Sakira merebahkan tubuhnya di atas kasur yang sudah 2 hari tak di kunjungi nya. Gadis itu menatap langit langit kamarnya.
Sakira menghembuskan nafas gusar mengingat bagaimana hidupnya saat ini, Radit? entahlah Sakira tak memikirkan pria itu lagi, sudah cukup selama ini ia menahan semuanya.
Drttt Drttt Sakira menoleh dan meraih cepat ponselnya.
"Halo Bu" sapa nya ketika mengangkat panggilan itu.
"Gimana kabar kamu sayang? "
"Alhamdulillah baik bu, ibu gimana? bapak sehat? " tanya Sakira bersemangat, keluarga selalu membuat hatinya menjadi lebih baik.
"Sehat sayang, gimana kabar Radit? " Sakira terdiam mendengar ucapan ibu nya, baru saja ia mencoba menghalau pemikiran tentang pria itu, kini sang ibu malah menanyakannya.
"Baik ibu, dia sibuk kerja sekarang" kila Sakira memberi alasan.
"Baguslah, kalau begitu ibu tutup dulu yah, hati hati di sana" ucap sang ibu kemudian menutup panggilan nya.
Sakira menatap ponsel yang tadinya terhubung dengan sang ibu, gadis ini memikirkan bagaimana reaksi kedua orang tua nya jika tahu apa yang telah di lakukan Radit padanya.
"Haaa, kenapa semua nya jadi rumit begini sih" densus Sakira melempar ponselnya asal.
Gadis itu kembali membaringkan tubuhnya dan mencoba memejamkan matanya, esok ia harus kembali ke rumah Davin dan mengasuh Viki.
Mengingat tentang Viki, bagaimana yah dia sekarang? apa dia sangat rewel?. Sakira tersenyum geli membayangkan betapa paniknya sang bos menghadapi bayi itu.
"Oekkk oekkk" tangis Viki semakin melengking, Davin kocar kacir kesana kemari membuat susu, mengganti pempers.
"Kamu kenapa lagi sih Viki, aku capek" kelu Davin menatap sang bayi.
"Oekkk oekkmmm" tangis Viki pun mereda setelah di beri susu. Pria itu mendesah lega dan membaringkan tubuhnya di samping Viki sembari memegangi botol susunya.
"Susah juga gak ada si gadis gila itu" gumam Davin.
"Jangan rewel dong, gak kasian apa sama aku yang sendiri ngurusin kamu" ucap Davin bicara sendiri, bukan sendiri sih tapi sama Viki. Cuma si Viki kan belum bisa bicara.
"Nah tidur yah, aku juga mau tidur besok harus ke kantor" ucap nya berharap sang bayi mengerti.
Pria itu menyelimuti tubuhnya dan juga tubuh Viki yang sudah mulai menguap.
"Nice dream boy" ucap nya lagi sembari mengecup kening Viki. uuuu udah kek ayah dan anak yah😍😍😍
Akhirnya kedua nya tertidur pulas, tangan Davin memeluk sang baby.
Sudah pukul 7 pagi, Sakira buru buru bangun kemudian membersihkan diri. Ia sudah sangat telat, Viki pasti sudah bangun.
"Aduhhh kenapa aku telat segala sih" gerutu Sakira sembari berlari ke halte bis.
Sudah hampir 20 menit Bis pun tak kunjung datang. "Kemana lagi ni, biasanya bis udah lewat dari tadi" gerutu nya sembari melirik jam tangannya.
"Taxi!!!!! " teriak Sakira, ia tak tahan lagi gadis itu pun memutuskan untuk naik taxi. Amarah bos nya lebih menakutkan dari pada ongkos taxi yang mahal itu.
"Ini alamat nya pak, buruan yah pak dag telat ini" ujar Sakira, sang supir pun mengangguk.
30 menit akhirnya Sakira tiba di apartemen Davin, membuka pintu dengan pasword yang telah di berikan oleh Davin kemarin, membuat Sakira tak repot menunggu pintu di bukakan.
"Astaga!!!! " pekik Sakira melihat Davin masih tertidur pulas, sementara Viki sudah terbangun dan bermain sendiri dengan jarinya.
Sakira menggendong Viki dan memandikan bayi itu.
"Dasar kebo" cibir Sakira kemudian berlalu ke kamar mandi.
"Uuu imut juga kamu yah, pasti nyesel deh ibu kamu buang bayi seimut Viki " ucap Sakira menoel Noel pipi kenyal Viki. Semakin gemesin Viki malas tertawa dan nendang nendang kan kakinya didalam air.
"Seneng banget yah mandinya, uuuu seger yah sayang"
Menggunakan insting ke ibu annya Sakira akhirnya bisa memandikan Viki.
"Enggggs" Davin menggeliat meraba-raba kasur samping kirinya. Keningnya mengerut, ia tidak merasakan keberadaan Viki.
"Kemana Viki? " tanya Davin dalam hati, fikiran buruk menghampiri pikiran nya membuat Davin terlonjak kaget dan bangkit dari tidurnya.
"Viki!!! " panggil nya.
"Kenapaa teriak teriak" sahut Sakira ketus, gadis itu tengah menggendong Viki yang di baluti handuk.
"Haa syukur lah" ucap Davin lega, ia fikir Viki pergi kemana-mana.
"Tidur kok seperti kebo" cibir Sakira membaringkan tubuh mungil Viki ke atas ranjang, kemudian mengambil peralatan baby. Gadis itu dengan telaten mengucapkan bedak dan mengenakan pempers pada Viki, kemudian mengenakan pakaian lucu bergambar doraemon pada Viki.
"Imutnya" gumam Sakira mengecup pipi harum Viki. Pria itu mengangkat kedua sudut bibirnya menyaksikan pemandangan yang tak pernah ia lihat sebelum nya.
"Bayi setampan ini di buang begitu saja" gumam Davin menatap iba Viki.
"Sudah lah pak, sekarang bayi ini harus kita rawat, jangan bahas soal buang membuang lagi" sahut Sakira, gadis itu berniat untuk merawat dan membesarkan Viki.
Davin menghela nafas, kemudian beranjak ke kamar mandi. Jika malam hari ia merawat Viki maka siang hari Sakira yang akan mengasuh Viki.
"Baiklah, saya mau ke kantor dulu" pamit Davin.
"Oh iya" sahut Sakira yang sibuk menyuapi Viki bubur.
Davin melenggang keluar dari apartemen nya menuju parkiran. Sejujurnya ia sangat lelah, tidur nya tidak nyenyak bahkan ia merasa sangat mengantuk sekarang.
"Selamat pagi pak" sapa sekertaris nya tersenyum semanis mungkin, sementara Davin hanya mengangguk kemudian langsung masuk ke ruangan nya.
"Dasar Homo" cibir Sanaz yang pastinya tak terdengar oleh Davin. Bisa bisa kena pecat dia nanti.
Bukan hanya Sanaz banyak karyawan wanita yang beranggapan jika Davin tidak menyukai wanita, terlihat dari Davin yang tak pernah mengencani wanita manapun. Di tambah lagi, mereka sudah sering mencoba merayu dengan menggunakan pakaian sexi, bahkan ada juga yang secara terang terangan menawarkan diri. Namun naas nasibnya berakhir dengan PHK.
"Eh Kok muka kamu lelah banget, kek abis main berapa ronde aja gitu" cibir Desta yang langsung mendapat pelototan dari Davin.
"Enak saja, emang aku kaya kamu sering main ronde rondean" balas Davin ketus, pria itu menghenyakan bokongnya di kursi kebesaran nya.
"Trus kamu kenapa? " tanya Desta lagi, kali ini ia serius. Wajah dengan mata sudah seperti mata panda bos sekaligus sahabat nya ini terlihat sangat kelelahan.
"Yah ngapain lagi aku gak tidur karena bayi itu. " Jawab Davin kesal tanpa memperhatikan ucapannya.
"Bayi? " tanya Desta kaget "Bayi siapa? kok bisa lo ada Bayi"
Davin meneguk liurnya, mencari alasan apa yang harus ia lontarkan.
"Yah bayi itu lahh, minta istri" kila Davin tertawa renyah. Desta menatap Davin intens, kedua matanya menyelidik Davin yang terlihat kaku.
"Bhahahahaha, makanya buruan sono nikah" ujar Desta tertawa keras, Davin pun bernafas lega, pria itu jijik dengan ucapannya barusan. Namun ia harus membuat alasan agar Desta tak mencurigai nya dan melupakan soal bayi.
"Udahlah, keluar sana. Aku pecat juga kamu kerjaannya nongkrong di ruangan aku" usir Davin. Pria gagah itu masih tertawa keras, menurutnya Davin terlalu polos untuk hal semacam ini.
...🍀🍀🍀TBC🍀🍀🍀...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Fadhil
gak apa apa kak asal yang halus buburnya
2024-05-07
0
Alriellyn
ktnya tdi bayinya umur 3 bln, kok sdh diberikn makan yah.... itukan bahaya
2022-05-21
0
Ar🧸
ralat dong thor 3 blm masih susu ya. 6bln maru mpasi. kasian viki nya... blm kuat pencernaannya😁
2021-05-06
0