Par 13

Seorang pria ditemukan tewas di dalam mobilnya yang terparkir tak jauh dari Westfield South Center Mall, Seattle, Washington dengan dua luka tembakan di dadanya. Pria itu bernama James Adams.

Polisi masih menyelediki ....

Hayden tersenyum miring. Dia mendengarkan dengan seksama reporter televisi yang sedang melaporkan pembunuhan James Adams. Pria yang dihabisinya beberapa saat yang lalu.

Dia menenggak birnya dan menghisap rokok dalam - dalam.

Ponselnya bergetar.

"Ya." Dia menyapa seseorang di seberang sana.

"Good job, Mr. Vestergaard."

"Hmm ...."

"Akan kuurus pembayaranmu, dan kupastikan kau bersih."

"Senang berbisnis denganmu, Mr. Gagné."

Hayden menutup telponnya.

Dia merengganggkan otot - ototnya yang terasa pegal.

One job done.

***

Kirana membuka pintu flat Ibunya yang tak terkunci. Wajahnya berubah masam begitu melihat wanita berwajah Asia itu tidak sendiri. Ada seorang pria paruh baya berkulit putih yang duduk dengannya.

"Apa yang dia lakukan di sini?" tanya Kirana sinis.

Sang Ibu hendak menjawab, namun pria itu menyentuh lengannya. Memberi isyarat padanya untuk diam.

"Kira .. aku akan tinggal dengan Ibumu untuk sementara."

"Why?"

"Karena aku butuh tempat untuk bersembunyi."

"Tempat untuk bersembunyi? Yang benar saja, aku tidak akan pernah mengijinkanmu tinggal di sini," ujar Kirana dengan sengit.

Sang Ibu berdiri, lalu menatap tajam ke arah Kirana.

"Kira, sopanlah sedikit. Dia Ayahmu!"

Kirana tertawa ironis. "He's no longer my Father since he walked out the door (dia bukan lagi ayahku sejak dia minggat)!"

"Kira!" bentak Sang Ibu. Sementara Sang Ayah kembali menyentuh lengannya dan menyuruhnya tenang.

"Kira, aku sedang dalam masalah besar, aku punya banyak hutang pada seorang mafia. Mereka sedang mengejarku. Aku butuh tempat sembunyi untuk sementara waktu sampai aku mendapatkan uang untuk membayarnya."

Kirana tersenyum sinis.

"Well, it's not my business (yah, itu bukan urusanku) .. Clark!"

"Mereka akan membunuhku jika aku tidak bisa membayarkan hutangku, Kira.

"Bagus."

"Sudah cukup, Kira!" seru Sang Ibu geram.

Kirana mendecak. Diambilnya dompet yang ada di dalam tas selempangnya. Lalu mengambil dua lembar seratusan dollar dan meletakkannya di atas meja dengan kasar.

"Here's your money (ini uangmu)!"

Kirana menatap sinis pada Clark, Sang Ayah, lalu melangkah keluar meninggalkan kedua orang tuanya itu dengan perasaan hancur.

***

Kirana menelungkupkan kepalanya di meja cafe yang berada di seberang gedung apartemennya. Secangkir kopi yang telah dihidangkan di dekatnya belum disentuhnya sama sekali.

Another bad day (lagi - lagi hari yang buruk).

Kirana mengacak rambutnya kasar.

"Tough day, huh (hari yang berat, ya)?"

Kirana mendongak. Dia segera merapikan rambutnya. Lalu mengusap sudut matanya yang mengembun.

"Kenapa ada di sini?"

"Aku melihatmu dari sana." Hayden menunjuk ke luar jendela cafe. Ke seberang jalan.

Kirana meremas wajahnya yang kusut seperti biasanya.

"Can I join you (boleh bergabung)?"

Kirana mengangguk. Dia mengaduk cangkir kopinya yang mulai dingin. Lalu meneguknya pelan.

"Café Au Lait (kopi susu), please." Hayden berbicara pada seorang pelayan yang menghampirinya.

"Kenapa kau mau berkomunikasi denganku? Apa karena kau takut aku akan melaporkanmu pada polisi?" Kirana buka suara begitu Sang Pelayan berlalu.

Hayden terbahak. "Aku tidak takut sama sekali."

Kirana menatap mata biru Hayden lekat - lekat. "Ada urusan apa kau dengan Bosku?"

Hayden terdiam sejenak. Bibirnya menyunggingkan senyum kecil. "Kau sungguh ingin tahu?" Dia menaikkan alisnya.

"Tidak .. tidak. Apa pun itu pastilah sesuatu yang buruk. Lagi pula, sebenarnya aku sama sekali tidak tertarik untuk mengetahuinya. Aku sudah punya banyak masalah dalam hidupku."

"Good, minding your own business, that's better (bagus, tidak ikut campur, itu lebih baik)."

"Yeah." Kirana menyeruput kopinya. "Tapi aku penasaran dengan pekerjaanmu."

"Ouwh, you don't wanna know (kau tidak mau tahu)."

"Are you some kind of Hitman? Manslayer? Assassin (kau semacam pembunuh bayaran, ya)?"

Hyaden terbahak. "I told you I'm just an ordinary man (aku sudah bilang padamu aku hanya pria biasa)."

Kirana memutar bola matanya. "Right, with a gun, huh (iya deh, pria biasa yang bersenjata, ya)?"

"You should mind your own business, Miss (tidak usah penasaran, Nona)."

"Lalu kenapa kau berbicara denganku?"

"Because I want to (karena aku mau)."

Kirana mendesis. Ternyata dia orang yang cukup menjengkelkan.

"Thanks." Hayden berucap pada Sang Pelayan yang datang menyodorkan secangkir Café Au Lait.

"Bagaimana kalau kita ulang perkenalan kita. Tanpa ada pakaian yang dikotori dengan muntahan." sindir Hayden membuat pipi Kirana memerah. "Dan berbicara hal - hal normal. Layaknya tetangga," lanjutnya.

"Okay, Hi, I'm Kirana Rogers, you can call me, Kira."

Kirana mengulurkan tangannya. Hayden menyambutnya. Dia mengerenyitkan keningnya. Rogers?

Hayden berpikir sejenak. "Hayden Vestergaard. Call me .. whatever you want (panggil aku apa pun yang kau mau)."

"Alright."

Keduanya terdiam.

"Nice weather, huh (cuacanya bagus, ya)?" ujar Kirana asal seraya menunjuk ke luar jendela.

Langit Seattle yang tertutup awan.

***

Bel pintu flat mewahnya tak henti - hentinya berbunyi. Alex yang tengah berkutat dengan layar komputernya mendecak sebal.

"Seriously?" ujarnya begitu membuka pintu dan melihat Kania tersenyum lebar padanya.

Gadis itu melenggang masuk tanpa menunggu persetujuan si pemilik apartemen. Meletakkan tas Guccinya di atas meja kerja Alex.

"Kapan kau akan mengantarku menemui Hayden?" tanya Kania seraya menghempaskan tubuh rampingnya ke atas sofa empuk.

Alex duduk di samping gadis cantik itu dan mencebikkan bibirnya. "I don't know."

"Ayolah, Alex, please," rengek Kania dengan manjanya.

"Kenapa kau tidak menyerah saja? Aku bisa menggantikan Hayden. Aku cukup tampan juga, bukan?" goda Alex seraya menaik - naikkan alisnya.

Kania mendesis. "You're not my type (kau bukan tipeku)."

Alex terbahak.

"Ayahku akan memberi pekerjaan penting untuk Hayden, bukan? Kau pasti akan sering menemuinya."

"Kau suka sekali menguping ya? Gadis nakal!"

Kania meringis. Memperlihatkan gigi - gigi putihnya yang rapi.

Alex menghela nafas pelan. "We'll see this weekend (coba kita lihat minggu ini)."

Mata Kania berbinar. Lalu menghambur ke pelukan Alex. "Thank you," ucapnya seraya mengecup pipi Alex lembut.

Alex mengusap pipinya dengan senyum lebar yang tersungging di bibirnya. "Lepaskan pelukanmu atau kau akan membuatku horny."

Kania buru - buru menarik badannya menjauh. Mengangkat kedua tangannya tanda menyerah.

***

Dengan hati - hati Vou mendekati Keemo yang tengah berkutat dengan kertas - kertas di meja kerjanya. Pria itu menghentikan aktifitasnya begitu melihat kedatangan gadis itu.

"Ada perlu apa?" tanyanya ketus.

"Emm .. Paman, apa .. aku boleh menanyakan .. sesuatu?"

"Hmmm ...."

Vou menelan ludahnya. "Bagaimana .. nasib teman - temanku .. yang lain, Paman."

Keemo menggebrak mejanya. Membuat Vou terpekik ketakutan.

"Kau beruntung aku tidak menaruhmu di rumah bordil. Kalau saja kau bukan keponakanku aku pasti sudah menjualmu pada Malvori, atau Morales." Keemo mengatur nafasnya yang memburu. "Sekali lagi kau menanyakan hal itu aku akan menjualmu pada mereka. Kau mengerti?"

"A - aku mengerti, Paman."

"Pergi sana."

Vou membungkuk kecil memberi hormat. Dengan langkah cepat dia meninggalkan ruangan itu. Dadanya terasa sesak. Tak terasa air matanya pun jatuh membasahi pipinya.

***

***

Ohya, ni dia nih si Kirana

Kusut bet ye mukenye. 😂😂

Terpopuler

Comments

Wiwin Handayani

Wiwin Handayani

kenapa smua visual novelmu krg nendang gt thor

2021-09-22

0

another Aquarian

another Aquarian

Klo Kirana cocok sieh.. Secara dia beneran an ordinary woman, dg duit seadanya.. Aneh aja klo visualnya kelihatan glowing.. Hihihi..
Klo Hayden, mnrt yg aku bayangkan dr karakternya, kurang macho dikit mak othor.. Terlalu sweet wajahnya.. Hehe maap yaaaa.. Sekedar curcol aja siehh..

2021-09-04

0

🌻rini mom millie🍭

🌻rini mom millie🍭

klo di novel lain, cerita tidak bagus, visualnya luar biyasah.
ini dsini cerita bagus, visualnya aq tak sukaaa... hemmm.

2021-06-19

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!