Sudah cukup lama aku tidak ke sini.
Tidak ada yang berubah.
"Sudah lama kita tidak bertemu."
Seorang kakek yang tidak lain adalah Dewa Semesta sedang duduk sambil menyeruput teh di depanku.
"Sudah lama, aku sampai tidak sadar."
Saat ini aku berada di alam para Dewa. tempat pertama kali yang aku kunjungi saat aku mati di duniaku.
Aku berada disini karena ada yang ingin dibicarakan oleh Dewa Semesta kepadaku.
Sebelum duduk aku menyerahkan kue yang tadi sempat aku beli di toko sebelum kesini.
"Ini aku membawakan kue untukmu."
"Terima kasih Shin."
Dia tersenyum lembut seperti biasanya.
Saat dia selesai merapikan kuenya, dia kembali duduk dan mulai menatapku dengan mata serius.
"Jadi. Apa yang mau dibicarakan denganku?"
"Aku ingin membicarakan tentang apa yang selama ini kamu hadapi di dunia itu."
"Apa yang aku hadapi!?"
"Apa kamu ingat dulu sebelum aku mengirim mu ke dunia itu aku mengatakan akan memberimu sesuatu, tapi kamu harus mengambilnya sendiri."
"Apa maksud dari itu sebenarnya?"
Saat aku menanyakan itu, dia kembali menyeruput tehnya sebelum membuka mulutnya.
"Dulu ada seseorang Dewa yang melanggar aturan alam Dewa dengan menggunakan kekuatannya saat berada di dunia fana, jadi saya sebagai dewa tertinggi mengeluarkannya dari jajaran para dewa dan menghukumnya agar tidak bisa lagi berada di alam Dewa dan dunia fana."
Dewa yang dikutuk Dewa.
Drama komedi macam apa ini coba.
"Jadi apa hubungannya dengan masalah yang aku hadapi akhir-akhir ini."
Aku yang bingung bertanya kepada Dewa.
"Karena dia tidak bisa lagi berada di dunia fana dan alam Dewa, jadi sekarang dia memilih tinggal di celah dimensi."
Celah dimensi.
"Sekarang apa yang dilakukan dewa itu di celah dimensi?"
"Sepertinya dia sekarang sedang berusaha untuk mendapatkan kekuasaan nya kembali."
"Mendapatkan kekuasaan kembali!?"
Apa yang sebenarnya direncanakan dewa itu saat sudah mendapatkan kekuasaan.
"Dia berencana untuk mengambil alih dunia.
"Sekarang ini dia mulai menyebut dirinya sebagai Raja iblis."
Mengambil alih dunia.
Raja iblis.
"Dunia mana yang dia targetkan?"
"Mungkin kamu sudah tahu jawabannya."
Setelah dia menyeruput tehnya lagi dia langsung mengatakan kalimat itu.
Dunia ini ya.
"Monster yang kamu hadapi beberapa waktu ini. Mereka sebenarnya adalah makhluk yang diciptakan oleh Dewa itu.
"Aku dapat merasakan keilahian kotor dari dalam monster itu."
"Jadi dia yang bertanggung jawab ya." Gumamku.
"Begitulah."
"Apa yang sebenarnya diincar monster itu?"
"Yang di incar nya adalah roh manusia."
"Roh manusia adalah makanan sempurna untuk mengembalikan kekuatannya. Walaupun itu tidak akan bisa mengembalikan kekuatan aslinya."
"Apa kemungkinan terburuk kalau dia bebas?" Tanya ku dengan dingin.
"Bebas dan kehancuran."
"Dia adalah mantan Dewa tinggi. Walaupun kekuatannya akan berkurang banyak. Tapi tidak bisa dipungkiri kalau dia bisa menghancurkan dunia kalau dia mau."
"Berapa banyak roh yang diperlukannya untuk dia bebas?"
"Aku tidak tahu. Dulu dia pernah sekali menyerang dunia ini, jadi aku mengirim Dewa dengan senjata yang bisa menyegelnya."
"Mungkin saat ini segelnya sudah melemah."
"Kenapa dulu kamu tidak membunuhnya saja."
"Itu akan sulit. Karena sejatinya dia adalah Dewa, jadi tubuh yang dia pakai itu bukan tubuh aslinya, melainkan tubuh spritual."
"Apa tidak ada cara untuk membunuhnya."
"Mungkin ada."
"Bagaimana caranya?"
Dewa diam cukup lama setelah mendengar pertanyaan ku.
"Itu kamu sendiri yang mencarinya."
"Apa maksudmu?"
"Aku sudah bilang kalau aku akan memberikan mu sesuatu. Tapi sesuatu itu harus kamu dapatkan sendiri."
Bercanda.
Bukankah ini masalah serius.
Kenapa juga harus disembunyikan kalau memang dia memiliki caranya.
Satu dunia dipertaruhkan saat ini.
Bagaimana caraku untuk mencari senjata Dewa itu.
Shin terus mengoceh di dalam hatinya tanpa menyadari kalau dia lupa bahwa Dewa bisa mendengar semua keluh kesah nya.
"Kami tidak bisa sembarangan ikut campur urusan dunia fana, Shin."
Sepertinya memang aku sendiri yang harus turun tangan disini.
"Baiklah. Aku akan mencari tahu kebenarannya sendiri." Aku sedikit kecewa dengan informasi setengah-setengah ini.
"Baguslah kalau begitu."
"Kalau begitu aku pamit dulu."
"Baiklah. Senang bisa berbicara lagi denganmu Shin."
"Aku juga. Semoga kita bisa berbicara lagi lain waktu."
"Aku akan menunggu itu." Dia tersenyum saat menjawab itu.
Aku melambaikan tangan ke Dewa Semesta dan kemudian langsung memasuki gerbang.
Dewa yang masih melambaikan tangannya terhenti. Dia memandang tenang ke arah Shin yang menghilang itu.
Aku berharap kamu memang orang yang tepat.
Saat aku sampai di rumah.
"Dari mana kamu, Shin?" Miku yang sedang duduk dengan tamu itu saat melihatku langsung bertanya.
"Tadi ada urusan penting."
"Apakah ada yang lebih penting dari pada meninggalkan kami disini."
"Aku minta maaf karena meninggalkan mu tanpa memberi kabar dulu."
"Memangnya urusan apa?"
"Bukan masalah benar. Ada apa disini?"
"Iya Shin. Kamu ada tamu." Saat Miku tenang dia langsung mengatakan itu sambil menunjuk ke arah pintu.
Miku tidak menjawab saat ditanya siapa tamu itu. Jadi aku pergi sendiri untuk melihatnya.
"Kaisar dan Raja!? Kenapa kalian bisa berada disini?"
"Apa kabar Shin."
"Sepertinya kamu baik-baik saja ya."
Kaisar dan Raja menatapku dan mengatakan itu kepadaku.
"Aku baik-baik saja. jadi Ada urusan apa yang membuat kalian bisa berada di sini?"
"Kami sebenarnya ingin membicarakan tentang wilayah yang akan kami berikan kepadamu."
"Aku dan Kaisar bertanya apakah kamu sudah merencanakan membuat Kerajaanmu sendiri?
"Aku belum memikirkannya lagi."
Mungkin aku lupa hal itu karena saat itu aku mengira kalau mereka hanya ingin aku membersihkan para monster yang berada di wilayah itu.
"Jadi bagaimana menurutmu apakah kamu bersedia?" Kaisar bertanya saat aku masih berpikir.
"Tenang saja Shin. Walaupun namanya sebuah kerajaan, namun isinya sebagian besar cuma orang-orang yang kamu kenal dan juga Kerajaan ini tidak akan terikat hukum dengan Kerajaan maupun Kekaisaran." Raja menjelaskan apa yang menurutnya harus dijelaskan.
Apa aku bisa menjadi Raja. tapi kalau harus melawan Raja iblis itu aku memerlukan kekuatan.
Jadi menurutku ini ide yang cukup bagus.
"Baiklah kalau begitu, aku akan mencobanya."
"Terdengar bagus untuk ku."
"Untuk ku juga."
Senyuman mereka membuatku merasakan firasat buruk.
Setelah pertemuan itu aku memilih pergi ke Babel Untuk mencari tahu tentang kejadian seribu tahun yang lalu.
...Floating Island Babel diganti Babel....
➖➖➖➖➖
Saat aku berada di Babel, aku melihat Liora yang sedang membaca buku di perpustakaan.
"Liora. Apa kamu sibuk?"
"Tidak tuanku. Apa ada yang bisa saya bantu."
Saat dia mendengar suaraku, di pun menutup bukunya dan menjawab pertanyaan ku dengan tenang.
"Seingat ku kamu diciptakan seribu tahun yang lalu kan?"
"Benar, tuanku."
"Kalau begitu aku mau tanya, apakah kamu memiliki buku tentang insiden yang menghancurkan dunia seribu tahun yang lalu?"
"Hmmm.. Coba aku ingat, kalau tidak salah aku ada buku tentang itu." Setelah berpikir sambil memegang dagunya dia akhirnya menjawab pertanyaan ku
"Benarkah!?"
Baguslah kalau memang dia ada buku itu. jadi aku bisa mencari informasinya.
"Apakah perlu aku ambilkan?"
"Tolong ya."
Saat aku mengatakan itu dia langsung berjalan ke rak buku bagian atas sekali dan mengambil buku yang cukup tebal.
Seingat ku jumlah buku di sini itu sekitar empat puluh juta buah. bagaimana dia bisa mengingat letak buku itu ya.
"Ini tuanku." Saat aku masih bingung, dia sudah menyerahkan buku itu padaku.
Saat aku membukanya, aku sama sekali tidak mengerti tulisan di dalam buku itu.
Tulisan apaan ini sih, aku sama sekali tidak mengerti.
Saat sedang bergumam sendiri, tiba-tiba aku mengingat mantra yang bisa membaca tulisan apa saja, yang terpenting kita tahu bahasa apa yang dipakai di dalam nya.
"Liora. Bahasa apa yang digunakan di dalam buku ini?"
"Kalau bahasa di buku itu bahasa Fortune. rata-rata buku yang ada di dalam perpustakaan ini adalah hasil tulisan dokter."
"[Translate] bahasa Fortune "
Saat aku merapalkan mantra, perlahan-lahan aku mulai bisa membaca buku itu dengan mudah.
"Judulnya 'insiden iblis'."
Aku mulai membaca buku yang cukup tebal itu halaman per halaman, perlu waktu yang cukup lama untuk membacanya namun akhirnya selesai juga aku membaca semuanya.
"Sekarang aku mulai mengerti."
Rangkuman dari buku itu adalah dulu seribu tahun yang lalu.
Dulu saat seluruh dunia sedang berlomba-lomba dalam ilmu sihir, tiba-tiba di suatu hari yang cerah ada semacam bunyi yang sangat keras sampai-sampai terdengar oleh seluruh dunia dan sesaat kemudian muncul retakan di langit.
Awalnya manusia tidak terlalu mempedulikannya, namun dua hari setelahnya, retakan mulai melebar dan perlahan-lahan muncul makhluk kristal dalam jumlah besar dan mulai menghancurkan seluruh bentuk kehidupan di dunia itu.
Dokter Regina yang mengetahui makhluk itu telah menguasai hampir seluruh dunia mulai mengumpulkan orang-orang sebisanya dan ke lab rahasianya.
Karena invasi dari monster itu masih berjalan selama satu tahun, jadi Dokter mulai menciptakan semacam Ksatria baja untuk memerangi monster itu.
Namun disaat Ksatria baja ciptaannya hampir selesai, tiba-tiba monster itu menghilang di seluruh dunia.
Dokter yang kebingungan akhirnya memutuskan untuk menyelesaikan Ksatria bajanya dan membuat blue print nya seandainya monster itu menyerang lagi.
Dua tahun kemudian.
Disaat dia masih mengerjakan Ksatria baja, tiba-tiba retakan muncul kembali dan yang keluar saat ini bukanlah monster kristal namun seseorang yang menyerupai manusia namun memiliki kekuatan yang sangat besar, dia menyebut dirinya sebagai Demon lord.
Dia mulai membuat keributan di dunia, orang yang menjadi harapan manusia karena ia mempunyai kekuatan yang kuat malah mati sebelum berhasil membunuhnya, disaat manusia pasrah akan nasibnya, tiba-tiba muncul lagi seseorang dari langit yang juga memiliki kekuatan yang sangat besar, namun yang membedakan mereka adalah aura yang dipancarkannya berbeda dengan monster itu.
Mereka berdua bertarung selama seharian dan pada akhirnya orang yang memiliki aura putih bersih itu menang dan membawa yang kalah entah kemana.
Sebelum pergi, dia meninggalkan sebuah buku kepada manusia untuk menjadi pedoman.
Failer.
"Jadi nama monster kristal yang aku lawan selama ini Failer."
Sepertinya aku harus mempersiapkan segala sesuatu secepat mungkin untuk bisa menghadapi ancaman itu.
Saat aku masih berpikir. Liora tiba-tiba memanggilku.
"Tuanku. Apakah tuan tidak pulang. bukannya hari sudah terlalu gelap?"
"Aku sampai tidak sadar.".
"Kalau begitu aku pulang dulu."
"Hati-hati tuanku."
Liora sedikit membungkuk saat mengatakan itu.
"Liora. Bisakah kamu tidak memanggilku tuan, itu membuatku sedikit canggung."
"Kalau begitu saya harus memanggil apa?"
"Panggil saja aku Shin. ok."
"baiklah Shin."
Setelah mendengar itu aku pamit dan pergi pulang ke rumah.
➖➖➖➖➖
Sudah lewat beberapa bulan semenjak aku mengetahui rahasia dunia itu. Di saat yang sama Failer juga mulai muncul di beberapa Kerajaan di dunia.
Di saat Failer muncul aku selalu diminta guild ke sana untuk menghabisinya karena belum ada senjata selain senjata yang aku buat yang bisa membunuhnya.
Namun dalam catatan itu, Failer yang aku hadapi selama ini adalah kelas bawah.
Kelas bawah hanya bisa di hadapi oleh petualang peringkat perunggu dan perak kalau mereka bekerja sama dengan baik.
Bagaimana kekuatan Failer yang lebih tinggi.
"Aku kelelahan."
Aku lemas dan tidak bisa bangun lagi dari sofa.
"Sepertinya kamu sibuk beberapa bulan ini ya Shin. Ini aku membawakan mu teh."
Ryou prihatin padaku karena pekerjaan mendadak yang selalu muncul untukku.
"Iya. Aku sangat kelelahan."
"Jadi apa yang akan kamu lakukan sekarang?"
"Untungnya sekarang kemunculan monster itu sudah sangat jarang jadi aku bisa sedikit istirahat."
"Aku juga senang mendengarnya." Ryou tersenyum manis pada ku.
"Shin, Ryou. Ayo kita sarapan " Suara Miku tiba-tiba terdengar dari kejauhan.
"Baiklah. Ayo kita sarapan Ryou."
"Baiklah."
Kami akhirnya sarapan di pagi hari yang sangat cerah itu. Namun perasaanku tidak nyaman saat memikirkan Failer yang mulai menyerang.
Aku lebih baik memikirkan Kerajaan yang akan aku buat saja kali ini.
Saat sudah selesai sarapan. Aku memilih duduk di balkon.
"Bagaimana caraku membuat kastil Kerajaan?"
"Aku mempunyai solusi untuk itu Shin."
Saat aku bergumam sendiri sambil menatap langit. tiba-tiba sebuah suara yang aku kenal terdengar dari kejauhan, saat aku menoleh aku melihat Liora yang sedang berjalan ke arahku.
"Apa maksudmu kamu ada solusi."
"Kalau Shin mau tahu. Ayo ikut aku ke Babel." Dia terlihat senang saat mengatakan itu
Aku yang masih tidak tahu maksudnya memilih untuk mengikutinya saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
kenta jaya
yuk.. bikin .. /Chuckle//Sleep/
2024-06-15
0
Xristo
ksatria bajanya buat dipajang aja thor ?
2021-06-16
1
M A
Udh berbulan bulan kok ksatria baja nya gk dibuat?
2021-04-25
0