Part 16

"Kira ...."

Hayden menyentuh lengan Kirana. Gadis itu menoleh. Menatapnya dengan mata sembabnya. Mata keduanya bertemu untuk beberapa detik.

"Ponselmu," ujar Hayden membuat Kirana terkesiap.

"Huh?"

"Aku ingin kau menyimpan nomer telponku." Hayden menengadahkan telapak tangannya. Meminta Kirana memberikan ponsel yang tergeletak tak jauh darinya.

Kirana memberikan ponselnya pada Hayden.

Hayden berkutat sejenak dengan benda pipih persegi panjang itu kemudian mengembalikannya pada Kirana.

"Call me whenever you need me, okay?"

Kirana tak menjawab. Dia hanya menatap Hayden dengan wajah bingung.

"I gotta go."

Hayden mengusap pelan puncak kepala Kirana seraya bangkit dari duduknya. Lalu melangkah keluar dari flatnya.

Kirana masih termangu di tempat duduknya. Mencoba mencerna segala sesuatu mengenai sikap Hayden padanya. Dia merasa nyaman dengan perhatiannya, tentu saja.

Sejurus kemudian Kirana menggeleng pelan.

Tidak, tidak, dia hanya merasa kasihan padaku, atau merasa bersalah. Ya, pasti karena itu.

.

.

Alex membulatkan matanya ketika melihat Hayden keluar dari pintu flat sebelah. Mulutnya sedikit terbuka hendak mengatakan sesuatu. Namun dia mengurungkan niatnya ketika Kania yang berdiri di sampingnya menghambur ke pelukan Hayden.

"Finally, I found you!" gerutu Kania sembari mendusal di dada Hayden yang tak segera membalas pelukannya. Dia membiarkan saja gadis cantik itu memeluknya. Matanya menatap tajam ke arah Alex yang hanya meringis saja.

"What are you doing?" Hayden menghardiknya dengan gerakan bibir tanpa suara.

Alex mengedikkan bahunya dengan wajah tak bersalahnya yang membuat Hayden sebal.

"Kau tidak senang melihatku?" tanya Kania begitu dia melepaskan pelukannya, dan melihat wajah Hayden yang datar.

"Kenapa aku harus senang melihatmu?" Hayden balik bertanya dengan dinginnya. Dia melangkah menuju pintu flatnya dan membukanya.

Alex dan Kania mengikuti langkah Hayden masuk.

"Aku tidak percaya kau memilih tinggal di lingkungan seperti ini," ujar Kania seraya menyapu pandangan berkeliling ruangan.

"So what?"

Hayden menyambar dua botol bir yang ada di atas meja, lalu membuka tutupnya dan memberikan salah satunya pada Alex.

"Kau tahu, bukan, aku sangat merindukanmu." Kania mengalungkan lengannya ke leher Hayden dengan manjanya. Alex yang melihatnya segera mengangkat kedua tangannya dan melangkah keluar menuju balkon.

"Tidak, aku tidak tahu." Hayden berusaha melepaskan diri dari Kania, namun gadis itu mencengkeram kaos yang dikenakannya dan mendorong tubuh Hayden hingga terduduk di atas sofa.

Kania menaiki paha Hayden dan mendorong dadanya hingga dia tersandar di sandaran kursi.

"I miss you ...." Kania mendekatkan bibirnya pada bibir Hayden.

"Menyingkirlah, Kania." Hayden membuang mukanya ke samping. Menghindari bibirnya bersentuhan dengan bibir gadis itu.

"Hayden, please."

"Aku bilang menyingkirlah, aku tidak ingin menyakiti wanita," ujar Hayden seraya mencekal lengan Kania dan memelintirnya sedikit. Memberi peringatan kalau dia bersungguh - sungguh ingin Kania menyingkir.

Kania menarik lengannya dan bersungut - sungut turun dari paha Hayden dan menghempaskan badan di sampingnya.

"Kenapa kau selalu saja menolakku," gerutunya dengan wajah yang cemberut.

Hayden tak menyahut. Dia menenggak botol bir di tangannya.

"Apa aku kurang menarik untukmu? Kenapa kau tidak mencoba untuk mebuka hatimu padaku?"

"I have better thing to do."

"Hayden ...." Kania menyentuh lengan Hayden lembut. Lalu menyenderkan kepala di bahu kokohnya. "Aku jauh - jauh datang dari New York hanya untuk menemuimu. Setidaknya buatlah aku senang sedikit saja. Ajak aku jalan - jalan, ya?"

"Bukan tugasku untuk menemanimu .. jalan - jalan."

"Please ...." Kania mengatupkan dua telapak tangannya dan memohon dengan wajah memelasnya.

Hayden kembali menenggak botol birnya. Menghela nafasnya berkali - kali.

Gadis ini tidak pernah berubah, selalu saja merepotkan.

***

Kirana melangkah keluar begitu pintu lift terbuka. Dia tersenyum pada dua orang penghuni apartemen yang melewatinya masuk ke dalam lift.

Lupe, tetangganya, yang sedang berbicara dengan beberapa wanita, melambai padanya.

"Kau mau kemana, Kira?" tanya wanita berbadan tambun itu.

"Emm .. membeli bir," kekehnya seraya mendekati Lupe dan yang lainnya.

Lupe memperhatikan mata Kirana yang sembab. "Kau kenapa? Kau habis menangis?"

"Ouhh, my Dad just passed away so, yeah ...." jawab Kirana getir.

"O My God, I'm so sorry to hear that, Kira." Lupe menggenggam jemari Kirana lembut. "Apa kau akan baik - baik saja?"

Kirana mengibaskan telapak tangannya sekali. "Ya, Lupe. Aku baik - baik saja."

Lupe dengan penuh perhatian mengusap bahu Kirana. Menunjukkan pada gadis itu simpati yang dalam.

Kirana tersenyum. Lalu berniat untuk melanjutkan langkah keluar lobby. Namun baru saja dia membalikkan badannya, matanya menangkap dua sosok pria dan satu wanita yang baru saja keluar dari lift.

Alex? Hayden? Dan siapa?

Si wanita berpenampilan anggun dan begitu cantik. Dia menggandeng lengan Hayden dengan mesra. Sementara Alex berjalan mendahului mereka.

Mata mereka, Hayden dan Kirana bertemu. Perlahan Hayden melepaskan gandengan tangan Kania dan berjalan mensejajarkan langkah dengan Alex.

Kirana mematung memandangi punggung ketiganya yang menghilang di balik pintu lobby.

"Kira?"

Lupe menepuk pundak Kirana pelan. Dia terkesiap.

"See you, Lupe."

Kirana memaksakan senyumnya.

***

UNICORN BAR, SEATTLE.

"Apa yang kau lakukan di apartemen tetanggamu?" Alex menyipitkan matanya, memandang ke arah Hayden yang tengah mengaduk gelas cocktailnya.

"Ada sesuatu yang harus kuselesaikan."

Alex terbahak. "Urusan asmara, huh?"

Hayden menggeleng. Meneguk gelasnya, lalu memilinnya. "Nah, nothing to do with that."

"Kirana, huh," Alex terkekeh. "Dia cantik, bukan, kalau saja sedikit terawat." Alex meneguk gelasnya.

"Maybe." Hayden membenarkan kata - kata Alex dalam hati. Tapi, biarlah Kirana menjadi Kirana saja, apa adanya seperti itu. Apa?

Hayden menggeser tempat duduknya mendekat pada Alex. "I have responsibility for her."

Alex menaikkan kedua alisnya. "You got her pregnant or what?"

Hayden menggeleng. "Aku mengambil nyawa Ayahnya." Dia berujar lirih.

Alex membulatkan kedua matanya. "Wow!"

"Morales mengirimku untuk mengurus hutang seorang pria bernama Clark Rogers. Pria itu melawan, lalu aku menghabisinya. Pria itu, Ayah Kirana."

Hayden memandang sekeliling memastikan tak ada seorang pun yang menguping pembicaraannya.

"Morales, hmmmm ...." Alex mengelus janggutnya. "Dia bandit sialan yang merepotkan. Bagaimana bisa kau bekerja padanya."

"Aku mengambil pekerjaan dari siapa saja."

Alex menghela nafas panjang lalu meneguk habis gelas cocktailnya. "Jadi, apa yang akan kau lakukan terhadap Kirana?"

"Apa pun yang bisa kulakukan untuknya."

Alex terkekeh. "Ini aneh, it doesn't sound like you. Hayden yang aku kenal adalah seorang pembunuh berdarah dingin."

"Aku tidak pernah menghabisi seseorang di depan keluarganya. Tapi Kirana, dia melihatku."

"Wow!"

"Yeah, aku tidak bisa melupakan ekspresi wajahnya saat itu."

Alex mengelus rambut hitamnya pelan. Mencoba menyelami apa yang tengah dirasakan oleh Hayden.

"Tapi apa dia tidak melapor pada polisi?" tanya Alex.

"Sepertinya tidak."

"Wow!"

Hayden mengedikkan bahunya. Ya, kenapa Kirana tidak melaporkannya. Pertanyaan itu yang kini memenuhi kepalanya.

Ponsel Alex bergetar. Diraihnya benda itu dari saku jaketnya dan tersenyum ketika memeriksa layar.

Sandra.

Kau baik sekali mengabariku kalau kau sedang ada di Seattle. Tentu, malam ini aku tidak ada acara.

***

***

-Call me whenever you need me - Panggil aku kapan pun kau butuh.

-I gotta go - Aku harus pergi.

-Finally, I found you - Akhirnya aku menemukanmu.

-So what - Kenapa memangnya?

-I have better thing to do - Aku punya urusan yang lebih penting.

-My Dad just passed away so, yeah - Ayahku baru meninggal, jadi, ya ....

-Nah, nothing to do with that - Enggaklah, nggak ada hubungannya dengan itu.

-I have responsibility for her - Aku punya tanggung jawab terhadapnya.

-You got her pregnant or what? - Kau menghamilinya atau bagaimana?

-it doesn't sound like you - Tidak terdengar seperti dirimu.

Terpopuler

Comments

Vlink Bataragunadi 👑

Vlink Bataragunadi 👑

ceritanya mengalir begitu alami... aku jd berasa ada d situ ^o^

2022-12-22

0

Byuthi

Byuthi

lanjutttttttt

2021-07-21

0

Emi Wash

Emi Wash

akankah hayden jatuh cinta ke kirana thor?

2021-05-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!