Bukannya terlalu aneh untuk orang biasa sepertiku memanggil dia menggunakan nama panggilan tanpa gelar kehormatan.
Aku merasa buruk di dalam pikiranku, tetapi aku membuang pikiran itu jauh-jauh dan mengangguk canggung ke arah Putri.
"Ba-baiklah kalau itu yang kamu inginkan, aku akan memanggilmu Sora mulai sekarang."
Putri Sora hanya tersenyum saat mendengar jawabanku.
Baru saja aku tiba disini, sekarang malah harus berurusan dengan bangsawan.
Sambil memikirkan hal itu, Aku menghela nafas dalam-dalam dan kembali melihat ke luar jendela.
➖➖➖➖➖
Setelah perjalanan yang cukup melelahkan, kami akhirnya tiba di depan istana Kerajaan Allent.
Baru saja menginjakkan kaki di depan istana, mataku langsung tertuju pada keindahan istana tersebut.
Di depan pintu, kami disambut oleh seorang laki-laki berotot, dengan mengenakan pakaian itu saja aku sudah tahu siapa dia.
"Silakan ikuti saya Tuan Putri, dan Tuan Shin. Raja sudah mengunggu kalian berdua di dalam."
Kami dituntun memasuki istana oleh Komandan Ordo Ksatria Kerajaan Allent.
Sepanjang lorong, mataku sama sekali tidak mau berhenti memperhatikan bentuk dan ornamen dari istana itu.
Sepertinya Raja merupakan tipe orang yang cukup teliti ya, itu dapat kulihat dari interior istananya yang dibuat sangat kompleks.
➖➖➖➖➖
Berjalan beberapa saat, kami tiba di ruang audiens, kami berdua juga di sambut oleh seorang lelaki berusia sekitar tiga puluhan.
Tapi ada sesuatu yang membuatku sedikit merinding, itu karena pria tersebut mulai berlarian ke arah kami dengan mata merah dan wajah yang kacau. Seorang wanita yang seumuran dengan pria kacau itu juga mengikutinya dari belakang.
"Putriku, syukurlah kamu selamat."
"Syukurlah Sora."
Ratu dan Raja menangis terharu saat memeluk Putri kesayangan mereka.
"Ayah, ibu. Tolong berhenti, ini memalukan, kita juga sedang berada di depan Shin saat ini."
"Aku tidak keberatan sama sekali dengan itu."
Aku berusaha membantah perkataan Putri supaya tidak merusak suasana haru ini, tapi Putri malah melototi ku.
Apa aku mengatakan sesuatu yang salah.
Raja yang akhirnya sadar akan keberadaan ku disini mulai melepaskan pelukan dari anaknya dan malah mengarahkannya kepadaku.
Ini buruk. Tunggu.
Serangan pelukan pria tua itu tidak bisa aku hindari sama sekali, dia memelukku dengan sangat erat dan tanpa ampun.
"Terima kasih karena telah menyelamatkan nyawa Putri kami." Ujarnya.
"Itu bukan masalah. Tapi, bisakah anda melepasnya, aku tidak bisa bernafas."
Leher sampai ke wajahku sudah mulai berubah warna sebelum dia akhirnya melepaskan pelukannya.
"Huh huh huh."
"Maaf, sepertinya aku terlalu bersemangat."
"Y-ya. T-tidak apa-apa."
Apa-apaan kekuatannya itu.
➖➖➖➖➖
Satu jam setelah kejadian yang menyesakkan dada itu, aku, Raja, Ratu, Pangeran Mahkota, dan Putri Sora berkumpul di taman istana sambil menyantap makanan yang telah disediakan koki istana.
Sambil makan, tidak lupa juga aku memperhatikan Putra Mahkota, dia seperti berusia sekitar dua puluh tahun, dengan rambut berwarna kuning dan watak yang terlihat baik.
Saat aku bertanya tentang keberadaan Putri pertama, Raja menghentikan sendok nya dan menundukkan kepalanya.
"Putriku sudah terbaring sakit dari satu tahun yang lalu."
Satu tahun yang lalu. Emang ini dongeng Putri tidur, hah.
"Maafkan, aku tidak tahu itu."
"Ahh. Tidak apa-apa. Aku juga sudah berusaha untuk mencari obat ataupun pemilik sihir spesial terbaik di seluruh Kerajaan ataupun Kerajaan lain, tetapi Aku tidak pernah menemukannya. Sekarang Aku hanya bisa pasrah dengan nasib yang Putriku."
Dari penjelasan yang diberikannya, sepertinya Raja selama ini sedang mencari pemilik sihir [Recovery] tetapi pemilik terakhir dari sihir spesial itu telah meninggal lima tahun yang lalu.
Bukannya sihir itu ada padaku sekarang. Bahkan dari namanya, sepertinya mantra ku lebih kuat dari yang dia cari.
Namun saat aku sedang berpikir hal itu, tiba-tiba saja.
"Hahh!?"
"Ada apa Shin?"
Suaraku yang tiba-tiba meledak di tengah meja makan membuat semua orang yang berada di sana terkejut.
Bahkan seekor kucing yang sedang tidur di atas pohon kejedot dahan yang ada di atasnya dan akhirnya jatuh ke bawah dan berlari entah kemana.
Wah-wah. Kucing yang malang.
"Ehh. Hmm Y-yah. Maaf semuanya, sepertinya suaraku membuat kalian terkejut. Aku baik-baik saja, sungguh."
Dengan wajah yang dipaksakan, semua orang mulai kembali duduk dan melanjutkan makan mereka.
Sebenarnya yang membuatku kaget itu adalah adanya sebuah suara yang tiba-tiba terngiang di kepalaku. Entah kenapa suara itu mengatakan " Apa ini berfungsi."
Aku berpikir dan menarik kesimpulan bahwa itu merupakan suara dari Dewi Cinta, karena hanya dia yang bisa berbicara dengan telepati denganku.
Dewi sialan.
"Shin."
Disaat pikiranku sedang campur aduk, tiba-tiba sebuah suara menyadarkan ku, aku dengan cepat mencari sumber suara itu, dan ternyata yang sedang berbicara kepadaku adalah sang Raja itu sendiri.
"Apakah ada sesuatu yang kamu inginkan. Saya pasti akan mengabulkannya?"
"Tidak-tidak, aku sama sekali tidak mengharapkan hadiah apapun."
"Hmmm." Raja hanya mengangguk dengan wajah ragu-ragu akan perkataan ku.
➖➖➖➖➖
Setelah kami semua selesai makan, Raja memandu ku untuk berpindah ke taman istana untuk jamuan teh.
Di tengah-tengah jamuan itu, aku mulai memberanikan diri untuk bertanya kepada Raja yang sedang mengobrol dengan Putra Mahkotanya.
"Mengenai permintaan Yang Mulia berikan padaku tadi."
"Apa ada sesuatu yang kamu inginkan?"
Raja yang sedang mengobrol dengan Putra Mahkotanya menghentikan obrolan saat menanggapi perkataan ku.
Semua orang yang merespon perkataan dari Raja mulai memandangiku dengan rasa ingin tahu besar tentang hadiah apa yang aku inginkan.
Hei semua. Kenapa kalian memandangiku seperti orang mencurigakan.
"Ya. Kalau tidak keberatan, apakah aku boleh bertemu dengan Putri pertama?"
"Hahh, Putri pertama!?"
Woi-woi. Aku tahu Kalian berempat itu keluarga yang harmonis, tapi aku tidak menyangka kalau kalian akan begitu kompak saat menanggapi pertanyaan ku.
Aku ingin mengatakan isi pikiranku itu, tapi pada akhirnya aku memutuskan untuk menahannya dalam-dalam daripada menambah masalah lagi.
"Apa tidak boleh?" Tanyaku.
"Ehh. Boleh, tapi untuk apa kamu menemuinya?"
Saat Raja mengatakan itu, ketiga orang lainnya juga mengangguk, seakan mereka juga ingin bertanya itu kepadaku.
"Yah. Sepertinya aku bisa menyembuhkan Putri pertama."
Setelah mendengar penjelasan ku, mata Raja mulai memancarkan cahaya harapan, mereka dengan semangat mulai menuntunku ke kamar Putri pertama Kerajaan Allent.
➖➖➖➖➖
Setelah lorong demi lorong, belokan demi belokan kami lalui, kami akhirnya tiba di sebuah pintu besar.
Dengan tangan gemetar, Raja mulai membuka pintu tersebut. Dan disaat pintu itu terbuka, suasana kamar gadis pun terlihat olehku.
Dinding berwarna putih bersih, aroma ruangan yang sangat khas dengan aroma gadis membuatku sedikit melamun.
Di tengah kamar itu ada sebuah tempat tidur berwarna putih dengan tirai yang menutupi sekelilingnya.
Aku membuka tirai itu dan melihat seorang gadis yang kupikir usianya sama denganku, wajahnya cantik dengan rambut kuning terurai khas keluarganya.
Aku menatap Raja yang berdiri di belakangku, dia menangis saat meratapi Putrinya yang terbaring lemah di tempat tidur, tidak hanya dia tetapi Ratu, Pangeran Mahkota dan Putri Sora pun juga menangis.
Mengabaikan ekspresi orang dibelakang ku, aku pun mencoba menyalurkan sedikit sihir ku ke tubuh Putri pertama, dan seketika saja aliran mananya bergerak seakan ada gangguan yang merespon sihir ku.
Sihir lain merespon. Jadi penyakit ini disebabkan oleh sihir ya. Pantas saja ini susah disembuhkan.
"Apa kondisinya selalu seperti ini selama satu tahun belakangan?"
Ratu mengangguk menanggapi pertanyaan ku.
"Aku akan mencoba menyembuhkannya."
Ruangan yang tadi dipenuhi suara tangisan seketika menjadi hening. Putri Sora dengan cepat tersadar akan situasi dan memberanikan dirinya untuk bertanya.
"Apakah kamu benar-benar bisa menyembuhkan kakakku, Shin?"
"Mungkin. Sebenarnya aku tidak tahu pasti, tapi aku akan tetap berusaha."
Wajah mereka mulai berubah ketika melihat kepercayaan diriku saat mengatakan itu. Mungkin mereka merasa kalau masih ada harapan untuk keselamatan salah satu anggota keluarga mereka.
"Kalau begitu. Shin, tolong sembuhkan Putriku, saya mohon."
Ratu yang awalnya berniat untuk bersujud dihadapanbnku membuatku sedikit panik, dengan cepat aku langsung memegangi bahunya dan memintanya untuk berdiri kembali.
Bruukk.
Di waktu yang bersamaan, beberapa orang memaksa masuk ke dalam kamar Putri.
Ternyata suara tangisan keluarga itu mengundang kecurigaan orang-orang di sekitarnya. Dengan sedikit paksaan, Komandan Ksatria Galih dengan beberapa Ksatria, Kepala Pelayan dan Penyihir Kerajaan mendatangi kami.
Saat mereka memaksa masuk, alangkah terkejutnya mereka semua saat melihat Ratu yang terlihat akan bersujud di hadapanku.
Komandan yang merasakan kalau ada sesuatu yang salah mulai mengeluarkan pedangnya, tapi tindakannya itu dihentikan oleh Putra Mahkota.
Perintah dari Pangeran sudah cukup untuk membuat Komandan itu memasukkan pedangnya kembali.
"Aku akan mencoba untuk menyembuhkannya, apa itu tidak apa-apa?"
Mereka berempat secara serentak menganggukkan kepala mereka atas pertanyaan serius ku.
Komandan Ksatria, Kepala Pelayan dan Penyihir Kerajaan memandangiku dengan ekspresi bingung akan apa yang terjadi.
Tapi dari mereka semua, yang berani bertanya tentang apa yang terjadi hanyalah Penyihir Kerajaan.
"Yang Mulia. Maaf kalau saya lancang, tapi apa yang sebenarnya terjadi Disini. Kenapa Yang Mulia dan Yang Mulia Ratu mencoba memohon kepada orang itu?"
"Oiko. Shin mengatakan kalau dia bisa menyembuhkan kakak." Ujar Sora dengan nada semangat bercampur di dalam suaranya.
"A-apa. Itu tidak mungkin? Bukannya penyakit Tuan Putri hanya bisa disembuhkan oleh sihir spesial [Recovery] dan pemilik sihir itu sudah lama meninggal.
"Mustahil orang seperti dia bisa menyembuhkan penyakitnya Tuan Putri. Jangan berbohong dasar rakyat jelata, kau hanya ingin memanfaatkan keluarga Kerajaan bukan. Jangan sombong dengan mengatakan bahwa kau bisa menyembuhkan penya_"
"[paralyze]"
"Ghaugh....."
Tubuh Oiko, Penyihir Kerajaan Allent terhempas dengan sangat keras ke lantai, dia sangat kesakitan tapi aku tidak mempedulikannya.
"Apa yang baru saja terjadi. Apa yang kamu lakukan pada Oiko, Shin. Dia terlihat kesakitan, tolong lepaskan dia, Shin."
"Aku mengerti perasaanmu Putri Sora, tetapi aku tidak bisa melakukan itu."
"Apa maksudmu?"
Pangeran Mahkota bertanya kepadaku dengan ekspresi campur aduk.
"Dia adalah dalang dari penyakit yang di derita Putri pertama selama ini."
"Hahh!?"
Mereka semua tidak bisa menyembunyikan rasa tidak percaya mereka. Itu wajar, karena Oiko sudah menjadi penyihir Kerajaan sejak tiga tahun yang lalu.
"Apa maksudmu kalau dia adalah dalangnya?"
"Saat aku menyalurkan sedikit sihir ku ke tubuh Putri, aku merasakan ada aura hitam yang merespons sihir ku, aura itu keluar dan melayang-layang di udara, tapi setelah Oiko tiba disini, aura itu langsung masuk ke dalam kalung yang dipakainya."
Setelah mendengar penjelasan nya, semua orang mulai menatap kalung yang dipakai Oiko.
Oiko yang merasa kalau kalung terus diperhatikan dengan cepat menutup kalung itu dengan kedua tangannya dan melototi ku dengan tajam.
"Dia berbohong, Yang Mulia. Bagaimana mungkin aku yang telah menjadi penyihir Kerajaan selama tiga tahun akan melakukan hal sekotor itu."
Masih mencoba berbohong di hadapanku lagi.
"Komandan Ksatria. Aku minta tolong, tolong hancurkan kalung yang dipakai penyihir itu!"
Komandan Galih yang masih tidak mengerti harus berbuat apa memilih untuk diam ditempat, tapi setelah melihat tatapan Rajanya, dia dengan cepat menarik kalung itu dengan paksa dari leher Oiko.
Tepat dihadapan semua orang, dia meletakkan kalungnya di lantai dan menghancurkannya menggunakan pedang yang dia bawa
Disaat kalung itu hancur berkeping-keping. Putri pertama yang masih terbaring di tempat tidur mulai berteriak, dan dari tubuhnya keluar aura hitam yang menyerupai sesosok iblis, iblis itu berteriak kesakitan tapi perlahan menghilang di udara.
"Ya, begitulah yang terjadi." Ujarku ke arah Oiko dengan nada menyindir.
Karena sudah tidak bisa lagi berbohong, dia dengan wajah pasrah mulai mengatakan kebenarannya.
"Bajingan kau. Kau tidak akan pernah bisa menghilangkan penyakit itu selamanya, karena itu adalah kutukan iblis."
"Tidak mungkin."
Mendengar kalimat itu membuat Raja, Ratu, Putra Mahkota dan Putri Sora langsung syok sampai-sampai mereka jatuh lemas ke lantai.
"Tidak bisa disembuhkan, itu hanya pikiranmu saja."
"Apa maksudmu?"
"Diam dan lihat sendiri kalau kamu tidak percaya." Ujar ku dengan percaya diri.
Aku duduk di samping Putri Pertama yang terlihat semakin lemah, sambil memegangi tangannya yang hangat, aku mulai merapalkan mantra.
~Absolute Recovery~
Sebuah cahaya berwarna putih muncul di sekujur tubuh Putri pertama, menutupinya selama beberapa detik dan akhirnya cahaya itu memudar dengan sendirinya.
Perlahan tapi pasti Putri mulai membuka matanya dan menatap kesekitar.
"Apa kamu baik-baik saja?" Tanyaku padanya.
Gadis itu hanya mengangguk dengan lembut atas pertanyaan ku.
"Miku. Akhirnya kamu bangun juga sayang."
Dengan air mata yang mulai menetes, seluruh keluarga itu langsung memeluk Putri pertama yang terakhir kali membuka matanya sekitar satu tahun yang lalu.
Aku yang ingin membiarkan reuni keluarga itu berlangsung sedikit lebih lama berjalan mendekati sang Penyihir.
"Sudah kubilang kalau aku bisa menyembuhkannya, kamu adalah manusia tapi kamu merendahkan manusia dan malah meninggikan iblis, orang sepertimu tidak bisa dimaafkan."
"M-mustahil kutukan iblis bisa dipatahkan semudah itu. Siapa kau sebenarnya?"
"Aku? Aku Tatsuya Shin, seorang manusia biasa."
Raja yang mulai tenang memerintahkan Komandan Galih untuk menangkap Penyihir itu dan memenjarakannya di penjara bawah tanah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
kenta jaya
mantap/Casual//Sleep/
2024-06-13
0
Dapp
nyicip ah
2021-06-15
3