Davin membawa Sakira dan Bayi laki-laki yang ia temukan di samping mobilnya ke apartemen pribadi nya.
Keduanya menatap Baby itu intens, yang di baringkan Sakira di atas Sofa.
"Oke, sekarang bapak jujur, mengapa bapak memberikan bayi ini pada saya! " ucap Sakira beralih menatap Davin, lelaki yang seenaknya memberikan bayi padanya.
"Itu bukan bayi saya" jawab Davin menghenyakkan bokongnya di sofa samping bayi.
"Kok bukan sih, kan bayi ini bapak yang bawa" balas Sakira mengerut, jelas jelas bayi itu dari dia.
"Bayi itu sudah ada di samping mobil saya, ketika saya keluar dari supermarket" jelas Davin.
"Jangan bercanda, masa ada orang yang tega menelantarkan anak nya"
"Tuh buktinya" sahut Davin menunjuk Bayi itu dengan lirikan matanya.
"Serius deh pak, jangan bercanda. Ini tu gak lucu tahu" ujar Sakira memelas, ia benar-benar capek sekarang. Terlalu banyak masalah menghampiri nya hari ini, dan sekarang soal bayi astagaaaa Sakira benar-benar gemas dengan hidupnya.
"Saya serius, saya masih lajang mana mungkin punya bayi"
"Itu gak mustahil pak, bayak tu di luaran sana punya bayi tapi belum nikah, apalagi yang be duit. " ujar Sakira mencibir di ujung kalimat nya.
"Maksud kamu apa? " tanya Davin merasa tak terima dengan ucapan Sakira.
"Yah, bisa aja itu bayi dari wanita bapak yang minta pertanggung jawaban. " jawab Sakira enteng membuat Davin naik pitam, seumur umur ia belum pernah nyentuh cewek apalagi menghamilinya.
"Jaga ucapan kamu! " bentak Davin bangkit dan berdiri tepat di depan Sakira. Pria itu menatap tajam gadis yang udah membuat emosinya memuncak, bahkan sejak di supermarket.
"Yah mungkin ajah kan, bisa aja itu terjadi, tapi bapak gak mau mengakui bayi itu. " tambah Sakira yang juga ikut berdiri, ucap gadis itu membuat ubun ubun Davin berasap.
"Kamu!.. "tunjuk Davin pada Sakira.
"Oek. Oek. " Tangis bayi itu memotong ucapan Davin yang hendak memaki Sakira. Keduanya telonjak kaget dan spontan mendekat menepuk-nepuk agar bayi itu kembali tidur.
"Bapak sih teriak teriak" dengus Sakira berbisik menyalahkan Davin.
"Kok saya sih" bantah Davin sedikit lebih keras.
"Tuh kan" ucap Sakira kembali menepuk paha bayi itu yang mulai ingin menangis ketika mendengar suara Davin yang sedikit lebih keras.
Keduanya sama-sama terdiam, posisi masih sama, berada di dekat baby yang sudah kembali tenang dan tertidur pulas.
"Oke, sebaiknya kita bicara sekarang" ucap Davin setengah berbisik takut Baby itu kembali menangis. Pria itu bangkit dan duduk sedikit lebih jauh dari baby agar tak mengusik tidurnya lagi.
"Sejak tadi kita bicara pak" cibir Sakira mengikuti Davin dan duduk tak jauh dari pria itu.
"Kamu harus rawat dia! " titah Davin.
"Kok saya si pak, yang nemuin Bayi itu kan bapak kenapa saya harus terlibat. " bantah Sakira tak terima, belum juga nikah udah ngurus baby, mana tunangan selingkuh, astagaaa Sakira menggeleng kan kepalanya.
"Saya mana bisa, apa kata orang tua saya nanti. "
"Lah bapak fikir orang tua saya nanti gak berkata? " balas Sakira.
Ting Tong
Davin dan Sakira menegang, keduanya menatap ke arah pintu.
"Siapa itu? " tanya Sakira panik.
"Saya gak tahu" balas Davin yang juga panik, jangan sampai ada orang yang tahu jika di dalam rumah nya ada bayi dan wanita ini, bisa bisa mamanya akan berfikir lain.
"Cepat sembunyi!! " titah Davin mendorong Sakira untuk menggendong bayi itu dan bersembunyi di kamarnya.
"Aduh pelan pelan dong" ucap Sakira takut jika bayi itu menangis karena Davin terlalu mendorong nya sehingga guncangan bayi itu terlalu kuat.
"Ssyusss sssyuss" ucap Sakira menenangkan bayi itu hingga tertidur lagi.
Ting Tong!! kembali bel itu berbunyi.
"Buruan!! tetap di dalam dan Jangan keluar hingga aku datang" peringat Davin dan menutup pintu kamar nya dari luar.
Nafasnya tersengal, buru buru Davin berjalan menuju pintu dan membukanya.
"Kok lama? " tanya Mina Mama Davin.
"Dari kamar mandi mah" jawab Davin mengatur nafasnya, dan mulai bersikap normal.
"Ada apa mama kesini? " tanya Davin ketika mereka sudah duduk di sofa.
"Emang mama kesini harus ada keperluan ajah.? " Cibir Mina.
"Nggk, yah aneh ajah tiba-tiba mama gak ngabarin kesini" balas Davin mencari alasan.
Mina melirik seluruh ruangan apartemen putranya, ia curiga dengan sikap Davin kali ini, terlalu banyak bicara dan, yah sedikit berbeda.
"Liat apa? " tanya Davin mengikuti arah pandang mamanya.
Oh astaga, Davin melihat dot palsu bayi itu terjatuh dilantai menuju kamarnya.
"Mah, sebaiknya mama pulang. " Ucap Davin mengalihkan pandangan mamanya yang hendak menoleh ke arah kamarnya.
"Kamu ngusir mama? " tanya Wanita paru baya itu menatap tajam anaknya.
"Bu bukan gitu mah, "
"Lalu apa? kamu aneh yah, dari tadi mama perhatiin" ujar Mina menatap Davin penuh selidik. Gelagapan, pria itu mencoba menormalkan sikapnya.
"Ga Gak ada, perasaan mama aja kali"
"Pasti ada yang kamu sembunyikan dari mama" tuduh Mina bangkit dan berjalan menuju pintu Kamar Davin.
Kelimpungan, Davin memutar otak nya mencari sebuah ide agar mamanya cepat pergi dari apartemen nya. Jangan sampai ia menemukan gadis yang entah siapa namanya ia tak tahu, dan baby itu.
Dari dalam Sakira dapat mendengar percakapan Davin dan seorang wanita yang ia tak tahu siapa.
Jantungnya seakan ingin copot ketika mendengar suara sepatu mendekat ke arah pintu. Sakira mengeratkan pelukan nya pada sang baby bersiap jika seseorang membuka pintu ini. Ia benar-benar bingung ingin bersembunyi di mana.
Tring!! Tring!!
Davin mendesah lega ketika langkah Mina terhenti oleh suara ponselnya. Wanita paru baya itu membuka tas nya kemudian mengangkat panggilan yang tertera adalah suaminya.
Bukan hanya Davin, Sakira juga mendesah Lega.
"Iya pa? "
"... "
"Iya mama kesana sekarang" balas Mina kemudian menutup sambungan. Beralih menatap putranya, Mina memasukkan ponsel ke dalam tas.
"Awas yah, kalau mama tahu kamu nyembunyiin sesuatu. " ancam Mina pada Davin. Tak pernah melawan, Davin selalu mengikuti apapun yang di inginkan oleh mamanya.
"Iya mah" balas Davin mengangguk patuh.
"Oek!! " Bayi itu menangis.
"Syussssst syussstt" Sakira menggoyang goyang kan pelan bayi yang ada di gendongannya agar berhenti menangis.
Jantung Davin seakan copot, di dalam hati Davin merapalkan doa doa agar mamanya tidak mendengar suara bayi itu.
"Suara apa itu? " tanya Mina menghentikan langkahnya.
"Apa?? gak ada denger apapun! " kila Davin.
"Masa sih" ujar Mina berbalik mencari sumber suara tadi.
"Eh ma ma mahhh, papa udah nunggu lo" bujuk Davin mencegat mamanya, mengingatkan kembali soal papa nya yang tengah menunggu.
"Oh astaga" dengus Mina dan kembali berbalik menuju pintu.
"Hati-hati mah" ucap Davin melambaikan tangan.
"Awas yah kalo kamu sembunyikan sesuatu dari mama" peringat Mina yang di angguki oleh Davin.
Blam~ Pria itu menutup pintu dan langsung menguncinya. Davin berlari menuju kamarnya dan terlihat Sakira tengah terhenyak di lantai dengan bayi itu masih di gendongan nya.
"Apa wanita itu sudah pergi? " tanya Sakira.
"Sudah" balas Davin.
Mereka benar-benar lega sekarang, baru kali ini Davin merasakan deg deg an yang sebenarnya. Begitu juga dengan Sakira, wanita itu hampir pingsan menahan debaran jantung nya.
...🍀🍀🍀TBC🍀🍀🍀...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Fadhil
lucu sudah berdebat kok blm kenalan
2024-05-07
0
Sri Widjiastuti
😁😁😂kayak maling nii
2021-07-09
0
nur
kenapa gk cek CCTV?
2021-06-06
0