"Pergilah!" ucap Krisna pelan. Kepala Nala tertunduk, rambutnya menutupi wajahnya dari samping sehingga Krisna tidak bisa melihat wajah Nala. Pundak Nala tampak bergetar.
"Apa dia menangis?" tanya Krisna dalam hati.
Krisna tersentak, tiba-tiba saja Nala mengangkat kepalanya lagi dan menoleh ke arah Krisna, matanya terlihat sembab dan memerah. Nala menatap kedua mata Krisna dengan seksama.
"Bisakah kamu membantuku sekali ini saja?" tanya Nala.
"A.. apa itu?" tanya Krisna. Nala terdiam sejenak, ia tidak seperti Nala yang sebelumnya. Saat mereka bertemu pertama kalinya, Nala tidak berani menatap mata Krisna, tapi hari ini, ia terus menatap kedua mata Krisna. Nala menghela nafasnya perlahan.
"Pengurus agensiku bilang, katanya setelah ini mereka akan membayarkan upahku selama beberapa hari bekerja di sini." terang Nala pelan. Suara terdengar sangat pelan bahkan nyaris tidak tertangkap oleh pendengaran Krisna.
"Bisakah kamu membantuku untuk memastikan kalau upahku itu benar-benar sampai ke tangan keluargaku?" pinta Nala. Krisna terkejut. Ia merasa semakin bingung dengan ucapan Nala.
"Mengapa kamu memintaku untuk memastikannya? Mengapa tidak kamu sendiri yang memastikannya?" tanya Krisna. Nala kembali terdiam, kepalanya pun kembali tertunduk.
"Ada apa denganmu?" Perasaan Krisna menjadi tidak enak, ia seperti menangkap suatu firasat buruk dari sikap Nala.
"Aku akan pergi dari rumah ini besok!" ucap Nala tiba-tiba.
"Apa kamu tidak akan pulang ke rumahmu, makanya kamu menyuruhku untuk memastikan kalau upahmu dibayarkan ke keluargamu?" tanya Krisna.
"Entahlah!" jawab Nala. Krisna semakin bingung dengan pembicaraan mereka ini tapi ia merasa sangat penasaran dengan maksud Nala.
"Aku tidak tahu akan kembali ke rumahku atau tidak." lanjut Nala.
"Kalaupun aku kembali ke sana, aku pasti tidak akan bisa memastikan upahku itu." tambahnya. Krisna menghela nafasnya dengan kasar.
"Aku tidak mengerti dengan apa yang kamu bicarakan!" seru Krisna kesal.
"Maaf!" sesal Nala. Sejenak suasana di ruangan itu kembali hening.
"Kumohon bantulah aku, sekali ini saja!" Nala kembali membujuk Krisna untuk memenuhi permintaannya.
"Baiklah! Baiklah! Aku akan memastikan hal itu setelah kamu pergi dari rumah ini!" seru Krisna.
"Sungguh?!" tanya Nala tak percaya. Ia menatap kedua mata Krisna untuk mencari keyakinan dari ucapan Krisna itu.
"Iya!" Akhirnya Krisna mengalah dan berjanji akan memenuhi permintaan Nala itu.
"Terima kasih!" seru Nala, wajahnya kembali terlihat ceria bahkan ia tersenyum lebar pada Krisna. Krisna menatap Nala dengan tatapan dingin ciri khasnya.
"Apa aku boleh meminta 1 hal lagi darimu?" tanya Nala. Ia menggeser tubuhnya mendekati Krisna, sikap Nala itu membuat Krisna sedikit gugup.
"Tidak!" tolak Krisna. Nala langsung memasang wajah sedihnya begitu mendengar penolakan Krisna.
"Kumohon!" Nala berusaha membujuk Krisna tapi Krisna terus menolaknya.
"Besok aku akan pergi dari sini dan mungkin saja kita tidak akan pernah bertemu lagi." terang Nala.
"Tidak bisakah aku meminta sebuah kenang-kenangan darimu?" rengek Nala. Krisna melirik ke arah Nala dengan tajam.
"Kumohon!" pinta Nala. Krisna menghela nafasnya dengan kasar lagi.
"Baiklah! Apa kenang-kenangan yang kamu minta itu?" seru Krisna. Sekali lagi ia mengalah pada penggemar beratnya itu. Nala tersenyum lebar pada Krisna.
"Terima kasih sudah menjadi idola yang baik untukku!" ucap Nala pelan.
"Tapi... maafkan aku!" tambahnya dengan suara berbisik. Dengan cepat Nala mendorong tubuhnya ke arah Krisna dan...
"Cup!" Bibir mungil Nala menempel lembut di bibir Krisna. Krisna terlihat sangat terkejut dengan sikap Nala tersebut. Perlahan air mata Nala mengalir ke pipinya.
"Tunggu! Bukankah ini yang dia inginkan, tapi kenapa dia malah menangis?" batin Krisna.
...
Jangan lupa like di setiap episodenya, vote, dan share ya supaya lebih banyak yang baca cerita ini..
Dukungan darimu sangat berarti untukku.. ❤
Terima kasih 😘🤗🥰
Baca juga karyaku yang lainnya, yuk! Siapa tahu kamu suka! 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Hero Crisan
😱😱😱
perpisahan dunia akhirat itu...
patut di apresiasi kah...??
2021-01-20
0