Davin memasuki apartemen nya dengan sedikit bersenandung, pria ini selalu merasa bersemangat jika sudah di rumah.
"Viki.. papa pulang" ujar Davin sembari menutup pintu kemudian berjalan menuju kamarnya.
"Sstttt, Viki baru tidur"bisik Sakira meletakkan telunjuknya pada bibirnya. Gadis itu berjalan pelan menarik Davin keluar dari kamar dan menutup pintu secara perlahan.
" Kok dia baru tidur? " tanya Davin, biasanya bocah itu baru bangun jam segini.
"huuh Viki sangat rewel hari ini, kesana kemari dan tidak mau di ajak tidur. " kelu Sakira mengusap jidatnya lelah. Gadis itu kewalahan mengasuh Viki hari ini.
Davin menatap Sakira dalam, sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman.
"Hei, kenapa malah bengong. senyum senyum lagi" ucap Sakira melirik Davin.
"Eh, siapa yang bengong" elak Davin mengalihkan tatapannya. Pria itu memilih duduk di sofa di ikuti oleh Sakira.
"Tumben pulang cepat"
"Suka suka ku lah, yang punya perusahaan aku kok" balas Davin ketus. Gadis itu memutar matanya bosan, jika sudah seperti ini tak akan berguna meladeni bos sombong nya ini.
"Eh mau kemana? " tanya Davin melihat Sakira yang hendak pergi.
"Suka suka ku lah, badan badan aku kok" ucap Sakira membalas ucapan Davin lagi sembari meleletkan lidahnya.
"Berani kau yah, sudah berani melawan bos mu ini" ucap Davin bangkit dari duduknya kemudian mengejar Sakira yang sudah lari ketika melihat pergerakan Davin.
"Eh eh gak dapat, gak dapat" ucap Sakira meledek Davin yang gagal menangkap nya.
"Awas saja jika tertangkap" u ap Davin geram, ia terus mengejar Sakira yang bergerak sangat lincah.
"Hahaha, dasar bos lemah" cibir Sakira, ia berdiri menyender pada dinding menatap Davin yang terengah karena mengejarnya.
"Awas saja huh, huhs, hus" ucap Davin mengatur nafasnya.
"Udah tua sih, ngos ngosan kan" ledek Sakira.
"Viki.... " ucap Davin, spontan membuat Sakira berbalik menatap tangga yang ada di samping tembok tempatnya bersandar.
"Kena kau!! " ucap Davin menangkap Sakira, ia mengurung Sakira di antara kedua lengannya.
"Aiss bapak curang!!! " dengus Sakira mencoba mendorong dada Davin, ia merutuki dirinya yang terlena ketika Davin menyebut Viki. Ia fikir Viki ada di tangga.
"Yang terpenting aku menangkap mu" ucap Davin tersenyum menang.
"Tetap saja curang! " sela Sakira mengangkat kepalanya untuk menatap wajah Davin.
Deg~ tatapan mereka bertemu, Sakira meneken salivanya ketika wajah Davin begitu dekat dengan wajahnya. Jantung yang sedari tadi berlomba lombah berdetak membuat badan Sakira kaku tak bisa bergerak.
"Astagaaa jangan sampai Davin mendengar detak jantung ku" banting Sakira.
Tak berbeda jauh, Davin juga merasakan hal yang sama, matanya tak ingin beralih dari wajah Sakira. Di tatap nya lekat seluruh wajah sakira. Terhenti pada bibir Sakira, Davin menelan ludahnya menatap lurus pada bibir mungil Sakira.
Sedikit menggigit bibirnya, Davin merasa Sakira seolah menggoda nya.
"Maaf" ucap Sakira ketika hampir sedikit lagi wajah Davin mendekat. Ia sudah tak tahan dengan detak jantung nya.
Sakira mendorong tubuh Davin kemudian berlari cepat menaiki tangga dan memasuki kamar Davin.
"Ya tuhan, apa yang terjadi dengan jantung ku" ucap Sakira memegangi jantung nya.
"Hampir saja" ujar Davin memegangi bibirnya. Jantung nya tak berhenti berdetak bahkan semakin kencang ketika ia mengingat wajah Sakira yang begitu dekat dengan wajahnya.
Davin mondar mandir di ruang TV, antara ingin menghampiri Sakira ke kamar atau tidak.
Pria itu benar-benar merasa aneh dengan situasi nya saat ini.
"Apa yang terjadi dengan diriku? " tanya Davin pada dirinya sendiri.
"Pah... " panggil Viki, Davin pun menoleh dan terlihatlah Viki tengH di gendong oleh Sakira.
Gadis itu menunduk, ia terlihat tak berani menatap Davin.
"Aku akan pulang" ucap Sakira memberikan Viki pada Davin.
"Baiklah " balas Davin.
"Mama pulang dulu sayang" pamit Sakira mengecup pipi bulat Viki.
"Saakira.. "
"Yah? " sahut Sakira berbalik menatap Davin, ia sudah hampir sampai di depan pintu keluar. Gadis itu menatap bingung ke arah Davin yang berjalan ke arah nya.
"Soal yang tadi aku minta maaf, jangan marah padaku" ucap Davin penuh penyesalan.
"Kenapa harus minta maaf, bapak gak salah kok" balas Sakira tersenyum lembut, ia bukan marah pada Davin, hanya saja ia tak bisa menatap wajah Davin untuk saat ini. Setiap kali menatap wajah Davin maka jantung nya akan kembali berdetak kencang.
"Tapi kau terlihat tak mau menatap ku" ucap Davin.
"Itu karena,,,,, " ucap Sakira mencoba mencari jawaban yang tepat. Ia tak mungkin mengatakan jika ia deg deg an jika menatap Davin.
"Sudah lah pak, saya pulang dulu" ucap Sakira berbalik dan berlari meraih ganggang pintu dan menghilang di baliknya.
"Kenapa dengan bocah itu" gumam Davin.
"Mama kamu aneh " ucap Davin pada Viki yang sedari tadi hanya diam di gendongan Davin.
Sakira berjalan keluar dari gedung apartemen Davin, ia masih memegang jantung nya yang berdetak semakin cepat.
"Seperti nya aku harus ke dokter" Gumam Sakira.
"Hei" sapa seseorang. Sakira menoleh ke kiri dan kekanan melihat dengan siapa gadis cantik bak seperti model di hadapannya ini.
"Aku berbicara dengan mu" ucap Yuli lagi.
"Dengan ku? " tanya Sakira menunjuk dirinya.
"Tentu, lantas dengan siapa lagi. hanya kita berdua di sini" balas Yuli membuat Sakira menatap ke sekeliling nya. Benar memang hanya mereka berdua di sana.
"Maaf tapi aku tidak mengenal mu" ucap Sakira tak enak hati.
"Yah aku tahu,tapi aku hanya butuh teman untuk bicara" ucap Yuli memasang wajah sedih.
"Kemana teman teman mu" tanya Sakira santai. Ia mulai menatap iba pada Yuli.
"Entahlah, kau tahu lah terkadang teman itu hanya ada di saat kita senang saja" balas Yuli Menunduk.
"Kau benar juga"sahut Sakira mengangguk pelan. Memang seperti kebanyakan teman, tapi tak semua nya seperti itu.
"Aku lihat seperti nya kau bisa ku jadi kan teman" ucap Yuli tersenyum lembut. Sakira tersnyum Canggung, sebenarnya ia sedang tak ingin bersama orang lain, tapi melihat wajah gadis ini membuat nya tak tega.
"Mungkin" balas Sakira menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali.
"Aku Yuli" ucap Yuli memperkenalkan diri sembari mengulurkan tangannya.
"Sakira" balas Sakira menyambut uluran tangan Yuli.
"Kau tinggal di apartemen ini? " tanya Yuli, kini mereka sedang berjalan di taman tak jauh dari apartemen itu.
"Tidak, tapi aku bekerja di sana" balas Sakira.
"Benarkah? sebagai apa? " tanya Yuli lagi, ia berpura-pura tidak tahu yang sebenarnya ia sudah menyelidiki tentang Sakira.
"Office" jawab Sakira jujur.
"Sudah terlalu sore, aku harus pulang" ucap Sakira pamit, ia sungguh merasa lelah dan ingin cepat cepat merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuknya.
"Mau ku antar? " tawar Yuli.
"Tidak usah, aku bisa pulang sendiri, bye" tolak Sakira yang langsung berjalan cepat meninggalkan Yuli.
Gadis itu menatap kepergian Sakira dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.
...🍀🍀🍀TBC🍀🍀🍀...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Shuhairi Nafsir
jangan sampai Shakira diperbodohkan oleh Yuli Thor.
2022-04-08
0
Ar🧸
aku kira bakal bilang pengasuh bayi 😁😁😁
2021-05-07
0
@_M.B.U.L••••}{}-----
semangat thor
2021-02-06
0