Kini terlihat seorang pria sedang menunggu seseorang di tengah malam yang gelap gulita di sebuah gang sempit tak jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Dirinya seperti sedang menanti keberadaan seseorang, namun orang itu belum juga muncul kepermukaan membuat raut wajah kesal tercetak jelas di wajah tampannya yang tergores oleh sebuah luka hampir menyentuh matanya. Meskipun begitu ketampanan yang dirinya miliki tak pernah pudar termakan zaman dan semakin terlihat gagah dan juga macho di mata para wanita muda yang menatapnya memuja. Pria tampan tapi tak memiliki nama itu, kini mengumpat kesal menanti kedatangan seseorang yang tak kunjung datang. Kesal, marah, dan juga khawatir menjadi satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Karena tugas mereka kali ini bukanlah tugas biasa dan tugas ini dipenuhi dengan berbagai macam marabahaya dari berbagai macam sisi dan juga arah membuat mereka harus selalu waspada dan juga berhati-hati dalam setiap melangkah.
" Ck, kemana kau brengsek !!. Jangan sampai misi ini gagal karena keterlambatan mu ini." umpat orang itu kesal sambil mengisi senjata yang berada ditangannya dengan peluru. Dirinya harus selalu berhati-hati, menatap ke segala arah ke tempat yang dipenuhi oleh tamaran cahaya. Meskipun gang ini terlihat sepi kita tidak pernah tahu akan apa yang akan terjadi ke depannya.
Disaat dirinya sedang sibuk merangkai senjata yang dirinya miliki. Terdengar sebuah langkah kaki yang beradu dengan aspal jalan menimbulkan sebuah bunyi yang cukup keras membuat pria tadi langsung berjaga-jaga dengan sebuah senjata api yang berada di tangannya.
Dirinya merunduk dan keluar dari dalam mibul dengan sangat perlahan tanpa menimbulkan suara sedikitpun.
Menuju ke tempat dimana asal suara itu berasal mengusir rasa takut yang sempat hinggap di hatinya.
" Apa kabar sobat !!." sapa perempuan itu dengan lembut membuat pria tersebut terkejud dan tanpa sadar langsung mengunci pergerakan tubuh sang wanita dengan spontan dan juga cepat.
" Ck, ternyata kau brengsek. Kenapa lama sekali, ha. Apa kau kira misi kita kali ini bercanda." maki pria itu sambil melepaskan pagutan tangannya yang berada di leher sang perempuan berambut coklat itu.
Mendengar makian yang pria itu layangkan kepadanya bukannya takut malah membuat dirinya terkekeh bahagia karena berhasil membuat teman satu misinya dilanda cemas dan juga gelisah.
" Kau takut honey !!." ejeknya menghina dengan intonasi rendah membuat pri itu menggeram marah.
" Sebaiknya kau diam jika tak ingin ku habisi saat ini juga." ucapnya dengan raut wajah serius sambil menodongkan senjata yang dirinya pegang ke kepala sang wanita.
Bukannya takut dirinya malah meletakkan kedua tangannya pada bahu sang pria membuat wajah mereka berdua saling berdekatan hingga hembusan nafas dari kedua insan menusia itu dapat mereka rasa satu sama lain.
" Ahh, kau pikir semudah itu sayang !!." desahnya ingin mencium bibir sang pria. Namun, sebelum bibir mereka berdua menyatu menjadi satu, dirinya lebih dulu mempelintir tangan si pria membuat pistol yang berada di dalam genggamannya berhasil jatuh ke tanah. Dan dirinya merasakan kesakitan yang amat luar biasa akibat pelintiran tangan yang dilakukan sang wanita dengan raut wajah penuh kemenangan yang tercetak jelas diwajahnya.
" Ohh, honey. Aku merindukanmu selama ini. Namun, kau begitu kasar padaku jadi terima saja hukumanmu." rayunya manja dan mendorong tubuh pria itu hingga jatuh tersungkur ke tanah membuat pria itu mengumpat kesakitan.
" Brengsek, kau yang terlambat malah aku yang kau siksa. Sadar diri misi kita kali ini sangatlah berat dan juga sulit tapi kau (tunjuknya pada wajah sang wanita ). Ck, menjijikkan !!." sindirnya membuat wanita itu terkekeh senang.
" Oh sayang, kau cemburu ya. Gemas aku padamu. Tapi bukan gemas sayang tapi aku ingin membunuhmu." serunya tertawa dan menatap pria itu tajam dan berlalu berjalan menuju cap mobil dan bersandar di atasnya.
" Kau pasti sudah tahu bahwa semuanya sudah di rencanakan dan jangan coba-coba untuk mengubah rencananya, Vanessa !!." cecarnya menatap wanita yang bernama Vanessa itu marah.
" Ya, kau benar Rob. Semuanya sudah direncanakan dan aku harus mengikuti rencana itu tanpa harus mengubahnya bukan." sahut Vanessa menatap pria bernama Roby itu yang menghembuskan nafasnya kasar.
" Maaf Vanessa, bukan itu maksudku tapi......"
" Tapi apa !! kau tenang saja, kali ini akan ku pastikan semuanya berjalan dengan lancar. Karena aku ingin bebas melakukan apapun yang aku mau dan tidak ada satupun orang yang berani mengusikku termasuk si bandot tua itu." selanya cepat menatap tak suka ke arah pria itu.
" Vanessa, berusahalah melakukan yang terbaik mungkin. Semakin cepat misi ini selesai maka semakin cepat kita akan bebas dari kekangan pria itu. Kau hanya perlu mencari bukti yang cukup kuat agar kita dapat menyudutkan pria tersebut dan membawanya ke ranah hukum." imbuhnya santai dan menatap wajah cantik Vanessa yang menatap dirinya sinis.
" Kau kira gampang melakukan semua itu, ha !!. Gara-gara misi ini aku terpaksa harus kuliah dalam bidang psikologi yang sama sekali tidak aku sukai. Dan bukan itu saja gara-gara misi ini pula aku harus terikat dengan seorang bocah yang mengganggapku ibunya. Apa kau kira itu mudah, ha ? tidak sama sekali !. Banyak rintangan yang harus aku hadapi agar kasus kita kali ini tidak mengalami kegagalan. Dan kau ( tunjuk Vanessa di depan wajah Roby ) lebih baik diam dari pada membuatku bertambah emosi." berangnya marah menatap Roby tajam seakan ingin membunuhnya saat ini juga.
" Hahaha, aku lebih suka wajahmu yang seperti ini. Lebih cocok dari pada yang tadi. Ck, membayangkannya saja aku geli." tukasnya bergidik ngeri melihat sikap Vanesa tadi yang berniat menggodanya tadi.
Vanessa yang melihat tingkah sahabatnya itu hanya tertawa lebar. Pasalnya temannya yang satu ini sangat berbeda dengan temannya yang lain, karena dirinya sama sekali tidak suka jika di goda oleh seorang wanita. Dirinya lebih memilih mati dari pada harus disentuh oleh seseorang yang bernama wanita. Dan Vanessa suka itu. " Huft, kau tahu aku lelah menjalankan misi kali ini !." ujarnya menarik nafas panjang.
" Ya, aku tahu maksudmu karena ini melibatkan perasaan anak kecil, bukan ?." tanyanya pada Vanessa yang dibalas oleh anggukan kepala.
" Sudahlah tidak usah di pikirkan yang jelas misi kali ini harus berhasil." ujar Vanessa semangat. " Dan ya, bukankah para pria sangat suka di goda oleh seorang wanita. Kenapa kau malah tidak ? Apa kau normal !?." tanya Vanesa membuar Roby terdiam.
" Jika kau sudah tahu alasannya lebih baik diam. Dan aku bukanlah para pria hidung bilang yang sangat gampang untuk di goda oleh seseorang. Kau paham bukan !?." sinisnya kepada Vanessa membuat wanita itu terdiam.
" YA ya ya, kau memang benar dan aku suka berteman dengan mu. Karena tidak pernah kurang ajar padaku." ucap Vanesa menggaris miringkan ucapannya membuat Roby mengangguk-anggukkan kepalanya paham.
" Dan ya Vanessa, satu nasehat ku untukmu jangan sampai kau jatuh cinta sebelum misi ini selesai. Karena kau pasti tahu bahwa cinta tidak di gariskan ke dalam hidup kita." jawab Roby bijak membuat jantung Vanessa terpacu dengan cepat.
Cinta ??
" Ku harap engkau jangan pernah singgah bila harus mendatangkan luka." seru batin Vanessa lirih dan menatap Roby yang kini terlihat sangat amat menjijikkan.
" Hahah, kau tahu Rob. Wajah kau tadi sangat menjengkelkan pada saat kau mengatakan 'bahwa cinta tidak di gariskan ke dalam hidup kita', aku jadi jijik mendengarnya." ucapnya tertawa lebar. Sedangkan Roby kini terlihat sedang memasang wajah datarnya.
" Sudahlah, aku lelah. Sebaiknya kita sudahi pertemuan kali ini. Kau tahu bukan bahwa kini aku tidak lagi tinggal di apartement ku melainkan di mansion miliknya yang mewah itu." sahut Vanessa. Membuat Roby menanggukkan kepalanya paham mendengarkan perkataan dari wanita itu.
" Baiklah kalau begitu, aku juga mau pamit. Masih ada urusan yang harus aku selesaikan kali ini." ujarnya dan masuk ke dalam mobil. Meninggalkan Vanessa yang menatap kepergiannya dengan perasaan campur aduk.
" Aku tidak tahu apa yang akan terjadi kali ini. Tapi demi kebebasan kita berdua, maka aku akan berusaha menyelesaikannya secepat mungkin." lirihnya dan kembali melangkahkan kakinya meninggalkan gang sempit tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments