Davin dan Sakira mendengus kelelahan, keduanya duduk di sofa kamar Davin dengan bayi yang telah di baring kan Safira di atas ranjang Davin.
"Apa yang harus kita lakukan? " tanya Davin mentap bayi yang tertidur pulas. Otak cerdasnya tak berfungsi sekarang, sungguh Davin pusing di buatnya.
"Aku tidak tahu dan aku tak ingin terlibat dengan hal ini. " balas Sakira, pria itu mengalihkan pandangannya pada wanita yang baru saja mengatakan jika ia tak ingin terlibat. Davin menatap datar ketika gadis itu juga menatap kearahnya.
"Kau tak ingin terlibat? " ulang Davin, Sakira pun mengangguk mengiyakan pertanyaan Davin.
"Apa kau tak kasihan dengan bayi itu? lihat lah dia sangat lucu. " ucap Davin beralih menatap bayi itu kembali. Ia berusaha membuat Sakira simpati, tidak mungkin ia harus mengurus bayi itu sendirian.
Bukan tidak kasihan, Sakira sangat kasihan pada Bayi itu, tapi bagaimana bisa gadis lajang mengasuh seorang bayi?. Bisa bisa ajah sih, banyak juga di luar sana anak gadis seusianya menjadi baby sister.
Nah itu baby sister, sebuah pekerjaan bukan mengasuh dan menjadi orang tuannya.
Sakira memutar otaknya, memikirkan apa yang harus ia lakukan dengan situasi hidup nya yang semakin rumit baginya.
Belum sempat mikirin gimana pertunangan nya, sekarang ia harus merawat bayi??
Omg, Sakira memukul mukul kepalanya yang semakin terasa buntu tak dapat solusi apapun.
"Hei, kau sudah gila? " tanya Davin bingung melihat tingkah aneh gadis di depannya ini.
Sakira yang tersadar dari pemikiran nya hanya nyengir merutuki tingkah bodohnya. Bodoh sekali ia melupakan bukan hanya dia sendiri yang berada di sini.
"Maaf yah pak, bukannya gak mau ni yah rawat bayi itu. Tapi saya fikir bapak lebih bisa buat rawat bayinya. Bapak kaya, jadi pasti bisa dong bayar baby sisters buat jaga bayi nya. " Ucap Sakira panjang lebar. Davin tak merubah merubah ekspresi wajahnya, ia hanya diam menatap Sakira.
"Tentu aja, tapi saya tidak ingin orang lain tahu. Akan lebih baik kamu yang jaga bayi itu. "
"Gak bisa gitu dong pak, terus gimana saya kerja coba? gak bisa" bantah Sakira tak terima dengan keputusan sepihak Davin.
"Dimana kamu bekerja? "tanya Davin, ia bisa menggunakan kekuasaannya membuat Sakira mengasuh Bayi itu.
"Di Family Word" jawab Sakira datar. Seketika senyum Davin tersungging, beruntung sekali dirinya. Family Word adalah perusahaan milik keluarga nya, lelaki ini adalah CEO nya.
"Kenapa bapak tersenyum aneh gitu? " tanya Sakira menatap Davin penuh curiga.
"Kamu harus menjaga bayi itu. " titah Davin tak terbantahkan.
"Mana bisa begitu sih pak!!! kan sudah saya bilang saya kerja. gimana sih pak!! " sungut Sakira berapi-api. Sementara lawan bicara nya hanya menatap nya santai.
"Yah saya tahu, nanti saya bakal suru atasan kamu untuk memindahkan kamu menjadi asisten saya. " ucap Davin santai.Sakira melotot, apa dia tidak salah dengar, Davin meminta atasannya untuk memindahkan nya menjadi Asisten bapak gila ini.
"Maksudnya? " Sakira tak mengerti dengan penuturan pria di depannya ini apa. Otaknya masih belum bisa berfikir.
"Tuh." tunjuk Davin menggunakan matanya, Sakira mengikuti arah mata Davin, gadis itu menutup mulutnya melihat nama perusahaan nya terpampang jelas di atas meja kerja yang ada di sudut kamar Davin.
Sakira menatap Davin dan meja kerja itu bergantian, masih tak bisa gadis itu percaya di hadapannya adalah CEO perusahaan tempat ia bekerja.
"Itu beneran? " tanya Sakira lagi memastikan.
"Tak ada penolakan, setiap hari kamu harus kesini untuk menjaga bayi itu. "
"Eh tunggu pak, jangan samain dong kerja sama permasalahan pribadi ini" tutur Sakira yang awalnya mengeraskan suaranya berubah menjadi pelan ketika Davin menatapnya.
"Kamu tidak patuh dengan atasan mu? " ujar Davin dingin.
"Bu bu bukan begitu pak, tapi kan kalau di perusahaan saya kerja cuma 5 hari. kenapa di sini saya harus datang tiap hari. " Ucap Sakira takut takut, nyalinya menciut bagaimana tidak, di kantor ia sering mendengar dari karyawan lain kalau CEO mereka sangat galak, dan dingin. Sakira tak menyangka akan mendapatkan masalah seperti ini dengan CEO yang belum pernah ia lihat ini.
"Apa mau mu? " tanya Davin to the poin menanyakan ke inginan Gadis di depannya ini.
"Baiklah, saya akan datang setiap hari. Namun hanya sampai sore. Malamnya bapak yang menjaga bayi ini bagaimana? "
"Maksud mu, kita bagi sift begitu? " tanya Davin memperjelas keinginan Sakira.
Gadis itu mengangguk dan mengulurkan tangannya.
"Bapak setuju? " tanya Sakira menunjuk tangannya dengan mata.
"Baiklah" balas Davin pasrah menerima uluran tangan Sakira.
Kryuuukkkk kryuuuuukkkk
Sakira dan Davin serentak memegang perut mereka yang mulai terasa semakin perih.
"Kamu lapar? "
"Bapak lapar? "
Keduanya saling bertanya serempak, kemudian mengalihkan wajah masing-masing.
"Jangan panggil saya bapak"
"Lalu saya harus memanggil anda seperti apa? " tanya Sakira datar.
"Davin, panggil saya Davin"
"Tidak cocok, saya lebih nyaman memanggil anda bapak" ucap Sakira mengejek, membuat Davin melotot mendengar nya.
"Oo begitu yah, sudah gak sayang sama pekerjaan? " tanya Davin menyeringai, kemenangan ada di tangannya.
"Dasar om om tua, bisa nya cuma mengancam! " densus Sakira kemudian keluar dari kamar, Perutnya benar-benar lapar sekarang.
"Dimana dapur bapak? " tanya Sakira berjalan celingak celinguk melihat sekelilingnya mencari posisi dapur.
"Nah itu Dapurnya" tunjuk Davin mengikuti Sakira dari belakang.
Gadis itu mengambil belanjaan yang ia bawa tadi, dan mengeluarkan 2 bungkus mie instan.
"Kau akan masak mie? " tanya Davin tak percaya.
"Tentu saja, aku sangat lapar dan mie yang paling muda dan cepat untuk di masak. " balas gadis itu mengambil panci kemudian mengisinya dengan air dan merebusnya.
Davin hanya duduk di meja makan sambil memperhatikan setiap gerak gerik gadis yang masih belum ia ketahui namanya.
"Ini untuk bapak, dan ini untuk saya" ucap Sakira meletakkan semangkok mie di depan Davin dan Semangkok untuk nya.
"Terimakasih.... mm.. " ucap Davin tak tahu ingin menyebut nama Sakira.
"Sakira" sahut nya.
"Oh yah, Terimakasih Sakira " ulang Davin tersenyum kikuk.
Mereka makan dalam diam, lebih memilih fokus dengan makanannya sendiri.
Terlihat begitu kaku dan canggung. Makan malam berdua dengan orang yang baru di kenal, ini sungguh tidak pernah di bayangkan oleh Sakira. Bahkan Bos nya sendiri, yang Sakira dengar bosnya itu sangat dingin dan angkuh.
"Tidak seperti yang mereka bicarakan" gumam Sakira pelan.
Davin terlihat santai, namun didalam hatinya ia merasa sangat gugup, tidak biasa makan malam bersama wanita, apalagi ini wanita yang baru ia kenal, meskipun karyawan nya sendiri.
...🍀🍀🍀TBC🍀🍀🍀...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Snow Kim Barbie
DAVID & SAKIRA SEPAKAT, KALAU SAKIRA JADI BABY SITTER 😅😅😅
2021-11-07
0
Daisyridone
itu bayinya dari tadi kok ga dikasih minum ya...sibuk berdebat aja keduanya
2021-08-21
2
ARSY ALFAZZA
like 👍🏻
2021-02-28
0