Part 17

"Kau harus melindungiku, Malvori, aku serius. Orang suruhan Morales akan menghabisiku kalau aku tidak membayar hutangku dan menyerahkan gadis - gadis ku padanya."

Keemo mengguncang lengan pria berbadan besar dengan jambang tebal di wajahnya. Dia Gianluca Malvori, seorang keturunan Italia, pemimpin dari kelompok bandit kakap bernama Mad Dog.

Malviori menyeringai. "Dengar, aku akan melunasi hutangmu pada Morales, tapi kau harus menambahkan satu gadis lagi ke rumah bordilku."

"Satu orang gadis lagi?" tanya Keemo heran.

"Ya, satu orang lagi."

"Hanya tersisa satu orang gadis saja. Tapi dia keponakanku."

Malvori mendesis. "Memangnya aku peduli?"

Keemo berpikir sejenak. Pria tua itu sedikit ragu untuk mengiyakan. "Kalau kuserahkan satu gadis lagi padamu, apa kau bisa menjamin keselamatanku?"

"Kau tenang saja, Morales urusanku."

Dia memberiku waktu satu bulan." Keemo memijit kepalanya. "Waktunya hanya tinggal satu minggu lagi. Aku tidak mau pemuda itu mencari dan menghabisiku."

"Hei, Tua Bangka!" hardikMalvori. Dia sepertinya sedikit kesal dengan Keemo yang malam itu menjadi cerewet. "Aku sudah bilang bukan, akan aku urus Morales. Aku bayar hutangmu padanya, tapi serahkan satu gadis lagi padaku. Apa sudah jelas?"

"I - iya, sudah jelas, Malvori."

Keemo menelan ludahnya. Bentakan Malvori membuat wajahnya nyalinya menciut.

***

Sebuah mobil sedan Cadillac XTS open roof berhenti di depan Sandra yang tengah berdiri di sidewalk depan gedung apartemennya. Matanya terbeliak demi melihat siapa yang duduk di belakang kemudi.

Senyum manis Alex tersungging. Lalu dengan gerakan telapak tangannya dia memberi isyarat pada Sandra untuk segera masuk.

"Wow, kau terlihat cantik," ujar Alex seraya mengelus dagunya dan memandang ke arah Sandra.

"Thanks." Sandra tersenyum. "Mobil yang bagus." Sandra memeriksa interior mobil sembari berdecak kagum. "Ini mobilmu?"

"Bukan, aku menyewanya," kekeh Alex seraya melajukan mobilnya.

"Kau menyewa mobil semewah ini?" tanya Sandra terheran - heran.

"Yep!"

"Wow, kau pasti punya pekerjaan yang bagus."

Alex terbahak. "Hmmmm .. sepertinya."

Sandra meringis. Tak henti - hentinya dia memperhatikan sosok Alex yang tampan dan rapi. Tubuh kokohnya dibalut kemeja hitam dan dipadukan dengan mantel hitam musim dingin.

"Mau kemana kita?" tanya Alex membuat Sandra terkesiap. "Aku tidak terlalu hafal Seattle. Kau jadi penunjuk arahnya."

.

.

ARCHIPELAGO RESTAURANT, SEATTLE.

"Alex, sedang apa kau di Seattle?" tanya Sandra di sela - sela makan malam mereka.

"Mengantar puteri Bosku menemui Hayden," jawab Alex seraya terkekeh.

Sandra mencebik. "Puteri Bosmu? Menemui Hayden? Aku tidak mengerti."

Alex mengibaskan tangannya. "Urusan cinta." Dia terbahak. "Ceritanya pajang."

Sandra membulatkan mulutnya membentuk huruf O.

"Memangnya kau bekerja di mana?"

Alex mengelus tengkuknya pelan. Mencoba mengulur sedikit waktu menemukan kata yang tepat untuk membohongi Sandra. "I'm a .. stockbroker in Freedom Tower."

Sandra mengangguk - angguk sembari menyuapi dirinya dengan sepotong kecil meatloaf.

"Apa kau menginap di apartemen Hayden?"

"Aku menginap di May Flower Park."

Sandra menelan ludahnya mendengar nama hotel termahal di Seattle itu. Sudah bisa dipastikan kalau Alex adalah pria kaya.

Bagaimana bisa ada makhluk sesempurna ini. Kaya, ramah, dan tampan.

"Mau minum malam ini?" tanya Alex ketika dia selesai menghabiskan makan malamnya.

"Emm .. aku tidak tahu, aku harus mengecek keadaan Kirana. Kau ingat Kirana, bukan? Hayden's neighbor."

"Ya, tentu aku ingat dia." Alex mengerenyitkan keningnya. "Kenapa dia?"

"Ayahnya baru meninggal, aku rasa dia masih terpukul karena itu," jawab Sandra getir. "He was shot by mafia."

Alex kembali mengelus tengkuknya. Tentu saja dia sudah tahu mengenai hal itu dari Hayden.

"Wow!"

Alex memasang ekspresi terkejutnya, walaupun hanya pura - pura saja.

***

Chief Charles Hoffman berjalan mendekati Matthew yang tengah menikmati secangkir kopi di ruang kerjanya.

"Kita sedang berurusan dengan mafia kakap Seattle." Chief Hoffman mengambil tempat duduk di depan Matthew.

"I know." Matthew menyeruput cangkir kopinya. "Francois Gagné dan José Luis Morales," lanjutnya.

"It's not gonna be easy. Mereka sangat licin."

"Empat peluru di tubuh James Adams dan Clark Rogers sama. FN five - seven USG, kaliber 5.7 × 28 mm." Matthew memandang atasannya itu dengan serius. "Ada kemungkinan Gagné dan Morales mempekerjakan pembunuh yang sama."

Matthew menghela nafas dalam - dalam. Dia menyilangkan kedua tangannya ke belakang kepala.

"Banyak pemilik pistol serupa terdaftar dari seluruh Seattle. Aku belum menemukan seseorang pun yang mengarah pada kasusnya." Matthew mengelus rambutnya pelan. "Tidak ada sidik jari pelaku, tidak ada ceceran DNA, dan tidak ada saksi mata."

"Kita sudah tahu Gagné dan Morales yang ada di belakang kasus ini. Hanya saja tidak ada cukup bukti untuk menyeret mereka."

Matthew menyeruput kopinya kembali.

"Aku harus menemukan si Pembunuh ini!"

***

"Kira, kau yakin kau akan baik - baik saja?" tanya Sandra dari seberang telepon.

"Yeah, aku ingin sendirian saja malam ini. Kau bersenang - senanglah." Kirana mengapit ponselnya dengan bahunya. Satu tangannya menenteng kantung plastik berisi bir kaleng dan satu tangan lainnya berusaha membuka pintu.

"Telepon aku kalau kau butuh sesuatu, okay?"

"Bye, Sandra."

Kirana menutup telponnya dan berkonsentrasi membuka pintu flatnya.

"Pintu bodoh!" hardiknya dengan gusar ketika kuncinya tak bisa dia gerakan. Kirana menggeram kesal. Dihembuskannya nafas dalam - dalam seraya berkacak pinggang.

"Need help?"

Kirana menoleh ke arah asal suara. Ya, tentu saja Hayden yang tengah berjalan mendekat ke arahnya.

Tanpa menunggu persetujuan Kirana, Hayden meraih kunci yang masih tertancap di lubangnya, dan dengan mudah menggerakkannya ke samping. Pintu pun terbuka.

"Terima kasih," ucap Kirana sekenanya.

"Kau baik - baik saja?" tanya Hayden seraya memiringkan kepala memeriksa wajah Kirana.

Kirana hanya mengangguk.

"Kira ...." Hayden menahan lengan Kirana ketika gadis itu hendak melangkah masuk.

Kirana menoleh. Namun tak sampai menghadap pada wajah Hayden. Kepalanya terpekur memandangi lantai.

"Kalau kau butuh sesuatu, katakan padaku, kau janji?"

"Kenapa? Kau kasihan melihat hidupku yang menyedihkan? Kau merasa bertanggung jawab?"

Hayden mengelus kepalanya pelan. "Tidak. Aku melakukannya karena aku mau. I care about you."

"Peduli? Aku bukan siapa - siapamu. Kita hanya sebatas tetangga. Bahkan beberapa waktu silam kau tidak mau aku mengganggumu." Kirana menelan ludahnya guna membasahi tenggorokannya yang kering. "Lagi pula, jangan sampai perhatianmu padaku mengganggu hubunganmu dengan pacarmu."

Kirana menarik lengannya dari cekalan tangan Hayden dan segera melangkah masuk.

"Tunggu! Pacar?"

Kirana menutup pintunya rapat - rapat tanpa menyahut perkataan Hayden.

Hayden berdiri mematung di depan pintu.

Pacar?

***

AURORA AVE, SEATTLE.

Vou berjalan mendekat pada Kirana yang tengah membereskan rak barang yang berantakan. Gadis itu menoleh ke samping kiri dan kanannya. Lalu melongok ke meja kasir di mana Keemo tengah sibuk mengurus pembayaran beberapa pengunjung.

Kirana memandang Vou dengan wajah keheranan.

"Ada yang bisa aku bantu, Vou?"

"Kira, I know .. we're not close, but I need your help," ujarnya dengan logat Vietnam yang kental seraya menyerahkan satu lipatan kecil kertas pada Kirana.

"Tolong kau baca nanti di rumah."

Vou segera berlalu dari hadapan Kirana yang keheranan. Dia memandangi punggung mungil gadis itu hingga menghilang di balik rak.

Kirana memasukkan kertas yang diberikan Vou ke dalam saku bajunya. Kini dia dilanda rasa penasaran yang hebat.

***

***

I'm a .. stockbroker in Freedom Tower - Aku seorang pialang saham .. di Freedom Tower (World Trade Center).

Hayden's neighbor - Tetangganya Hayden.

He was shot by mafia - Dia ditembak oleh mafia.

It's not gonna be easy - nggak bakalan mudah.

Need help? - Butuh bantuan?

I care about you - Aku peduli sama kamu.

I know .. we're not close, but I need your help - Aku tahu .. kita tidak akrab, tapi aku butuh bantuanmu.

Terpopuler

Comments

Byuthi

Byuthi

lanjuttttttttt

2021-07-21

1

⛤Mursini Zahwa🆘

⛤Mursini Zahwa🆘

was..was..aku.....

2021-04-06

1

yuko྅≞⃗ .☀

yuko྅≞⃗ .☀

look at him and him...what a man..so cool and so dangerous , aku dadi ra iso turu ki mbayange mas Hayden cengok ngarep lawange Kira ..Vou semoga Hayden jd pahlawan yee ...nyai otor gemar bikin huru hara atikuu

2021-02-07

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!