Sakira terus berjalan cepat meninggalkan rumah Davin, hatinya sangat sakit mendengar ucapan Mama Davin. Meskipun ia hanya kekasih pura-pura mereka gak boleh seperti itu kepadanya.
"Sakira!! sakira tunggu! " teriak Davin yang berlari mengejar nya. Gadis itu tak memperdulikan nya, ia terus berjalan cepat bahkan berlari ketika merasa Davin semakin dekat padanya.
"Sakira!!! " panggil Davin berhasil meraih tangan Sakira.
"Apa lagi sih pak!!!!. "
"Aku mau ngomong sama kamu" bujuk Davin.
"Ngomong apalagi, bapak udah denger apa kata orang tua bapak, maka jauhin aku!! " teriak Sakira menghempaskan tangan Davin.
"Lepas!!, lepasin..... " ucap Sakira mendorong Davin yang kini malah membekap nya erat, entah hasutan dari mana ia melakukan hal itu.
"Stttt kamu tenang dulu, jernihkan fikiran kamu" bujuk Davin lembut yang perlahan membuat Sakira melemah dan pasrah dalam pelukan Davin, yang terdengar hanyalah isak tangisnya yang semakin kuat.
Sakira merasa sangat nyaman dan aman berada di dalam pelukan Davin.
Tangisnya pun mereda, yang tertinggal hanya degup jantung yang berlomba lomba untuk berdetak.
"Udah tenang? " tanya Davin menunduk melihat wajah Sakira, tangis nya sudah mulai mereda.
"Pak lepasin, pengap tahu" ujar Sakira membuat Davin langsung melepaskan pelukannya.
Sakira menunduk, menetralkan jantung nya yang berdegup kencang. Jujur saja gadis Sakira merasa sangat nyaman berada di dalam pelukan Davin.
"Astaga kok aku malah baper sih" rutuk Sakira dalam hati sembari memukul kepalanya. Sementara Davin mengangkat alisnya bingung dengan tingkah laku Sakira.
"Hei, udah gak mau make kepala lagi? " sindir Davin.
"Eh iya? " sahut Sakira bengong, ia malah jadi salah tingkah.
Bukan hanya Sakira, Davin pun merasakan hal yang sama. Jantung nya juga berdetak cepat, sukur sukur gak di dengar Sakira.
"Ayo kita butuh bicara" ucap Davin menarik tangan Sakira menuju taman yang tak jauh dari mereka berdiri.
"Udah lah Pak, gak papa kok, aku tadi hanya baper sesaat. " Jelas Sakira ketika mereka sudah duduk di salah satu bangku taman, ia menebak jika Davin pasti ingin meminta maaf.
"Maksud kamu? " tanya Davin bingung.
"Bapak mau minta maaf kan? "
"Dasar sok tahu, saya itu mau bicara soal Viki" ucap Davin mengelak, sebenarnya ia memang ingin meminta maaf karena sikap orang tuanya.
"Oo saya fikir mau minta maaf" balas Sakira.
"Itu juga sih, saya merasa bersalah soal itu, tapi kamu gak bakal berhenti untuk urus Viki kan? " ucap Davin harap harap cemas, siapa yang bakal jaga Viki ketika ia bekerja. Davin gak mungkin menyewa babysitter untuk Viki, bisa bisa permasalahan nya akan di ketahui banyak orang termasuk soal Viki anak pungut.
"Gak kok Pak, saya gak akan berhenti jaga Viki. Orang tua Viki kan kita berdua gak mungkin saya siap siain anak saya" jawab Sakira jujur membuat Davin bernafas lega.
"Baguslah kalau gitu"
"Oh iya, Viki siapa yang jaga? " tanya Sakira baru ingat soal Viki.
"Kamu tenang ajah, Viki aman kok" balas Davin tersenyum lembut membuat Sakira terpana, gadis itu malah bengong menatap senyum Davin.
"Hei.. " panggil Davin. Sakira tak bergeming, ia malah senyum senyum sendiri.
"Sakira!! Hei... " ulang Davin melambaikan tangannya di depan wajah Sakira.
"Eh iya, kenapa? " tanya Sakira salah tingkah ketahuan melamun.
"Saya tahu kok kalo saya tampan" ujar Davin merapikan rambutnya sok tampan, membuat Sakira langsung merubah raut wajahnya.
"Sok kegantengan banget si Pak" cibir Sakira.
"Memang saya ganteng"
"Ihh apaan, ganteng dari mananya?? "
balas Sakira berbohong.
"Mbak saya ganteng gak? " tanya Davin pada wanita yang baru saja lewat di depan mereka. Sakira sampe melotot tak percaya dengan apa yang di lakukan Davin barusan. Bisa bisanya ia mencegat orang lewat hanya untuk menanyakan hal itu.
"Ih ganteng banget" jawab wanita itu jujur dengan mata yang berbinar.
"Tuh kan Bener, kamu nya ajah yang buta" ucap Davin pada Sakira.
"Makasih yah mbak"
"Ih bapak apa apain sih, narsis banget" sungut Sakira kesel setelah wanita itu pergi.
"Itu pembuktian lo"
"Serah deh" balas Sakira pasrah, kalau di lawan terus Davin malah makin parah.
"Mah!! mama gak boleh kaya tadi! " ucap Jidan menatap istri nya tak percaya.
"Mama gak mau kalau Davin dekat dekat sama wanita itu! " balas Mina.
"Mah, udah dong.. berhenti ikut campur dengan urusan pribadi anak kita, Davin itu udah dewasa, biarkan dia memilih jalan hidup nya sendiri. " ucap Jidan menasehati istrinya, ia benar-benar malu di hadapan kekasih Davin Devin dengan sikap istrinya tadi.
"Pokoknya mama akan melakukan apapun, agar gadis itu pergi dari kehidupan Davin! " ucap Mina tak terbantahkan. Wanita paru baya itu bangkit kemudian berlalu pergi menuju kamar.
Jidan hanya bisa menghela nafas gusar, istrinya sungguh keras kepala. Entah harus bagaimana ia menyadarkan istrinya akan kekerasan kepalanya itu.
"Halo tante" sapa Radit menelfon mama Sakira.
"Iya Radit, apa kabar kamu? "
"Baik tante, tante apa kabar? "
"Baik juga"
"Gimana keadaan Sakira, aman aman aja kan? "
"Aman kok tante" balas Radit berbohong, ia sedang tidak baik dengan Sakira.
"Tante, aku mau mempercepat pernikahan aku sama Sakira bisa gak tante? " tanya Radit, ia tak ingin kehilangan Sakira karena itu ia menelfon mama Sakira, karena Sakira tak akan pernah bisa menolak ataupun membantah ucapan orang tuannya.
"Loh kok tiba-tiba, udah bicarain sama Sakira nya? " tanya Lena kaget, Putri nya tak ada membicarakan hal ini dengan nya.
"Udah tante ini atas kesepakatan kita berdua kok" jawab Radit berbohong.
"Kalau begitu, kami bisa apa, semut keputusan ada di tangan Sakira" balas Mina.
"Baiklah tante, Radit tutup yah mau lanjut kerja dulu" Pamit Radit.
"Oh iya iya, jaga Sakira yah"
"Siap tante" balas Radit kemudian menutup telfonnya.
Radit tersenyum licik, rencananya berhasil, ia tak akan melepaskan Sakira begitu saja.
"Kamu tak akan bisa lepas dari ku Sakira" gumam Radit menatap lurus kedepan, dimana ada Sakira dan Davin tengah duduk di bangku taman.
Ternyata sedari tadi Radit memperhatikan mereka. Sebenarnya ia tidak sengaja melihat Sakira di sana, ingin menghampiri nya namun Radit meng urungkan niatnya ketika melihat Davin juga ada di sana.
"Laki-laki itu tak akan mudah untuk mendapatkan mu" ucap Davin penuh dengan kebencian, entah apa masalah nya Radit terlihat begitu membenci Davin.
"Pak, pulang yuk, saya mau ketemu Viki" pinta Sakira yang langsung di angguki Davin.
"Baiklah, karena hari ini saya merasa bersalah pada mu, maka saya akan menuruti mu. " balas Davin mengulurkan tangannya untuk membantu Sakira berdiri, yang langsung di sambut oleh Sakira.
"Oh iya satu lagi" ucap Davin membuat Sakira mengerut.
"Apa? "
"Jangan se formal itu sama aku" ucap Davin menggunakan kata aku kamu.
"Lah kan bapak atasan saya. "sahut Sakira.
" Pokoknya panggil aku Davin jangan bapak! " perintah Davin.
"Malas lah, masa gak sopan sama bos sendiri" sungut Sakira menolak, ia merasa tak sopan jika memanggil nama saja pada bosnya.
"Kalau begitu, bagaimana jika kita berteman saja? " usul Davin menatap Sakira intens.
"Berteman? "
"Yah, mulai sekarang kita berteman, jadi kamu harus manggil aku Davin. " ucap Davin menaik turunkan alisnya.
"Terserah deh" balas Sakira mengalah, manggil Davin ataupun bapak baginya sama saja.
"Yaudah yuk kapan pulangnya" rengek Sakira, ia sudah sangat merindukan Viki, putra imutnya.
"Baiklah baiklah, mari jemput Viki" ucap Davin berjalan sembari menarik tangan Sakira yang memang sedari tadi di genggegamnya. Entah perasaan apa ini Davin tak ambil pusing, yang terpenting baginya ia merasa sangat senang saat ini.
Begitu juga dengan Sakira, ia sedikit melupakan sakit hatinya sejenak. Ia mencoba mengabaikan ucapan mama Davin dengan alasan itu kan hanya pura-pura.
...🍀🍀🍀TBC🍀🍀🍀...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Shuhairi Nafsir
kenapa bodoh banget kamu Shakira nga terus terang mengenai sikap laku radit kepada kedua orang tua nya. dan putuskan pertunangannya
2022-04-08
0
Daisyridone
thor...ceritamu bagus cuman perlu diperhatikan lagi potongan potongan adegannya...khususnya di bab ini adegannya bercampur-campur, ga ada pemisah atau keterangan antara Davin - Shakira, antara papa Jidan sama istrinya, dan juga Radit - mama shakira.....
semangat yaa
2021-08-21
1
Bagus Effendik
like this like this
2021-02-21
0