" Farhan." Panggil Arzachio kepada kaki tangannya yang tak lain adalah Farhan Lewis Steraf.
" Iya tuan ada apa." Ucap Farhan kepada Arzachio yang saat ini terlihat sangat kacau akibat keberadaan sang putra yang masih belum di temukan.
" Apakah sudah ada kabar mengenai dimana keberadaan putraku Axton." Tanya Arzachio menatap Farhan penuh harap.
" Maaf tuan, anak buah kita sedang mencoba melacak keberadaan tuan muda, tuan. Tuan tidak perlu khawatir, anak buah kita pasti dapat menemukan tuan muda Axton." Jawab Farhan membuat Arzachio menggertakkan rahangnya marah.
" BAGAIMANA BISA AKU TIDAK KHAWATIR. PUTRA KU HILANG FATHAN, HILANG. DAN INI SEMUA KARENA ULAH ANAK BUAH BODOH ITU YANG TIDAK BECUS MENJAGA PUTRA KU." Ucap Arzachio murka yang menarik kerah baju Farhan. Sedangkan Farhan hanya menundukkan kepalanya tanpa ingin membalas semua perkataan dari sang majikan.
" Maafkan saya tuan." Ucap Farhan kepada Arzachio yang langsung melepaskan cekalan tangannya yang berada di kerah baju anak buahnya tersebut.
" Aku tidak mau tahu putra ku harus kembali dalam keadaan selamat tanpa ada cacat sedikit pun. Suruh semua anak buah kita mencari keberadaan putra ku. Bila perlu hubungi para detektif hebat yang ada di kota ini, dan suruh lacak keberadaan mereka. Bagi orang yang berhasil menemukan keberadaan putra ku akan aku berikan hadiah yang besar pada mereka. Kau mengerti Farhan." Ucap Arzachio frustasi dan penuh penekanan pada setiap katanya yang di balas anggukan kepala oleh dirinya.
" Baik tuan, akan saya sampaikan kalau begitu saya undur diri." Pamit Farna dan meninggalkan Arzachio seorang diri di sana.
" Kamu dimana nak, apa kau baik-baik saja !!. Papa merindukanmu. Rindu dengan rengekanmu dan rindu dengan senyumanmu. Kamu dimana sayang." Ucap Arzachio sambil mengingat-ngingat perilkau lucu sang anak yang saat ini sangat dirinya rindukan.
Flassback on
Setelah meninggalkan ruangan tersebut, Arzachio memmutuskan untuk singgah ke kamar bocah yang sebentar lagi akan menjadi putra angkatnya.
Dirinya benar-benar tidak menyukai jika bocah itu disebut sebagai anak haram oleh sang anak buah, dirinya benci kata itu sangat benci dan tak akan ia biarkan jika ada orang yang berani mengatakan itu kepada putra angkatnya.
Saat dirinya hampir mendekati kamar tersebut, indra pendengarannya langsung menangkap suara bocah yang menangis histeris dari dalam kamar tersebut. Dan dirinya langsung mempercepat langkahnya untuk menuju ke dalam kamar. Dan tanpa aba-aba dirinya langsung memutar knop pintu tersebut dengan kasar tanpa takut pintu tersebut akan rusak akibat ulahnya yang membuka pintu tersebut dengan kasar.
" Cup cup cup, jangan nangis nak. Ada papa disini." Ucap Arzachio yang langsung membawa anak tersebut ke dalam pelukannya.
" Apa hiks hiks atut hiks." Ucap balita tersebut terisak di dalam dekapan Arzachio.
" Sayang diam ya nak. Papa ada disini, putra papa diam ya sayang." Ucap Arzachio lembut sambil memeluk bocah tersebut erat sangat erat.
" Ayang apa hiks." Ucapnya cadel yang langsung membuat Arzachio tersenyum lebar mendengar ucapan yang barusan bocah tersebut lontarkan.
" Yaudah, sekarang bobo ya sayang. Biar papa yang peluk kamu." Seperti mengerti mengenai apa yang Arzachio ucapkan, membuat bocah tersebut yang tadinya menangis kini telah terdiam. Dan langsung menuruti perkataan yang sudah Arzachio ucapkan.
" Eluk apa, atut." Ucapnya merengek pada Arzachio.
" Iya sayang, ini papa peluk. Sekarang tidur ya, udah malam nak." Nasehat Arzachio pada sang bocah dan langsung membawa sang bocah tidur di pelukannya.
" Jangan nangis lagi ya sayang, papa akan selalu ada buat kamu. Dan jangan pernah tinggalin papa ya nak, papa pasti bakalan sedih bila kamu enggak ada." Gumam Arzachio kepada sang bocah. Sedangkan anak yang diajak bicara sudah terlelap di alam mimpinya.
Flassback of
" Arrrgh." Erang Arzachio frustasi akibat merindukan sang anak.
" Kenapa kamu ninggalin papa sayang, kamu udah janji enggak akan pernah ninggalin papa. Sekarang apa, kamu malah menghilang dan buat papa khawatir nak. Papa rindu kamu sayang, rindu. Kamu dimana nak, dimana." Ujar Arzachio marah dan juga khawatir memikirkan keberadaan sang anak dan langsung merusak semua benda yang ada di kamarnya.
Dirinya benar-benar tidak memperdulikan harga dari barang-barang yang dirinya rusak, yang ada di dalam pemikiran dirinya saat ini adalah dimana keberadaan putranya, putra yang amat dirinya rindukan baik dari kelakuan kecilnya yang lucu, maupun tawanya yang amat manis, yang mampu menghilangkan emosi yang ada pada dirinya saat ini.
" Maaf tuan." Panggil salah satu anak buah Arzachio membuat Arzachio langsung menghentikan aksinya.
" Berani sekali kau kemari, jika kau belum berhasil menemukan dimana keberadaan putraku jangan coba-coba untuk tampakkan wajahmu di hadapanku." Ucap Arzachio murka dan penuh dengan nada ancaman.
" Tuan, kami berhasil menemukan jejak tuan muda Axton, tuan." Ucap sang anak buah membuat Arzachio yang tadinya memalingkan wajhanya kini menatap sang anak buah dengan tatapan penuh tanya.
" Lalu, dimana putra ku saat ini." Ucap Arzachio penuh selidik.
" Maaf tuan, saat kami mengecek cctv. Kami melihat tuan muda Axton memasuki sebuah taksi. Dan setelah itu kami gagal melacak dimana keberadaan taksi tersebut saat ini." Ucap sang anak buah ketakutan sambil menundukkan kepalanya.
" Ck, sial. Saya tidak mau tahu cari keberadaan taksi itu dan temukan putra ku. Se-ce-pat-nya." Ucap Arzachio mengejak kata terakhirnya.
" Baik tuan." Jawab sang anak buah dan undur diri meninggalkan Arzachio seorang diri.
" Rupanya ada yang mau bermain-main dengan diriku. Baiklah, kita lihat sejauh mana kau dapat melakukan semua rencana mu itu." Ucap Arzachio menyeringai lebar.
...°°°°°°...
" Hai sayang, bangun nak. Ini sudah pagi." Ucap wanita tersebut yang tak lain adalah Xena yang sedang sibuk membangunkan bocah yang telah dirinya temukan kemarin malam.
" Ti ama, cih tuk." Ucap sang bocah yang malah asyik tertidur lelap, sedangkan sang wanita yang mengerti perkataan sang bocah, langsung mengeluarkan tanduknya.
" Kamu bilang apa tadi, nanti. Oke, biar mama kasih kamu hukuman ya. El, coba lihat tanduk banteng mama keluar." Tunjuk sang wanita tepat di kepalanya membuat sang bocah yang tadi terlelap langsung terjaga seketika.
" Ana ma, ana." Ucap sang bocah yang langsung terbangun dan langsung menanyakan dimana tanduk banteng tersebut.
Merasa dibohongi oleh sang mama membuat sang anak langsung menangis seketika. Dirinya benar-benar kesal akibat berhasil di kerjai oleh sang ibu.
" Huwaaaa ama bohong, tak cuka. Hiks ama ahat. Gak ceru." Ucap sang bocah marah kepada Xena.
" Cup cup cup masa iya anak mama nangis sih. Nanti gantengnya hilang loh." Bujuk Xena kepada anak tersebut.
" Baby Al diam ya, cup cup cup. Jangan nangis nanti mama sedih loh." Ucap Xena memainkan aktingnya membuat sang bocah langsung menatap ke arahnya.
" Ama angan ngis, atu aja yang ngis. Ama tak oyeh." Ucap sang bocah mengusap pipi Xena lembut dengan kedua mata yang berkaca-kaca.
" Kamua manis banget sih, masih wangi lagi. Mama suka." Ucap Xena memeluk dan mencium pipi sang bocah membuat bocah yang tadi siap ingin menangis langsung tertawa bahagia.
" Mandi ya, biar tambah wangi dan juga tampan." Bujuk Xena yang di balas anggukan kepala oleh sang bocah.
" Au andi biar wangi ama ampan." Ucapnya bangga sambil mengusap rambutnya kebelakang membuat Xena yang melihat kelakuannya langsung menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tak percaya dengan sikap yang barusan sang bocah tunjukkan.
" Ck, masih kecil aja udah nyebelin apa lagi besarnya. Mungkin turunan bapaknya kali yak." Batin Xena mendumel kesal.
" Udah udah mandi lagi ya, biar mama yang mandiin. Habis itu baru kita sarapan, paham." Ucap Xena yang di balas anggukan kepala oleh sang anak.
" Aham ama." Ucap bocah itu memberikan jempolnya.
" Bagus, sekarangg kitaaa mandiii." Teriak Xena heboh dan langsung membawa sang bocah ke dalam kamar mandi.
" Huwaaaaaa ama inginnnnnnn." Teriak sang bocah di dalam kamar mandi Xena yang kedinginan.
Setelah selesai mandi Xena pun mencarikan baju yang pas untuk sang anak kenakan. Untung saja sahabatnya Airin pernah membawa sang keponakan ke tempat apartemenya sehingga anak tersebut memiliki baju yang dapat dirinya kenekan saat ini.
" Ama ni ahat ama atu. Ingin tahu dicana." Ucap bocah tersebut cadel sambil mengenakan pakaiannya.
" Iya iya mama minta maaf, habisnya siapa suruh ngegemesin disana." Balas Xena sambil memakaikan bedak ke wajah sang bocah membuat sang bocah kelihatan sangat lucu dan imut yang saat ini sedang mencibikkan bibirnya kesal.
" Au ama ahat." Ucapnya merajuk kepada Xena.
" Yaudah maafin mama ya sayang. Mama minta maaf dan gak akan pernah ngulangin itu lagi ya." Ucapnya sambil menarik kedua telinganya meminta maaf.
" Iya, atu maafin. Api janji ya angan ulangin lagi erus beliin atu ec klim ya ma." Mintanya manja dan dihiasi dengan senyuman manis di bibirnya.
" Okey sayang mama janji. Tapi sebelum itu kita makan ya." Ucapnya membawa sang anak ke meja makan.
" Oce ama." Balasnya terkekeh pelan sambil mengacungkan jempolnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Aripin Ipin
kata" cadelnya GK ngerti sumpah
2021-08-13
0
Ratna_1729
bukan anak kandung aja sayang banget apalagi sama anak kandung
2021-08-11
0
Dila
atu adi ucing aca na
2021-04-29
0