Sakira duduk di sofa sembari memainkan ponselnya, hari demi hari gadis itu merasa semakin enteng,tak terlalu ribet dengan pekerjaan nya. Viki semakin pintar dan tidak rewel seperti awal ia merawat.
Sakira menoleh ketika Davin berjalan mendekatinya.
"Sedang apa kamu? " tanya Davin basi basi kemudian duduk di sebelah Sakira. Gadis itu tersenyum "melihat lihat story IG ajah"
"Semenarik itu kah? " tanya Davin. Sakira mengangkat sebelah alisnya, bingung dengan sikap Davin yang kini terlihat tertarik pada kegiatannya.
"Mau apa bilang ajah" ujar Sakira menebak jika Davin menginginkan sesuatu darinya.
"Is, kau ini tidak ada sopan sopannya sama atasan" sahut Davin menghempaskan punggung nya ke sandaran sofa.
"Iya iya maaf Pak Davin yang terhormat,..... Ada perlu apa bapak pada saya? " ulang Sakira di buat buat sopan.
"Ngeselin" cibir Davin "aku mau kamu jadi calon istri pura-pura aku"
"Ha?? " Sakira kaget " co coba ulang? "
"Jadi Calon istri pura-pura aku" ulang Davin lagi.
"Bapak ini apa apaan sih, untuk apa coba pake pura-pura seperti itu segala"
"Kadi aku tu di jodohin sama orang tua aku"
"Lah, bagus dong bapak gak perlu cari wanita lain lagi. pilihan orang tua itu yang terbaik lo" balas Sakira memperbaiki rambutnya yang tergerai.
"Tapi saya tidak suka dengan wanita nya"
"Alah itu mah bisa muncul belakangan" sahut Sakira lagi sembari mengibaskan tangannya.
"Udah deh banyak omong, pokoknya kamu harus mau! " titah Davin tegas.
"Ihh gak mau, aku gak mau terlibat dalam urusan keluarga kalian" tolak Sakira.
"Tugas kamu itu hanya jadi pasangan aku, itu ajah" ujar Davin.
"Tapi kan... "
"gak ada tapi tapian, pokoknya kamu harus siap jika saya panggil kamu nanti" ucap Davin tak terima penolakan, pria itu bangkit dan berlalu pergi ke kamar.
"Dasar cowo Es, ada mau nya aja baik. kalo gak di tolak malah jadi serigala!! " cibir Sakira.
"Saya pastikan wanita itu tak akan mendekati putra saya lagi" ujar Mina penuh penekanan. Seketika emosi nya memuncak ketika Yuli menceritakan apa yang telah di lihat nya.
"Iya tante, aku juga gak rela jika Davin sampai jatuh ke tangan gadis sialan itu"
"kamu harus bantu tante" pinta Mina.
"Baiklah tante" jawab Yuli tersenyum manis. Rencana nya berhasil, ia tinggal melihat bagaimana Davin dan gadis itu terpisahkan.
"Kamu tenang ajah yah, Davin pasti akan menjadi milikmu" ujar Mina tersenyum pada Yuli yang juga tersenyum padanya.
"Kalau begitu aku pulang dulu tante" pamit Yuli cipika-cipiki dengan Mina.
"Baiklah, kamu hati hati" ujar Mina tersenyum lembut.
"Ini gak bisa di biarkan!! " gumam Mina setelah kepergian Yuli. Wanita paru baya itu sangat marah mendapat informasi yang sama dengan anak buahnya dan juga calon menantu pilihan nya.
"Sapri!!! siap kan mobil" titah Mina, ia harus menemui Davin. Tak lupa Mina juga membawa foto wanita itu.
Hari ini entah mengapa Davin terlihat rajin sekali, jam15: 30 sudah selesai mengerjakan semua pekerjaan nya. Pria itu tersenyum mengingat Sakira akan menjadi kekasih pura-pura nya.
Eh mengapa ia malah tersenyum mengingat gadis itu, Davin menepuk nepuk pipinya kesal.
"Davin!! " bentak Mina sembari melempar amplop keatas meja kerjanya. Davin mengambil amplop itu kemudian membukanya. Matanya melotot melihat isinya, entah dari mana mamanya mendapat kan foto itu.
"Dari mana mama mendapat kan semua ini? "
"Itu gak penting, siapa wanita itu? " tanya Mina to the poin.
"Mama gak perlu tahu! "bentak Davin.
"Mau jadi anak durhaka kamu? " balas Mina tak habis fikir dengan perubahan putranya. Davin hanya diam saja meredakan emosinya.
"Siapa dia?? " tanya Mina lagi.
"Dia calon istriku, mama puas? " ujar Davin.
"Apa? calon kamu itu Yuli!! dan akan tetap Yuli" ucap Mina kekeh.
"Gak mah, aku gak mau nikah sama wanita itu. " bantah Davin.
"Baik, kalau begitu bawa gadis itu kehadapan mama" putus Mina, ia ingin melihat langsung siapa wanita pilihan putranya, terlebih lagi di foto itu tidak terlihat jelas wajahnya.
"Baik, aku akan bawa dia" ucap Davin menyanggupi ucapan mamanya.
"Baiklah, mama tunggu. "
Davin hanya diam, fikiran nya bagaimana ia bisa membujuk Sakira nantinya. Akan sangat sulit untuk membujuk gadis keras kepala itu.
Sebenarnya Davin juga sudah memikirkan hal ini, terlebih lagi waktu yang di berikan mamanya sudah hampir tiba.
Di apartemen Sakira tengah asik bermain dengan Viki, sekarang umurnya sudah semakin bertambah. Kepintaran nya pun bertambah. Sakira merasa sangat senang, hari harinya semakin menyenangkan meski menjadi babysitter.
"Ayo sini sayangku, makan malam" ujar Sakira menggendong Viki keluar kamar, kemudian mendudukkan ke kursi yang kusus di belikan oleh Davin untuk Viki, agar anak nya makan tak perlu di gendong atau di baringkan lagi.
"Aaaaa" ucap Sakira membuka mulutnya agar di tiru Viki.
"Pinter" Sorak Sakira.
"Pinter anak mama yah"
"Lagi dong lagi Aaaaa"
"Enakk yah, lahap makannya" ujar Sakira seneng.
"Udah yah, kenyang" ujar Sakira membersihkan mulut Viki menggunakan tisu, kemudian merapikan meja makan dan membawa Viki ke ruang TV. Biasanya gadis itu akan membiarkan Viki bermain di lantai yang di alaskan karpet tebal.
Sakira menghidupkan TV menonton acara kartoon favoritnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 17: 30 namun Davin masih belum pulang. Sesekali Sakira melirik jam dinding, hatinya gelisah karena harus pulang larut. Gadis itu sangat takut karena jalanan pasti akan sangat sepi dan angkutan umum akan sangat sulit.
"Kemana sih Papa kamu? " tanya Sakira dengan nada kesal.
"Eh anak papa belum bobok? " ucap Davin yang baru saja memasuki rumah, melihat Viki yang masih bangun tengah merayap diatas karpet senyum Davin seketika mengembang.
Sakira melirik kesal, di luar kesepakatan Davin pulang terlambat.
"Apa ini? " tanya Sakira menerima 2 tentengan belanja dari tokoh ternama.
"Pakai, besok kita akan menemui kedua orang tua aku" bala Davin dingin.
"Kan saya sudah bilang pak, saya gak mau ikut campur! " sungut nya.
"Kamu harus mau, aku gak ada ngasih kamu pilihan" tutur Davin kemudian beralih mendekati Viki dan mencium gemas putranya.
"Gak adil banget! " dengus Sakira.
"Itu udah sangat adil, nanti gaji kamu akan saya naik kan" balas Davin.
"Gak usah, gaji normal ajah udah cukup bagi saya" sahut Sakira.
"Ya sudah, aku cuma menambah penawaran"
"Gak cocok tahu, tampang seram, dingin pake kata aku aku gitu. Dasar gak jelas!! " cibir Sakira kemudian beranjak mengemasi barang barangnya bersiap untuk pulang.
"Yakin mau pulang? " tanya Davin sembari menggendong Viki, menatap Sakira yang sibuk mengemasi tas nya.
"Yah iyalah gak mungkin aku nginap di sini. " balas Sakira ketus.
"Yaudah, hati hati yah" ujar Davin berlalu membawa Viki masuk kedalam kamar, hal itu membuat Sakira semakin kesal.
"Bukannya di tawarin anter, malah cuma ngomong gitu doang!! "sungut Sakira yang sebenarnya masih di dengar oleh Davin.
" Kamu mau minta anter? " tanya Davin sembari tersenyum miring, pria itu kembali mendekati gadis itu.
Sakira yang kaget karena tak menyangka jika Davin mendengar ucapannya hanya melirik saja.
"Gak usah!! " tolak Sakira cepat.
"Yakin? saya gak akan menawarkan untuk kedua kalinya lo" balas Davin.
"Yaudah kalau bapak maksa " ucap Sakira nyengir, ia memang tak berani pulang selarut ini. Jam 21: 30 jalanan pasti sangat sepi dan pastinya sangat rawan.
"Ayo jagoan, kita anter nenek lampir ini" ucap Davin mengecup pipi Viki kemudian membawanya keluar rumah. Sebenarnya Davin memang gak tega membiarkan Sakira untuk pulang sendirian, dan ini juga salah dirinya yang pulang terlambat.
...🍀🍀🍀TBC🍀🍀🍀...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Fadhil
ya betul itu tooor
2024-05-07
0
Bunda Aqazam
awas ntar suka sama nenek lampir🤣🤣🤭
2021-02-21
0
Anita Jenius
Hadir lagi memberi jempol.
5 like buatmu.
Semangat up ya.
2021-02-07
6