My recommendation song while reading this chapter > Miles Away – Bring Me Back ft. Claire Ridgely
Sinar bulan masih meninggi diatas kepala Edward menembus sela-sela pepohonan yang sudah mati di sekelilingnya.
Angin berhembus dengan lembut di sekitar tubuh Edward, mengganti kegelapan yang berkabut itu menjadi sinar bulan yang terang.
Saat ini, Edward sudah dapat kembali melihat sekelilingnya dengan jelas.
Edward mengalihkan pandangannya kedalam jantung hutan yang ada disebelah kanannya.
Ada sebuah batu besar disana yang berdiri dengan kokoh.
Edward lalu melangkah perlahan menembus pepohonan mati menaiki batu besar itu.
Ketika Edward sudah berdiri diatasnya, Edward menghunuskan pedang pemberian ibunya dan mengangkatnya keatas.
Dengan penuh keyakinan, Edward berharap ada sesuatu yang spesial keluar dari pedang itu.
Namun setelah menunggu beberapa lama dengan pedang yang terangkat keatas, tak ada apapun yang terjadi pada pedangnya.
Edward kebingungan, seharusnya pedang miliknya ini dapat menyala mengeluarkan api seperti saat dipegang oleh Ibu-nya tadi.
*Auuu ….
Terdengar suara serigala yang mengaung dari dalam hutan di belakang Edward, dan jaraknya terasa tidak cukup jauh.
Beberapa kali para serigala itu mengaum dengan lantang, menandakan mereka sedang lapar dan dalam mode perburuan.
Dengan pedang pemberian ibunya melekat di tangan Edward, perlahan Edward berjalan menuju sumber suara serigala itu.
Setiap langkah kaki yang Edward tempuh menuju para serigala itu, tak ada ketakutan bersembunyi didalam tubuhnya.
*Auu … auu … auu
Terdengar dari balik semak-semak didepan Edward suara serigala itu sedang menggonggong pada sesuatu, sepertinya mereka mendapatkan makan malam mereka hari ini.
Edward perlahan membuka semak-semak itu, dan melihat apa yang sedang berhadapan dengan para serigala itu.
Dalam pengamatan Edward saat ini, Edward melihat seorang nenek tua memukul-mukulkan tongkatnya pada para serigala itu.
Tanpa berpikir panjang siapa sebenarnya nenek itu, Edward langsung berlari melindungi nenek tua itu dibelakang perisainya dan berhadapan dengan para serigala yang berjumlah 10 ekor.
Serigala-serigala ini berbeda dengan serigala pada umumnya.
Serigala yang sedang mengelilingi Edward saat ini memiliki taring yang jauh lebih panjang, mata yang merah menyala, dan tubuh yang ukurannya hampir dua kali lipat lebih besar dari serigala biasa.
Edward meminta nenek tua itu untuk perlahan mundur menjauh selagi Edward menghalangi para serigala menuju kearah nenek tua itu.
Tanpa menunggu lama, satu-per-satu serigala itu mulai menyerang Edward dari berbagai arah.
*Ting
Bunyi cakaran seekor serigala dari arah belakang Edward berhasil ditangkis dengan perisainya.
Edward belari kedepan untuk mengalihkan fokus para serigala itu dari nenek tua yang sedang berlari menjauh dibelakangnya.
Edward berlari menuju seekor serigala yang sepertinya merupakan sang Alpha dan langsung mengayunkan pedangnya dengan kekuatan penuh.
*Wush
Ayunan pedang Edward tidak mengenai apapun, nampaknya serigala itu memiliki kelincahan yang luar biasa karena bisa menghindari serangan dadakan dari Edward.
Satu ekor yang sedang menghadapi Edward didepannya saat ini sepertinya merupakan sang Alpha, karena tubuhnya begitu besar dan berani melakukan kontak mata dengan Edward.
Edward tahu bahwa dia hanya perlu melumpuhkan sang Alpha ini untuk mengacaukan formasi serangan dari para serigala itu.
Sang Alpha tiba-tiba melompat kearah Edward dengan kecepatan penuh yang hampir tidak disadari Edward ketika sedang membaca situasi.
*Wush
Cakaran dari serigala itu hampir saja mengenai wajah Edward yang tidak menggunakan helmnya.
Ketika mereka melihat Edward lengah setelah menghindari serangan Alpha, satu serigala lainnya menyerang dari belakang tubuhnya dan berhasil menusukan cakarnya kedalam baju zirah Edward.
Dari kiri, dari kanan, lompatan dari atas, semua serangan itu terjadi secara berurutan dan beruntun menyerang Edward.
Edward sengaja menangkisnya karena Edward sedang membaca pola serangan mereka.
Pertarungan sengit terjadi antara Edward dan serigala-serigala itu, Edward merasa tak ada ruang untuknya melakukan serangan balik karena harus terus-menerus menangkis dan menghindari serangan mereka.
Ketika melihat beberapa serigala itu sepertinya sedang mengubah formasi, Edward langsung mengayunkan pedangnya kearah serigala yang ada di belakangnya.
*Srek
Satu ayunan pedang Edward berhasil membelah tubuh salah satu serigala yang ada dibelakangnya, kini tersisa sembilan serigala yang berputar mengelilinginya.
Para serigala itu tiba-tiba berhenti berputar, sepertinya mereka akan mengambil ancang-ancang untuk melompat kearah Edward secara bersamaan.
Setelah berhasil membaca serangan mereka selanjutnya, Edward tersenyum menatap para serigala itu.
“Kemarilah!” Teriak Edward dengan gagah menatap sang Alpha.
*Wush
Benar saja, para serigala itu melompat bersamaan kearah Edward kecuali sang Alpha yang akan menerkam setelah serangan bersamaan dari anggotanya.
Saat para serigala itu sedang berada diatasnya, Edward langsung membalikkan tubuhnya keatas dengan mengayunkan pedangnya dari tanah.
*Srek-srek-srek
Bunyi tubuh 8 serigala terbelah diatasnya ketika sedang melompat diatasnya.
Satu ayunan pedang kekuatan penuh dari Edward yang diikuti dengan tanah yang bergetar, dan angin yang berhembus kencang dari pedangnya berhasil membunuh serigala-serigala itu.
Darah dan tubuh para serigala itu kini berserakan menutupi sebagian tubuh Edward.
Kini yang ada dihadapan Edward hanya tersisa sang Alpha.
Tanpa ragu, Edward langsung berlari kearah sang Alpha itu.
*Ting
Suara cakaran dari sang Alpha berhasil ditangkis Edward menggunakan pedangnya yang terayun kesamping.
Dengan kedua tangannya memegang pedang itu, Edward berniat untuk menebas sang Alpha dalam satu serangan.
Edward mengayunkan pedangnya dari atas kepalanya menuju leher sang Alpha didepannya saat ini.
Namun ketika sedang mengayunkan pedangnya, Edward tiba-tiba teringat wajah Edmud saat menatap mata sang Alpha yang merah menyala didepannya saat ini.
*Wush
Edward tiba-tiba mengayunkan pedangnya kearah lain.
Ia langsung kehilangan fokus setelah mengingat wajah Edmud.
Edward juga melihat sang Alpha tiba-tiba melarikan diri kedalam bayangan gelapnya hutan.
Dengan tubuh yang dipenuhi darah serigala-serigala yang berhasil ditebasnya, dan bagian belakang zirahnya yang sudah tertembus cakar sehingga darahnya perlahan mengalir keluar, Edward mulai berjalan menyusuri hutan untuk menemui pasukannya yang sudah menunggunya di ujung hutan itu.
…
Hari mulai pagi dan matahari sudah mulai menampakkan dirinya di timur.
Ketika Penny sedang memasak makanan menghadap ke hutan mati didepannya, Penny melihat Edward yang datang dengan tubuh yang dipenuhi banyak sekali darah.
“Edward!!!” Teriak Penny berlari kearah Edward lalu membantu Edward berjalan tanpa merasa jijik terkena darah yang di tubuhnya Edward.
“Apa yang terjadi padamu?! Masuklah ke tenda, aku akan merawatmu!” Penny merasa begitu cemas melihat Edward selalu kembali padanya dengan tubuh yang penuh darah dan terluka.
“Aku melakukan tugasku, Penny. Tolong bantuanmu untuk merawat tubuhku, aku kelelahan dan akan beristirahat sebentar.” Nada Edward terdengar lemas, mungkin karena harus berjalan cukup jauh dengan darah yang terus mengalir keluar dari punggungnya selama beberapa jam.
Saat ini Edward dan pasukannya berada di depan mulut Death Valley.
Menurut sebuah legenda, didalam Death Valley ini tidak hanya terdapat bandit-bandit Orc, tetapi juga ada serigala-serigala yang buas.
Mungkin Edward akan kembali berhadapan dengan sang Alpha disana dan menuntaskan pertarungan mereka sebelumnya.
Setelah dirawat oleh Penny selama dua jam, kini kondisi Edward mulai membaik namun masih belum pulih sepenuhnya.
Ketika Edward dan pasukannya mulai bersiap berangkat memasuki Death Valley, salah seorang pasukannya yang bertugas menjaga tiba-tiba berlari kearah Edward dengan membawa pesan, “Edmud! Edmud dan pasukan berkudanya menuju kemari! Jumlah mereka sekitar seribu orang!”
Mendengar hal itu, Edward langsung memerintahkan kepada seluruh pasukannya yang berjumlah 16 orang mengatakan, “formasi menjebak! Laksanakan!”
Seluruh pasukan Edward langsung bersembunyi di belakang bebatuan dan hanya menyisakan Guntar berdiri seorang diri ditengah jalan.
Mereka sengaja menggunakan Guntar untuk menjadi umpan karena kekuatan Guntar adalah yang terbesar dengan pertahanan tubuh yang luar biasa.
Perlahan, para pasukan Edward mulai berpencar mengelilingi Guntar dari belakang bebatuan.
Mereka sudah menyiapkan minyak api, panah api, dan tombak untuk dilemparkan kearah pasukan musuh.
Suasana mulai hening, angin mulai berhembus di lembah kematian itu.
Setelah menunggu selama tiga puluh menit, Edward dan pasukannya mendengar deru detakan kaki-kaki kuda sedang mengarah menuju mereka.
Bukannya ketakutan, Edward melihat Guntar justru tertawa terbahak-bahak melihat pasukan musuh yang begitu banyak.
Guntar tertawa hingga akhirnya pasukan musuh berada tak jauh didepan Guntar.
*Wush
Dalam satu kedipan mata, Edmud tiba-tiba muncul dibelakang Guntar.
“Apa?!” Teriak Guntar kaget dalam bahasa Orc.
*Srek
Suara pedang Edmud menebas zirah Guntar hingga terbelah menjadi dua.
Kaki Guntar gemetaran setelah melihat zirah kulit badaknya terbelah menjadi dua bagian jatuh tergeletak dibawahnya.
Melihat itu, Edward mengepalkan tangannya menatap Edmud dengan kebencian yang mendalam.
“Tunggu sinyalku untuk melepaskan minyak api kearah kerumunan musuh yang ada didepan.
Penny, kau boleh menyalakan panah apimu sekarang.
Lucius, pimpin pasukan penyerbu dari belakang musuh setelah api mulai berkobar di barisan depan musuh.
Aku akan berduel dengan Edmud, aku tahu bahwa dia jauh lebih kuat dariku namun aku sama sekali tidak memiliki ketakutan akan hal itu.”
... "Be Brave, And You'll Win!"...
... -EDWARD, THE PRINCE-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Ade Yayuk
Hadir..
like mendarat
2021-02-17
0
Yesi Pangaribuan
Serigala jadi jadian itu mah 😅
2021-01-29
0
Jessica Jennie
Kasian ya Edward 😭
2021-01-28
0