Ekspresi Jiang Yan yang tadinya
cerah seketika berubah menjadi
masam gara gara mendengar
ejekan Naga tua berdengung dikepalanya.
"Eeeee,, paman apa yang terjadi denganmu?" Zi Zhao terkejut
atas perubahan Ekspresi Jiang Yan.
"Ahhh.. Bukan apa apa, hanya
teringat seekor binatang
yang menyebalkan" Ujar Jiang Yan.
"Ehem, kita lanjutkan pembicaraan tadi. Apa yang membawamu kemari bocah?" Tambah Jiang Yan.
"Bagus Bocah!, Kau berani mengejekku. Tunggu saja
tanggal mainnya!" Seru Naga Tua.
"Nyenyenyenyenye" Ejek Jiang Yan.
Suara naga tua seketika langsung menghilang dari kepala
jiang yan, sepertinya dia sedang
merencanakan sesuatu.
"Seperti yang kubilang tadi
paman, kami hanya datang
untuk bertamu" Jelas Zi Zhao
"Karena aku juga su-..."
Kata kata Zi Zhao di potong oleh
Jiang Yan "Sttttttt... diam!,,
Aku sangat Tahu sifat mu bocah.
Kau tidak akan kemari begitu
saja dan membawa anak serta
istrimu"
"Kau pasti memiliki masalah
masalah bukan?, Jujur saja
padaku!" Tambah Jiang Yan.
Mendengar perkataan Jiang Yan
Zi Zhao hanya bisa menghela
nafas dan tersenyum kecut
kemudian memandangi istrinya.
"Liu'er bawalah Wei'er pergi
sebentar aku akan berbicara
empat mata dengan paman Jiang"
Ucap Zi Zhao
Sha Liu mengangguk dan membawa
Zi Wei pergi dari situ menuju
bagian barat pulau dimana
terdapat sebuah lahan perkebunan
milik Jiang Yan.
"Sekarang bicaralah bocah"
"Huff.. Aku tak tahu harus mulai
bercerita dari mana, yang pasti sekitar dua bulan lalu, aku dan
istriku memutuskan untuk
mendirikan sebuah rumah makan
namun kami belum memiliki
modal yang cukup. Pada ahirnya
Kami berdua memberanikan diri untuk meminjam uang dari bangsawan setempat sebesar
empat puluh tael perak, tapi setelah beberapa minggu ada dua orang
Pendekar yang mengaku sebagai
utusan si bangsawan meminta
pengembalian uang yang kami
pinjam sebesar delapan puluh tael perak. Sontak kami berdua kaget
sebelumnya hanya meminjam
empat puluh tael perak bisa
menjadi dua kali lipatnya saat ditagih" Cerita Zi Zhao.
Sebelum Zi Zhao melanjutkan
Ceritanya namun Jiang yan
lagi lagi kembali
memotong kata katanya.
"Hmmm... Baiklah cukup, aku
sudah tahu garis besar masalahmu.
Kau pasti mengatakan belum memiliki uang dan beberapa hari setelah hal itu Bangsatwan
Udik itu mendatangimu untuk
menawari sebuah perjanjian
yang menyatakan bahwa jika
kau menyerahkan istrimu maka
hutang itu di anggap selesai.
kulihat lihat istrimu memang seperti wanita pada umumnya tapi setelah kuperhatikan lebih teliti, dia cantik juga, pantas bangsatwan itu tertarik" Tebak Jiang Yan.
Zi Zhao mengangguk pelan
tampak ekspresi kecut terpancar
dari wajahnya.
"Bagitulah paman, maaf aku
datang kemari hanya saat ada
sebuah masalah"
"Tidak apa apa bocah, Jadi kau
kemari untuk tinggal disini?" Ujar Jiang Yan.
"Iya paman," kepala Zi Zhao lagi lagi
mengangguk pelan.
Setelah berbincang sejenak
Jiang Yan berjalan menuju
pantai untuk memikirkan sesuatu
dengan sesekali pandangannya
melirik pada kebersamaan keluarga
Zi Zhao, tak sadar mulutnya tersenyum tipis dan ia juga merasakan kehangatan dari keluarganya.
"Keluarga ya.." Ucap Jiang Yan lirih.
Sesekali Jiang Yan juga melirik
keatas langit dan tenggelam
pada ingatannya tentang kebersamaan saat bersama ke enam leluhur lainnya.
"Sepertinya sudah saatnya
untukku memulai perjalanan ini" gumamnya.
Badan Jiang Yan berbalik dan berjalan mendekati ketiganya yang sedang asik bermain.
****************
Malam harinya mereka menyempatkan untuk membuat
api unggun dan membakar ikan
serta menikmati malam.
Telihat Ribuan bintang mengisi
langit malam menambah nuansa
heningnya malam, hanya terdengan desiran ombak menerjang karang.
Sesekali mereka bercerita tentang masa lalu.
Namun berbeda dengan Jiang Yan,
Jidatnya mengkerut saat di tanya Oleh Zi Zhou masa kecilnya.
"Ah.. Masa kecil ya. Aku sudah
lama melupakannya" Jiang Yan berpikir keras mencari cari ingatan masa kecilnya.
"Apa ingatanku Juga tersegel bersamaan dengan kekuatanku?" batinnya.
"Terus bagaimana paman bisa
sampai di pulau ini?" Suara Cadel
Zi Wei memecah heningnya malam.
"Hehehe.. Paman Pergi dari rumah
dan meninggalkan ke enam
saudara paman yang lainnya
untuk pergi berpetualang, namun karena suatu hal paman tinggal
di pulau ini selama sebelas tahun terahir" Jelas Jiang Yan pada Zi Wei.
"Sebenarnya aku belum mendapatkan arah tujuan saat datang kemari, tapi melihat keluarga bocah ini, aku mulai tahu kemana
arah tujuanku" Batin Jiang Yan yang tak langsung didengar juga oleh Naga Tua.
"Baguslah Bocah, kau sudah tahu arah dan tujuanmu" Seru Naga Tua.
Perbincangan mereka di lanjutkan
hingga tengah malam.
pada ahirnya mereka terlelap
di atas tempat tidur yang dibuat
Jiang yan tadi sore.
**Makasih bagi yang udah Vote dan
Like.
Bagi yang Belum**.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Bobby
👍👍👍👍👍
2021-03-12
0
Sendtot Haryanto Gawi
lanjut thor mantap
2021-02-23
0