"Kruuucccuukkk!" Aku membuka mataku perlahan. Rasa lapar akhirnya membangunkanku dari tidurku. Aku melirik ke jendela kamarku, langit sudah tampak sangat gelap. Kulirik jam yang tergantung di dinding kamarku.
"Sudah jam 10 malam?" ucapku tak percaya. Mungkin aku terlalu kelelahan hingga bisa tertidur selama ini. Aku segera beranjak dari ranjangku karena sudah tidak kuat menahan lapar. Ketika turun dari ranjangku, tidak sengaja kakiku menginjak pakaian yang kukenakan ketika pulang tadi. Kuraih pakaianku itu dan membawanya keluar kamar.
Aku melangkah perlahan menuju ke tempat mesin cuciku berada untuk menaruh pakaian kotorku ini, tapi seketika langkahku terhenti begitu melihat wanita bernama Nala itu sedang memperhatikan pakaian-pakaian kotor milikku dan Edo. Apa yang sedang dilakukannya? Wanita itu terlihat sangat serius memperhatikan pakaian kami, sesekali ia terlihat merogoh saku-saku pakaian itu.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" Akhirnya aku mengucapkan pertanyaan itu juga. Suaraku membuat wanita itu terkejut, ia langsung membalikkan tubuhnya menghadapku, ia terlihat sangat kikuk seperti orang yang tertangkap basah sedang melakukan kejahatan.
"Apa yang kamu lakukan?" ulangku.
"A.. aku sedang memeriksa pakaian kotor, pak!" jawabnya gugup. Dia terlihat sangat mencurigakan.
"Untuk apa kamu memeriksanya?" cecarku. Aku melangkah mendekatinya.
"Untuk ee..." Wanita itu terlihat ragu menjawab pertanyaanku padahal pertanyaanku itu sangat sederhana. Aku berdiri di hadapannya dan menatapnya curiga.
"I.. ini pak!" ucapnya pelan sambil menunjuk ke arah meja yang ada di samping mesin cuci, di atas meja itu terdapat sekumpulan barang kecil, uang koin, dan beberapa lembar uang kertas. Aku terdiam melihat barang-barang itu.
"Aku belum pernah menggunakan mesin cuci sepeti ini, tapi kata orang mesin cuci akan mudah rusak kalau terkena uang logam, makanya aku memeriksakan semua saku pakaian terlebih dahulu sebelum mencucinya." terang wanita itu pelan. Suaranya terdengar sangat lembut. Penjelasannya itu membuat hatiku merasa bersalah karena sudah berpikiran buruk padanya. Nala meraih semua barang-barang yang ia temukan itu dengan kedua tangannya dan menyodorkannya ke hadapanku.
"Ini milik bapak semua!" ucapnya. Kutatap kedua matanya, ia benar-benar terlihat sangat lugu.
"Itu milikku semua, bukan milik Edo?" tanyaku. Nala menganggukkan kepalanya.
"Dari mana kamu tahu kalau barang-barang ini berasal dari pakaian milikku saja?" tanyaku lagi.
"Bapak dan pak Edo memiliki selera berpakaian yang berbeda." jawab wanita itu.
"Hampir semua pakaian bapak casual dan berwarna lembut, kalau pakaian pak Edo lebih seperti seorang rocker dan warna-warna pakaiannya lebih menyala!" terangnya. Aku terkejut, tidak kusangka dia bisa mempelajari hal
itu dengan cepat.
"Kamu bisa memperhatikan hal seperti itu dalam waktu 1 hari?" tanyaku tak percaya. Nala menggelenggan kepalanya pelan.
"Tidak 1 hari pak, tapi hanya dalam beberapa jam saja!" tukasnya. Ia bercanda padaku! Perlahan sebuah senyuman lembut merekah di bibirnya. Benar kata Edo, senyumnya itu terlihat sangat manis! Astaga, apa yang kupikirkan barusan!
Aku menaruh pakaian kotor yang kubawa tadi ke dalam keranjang dan kemudian membalikkan tubuhku untuk segera meninggalkan tempat itu dan mencari makanan yang ada di lemari pendinginku karena cacing dalam perutku sudah tidak sabar untuk mendapatkan makanan, tapi tunggu dulu! Mengapa aku tidak menyuruh wanita bernama Nala itu saja memasakkan sesuatu untukku? Mengapa tidak kumanfaatkan saja wanita itu selama dia masih di sini?!
"Hei!" panggilku sambil membalikkan tubuhku kembali menghadap wanita berkulit sawo matang itu. mendengar panggilanku, wanita itu langsung menoleh ke arahku.
"Kamu bisa memasak?" tanyaku.
"Bisa pak!" jawabnya.
"Masakkan aku sesuatu, aku sangat lapar!" perintahku.
"Bapak mau makan apa?" tanyanya.
"Apa saja, yang penting enak!" ucapku.
"Baik!" ucap wanita itu, ia bergegas menuju dapur untuk memasakkan makanan untukku, sementara itu aku menunggunya di meja makan sambil memainkan ponselku. Aku menonton video rekaman konserku bersama bandku di London beberapa hari yang lalu.
"Bapak suka dengan mereka juga?" tanya Nala dari kejauhan, sepertinya ia mendengar suara video rekaman dari ponselku itu. Aku menatapnya dari kejauhan.
"Tidak terlalu!" jawabku.
"Emm.. kalau aku sangat menyukai mereka, pak!" ungkapnya tanpa menghentikan acara memasaknya.
"Aku tidak menanyakan hal itu!" tukasku. Wanita itu langsung terdiam sambil mengerutkan bibirnya, ia terlihat kecewa dengan responku itu.
"Siapa anggota yang paling kamu sukai?" tanyaku untuk menyenangkan hatinya sedikit. Seketika Nala menoleh ke arahku dan menatapku sejenak.
"Aku menyukai kak Krisna!" jawabnya. Mendengar namaku disebut seperti itu, terdengar seperti ia sedang mengutarakan perasaannya padaku. Ia tampak sangat polos, wajahnya terlihat ceria ketika mengatakan hal itu. Nala melanjutkan kembali kegiatan memasaknya, aroma lezat mulai tercium dari makanan yang ia masak itu.
"Kenapa kamu menyukainya?" tanyaku lagi. Aku penasaran dengan alasannya menyukaiku.
"Emm..." Aku kecewa! Ia terlihat bingung dengan alasan mengapa ia menyukaiku.
"Entahlah! Aku juga bingung kenapa aku menyukainya!" jawabnya sambil memindahkan masakkannya ke sebuah piring.
"Aneh! Bagaimana bisa menyukai seseorang tanpa alasan seperti itu?!" tukasku. Perlahan Nala membawa piring berisi masakannya yang telah matang itu dan menaruhnya dengan lembut di atas meja, si hadapanku.
"Tidak perlu alasan untuk menyukai orang sepertinya!" ucapnya pelan. Deg! Jantungku terasa seperti berhenti berdetak mendengar ucapannya barusan.
...
Jangan lupa like di setiap episodenya, vote, dan share ya supaya lebih banyak yang baca cerita ini..
Dukungan darimu sangat berarti untukku.. ❤
Terima kasih 😘🤗🥰
Baca juga karyaku yang lainnya, yuk! Siapa tahu kamu suka! 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
💞istrinya jungkook💕
waaahh
2021-02-20
1
💞bae_kimsoo💞
molai sesak ku bacanya kasian nalanya thor😭😭
2021-02-12
1
Hero Crisan
hiiiiii... 😮😮
2021-01-14
1