Vanessa Alfard Wellson adalah seorang wanita cantik keturunan Inggris dengan perpaduan Jerman. Dirinya adalah anak dari salah seorang anggota C.I.A yang bertugas memburu para mafia yang menyebarkan obat-obatan terlarang yang ada di Eropa. Bukan itu saja, bahkan terjadi perdagangan manusia yang di garis bawahi berada dalam naungan mafia. Dan mafia yang kini mereka tuju adalah Mr. Morales. Ketua mafia yang paling di takuti dan disegani di Eropa dan merupakan salah seorang yang cukup berpengaruh di beberapa negara adidaya mulai dari Jerman, Spanyol, Meksiko, dan Amerika Serikat.
Meskipun begitu tak membuat semangat yang dimiliki wanita cantik ini goyah alias padam. Dirinya semakin tertarik untuk mengambil kasus ini dari sekian banyak kasus yang bisa dirinya tangani dengan alasan dirinya malas jika harus berurusan dengan bawahan dan memilih langsung menangkap bosnya saja. Namun, alasan yang dirinya punya tak mampu membuat pihak C.I.A goyah. Mereka mengkritik bahwa alasan yang dimiliki Vanessa tak mampu dan tak cukup kuat untuk melaksanakan misi ini. Dan banyak terjadi pro dan kontra saat Vanessa dan timnya memilih memecahkan misi ini. Karena misi yang mereka ambil kali ini bukanlah misi biasa dan sangat amat berbahaya karena mereka langsung berurusan dengan ketua alias leader mafia.
Dari sekian banyak tim agen rahasia milik C.I.A hanya tim Vanessa saja yang sejauh ini berani mengambil resiko ini. Banyak tim lainnya yang menolak atau memilih menyelesaikan misi lain dari pada dirinya harus berhadapan dengan sang Mr. Moralesnya Eropa. Selain karena disegani, Mr. Morales ini juga melakukan setiap penyeludupan dan transaksi dengan sangat rapi dan juga berkharisma. Tak ada satupun cacat bahkan cela yang dapat mereka gunakan untuk membuat Mr. Morales ini berdiri di balik jeruji besi, semua pekerjaan yang mereka lakukan sudah tersusun sangat rapi dan juga sangat detail sehingga para agen C.I.A tak mempunyai sebuah bukti untuk menyeret sang Big bos masuk dan berdiri di balik jeruji besi. Tak ayal jika para agen lainnya langsung terdiam mendengar tim Vanessa ingin menyelesaikan misi yang sama sekali tak akan pernah dapat mereka selesaikan.
Tak jarang pula jika banyak yang mencemooh dan juga menghina bahwa tim mereka akan mengalami kegagalan sebelum misi ini di mulai. Namun, semua hinaan yang mereka lontarkan kini sudah terjawab, karena dirinya tidak akan pernah membiarkan misi mereka kali ini gagal. Apapun masalahnya, apapun resikonya akan dirinya hadapi dengan berani meskipun nyawa yang dirinya miliki menjadi taruhannya.
Flassback on
" Vanessa." panggil pria paruh baya itu marah. Namun, tak kunjung membuat langkah kaki yang dimiliki Vanessa terhenti dan memilih acuh dan kembali melanjutkan langkahnya seperti tidak terjadi apa-apa.
" Seperti ini kelakuan mu jika orang tuamu sedang berbicara, ha !!." makinya. Membuat langkah kaki Vanessa terhenti dan membalikkan badannya berjalan menuju pria paruh baya itu.
" Jika kau memang orang tuaku maka kau tak mungkin tega mengorbankan diriku untuk mencapai jabatan yang kau miliki kali ini, Mr Wellson." tunjuk Vanessa di depan wajah sang ayah. Membuat ayahnya langsung terdiam dan menatap wajah sang anak sendu.
" Apa kau belum memaafkan Dady, sayang ?." tanyanya lembut. Menatap sang putri dengan raut wajah sedihnya.
Sedangkan Vanessa memilih menatapnya acuh tak acuh dan kembali bersuara. " Tidak, dan tidak akan pernah Mr. Wellson. Anda adalah orang yang saya benci dan sampai kapanpun akan seperti itu." sahutnya sinis membuat tubuh Mr. Wellson menegang.
" Dady merindukan mu Vanessa, ayo kita pulang. Rumah itu sepi tanpa kehadiranmu."
" Benarkah !! tapi aku tidak merasa seperti itu. Rumah yang mana kau sebutkan Mr ?, sedangkan rumah yang ku miliki tak pernah menganggapku ada."
" Vanessa, kenapa kau begitu egois sehin ......."
" Egois !! Baiklah bila aku egois. Lalu kau apa ?? Benar begitu ? Mr. Wellson yang terhormat apa anda lupa bahwa anda sendirilah yang mengusir saya dari rumah anda dan anda menyuruh saya pulang. Pulang kemana yang anda maksudkan, karena selama ini saya merasa tak mempunyai rumah dan anda juga bukan orang tua saya Mr. Wellson yang terhormat. Dan lagi pula sejak anda mengusir saya waktu itu kini tempat itu bukanlah rumahku, dan aku bebas melakukan apapun tanpa ada unsur paksaan dari mu." sarkas Vanessa menatap benci sang ayah. Membuat orang yang ditatap memalingkan wajahnya kesal. Dirinya benar-benar bingung entah bagaimana lagi caranya supaya sang putri bisa kembali pulang ke rumahnya. Dirinya benar-benar sedih dan kecewa melihat putrinya yang kini telah menjadi sepertinya. Tidak ada rasa bangga yang dirinya miliki atas pencapain dari sang putri, yang ada hanyalah kekecewaan dan luka yang mendalam yang dirinya punya. Disaat dirinya ingin memperbaiki itu semua malah penolakan yang dirinya dapatkan.
Sungguh miris bukan ?
" Baiklah nak, jika itu yang menjadi keputusanmu maka akan Dady terima. Tapi, satu yang ingin Dady minta dari mu !! Tolong jangan jalankan misi itu, Dady tidak ingin kau terluka. Pikirkan kembali keputusan yang dirimu ambil, Nessa !!." ujar sang ayah. Kemudian pamit pergi meninggalkan Vanessa disana yang tengah mematung menatap kepergiannya.
" Ingin rasanya aku memeluk mu Dady, tapi ego yang ku punya tak selemah rasa sayang yang kumiliki. Kau yang menjerumuskan aku ke dalam lubang hitam ini dan kau pula yang ingin memarikku keluar dari sini. Sungguh ironi sekali !!." batin Vanessa sedih. Dan bergegas meninggalkan tempat tersebut untuk menenangkan dirinya.
Flassback of
" Ama !!." panggil bocah itu berkaca-kaca menatap Xena murka.
" Ya sayang, ada apa nak ?." tanya Xena dengan nada lembut menatap sang putra yang seperti marah kepadanya. Namun, dirinya tak mengetahui alasan mengapa bocah itu bisa marah kepadanya.
" Ama adi malam kemana, katanya Ama au tidul ama Al kok gak ada datang ?." tanyanya sewot. Mencibir kesal menatap sang Ama murka.
Deg
Melihat tingkah Al yang seperti benar-benar kesal kepadanya membuat Xena mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi sang anak. Dan menarik nafas panjang berusaha menjelaskan alasan mengapa dirinya tidak datang tadi malam ke kamar sang putra. " Maafin Ama ya sayang, tadi malam Ama ada di kamar Aca. Al kan tahu bahwa Aca itu takut bila tidur sendiri, jadi tadi malam Ama berada disana untuk menemaninya tidur, nak." ucapnya dengan raut wajah sedih.
Memang benar yang Xena katakan, saat dirinya ingin pergi ke kamar sang putra, Aca muncul dan menangis ketakutakan kepadanya. Dan mau tak mau membuat Xena terpaksa harus mengalah dan mengikuti langkah Aca yang membawanya ke dalam kamarnya. Membuat dirinya terpaksa harus mengingkari janji yang dirinya miliki kepada bocah laki-laki yang telah dia anggap ssbagai putra kandungnya meskipun bukan berasal dari dalam kandungannya.
" Tapi Al tetap kesal ama Ama, tadi malam selam dan Al takut. Tapi Ama malah dak ada." tuturnya sedih. Membuat Xena tersenyum pedih menatap ke arahnya.
" Maafin Ama ya sayang, sekali lagi Ama minta maaf." tulusnya yang dibalas anggukan kepala oleh sang anak dan labgsung membawanya ke dalam pelukannya. " Makasih sayang, Ama sayanggggg sekali sama Al. Anak Ama yang tampan."
" Hehehe, oce Ama. Al uga !!." sahutnya dan tersenyum manis. Dan akhirnya mereka berpelukan mesrah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Meilia Caroline
kayaknya Vanessa itu Xena
2021-06-21
0
Rosmawati Malau
kyk vanessa agen rahasia CIA dech..buat dekatin papa axton
2021-02-16
0
Elazmi Puji
Vanessa itu yg d sebut sama axton,Tante bebek kah,??
2021-01-28
0