"Apa yang ingin kamu tunjukkan padaku?"
Saat ini aku berada di babel tepatnya di salah satu ruangan kerjanya. Liora membawaku kesini karena dia ingin menunjukkan sesuatu padaku.
"Tadi kamu mengatakan kalau ingin membangun kastil kan?" Liora bertanya dengan semangat.
"Aku memang mengatakan itu."
"Sekarang aku akan tunjukkan salah satu fungsi dari babel padamu." Saat dia selesai mengatakan itu, dia mulai mengetik di keyboard meja kerjanya.
Apa maksudnya.
"Kalau aku boleh tahu Kastil seperti apa yang kamu inginkan?"
Dia menatapku dengan ekspresi penuh semangat saat bertanya padaku.
"Kastil yang mirip dengan Kastil Kekaisaran."
"Kekaisaran. Baiklah."
"Emangnya kamu mau apa?"
"Membuat Kastil. Apa kamu ada saran?"
"Tidak ada."
"Kalau begitu mari kita mulai."
Liora mulai merancang desain Kastil seperti yang dimiliki Kekaisaran.
Setiap detail seperti corak, luas dan bentuknya sedikit diubah karena menyesuaikan dengan zaman sekarang.
Butuh waktu hampir dua jam bagi nya untuk menyelesaikan desain itu.
"Kastil nya bagus." Pujiku.
"Terima kasih."
"Jadi sekarang bagaimana caranya kita membangun kastil ini."
"Seingat ku bahan-bahannya cukup di gudang babel, jadi aku hanya akan menunggu perintah Shin saja."
"Baguslah. bagaimana kalau kita buat saja sekarang?"
"Baiklah. Ayo kita tentukan tempatnya."
Liora mulai mengemudikan babel ke arah wilayah ku untuk mencari tempat yang cocok membangun kastil.
Saat kami masih berputar-putar, aku melihat daerah yang menurutku bagus dan strategis, daerahnya juga luas dan tanahnya tidak bergelombang alias datar.
"Bagaimana kalau disini?" Tanyaku.
"Menurutku itu daerah yang bagus."
Saat pendapatku telah disetujui oleh Liora. Dia mulai menempatkan pondasi batu pertama.
"Akan perlu berapa lama untuk membuatnya?" Aku menanyakan isi pikiranku yang dari tadi aku pikirkan.
"Paling lama dua puluh hari tergantung bahannya." Dia dengan tenang menjawab pertanyaan ku.
Itu cepat.
Dan begitulah. Selama dua puluh hari ke depan Liora mulai mengerjakan semua hal yang diperlukan untuk membangun Kastil.
Mulai dari pondasi hingga dekorasi semuanya dikerjakan oleh Liora seorang diri.
Aku serang datang ke sini untuk membantunya, tetapi dia selalu menolaknya.
Dua puluh hari kemudian.
"Bagaimana?"Tanya Liora.
"Kastil yang indah."
Kastilnya bewarna putih dengan ornamen emas di penjuru kastil, dia juga membuat parit di sekeliling benteng Kastil supaya sedikit lebih aman.
Dinding yang masih polos di atas gerbang masuk kastil akan dipasang nanti lambang Kerajaan.
Ini lebih dari ekspetasi ku.
Aku merapalkan mantra [Gate] dan pergi menuju rumah Miku untuk menjemput mereka semua.
Saat aku sampai, Miku dan yang lainnya sedang duduk sambil mengobrol di balkon.
"Semuanya."
"Hai Shin " Rin mewakili semuanya untuk menyapa balik ku.
"Sedang membicarakan apa?"
"Hanya obrolan para wanita." Jawab Miku.
"Ngomong-ngomong. Ada urusan apa orang yang sibuk ini pagi-pagi datang menemui kami." Miku menambahkan pernyataannya dengan sedikit sindiran untukku.
"Aku kesini untuk menjemput kalian."
"Emangnya kita mau kemana?" Airi yang bertanya.
"Aku mau menunjukkan kalian kastil baru." Aku dengan sedikit sombong mengatakan itu.
"Kastil baru!? Apa Kastilnya sudah selesai." Hana yang masih kaget bertanya padaku.
"Ayo kita melihatnya." Airi yang paling bersemangat dari pada yang lain.
Aku membuka gerbang ke Kastil dari rumah Miku.
Saat kami tiba, Liora sedang melakukan inspeksi terakhir.
"Liora. apakah semuanya aman?"
"Semua nya aman, Shin."
Mereka semua melihat Kastilnya dengan mata kagum.
Setelah puas menatap Kastil dari luar. Kami semua memutuskan untuk masuk ke dalam.
"Hei kalian. Coba lihat ruangan ini."
Kyou memanggil kami semua sambil menunjuk sebuah ruangan yang letak nya sangat strategis di tengah kastil.
Saat pertama kali memasuki nya, semua orang pasti sudah tahu ruangan apa itu.
Ruang audiens Raja ini sangat bagus.
Apalagi kursi tahta itu, selera Liora memang bagus.
"Bukannya ini terlalu luas. Pasti akan sulit membersihkannya." Rin menyampaikan isi pikirannya.
"Tenang saja aku sudah memasang mantra [protection] jadi tidak akan susah membersihkannya karena sudah terhindar dari debu." Aku menjawab kekhawatiran Rin.
Perlu dua jam untuk menjelajahi seluruh ruangan kastil, penyebab dari lamanya itu karena mereka semua yang terlalu lama berada pada satu tempat.
Besoknya Aku mengundang Raja Allent, Raja Storm dan Kaisar Gardio untuk datang ke Kastil baruku dalam rangka peresmian berdirinya Kerajaan Glory.
"Kastil mu indah Shin." Kaisar memberikan pujiannya padaku sambil melihat ke selilingnya.
"Aku setuju."
"Aku juga. Aku tidak menyangkan kamu bisa membuat kastil seperti ini."
Raja Strom dan Raja Allent menyusul memberikan pujiannya.
"Tidak. Ini adalah hasil karya dari keluargaku."
"Siapa Keluarga mu itu!?" Kaisar.
Aku memanggil liora dan memperkenalkannya pada mereka.
"Ini adalah Liora. Dia sudah aku anggap sebagai keluargaku, dia juga yang mendesain Kastil ini."
"Salam kenal. Aku Liora."
Liora memperkenalkan dirinya sambil menundukkan kepalanya.
"Jadi kamu yang merancang kastil ini, kamu memiliki bakat yang sangat bagus ya."
"Kamu juga sangat cantik ya."
"Benar."
Kaisar Gardio, Raja Strom dan Raja Allent mulai memuji bakat dan wajah Liora.
"Selain ingin melihat Kastil barumu, kami juga datang untuk membicarakan sebuah kerja sama diantara kita, Shin." Ujar Raja Strom
"Kerja sama!?"
"Benar. Berhubung suatu hari nanti kita semua akan menjadi Keluarga. Bagaimana kalau mulai saat ini saja kita mulai mendekatkan diri satu sama lain."
Memang akan menguntungkan kalau begitu.
Tapi menilai dari sisi ku. Aku belum terlalu mengenal mereka dan situasi Kerajaan mereka juga.
"Kami dapat memikirkannya dulu, Shin. Setelah itu beritahu kami."
"Baiklah. Aku akan memikirkannya dahulu."
"Kami akan menunggu itu."
Kami menyelesaikan pesta dan mengantarkan para pemimpin dunia beserta rombongan pulang.
Besoknya aku terkapar di sofa Kastil sebelum sarapan akibat pesta kemarin yang melelahkan.
"Aku ingin istirahat sebentar saja." Gumamku sambil meresap teh.
"Shin. Aku membawa seseorang yang akan sangat berguna."
Saat aku melihat orang yang dibawa Miku. ternyata dia adalah pelayan.
"Perkenalkan nama ku Laim, aku dulu pelayan Kerajaan Allent."
Untuk apa dia jauh-jauh kesini ya.
"Dia dulu pelayan pribadiku di Kastil."
"Aku datang kesini untuk meminta izin supaya bisa mengabdikan diri sebagai pelayan di sini."
Dia mengatakan itu sambil menundukkan kepalannya ala pelayan.
"Bagaimana dengan pekerjaan mu di Allent?"
"Pekerjaanku di sana telah aku serahkan ke adikku."
Memang benar aku memerlukan pelayan. Tapi apa tidak apa-apa memperkejakan nya di sini.
"Tenang saja Shin. Dia pelayan berpengalaman kok." Miku menambahkan syarat lain.
"Baiklah. Aku akan menerimamu menjadi kepala pelayan di sini."
"Terima kasih tuanku."
"Dan juga. Apa kamu bisa mencarikan pelayan lain untuk posisi di sini?"
"Tentu tuanku. Aku akan mencarikan pelayan yang bagus untuk mengisi seluruh posisi pelayan di Kastil."
"Aku serahkan padamu."
Saat dia selesai menunduk padaku, dia mulai pergi menjalankan tugas pertamanya.
"Ohh ya Shin. Aku tadi melihat seseorang, katanya dia ingin bertemu dengan mu."
Sepertinya Miku kelupaan memberi tahu sesuatu.
"Kalau begitu izinkan dia masuk."
Saat orang itu masuk, dia langsung menyapaku.
"Sudah lama ya Shin. Tidak ku sangka baru aku tinggal sebentar, kamu sudah jadi Raja disini. daripada terkejut aku lebih ke kagum." Dia tertawa padaku.
Gadis itu adalah orang yang bertemu denganku dulu saat aku sedang mencari reruntuhan di laut Kerajaan Halman.
"Ohh Leen. Ada banyak hal yang terjadi padaku dan jadinya berakhir begini."
"Aku juga mendengar kabar kalau kamu juga bertunangan dengan tiga Putri Kerajaan. Kau sungguh hebat Shin."
"Yang benar itu calon."
"Ya karena aku menerima Putri, aku juga mendapat Kerajaan."
"Mengatur Kerajaan pasti sulit, jadi aku tidak akan lama."
"Supaya bisa meningkatkan hubungan antar Kerajaan, aku mengajukan diri untuk menjadi perwakilan Halman untuk Glory."
Sudah kuduga dia akan mengatakan itu.
"Terserah kamu saja."
"Aku anggap kamu setuju."
Leen tersenyum lepas saat melihat ekspresi ku yang terlihat parah.
"Ohh ya Shin. Aku juga membawa beberapa pemuda yang ingin bekerja di sini dan orang yang ingin tinggal disini juga."
"Tinggal disini."
Aku di tuntun oleh Leen ke halaman depan.
Ketika aku tiba, aku melihat banyak manusia dan manusia setengah binatang.
Mereka yang menyadari kehadiran kami mulai diam.
"Siapa mereka." Bisik ku.
"Mereka orang-orang yang ingin memulai kehidupan baru di Kerajaan ini."
"Berapa banyak?"
"Yang berkumpul saat ini tidak banyak, karena yang lainnya masih dalam perjalanan."
"Tapi kalau dijumlahkan. Kira-kita sekitar sepuluh ribu orang."
"Banyak juga ya." Gumamku dengan canggung.
Penduduk generasi pertama Glory akan ada sekitar sepuluh ribu orang.
"Ada juga yang sepertinya cocok untuk bekerja disini."
"Siapa?"
"Sepertinya mereka sedikit terlambat." Leen berkata sambil memegang dagunya.
Saat kami masih mengobrol di sana. Seseorang dari kerumunan itu bertanya ke Leen.
"Nona Leen. Siapakah orang yang berdiri di sampingmu itu, dimana Raja yang akan mengizinkan kami tinggal di sini."
"Untuk apa lagi kamu mencarinya, bukankah dia sudah berada di depan mu." Leen dengan bangga mengatakan itu sambil menunjukku.
"Apa maksudmu nona Leen?" Dia yang kebingungan bertanya lagi kepada Leen.
Apakah aku tidak terlihat seperti Raja yang pantas ya.
"Shin. Perkenalkan lah dirimu pada mereka supaya mereka tidak kebingungan lagi." Leen membisikkan itu padaku.
Bagaimana caranya.
Miku, Hana dan Airi juga mulai mendekat karena mendengar suara yang berisik.
"Shin. Siapa mereka." Tanya Miku.
"Miku. Mereka orang-orang yang ingin tinggal di sini."
"Baguslah kalau Kerajaanmu sudah memiliki rakyatnya sendiri." Hana.
"Aku masih tidak menyangka kamu akan menjadi Raja, Shin." Airi menambahkan dengan pendapatnya sendiri.
Aku yang malah keenakan ngobrol dengan para gadis lupa kalau aku belum memperkenalkan diri pada mereka semua.
"Shin. Apa kamu lupa memperkenalkan diri." Leen langsung menyadarkan ku dari obrolan itu.
"Ohh ya. Aku lupa."
Hmm. Terserah mau bagaimana caranya juga.
"Tolong perhatiannya."
Saat aku mengatakan itu. Semua orang diam dan menatap ke arahku.
"Perkenalkan namaku Tatsuya Shin. Raja Kerajaan ini."
"Apaaa!?"
Bisikan para manusia yang membanjir itu terdengar ke seluruh halaman.
"Dan juga biar aku perkenalkan mereka pada kalian." Aku menunjuk para gadis.
Saat aku mengatakan itu. Mereka maju secara bergantian.
"Perkenalkan namaku Miku Urnest Allent. Putri pertama Kerajaan Allent."
"Perkenalkan namaku Hana Harlhes Strom. Putri Kerajaan Strom."
"Perkenalkan juga namaku Airi Linde Gardio. Putri kedua Kekaisaran Gardio."
Elegan. Seperti yang diharapkan dari Putri bangsawan.
Dimulai lagi pembicaraan di antara kerumunan itu.
Seelah jeda sebentar, aku memotong pnicaraan mereka lagi.
"Aku disini menerima kalian dengan senang hati bagi yang mau tinggal di Kerajaan ini.
"Memang benar bahwa sekarang cuma ada Kastil di sini, tapi sebentar lagi aku akan membangun rumah dan apa saja yang diperlukan Kerajaan, itu juga tidak akan memakan waktu lama, kalian bisa mendaftarkan diri untuk yang mau tinggal disini."
Saat aku selesai berbicara. suara kerumunan itu malah tambah keras terdengar. Sepertinya Leen mengetahui kegelisahan ku, dan diapun berbicara.
"Bagi yang ingin tinggal di sini silakan, bagi yang tidak silakan tinggalkan halaman ini." Leen mengatakan itu dengan cukup tegas.
Kami menunggu sebentar untuk melihat respon mereka.
Seperti yang diharapkan tidak ada yang meninggalkan tempat ini. Saat mengetahui jawaban mereka, Aku membuka mulutku lagi.
"Kalau begitu selamat datang di Kerajaan Glory."
"Horeee...." Sorakan kerumunan itu semakin menggema ke seluruh wilayah itu.
Sekarang semua orang yang akan menjadi rakyat Glory mulai berbaris untuk mendaftarkan diri supaya aku bisa tahu berapa buah rumah yang akan aku buat.
➖➖➖➖➖
Aku sedang duduk di ruang pribadiku.
"Yang mulia."
"Masuklah."
Laim membuka pintu dan memasuki ruangan ku
"Ada apa, Laim."
"Saya telah membawa seluruh orang yang akan menjadi pelayan dan koki istana. Dan dia yang akan menjadi kepala koki istana tuan." Dia mengatakan itu sambil memanggil dan menunjukan mereka padaku.
Saat aku melihatnya. aku merasa jumlah mereka sekitar seratus orang yang terbagi menjadi delapan puluh orang pelayan dan dua puluh orang koki.
Untuk sekarang aku rasa ini sudah cukup, kalau kurang aku akan mencarinya nanti
"Baguslah." Aku memandangi para pelayan itu. saat aku melihatnya, aku melihat anak kecil memakai baju pelayan berdiri ketakutan.
"Laim. Siapa gadis itu?"
"Saya tadi menemukannya di jalan tuan. Dia mengatakan kalau dia diculik dua tahun yang lalu dan berhasil kabur saat penculiknya melintas di sekitar sini."
"Saya menawarkan pekerjaan padanya sebagai pelayan istana. Awalnya dia takut karena dia dulu mendengar kalau Raja itu orang yang kejam, tapi setelah aku bujuk akhirnya di mau kesini."
Saat Laim selesai mengatakan itu. Aku berjalan ke arah anak kecil itu,
Kira-kira umurnya dua belas tahun.
Aku berjongkok supaya bisa menatapnya namun dia malah ketakutan.
"Tidak apa-apa. Aku bukan orang jahat. Siapa namamu?"
"Namaku Renne."
"Namaku Tatsuya Shin."
"Apakah kamu benar-benar Raja?"
"Iya. Seperti itu lah, tapi kalau kamu mau menganggap ku kakak juga tidak apa-apa." Aku tersenyum padanya.
"Bolehkah aku menganggap mu kakakku?" Dia mulai berani bertanya padaku.
"Tentu saja."
"Terima kasih."
"Sekarang aku tanya, apakah kamu mau bekerja disini?"
"Ya."
"Kalau begitu kamu boleh bekerja disini."
"Terima kasih banyak." Dia menundukkan kepalanya.
"Sama-sama. Laim, tolong ajarkan Renne menjadi pelayan ya."
"Baik tuanku."
"Kalau begitu kalian boleh pergi." Saat aku memberi perintah, semua orang itu pergi meninggalkan ruangan ku.
Aku termenung sambil melihat langit yang cerah dari jendelaku.
Apa yang aku alami ini mimpi atau memang kenyataan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
kenta jaya
yuk /Casual//Sleep/
2024-06-15
0
Xristo
pasukan keamanannya ga ada thor?
2021-06-16
0
Kang Ujang
masa iya istrinya banyak dan langsung diterima aja
2021-06-16
0