Part 9

" Apaaaaaaa." Teriak Al gembira dan berlari memeluk tubuh Arzachio dengan erat meninggalkan sejenak Aca yang mematung mencerna kejadian yang barusan terjadi dihadapannya.

" Hai sayang." Ucap Arzachio terkekeh melihat kelakuan sang anak.

" Kenapa semakin hari pipimu semakin bertambah gemuk !!." Ucap Arzachio mencium pipi bocah laki-laki tersebut dengan bahagia. Sedangkan sang bocah menatap ayahnya seakan ingin menelannya hidup-hidup.

" Apaa, atu tak gendutt. Aku tu imut." Ucapnya manja sekaligus kesal dan menatap nyalang ke arahnya.

" Uncle benar dia gendut, bahkan pipiku saja tidak segendut pipinya." Ucap Aca ikut bergabung menimpali.

" Aca ni ukan belain atu malah apa atu yang tamu bela. Tamu tu pacal aku apa pacal apa cih." Ucapnya sewot menatap kesal ke arah ayagnya.

" Lah kok kamu marahnya ama papa sih, kan bukan papa yang bicara melainkan dia. Jadi jangan marah ke papa lah." Ucap Arzachio menggedo sang anak membuat dirinya bertambah kesal dan mengerucutkan bibir imutnya.

" Hai cantik, what your name ?." Tanya Arzachio dengan tatapan genitnya ke arah Aca sedangkan sang bocah sudah seperti orang yang kebakaran jenggot melihat interaksi sang ayah dengan bocah yang di taksirnya.

" Nama atu Aca uncle, uncle bica panggil atu cayang kok." Ucap Aca malu dengan semburan merah yang ada dipipinya akibat perkataan Arzachio yang memanggil dirinya cantik.

" APA." Murka Al memukul wajah sang ayah yang kini menggendongnya.

" Apa angan anggu Aca, Aca tu unya Al ukan apa. Was apa anggu Aca atu." Ucapnya mengepalkan tangannya di depan wajah sang ayah. Bukannya takut dirinya malah tertawa melihat tingkah anak angkatnya itu.

" Atu ukan pacal tamu Al, atu mau kok adi pacal uncle. Uncle tamvan cam altis kecukaan mama." Ucap bocah perempuan tersebut genit membuat Al seketika turun dari gendongan sang ayah.

" Tamu pacal atu pacal atu, ingat itu. Ndak boleh ganjen ama apa atu, was Aca kalo anjen ama apa." Ucapnya marah dan mengancam bocah itu. Tetapi, bukannya takut bocah itu malah menatapnya jengkel sekaligus kesal ke arah anak laki-laki itu.

" Ndak au, papa tamu lebih tamvan dali tamu, aku cuka." Ucapnya bahagia dan membuat bocah laki-laki itu bertambah marah.

" Ndakkk bolehhh Aca cuma unya Al tan apa. Aca ndak boleh cuka ma apa Al ndak boleh." Ucapnya memeluk bocah perempuan tersebut erat.

" Al lepas, sesak Al sesak." Ucapnya berontak dari pelukan bocah yang kini tengah memeluknya erat.

" Ndak au anti amu genti ma apa, Al tak cuka. Tamu cuma unya Al tan apa, Uma Al yang boleh manggil kamu cayang ama cinta tan apa." Ucapnya semakin memeluk Aca dengan erat.

Sedangkan Arzachio yang melihat kejadian itu hanya bisa menahan tawa yang sebentar lagi akan pecah. Dirinya benar-benar tidak menyangka putranya akan menjadi bucin tingkat dewa dengan anak perempuan itu. Dirinya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tak percaya melihat kejadian yang barusan telah terjadi di depan matanya.

" Sudah sayang cepat lepasin Aca, coba kamu lihat dia, dia itu sesak kamu peluk. Lepasin ya sayang !!." Bujuk Arzachio kepada sang anak dan hanya dibalas gelengan kepala.

" Ndak auuu anti apa tipu telus bawa kabul pacal atu." Ucapnya marah dan semakin mengeratkan pelukannya.

Saat Arzachio ingin kembali mengeluarkan suaranya dirinya dikejutkan dengan pekikan seorang wanita yang tengah berdiri tak jauh dari hadapannya.

" Kyaaa, Al apa yang kamu lakukan ?." Teriak Xena heboh melihat anaknya tengah memeluk tubuh Aca erat hingga membuat bocah tersebut meringis kesakitan.

" Huwaaaaa aunty, cakittt." Teriak Aca di iringi oleh suara tangisannya.

" Huwaaaaa ama, apa ahatt dia au bawa kabul Aca atu." Ucap baby Al menangis dan mengadu ke arah Xena. Sedangkan Xena langsung menatap Arzachio murka dengan kedua mata yang melotot menatap ke arahnya.

" Hey tuan ! Apa yang telah kau lakukan pada anak dan keponakanku ?." Tanya Xena marah dan kesal.

" Tidak ada." Jawab Arzachio memalingkan wajahnya dari Xena.

Entah apa yang terjadi dengan dirinya, hingga sifat otoriternya yang dirinya miliki tak mampu berkutik di hadapan Xena. Pria tersebut seperti kucing yang tengah tertangkap basah dan sama sekali tidak bisa meloloskan diri dari terkaman singa betina yang tengah berdiri di hadapannya.

" Tidak mungkin kau tidak melakukan sesuatu pasti kau melakukan sesuatu pada kedua bocah ini, katakan." Teriak Xena marah kepada Arzachio sedangkan yang dimarahi hanya menunduk takut tanpa berniat mengeluarkan suaranya.

" Al, Aca katakan pada mama dan aunty. Apa yang dilakukan pak tua ini kepada kalian hingga kalian bisa seperti ini ?." Tanya Xena lembuat berusaha menghentikan tangisan kedua bocah yang kini menatap dirinya berkaca-kaca.

" Apa anggu pacal atu ama, ia mau lebut Aca dali Al. Al ndak cuka telus Acanya Al peluk bial apa ndak bisa bawa kabul Acanya Al." Tutur Al menjelaskan semua kejadiannya sambil terisak.

Mendengar penuturan sang anak membuat Xena menjadi naik pitam. Dirinya saja tidak berani mengganggu kedua bocah itu dan pak tua ini malah membuat mereka berdua menangis dan hal itu sama sekali tidak dirinya sukai.

" Kau bilang kau tidak melakukan apa-apa. Lalu yang dikatakan Al itu apa ? Jawab aku pak tua !! Jangan sampai rambut mu itu rontok di tanganku. Cepat katakan pak tua !!." Ucap Xena murka dan bersiap-siap menjambak rambut pria yang tengah berdiri di hadapannya.

" Jangan coba-coba katakan tidak ada, jika kau tidak ingin aku membuat dirimu menjadi botak selamanya." Ancam Xena membuat Arzachio menelan ludahnya susah payah.

" Telus ama telus, jambak lambut apa aja ma. Apa nakal Al tak cuka." Dukung bocah laki-laki itu membuat Arzachio menatap sang anak tajam.

" Huwaa ama lihat apa, mata apa colok aja ama. Al takut ama mata apa, celam." Ujarnya lagi mengejek ke arah sang ayah membuat Arzachio menatap kesal ke arah sang anak.

" Aunty angan botakin lambut unclenya, nanti unclenya jelek ndak tamvan lagi aunty." Bela Aca memohon ke arah Xena membuat Al cemburu buta.

" Angan dengelin kata Aca ama, apa nakal halus dihukum. Jambak ama jambak." Dukung Al semakin memanas-manasi Xena.

" Bocah laknat." Ucap batin Arzachio menatap anaknya seolah ingin membunuhnya.

" Huwaaa ama, lihat tu mata apa takut ama. Apa mau bunuh Al ama mau bunuh Al." Ucap Al menatap Xena berkaca-kaca den menatap sang ayah menghina.

" Bocah edan, awas kau ya. Tunggu pembalasanku." Seru batin Arzachio merapalkan seluruh kata yang ada di dunia baik nama hewan, tumbuhan, dan kata lain tak lupa dirinya rapalkan berharap sang singa berhenti membotaki rambutnya. Apa jadinya jika Arzachio Mexram Morales botak selamanya, yang ada Richard akan menghina dirinya seumur hidupnya.

" A---aku minta maaf." Seru Arzachio mengalah dan meminta maaf kepada Xena.

" Angan ama angan dengelin apa tu laja tipu laja bohong. Anti ama kena tipu ama apa angan dengelin ama." Ucap Al yang tidak terima perkelahian antara Xena dan Arzachio berkahir secepatnya.

" Kau itu putra ku apa bukan !! Kenapa malah ngejelekin orang tuanya bukannya membela kau malah menghina." Ucap Arzachio mengeluarkan unek-uneknya.

" Huwaaaa ama ihat apa ihat jahat kan apa ma, jahat. Al ndak cuka, hajal ama hajal, bial apa kapok dan gak au jahatin Al agi." Ngadunya pada Xena.

" HMMMMMMMM." Balas Xena acuh dan berlalu pergi bersama Aca meninggalkan kedua laki-laki yang sedang berdebat disana.

Terpopuler

Comments

Lisna Wati

Lisna Wati

kenapa pake bahasa bocah

2021-03-17

0

Jeje Gunarwan

Jeje Gunarwan

thor lidah gue keseleo krn ngikutin cadel

2021-03-16

0

Rama Dani

Rama Dani

bhasa nya bocah susah di phmi

2021-02-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!