Jiang Yan tak mengetahui setelah dia kembali berlanyar banyak desas desus mengenai dirinya.
Apa lagi kabar gempar mengenai pembantain yang terjadi pada rumah salah satu bengsawan berpengaruh.
Tapi yang tak kalah hangat di perbincangkan adalah sebenarnya siapa sosok yang mengaku sebagai paman dari Zi Zhou, namun itu tak penting sekarang sudah tidak ada lagi yang berani berbuat macam macam dengan keluarnga kecil Zi setelah kejadian heboh yang baru saja terjadi.
"Seerrrrrr....... byurrrr...." Di sisi lain Kapal milik Jiang yan sudah berlayar dengan kecepatan sedang membelah ombak tinggi.
"Aku harus cepat cepat mencari tempat untuk berlabuh sebelum Qi ku habis" Gumam Jiang Yan.
"Ah, tempat itu cukup bagus untuk betlabuh" Mata jiang yan mengamati sekitar pesisir pantai.
Kapal Berbelok tajam menuju tempat yang di maksud Jiang Yan.
Di sana adalah lautan dangkal berpasir yang tidak akan merusak kapal miliknya. Sebenarnya kapal Jiang Yan tidak akan rusak walau menabrak batu besar karena terbuat dari ribuan batang pohon kayu Jiwa yang sangat langka namun banyak ditemukan pada hutan terlarang Benua terbuang. Juga di sertai beragam Formasi perlindungan.
"Ngekkkk.... gedekkk.." Denyit kapal menabrak pasir disekitar pantai sebelum berhenti sepenuhnya.
Jiang Yan turun dari kapal kemudian memandang sekeliling sejenak sebelum memasukan kembali kapal miliknya kedalam cincin ruang dan melesat terbang ke arah Barat dengan kecepatan tinggi.
"Sepertinya di sekitar sini tidak ada pemukiman penduduk" Gumam Jiang Yan dengan segera meningkatkan kecepatan terbangnya.
Dari bawah Jiang Yan hanya terlihat seperti kilatan cahaya yang melesat sangat cepat.
*****************
Di tempat lain, di tengah hutan terlihat Gadis kecil berumur sekitar sepuluh tahunan berlari menghindari 3 orang dewasa berwajah garang yang mengejarnya.
Sesekali Gadis itu tersandung akar maupun terserempet ranting ranting pohon yang rindang, namun tak menyurutkan gerakan lari kaki kecilnya.
"Srakkk.... Brukkk" Gadis itu jatuh terjerembab karena bajunya tersangkut batang pohon.
Nampak Juga ketiga orang mengejarnya sudah sampai didepannya.
Dengan nafas tersengkal sengkal Gadis itu mencoba untuk berlari lagi. Namun langkahnya terhenti kerena salah satu dari ketiganya sudah menghadang di depan gadis itu.
Kaki kakinya sudah tak lagi dapat digerakan, wajahnya menampakan ekspresi putus asa melihat keadaannya sekarang yang mungkin sebentar lagi dia akan mati.
"Apakah aku akan berahir disini, Ibu Ayah maafkan aku" Batin gadis itu.
Pandangan matanya kian lesu meratapi nasipnya yang demikian buruk hanya karena tidak sengaja menyinggung salah satu dari mereka ketika dia ingin menjual ikan yang didapat dari jebakan yang ia temukan. Tapi ternyata jebakan itu milik salah satunya.
"Hahaha..... Gadis kau tidak bisa lari lagi" Seru pria berbaju hitam.
"Benar kami tak dapat lagi menahan untuk mencabik cabikmu" Ujar pria didepannya sambil mengacungkan pedang ditangannya.
"Tapi ketua, bukankah sayang jika membunuhnya langsung. Bagaimana jika kita bersenang senang dahulu. Seru Pria berbaju hijau.
Tubuh milik Gadis itu bergetar hebat mendengar ucapan ketiganya, kalau bisa pun dia ingin bunuh diri dari pada di lecehkan tiga orang bejat di hadapannya.
"Hei gadis manis, jangan berharap ada orang yang menolongmu. Bahkan jika ada seseorang jatuh dari langit pun dia tidak akan bisa menolongmu, bahkan itu tidak mungkin. Hahahahhaha" Suara ketua kelompok itu bergema menanambah ketakutan pada Gadis kecil di depannya.
Tiba tiba ketika ketiganya ingin mendekat sesuatu jatuh di depannya.
"Swuuuuuus........ Brukkkkk ... aarkgg," Sesosok pemuda tampan jatuh dari atas langit tepat didepan mereka semua membuat mereka semua terkejut.
"Sialan... bisa bisanya aku kehabiaan Qi ketika terbang" Gerutu Jiang Yan.
"Ehh.... kenapa ada gadis kecil disini" Ucapnya heran melihat gadis dihadapannya.
"Tu.. tu. tuan to.. tolong aku" Pinta gadis itu dengan tangan menunjuk ketiganya.
"Hmm?" Kepala Jiang yan menoleh kearah yang ditunjuk olehnya.
"Seorang pendekar pemula tingkat satu dan dua orang pedekar pemula tingkat dua,.. cukup mudah" Gumam jiang yan.
Merasa diremehkan ketua kelompok itu juga mengacungkan pedangnya kearah jiang yan.
"Bilang apa kau bocah!, minggir dari hadapanku atau kau ingin ikut kubunuh" Serunya.
"Maka cobalah" Jiang Yan tertawa pelan menanggapi ancaman ketua kelompok yang dia anggap cuma se ekor semut.
"Heh.. Trimalah ini bocah" Ketua kelompok itu mengayunkan pedangnya.
"Traanggggg!" pedang pria itu beradu dengan pedang milik Jiang yan yang dia keluarkan dari cincin ruang.
"Hmph.." Dengus Jiang Yan.
"Sangat lemah..... Pranggg... slessss" Sabetan pedang miliknya bukan hanya memebuat pedang lawannya patah namun juga membuat kepala orang itu lepas dari badannya.
Kedia orang lainnya ingin melarikan diri namun Dia menebaskan pedangnya lagi kearah ke dua orang di depannya, energi pedang berbentuk pisau angin melesat serta membelah badan kedua pria yang mencoba lari darinya tersebut.
"Aih... bajuku terkena darah lagi huh,"
"Tuan, terima kasih atas bantuanmu" Gadis itu bisa bernafas lega melihat ketiga orang yang mengejarnya telah dibunuh oleh Jiang Yan.
"Hmm, ah aku melupakanmu"
"Tidak apa apa, anggap saja aku kebetulan lewat. Ngomong Ngomong apakah ada pemukiman penduduk disekitar sini?" Tanya Jiang Yan.
"Dan Jangan panggil aku tuan, Panggil saja A'Yan" Lanjutnya.
"Baik Tu.. A'yan, disini ada desa kecil tempat aku tinggal. Aku bisa memandumu menuju desa" Ucap Gadis itu.
"Okelah, tunggu sebentar disini aku akan mengganti baju sebentar" Jiang Yan melesat pergi untuk mengganti bajunya.
Tak lama Jiang Yan kembali dengan memakai baju merah cerah dan sudah membersihkan wajahnya yang terkena tanah hutan ketika jatuh dari langit.
Wajahnya yang sangat tampan nan putih bersih membuat gadis kecil itu tak dapat mengalihkan pandangannya beberapa saat dari wajah Jiang yan.
"Mmmm.. Nona, apa yang terjadi padamu?" Jiang yan mendekatkan wajahnya didepan muka gadis itu membuatnya segera memalingkan wajah.
"Egh.. ahh tidak apa apa. Emmm sebenarnya kau sangat tampan"
Wajahnya terlihat merona merah.
"Hahaha... Sebenarnya kau juga cantik nona hanya saja kau terlalu muda untukku. bagamana aku memanggilmu nona?"
"Namaku Xiao Qiu" jawabnya.
"Baiklah akan ku panggil kau Qiu'er" Suara Jiang yan terdengar sangat lembut ketika mengucapkan namanya.
Wajah Xiao Qiu semakin memerah mendengar Jiang Yan mengucapkan namanya dengan sangat lembut.
"Mmmmmmm.... A'Yan jangan menggodaku" Pintanya.
"Baik Baik, ayo segera tunjukan jalan menuju desa tempatmu tinggal" Ajak Jiang Yan.
Jiang Yan bersama Xiao Qiu menyusuri hutan bersama, sesekali wajah Xiao Qiu memerah lagi dan lagi karena Jiang Yan menggodanya.
Hari menjelang sore, Beberapa menit berlalu nampak di kejauhan sebuah desa di pinggir jalan yang mempunyai gerbang kayu sederhana sebagai penanda wilayah desa, Terlihat juga dua sosok laki laki berumur tiga puluh tahunan dan seorang wanita dengan umur tak berbeda jauh dari laki laki di sampingnya seolah sedang menunggu sesuatu.
"Ayah Ibu aku kembali!" Seru Xiao Qiu.
***************
Aku ingatkan jalan cerita novel ini sedikit lambat dan berfokus pada petualangan yang di lakukan Jiang Yan Bukan Action ato perang perangan ok
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Harman LokeST
author lanjut terus ya
2022-02-27
0
abdul Rosyid
yg penting ada mesra2anya
2021-07-01
0
Bobby
👍👍👍👍👍
2021-03-27
0