduk saja, biar aku yang melakukan semua ini" cegah Davin menahan tangan Sakira yang hendak mengambil pisau untuk memotong bawang. Pria itu menuntun Sakira menuju meja makan.
"Tapi kan ini pekerjaan ku" sungut Sakira.
"Tidak apa apa, kamu tak akan ku pecat karena hal ini" balas Davin kembali ke dapur.
"Sungguh aneh" gumam Sakira.
"Hei bocah, ada apa dengan nya? " tanya Sakira pada Viki yang sibuk dengan rotinya.
Merasa sangat bosan, Sakira tak tahu harus melakukan apa, semua pekerjaan sudah di kerjakan oleh Davin. Ia masih bingung, apa yang membuat Davin bersikap manis seperti ini.
"Taraaa, nasi goreng special buatan akuu untuk mama Viki " ucap Davin bersorak seperti layaknya anak abg🤣🤣umur sudah tua juga.
"Tunggu duluuu, kok bapak bersikap aneh gini sih. "
"Udah kamu makan ajah, yah kan sayang" ucap Davin menyuapi Viki nasi goreng nya.
"Aneh " gerutu Sakira, ia tetap mengambil nasi goreng itu kemudian mulai memakannya.
"Gimana? " tanya Davin penasaran menunggu reaksi Sakira.
"Apa nya? "
"Nasi goreng nya lah, masa perasaannya " cibir Davin kelepasan.
"Uhuk uhuk" Sakira langsung terbatuk ketika mendengar dumel Davin, membuat sang pria menjadi khawatir dan menyodorkan air putih pada Sakira.
"Minumlah, makan tu pelan pelan, jangan cepat cepat" gerutu Davin.
Sementara Sakira meneguk habis segelas air putih itu, perih di tenggorokan nya berangsur menghilang.
Bukan nasi goreng nya yang buat ia terbatuk, tapi ucapan Davin yang membuat nya keselek nasi.
"Nasi goreng nya enak, saking enaknya saya jadi keselek" sahut Sakira tidak berbohong, masakan Davin memang benar-benar enak di lidahnya.
"Memuji tu yang ikhlas" sungut Davin, ia terus menyuapi Viki yang terlihat begitu lahap.
Selesai makan Davin pun berniat mengajak mereka jalan jalan. Sudah lama ia tak mengajak Viki keluar rumah.
"Oke siap dengan penyamaran nya? " tanya Sakira, ia juga sudah sumpek di rumah terus, karena itulah ia menerima tawaran Davin untuk jalan jalan dengan menggunakan penyamaran.
"Oke, aku udah siap" sahut Davin.
Mereka pun keluar dari apartemen memasuki lift yang langsung mengantarkan mereka ke basement.
"Rute kita kemana? " tanya Sakira ketika mereka sudah berada di dalam mobil.
"Udah duduk yang manis, dan nikmati perjalanan nya" balas Davin tak menjawab pertanyaan Sakira. Pria itu menginjak pedal gas mobilnya kemudian melajukan mobil menuju suatu tempat.
Di perjalanan Viki terlihat sangat bersorak kegirangan, mata nya terlihat berbinar menatap setiap pemandangan yang indah.
"Ihh kamu seneng banget yah, di ajak jalan sama papa" ujar Sakira mengecup pipi gembul Viki.
"Kita udah sampai Boy" ucap Davin memberhentikan mobilnya di sebuah resorts yang berada di dekat pantai.
"Wahh indah banget" decak Sakira takjub. Ia tak henti hentinya mengungkap kekagumannya pada pemandangan yang begitu indah menurutnya.
Davin mengambil alih tubuh Viki yang tertidur pulas di dalam gendongan Sakira. Kemudian di baringkan nya Viki di atas Kasur empuk sehingga membuat tidur bocah itu semakin nyenyak.
Davin kembali ke tempat Sakira berdiri, dari belakang Davin memeluk tubuh Sakira. Gadis itu kaget dan hendak berbalik melepaskan dekapan Davin, namun di tahan oleh Davin.
"Sebentar saja" bisik Davin di telinga Sakira, gadis itu tak bergerak lagi. Ia juga menikmati kenyamanan yang menyelimuti hatinya saat ini.
"Apa kau menyukai nya? " tanya Davin, melirik Sakira yang tersenyum lebar menatap keindahan laut.
"Yah, aku sangat menyukainya" jawab Sakira tersenyum.
"Kau menyukai lautnya? "
"Yah"
"Kau menyukai awannya? "
"Yah"
"Kau menyukai aku? " tanya Davin lagi, ia mengerjai Sakira yang sedari tadi hanya menjawab ya dan ya.
"Yah.. eh? " jawab Sakira tersadar dari pertanyaan Davin. Pria itu tertawa dan semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Sakira yang sangat pas di dekapannya.
"aku juga menyukainya" balas Davin menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Sakira, membuat sang empunya merasa kegelian.
"Apanya? " tanya Sakira penasaran.
"Mama Viki" goda Davin yang langsung mendapat pukulan dari Sakira.
"Tapi aku serius, entah sejak kapan aku merasakan hal ini, tapi aku menyukai mu" ungkap Davin jujur, kini ia membalikkan tubuh Sakira kemudian menatapnya dengan tatapan tulus.
Sakira terhanyut dengan tatapan itu, sejujurnya ia juga mulai memiliki perasaan itu terhadap bos nya ini.
Teringat tentang Yuli, Sakira cepat cepat mengalihkan pandangannya kemudian mendorong tubuh Davin pelan dan meninggal kan nya.
"Ada apa? " tanya Davin heran melihat perubahan raut wajah Sakira.
"Maaf Pak, saya ingin melihat Viki dulu" balas Sakira beralasan.
"Tidak, kamu harus jawab saya dulu, kenapa ekspresi wajah mu seperti itu" desak Davin mencekal lengan Sakira. Ia tak akan melepaskan Sakira sebelum mendapat kan Jawaban nya.
"Aku mau pipis" ucap Sakira mencari alasan lagi.
"Pipis? " ulang Davin heran.
"Yah" jawab Sakira mengangguk.
"Yah sudah sana" ucap Davin kesal melepaskan cekalannya, "aku sudah sangat romantis malah kacau karena pipisnya"
Sakira buru buru berlari memasuki kamar dimana Viki tertidur di sana. Sekali hempasan Sakira menutup pintunya. Gadis itu memegangi dadanya yang begitu terasa sesak. Perlakuan manis Davin sungguh membuatnya tak bisa menolak pesonanya.
Sakira memukul mukul kening nya pelan, memikirkan apa yang harus ia lakukan untuk menghadapi Davin.
Jika ia mengaku juga merasakan hal yang sama, maka ia sama saja menyakiti tunangan Davin.
"Aisss apa yang harus aku lakukan" gumam Sakira mondar mandir di depan pintu.
Sebenarnya ia tidak ingin pipis, itu semua hanya alasannya saja. Ia tak bisa berlama-lama di hadapan Davin, tatapan itu sangat menggodanya untuk tetap berlama-lama menatapnya.
...🍀🍀🍀TBC🍀🍀🍀...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Daisyridone
ciee
2021-08-21
0
Daisyridone
lanjut
2021-08-21
0
Daisyridone
like
2021-08-21
0