Tragedi Sebuah Tahi Lalat

Aku memikirkan keputusan apa yang akan kuambil untuk hubunganku dengan Mawar selama berberapa hari sebelum akhirnya aku memberi tahukan apa keputusan yang kuambil pada Mawar. Mawar tidak bisa menahan air matanya saat itu, aku tahu ia merasa sangat kecewa dan sedih dengan keputusanku, akupun merasa sangat sedih tapi aku tidak tahu harus berbuat apa lagi. Akhirnya aku mengirim Mawar untuk pulang ke kampung halamannya dan itulah akhir dari hubungan kami.

Kembali kepada wanita berambut sebahu yang ada di hadapanku ini, aku masih tidak yakin kalau Edo memilihnya sebagai wanita yang akan 'melayani'-nya. Wanita ini sangat jauh dari kriteria Edo sebelumnya, atau Edo merekrutnya memang hanya untuk menjadi pembantu di rumah ini? Tapi untuk apa? Apartemen ini tidak terlalu besar dan aku lebih suka membersihkan apartemen ini sendiri daripada menggunakan pembantu karena aku tidak terlalu suka barang-barang milikku di sentuh oleh orang lain. Belum lagi kalau dia suka bergosip. Bagaimana kalau dia menyebarkan alamat apartemenku ini? Atau bagaimana kalau dia melihat sesuatu tentangku dan menyebarkanya pada orang lain? Hash, Edo bodoh!

"Sejak kapan kamu di sini?" tanyaku.

"Ke.. kemarin malam, pak!" jawabnya pelan. Ia masih saja terlihat sangat gugup berbicara denganku. Wanita ini terlihat sangat lugu, mungkin dia berasal dari desa. Hmm.. mungkin Edo memang hanya sekedar merekrut pembantu untuk membersihkan apartement ini saja, tapi seharusnya ia meminta pendapatku terlebih dahulu, aku kan pemilik apartemen ini!

"Edo mana?" tanyaku lagi.

"Pak Edo ada di kamarnya, pak." ucapnya.

"Oh, ya!" ucapku sambil berlalu dari hadapannya.

"Ee.. pak!" Baru saja kakiku melangkah, tiba-tiba saja wanita itu kembali memanggilku. Aku membalikkan tubuhku menghadapnya kembali.

"Ada apa?" tanyaku.

"Ee..." Wanita itu terlihat ragu-ragu akan mengungkapkan apa yang ada di pikirannya.

"Apa bapak adalah Krisna anggota True Friends?" tanyanya. Aku tersentak mendengar pertanyaannya, tapi aku juga merasa sangat senang karena ia tidak menyadari kalau aku memang anggota True Friends. Untuk pertama kalinya, wanita itu menatapku dengan seksama.

"Bukan!" jawabku singkat, jelas, dan padat. Wanita itu masih terus menatapku, ia terlihat tidak percaya dengan jawabanku itu.

"Tapi bapak terlihat sangat mirip dengannya." gumamnya pelan.

"Lalu kenapa kalau saya mirip?" ucapku balik bertanya. Wanita itu terkejut dengan ucapanku barusan, ia terlihat kikuk.

"Kalau saya bilang bukan, berarti saya bukan orang itu." tukasku. Padahal aku berbicara dengan suara pelan, tapi wanita itu terlihat sangat ketakutan, bahkan kepalanya tertunduk. Aku menghelan nafasku perlahan dan kembali berjalan mendekatinya lalu berdiri di hadapannya.

"Perhatikan baik-baik! Apa saya adalah orang itu?" ucapku. Wanita itu mengangkat kepalanya dan memberanikan dirinya untuk memperhatikan wajahku dengan seksama. Aku memberikan waktu padanya untuk meyakinkan dirinya kalau aku bukanlah Krisna True friends, agar ia tidak menyebarkan alamat apartementku ini atau cerita tentang aku selama berada di rumah, tapi tiba-tiba saja jari telunjuk tangan kanannya menyentuh wajahku tepat di bawah mata kananku.

"Kak Krisna juga memiliki tahi lalat di sini." ucapnya pelan. Aku terkejut! Sangat terkejut! Seketika jantungku berdebar dengan sangat kencang. Padahal tahi lalat itu berukuran kecil dan kurasa tidak akan terlalu tampak ketika aku tampil di televisi karena tertutup make up, tapi bagaimana mungkin dia bisa mengetahui tentangku sedetail itu?

...

Jangan lupa like di setiap episodenya, vote, dan share ya supaya lebih banyak yang baca cerita ini..

Dukungan darimu sangat berarti untukku.. ❤

Terima kasih 😘

Baca juga karyaku yang lainnya, yuk! Siapa tahu kamu suka! 😁

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***