Beberapa Jam berlalu, kini tampak matahari menyinar terang tanpa terhalang kabut, hawa yang tadinya dingin kini menjadi hangat.
Awan tipis tersebar di seluruh penjuru langit yang berwarna biru cerah serta burung burung yang terbang dengan leluasa.
"Paman Jiang, apa yang sedang kau lakukan" Ucap cadel Zi Wei yang sudah bisa mengucapkan nama Jiang Yan dengan benar.
"Paman sedang melihat pemandangan laut Wei'er"
"Apa yang paman lihat, bukan kah laut di sana terlihat kosong?" Tanya Zi Wei yang sedari tadi ikut memandang laut.
"Hehehe.. Nak walau pun laut di sana terlihat kosong dan tenang sebenarnya ada ribuan nyawa yang hidup di bawah air, nah kuberi kau pengertian. Misalnya pada manusia, walaupun wajahnya terlihat biasa tapi bisa saja dalam ketenangan wajahnya terdapat banyak pikiran yang membebaninya sama halnya juga ketika kita menilai orang lain, janganlah kau hanya menilai dari sudut pandang luar saja, tapi kau juga harus melihat dari sudut pandang yang berbeda" Jelas Panjang Jiang Yan.
"Tapi paman,...."
"Stssss!.... Sudahlah kau akan mengerti saat sudah dewasa nak" Potong Jiang yan.
"Bagaimana kalau kita memancing? sambil menunggu ayah dan ibumu berkemas"
"Memancing!?, Ayo paman cepat sebelum ibu dan ayah selesai berkemas" Jawab Zi Wei Dengan bersemangat.
Tingkah laku Zi Wei mengingatkan Jiang Yan pada Zi Zhao ketika baru bangun setelah ia selamatkan, walaupun ketika itu usianya sudah lima belas tahun namun sifatnya masih seperti anak sepuluh tahun.
Melihat sifat Zi Zhao, Jiang yan pernah menduga bahwa dia adalah anak dari pemimpin kota atau sejenisnya karena terlihat seperti sering di manja.
Tapi dengan berjalannya waktu Jiang Yan melihat bahwa Zi Zhao adalah anak yang mandiri dan tekun membuat dugaan Jiang Yan terbantahkan.
"Buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya" Batin Jiang yan.
"Aku jadi terbanyang bagaimana sifat anakku nantinya ya?" Lanjutnya
*****************
Sementara Jiang Yan dan Zi Wei memamancing di tepi laut, berbeda halnya dengan Zi Zhao dan Sha Liu, mereka tampak sedang merapikan barang barang dengan sesekali melirik pada kebersamaan dari anaknya dan pamannya.
"Liu'er, Bagaimana pendapatmu tentang paman yan?" Zi Zhao memulai pembicaraan.
"Aku sediri juga sebenarnya kurang tahu, tapi menurutku paman Yan itu oranv yang dapat dengan cepat akrab pada orang lain, sangat ramah dan menghargai keluarga,jugaaaaa... Cukup tampan" Puji Sha Liu.
"Sama seperti pendapatmu, dia orang yang baik. Tapi apa yang kau maksud dengan "Cukup Tampan" Liu'er, Apakah suamimu kurang tampan?" Sindir Zi Zhao.
"Bukan begitu Zhao'gege...... Cup" Ucap Sha Liu sambil mencium keting Zi Zhao.
Reaksi Zi Zhao Terlihat tersenyum lebar mendapat ciuman dari istri tercinta menandakan bahwa dia sudah tidak cemburu.
Ketika ingin membalas ciuman dari istrinya, Ia tak bisa kerena Sha Liu sudah memalingkan kepalanya dengan sedikit memerah.
"Haih, Sudah lah aku akan membalasmu nanti malam" Seru Zi Zhao.
"Ihhh Zhao'gege jangan menggodaku" Pinta Sha Liu
"Sudah cukup, ayo segera selesaikan ini dan pergi menemui Wei'er serta Paman Yan.
"Hehehe Apa kau malu Istriku?" Goda Zi Zhao.
"Diam!" Bentak istrinya.
Berpindah ketempat Jiang Yan dan Zi Wei berada, mereka sedang asik bercanda gurau dan menunggu umpan mereka di santap ikan.
"Dut..... Dut.." Tampak pancing bergerak pelan dan mulai melengkung menandakan umpan sudah dimakan ikan.
"Paman!.. Paman... Cepat tarik, nanti keburu ikannya lepas" Teriak Zi Wei.
"Iya Iya, Sabar kita tunggu ikannya menelan umpan nya dahulu atau akan lepas ketika di tarik" Jelas Jiang Yan.
Setelah itu Jiang Yan mengerak gerakan pancingnya perlahan, dirasa kail sudah tersangkut di ikan dia langsung menyendal.. eh bahasa indonesianya menyendal apaan yak gak tau gw.
Dirasa Kail sudah tersangkut pada ikan Jiang Yan langsung menariknya secepat kilat .
"Splasss.... klepek... klepek.... klepek"
"Horeee!! berhasil" seru Zi Wei bersemangat.
"Paman Yan paman Yan, mau diapain ika ini?" Tanyanya
"Tentu saja paman akan memberikannya padamu" Ujar Jiang Yan sambil melepas kail dari ikan.
"Benarkah paman?, asikkk!"
Saat Jiang Yan akan menjawab Muncul Zi Zhao dan Sha Liu di hadapannya dengan membawa dua koper besar.
"Ehh, bocah kau sudah selesai" sapanya
"Ayah, Ibu lihat ini, aku dan paman memancing dan mendapatkan ikan besar" Tangan Zi Wei menunjuk ikan yang ada di atas batu.
Kedua orang tuanya hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah laku anak semata wayang mereka yang asik bercanda dengan pamannya.
"Kedua orang ini,.. kenapa bisa akrab dengan cepat" Batin Zi Zhou.
Sha Liu sendiri Jarang Bicara hanya sering menunjukan senyum manisnya.
"Apa kalian sudah siap?, Ayo kita berangkat!" Tangan Jiang yan terangkat.
"Tunggu paman, Kita akan menunggu kapal yang akan lewat sebentar lagi"
"Aih?, kenapa harus menunggu, aku punya kapal sendiri" Tangan Jiang Yan melambai memunculkan benda berwarna putih ke emasan dengan sedikit corak berwarna hitam.
"BYYYYYUUURRRR!!......Seplaaaass"
Benda itu menghantam permukaan laut dan menimbulkan gelombang besar yang menerjang batu karang di sekitar mereka.
"Kenapa kalian memandangku dengan tatapan seperti itu?" Jiang Yan merajut alisnya melihat ekspresi ketiganya.
"Sudahlah Ayo naik" Ajaknya.
"Paman.... Apa ini?" ucap Zi Zhao kagum.
Jiang yan menjelaskan bahwa yang mereka naiki adalah sebuah
Floating Ark.
Floating Ark adalah kapal besar yang dapat digunakan untuk menyebrangi Portal antar dunia dengan cepat. Bentuk Floating Ark milik Jiang Yan berbentuk seperti kapal pada umumnya namun dengan sedikit tambahan dan ukuran jauh lebih besar.
Panjang Floating Ark miliknya adalah kurang lebih seratus meter, lebar empat puluh meteran dan memiliki tinggi lebih dari enam puluh meter. Serta juga memiliki tiga tiang layar yang sangat tinggi bahkan menyentuh awan.
"Waw Paman, Tak kusangka kau ternyata memiliki benda ini"
Kemudian Jiang Yan menyebarkan Qi nya ke seluruh penjuru kapal untuk mengendalikannya.
Kapal mulai bergerak menerjang ombak tinggi dan mulai meninggalkan pulau yang ia tinggali Sebelas tahun terahir.
Tidak ada yang menarik selama perjalanan, hanya Zi Wei yang mondar mandir kesana kesini untuk melihat pemandangan laut yang indah nampak dari atas kapal.
Ketika Rombongan Jiang Yan mendekati pelabuhan Tampak banyak orang berkumpul didekat galangan. Mereka seolah terkesima oleh kemegahan yang dibawa oleh kapal Jiang Yan.
Saat sudah dekat dengan pelabuhan Jiang Yan mulai memperlambat laju kapal dan secara perlahan lahan berhenti sebelum sampai ke lautan dangkal.
Mereka menuju ke pelabuhan menaiki sekoci yang ada di kapal, kemudia berjalan menyusuri pelabuhan menuju ke kediaman Zi Zhou. Ketiga orang lainnya tidak terlalu menarik perhatian, namun Wajah Jiang Yan membuat siapapun yang melihatnya melongo seolah tidak percaya atas apa yang dilihatnya.
Kalian ngrasa gak sih kalau Ch. 10 Ini lebih panjang dari Ch. sebelumnya.
Ya karena tuntutan dari mangatoon.
gw disuruh buat sedikit panjangin di setiap novel, Alahasil yang tadinya Gw nulis cuma 600 sampai 700 kata harus ditambahin sampe 1000 kata.
Jadi kalian harus tingkatin like dan vote supaya gw bisa jadi semangat buat lanjutin Novel ini. Bye Bye
Btw Indonesianya "Menyendal" Apaan yak coba tulis komen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Harman LokeST
sip
2022-02-25
0
Kuntoro Suwung
menyendal = menarik. Cuma beda bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Buka kamus dong
2021-03-13
1
Bobby
🥳🥳🥳🥳🥳🥳👍
2021-03-12
0