Pulang

Akhirnya aku bisa kembali ke apartementku setelah beberapa hari ini aku melakukan berbagai aktivitas di negeri orang. Aku menekan tombol nomor-nomor yang ada di samping pintu apartementku itu untuk membuka kuncinya. Aku menunggu sejenak sampai terdengar bunyi 'beep' yang berarti pintu itu sudah tidak terkunci lagi.

Aku membenarkan posisi ransel yang sedari tadi kugendong dan perlahan membuka pintu apartemenku itu lalu melangkah masuk. Deg! Jantungku berdebar kencang begitu melihat sesuatu yang 'tidak biasa' berada di dalam apartemenku.

"Siapa kamu?" tanyaku. Seorang wanita yang terlihat seperti berumur sekitar 19-20 tahun dengan tubuh yang sedikit gemuk dan tidak terlalu tinggi berdiri di hadapanku. Mata bulatnya terlihat sangat terkejut menatapku, aku pun sangat terkejut melihatnya!

"Siapa kamu?" Aku mengulang pertanyaanku dengan suara yang lebih keras hingga membuat gadis itu tersentak.

"Sa.. saya.." Dia terlihat sangat gugup. Tiba-tiba aku teringat sesuatu yang membuat jantungku berdebar lebih kencang dari sebelumnya, kuharap apa yang kucemaskan ini salah!

"Saya pembantu baru di rumah ini, pak!" jawab wanita itu pelan. Jawabannya membuat jantungku berhenti berdetak sejenak. Apa Edo memesannya? Apa Edo berniat melakukannya lagi? Tapi... apa standarnya sudah berubah?

Di awal aku menempati apartemen ini, sewaktu Edo masih menjadi pemiliknya, Edo sering memakai jasa perusahaan penyalur pembantu terselubung. Sebenarnya, perusahaan itu adalah prostitusi online berkedok perusahaan penyalur jasa pembantu rumah tangga. Edo dan temannya yang bernama Adit itu sering bergantian

menggunakan jasa perusahaan itu untuk memenuhi kebutuhan seksual mereka dan aku sering menjadi saksi perbuatan mereka. Aku tidak pernah mengikuti permainan mereka itu, sungguh! Sampai ketika akhirnya mereka mendapatkan Mawar.

Ya, aku mengenal Mawar dari pertemuan seperti itu. Waktu itu, Edo dan Adit memesan jasa dari salah satu perusahaan besar yang menyediakan jasa itu. Mereka memilih wanita yang tersedia melalui foto dan mereka menemukan Mawar. Mereka sangat menyukai tampilan Mawar yang memang sangat cantik di foto itu dan ketika

Mawar datang ke tempat kami. dia memang terlihat sangat mengagumkan. Kulit putih dan wajah cantiknya langsung menarik perhatian kami. Kurasa hampir semua pria yang melihatnya pasti tertarik dengan penampilan fisiknya itu. Aku tidak pernah menyangka ada wanita sepertinya yang bekerja di perusahaan itu. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Mawar bekerja sebagai salah satu wanita yang menyediakan jasa negatif seperti itu.

Aku curiga karena melihat gerak-gerik Mawar yang tampak tidak mengerti apa-apa saat itu, dan ternyata kecurigaanku itu benar! Mawar adalah salah satu dari beberapa wanita yang terjebak dengan bisnis ilegal seperti itu, ia tidak mengerti kalau ia harus melakukan semua yang 'tuan'-nya perintahkan termasuk untuk memenuhi kebutuhan seksual. Saat itu aku 'merebut' Mawar dari Edo dan Adit, aku memohon pada mereka untuk memberikan Mawar padaku, bahkan kami sempat bertengkar hebat saat itu, tapi aku terus memaksa untuk mendapatkan Mawar dan akhirnya, Mawar menjadi wanita pertama yang kugunakan 'jasa'-nya. Aku tidak 'menggunakan' Mawar seperti yang Edo dan Adit lakukan pada wanita-wanita pesanan mereka, aku berani bersumpah! Aku sama sekali tidak menyentuh Mawar ataupun melakukan yang tidak-tidak padanya, aku hanya merasa kasihan padanya karena terjebak dengan pekerjaan seperti ini. Dia memang sangat cantik dan menarik, tapi saat itu aku belum memiliki perasaan lebih padanya.

Aku memang membawanya ke dalam kamarku, tapi kami hanya menghabiskan waktu malam itu dengan mengobrol. Aku yang tidak terbiasa mengobrol panjang-lebar dengan orang yang baru kukenal, malam itu aku bisa berbincang-bincang dengannya dengan sangat nyaman. Entah bagaimana caranya tapi Mawar membuatku bisa nyaman bercerita banyak hal dengannya, mulai dari hal yang sepele hingga hal-hal yang tidak pernah kuceritakan pada orang lain, hanya dalam waktu 1 malam, dari situlah aku mulai menyukainya. Tidak ada seorang wanita pun yang bisa membuatku seperti itu selain Mawar. Setiap bertemu pandang dengannya jantungku berdebar tak karuan, dia membuatku gugup dengan tatapannya yang lembut, tapi meskipun begitu aku terus tertarik untuk menatapnya, dan setelahnya, tanpa ada pernyataan cinta tapi perasaan kami sama-sama terikat satu sama lain, kami menjalin hubungan. Mawar banyak memberikan perhatian padaku yang memang sangat membutuhkannya karena tinggal jauh dari keluargaku. Aku sangat mencintainya, sungguh!

Beberapa minggu setelah kejadian itu, aku dan seluruh anggota bandku akhirnya menandatangani kontrak selama 5 tahun dengan management kami untuk memulai debut kami sebagai True Friends band. Hal itu sangat membahagiakan bagiku karena itulah yang aku dan teman-temanku perjuangkan selama bertahun-tahun, tapi ada satu point dalam perjanjian kerja itu yang akhirnya membuatku sangat galau, yaitu point untuk menjaga agar tidak berhubungan dengan wanita manapun selama masa kontrak 5 tahun tersebut karena management menginginkan kami untuk fokus berkarya dan membangun popularitas kami.