My Only Sunshineꨄ︎ ˡⁱᶻᵏᵒᵒᵏ
New Life
Lalisa sudah berdiri di depan apartemen Arnold.
Lalisa sudah memutuskan untuk tinggal di Korea bersama dengan sang Kakak.
Melahirkan anaknya di Korea dan melupakan semua kehidupan lamanya. Menjalani kehidupan baru.
Sesaat sebelum menekan bel pintu. Lalisa menarik nafas dalam dan menghembuskan pelan.
Arnold sama sekali belum tahu kalau Lalisa hamil. Pria itu hanya tahu adiknya ingin bertemu dengan dia.
Lalisa Alethea
Semangat Lalisa!
Arnold Jonathan
Lisa.. Kamu naik apa ke sini?
Lalisa Alethea
Kakak.. *memeluk arnold*
Arnold Jonathan
Hei hei, kenapa hm? Kangen banget ya?
Lalisa Alethea
Ernn.. Lisa kangen kakak. *membenamkam wajahnya di tubuh Arnold*
Arnold tersenyum lembut. Di usapnya sayang rambut Lalisa. Dia juga merindukan adiknya, satu-satunya keluarga yang dia miliki.
Arnold Jonathan
Ayo ayo masuk. Kita ngobrol di dalem.
Arnold membuka lebar pintu apartemennya. Dan membiarkan Lalisa masuk ke dalam.
Lalisa terpana melihat apartemen kakaknya yang begitu rapi dan nyaman. Meski tidak seluas apartemen Erick, tapi untuk di tinggali satu keluarga kecil sudah sangat cukup.
Arnold Jonathan
Mau minum apa?
Lalisa Alethea
Apa aja Kak. Lisa nggak haus banget kok.
Arnold mengangguk. Dia masuk ke dapur mengambilkan Lalisa minum. sedang perempuan itu duduk di sofa sambil matanya mengedar melihat apartemen kakaknya.
Lalisa Alethea
Kak Rachel mana?
Arnold Jonathan
Lagi pergi bentar beli bahan buat makan malam. *berjalan membawa air mineral*
Arnold Jonathan
Dia kangen sama kamu katanya. Pengen banget ketemu kamu.
Lalisa Alethea
ih.. sama, Lisa juga kangen kak Rachel. hihihi..
Arnold mengusap gemas kepala Lalisa. Di lihatnya tampilan Lalisa dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Arnold Jonathan
Kamu gendutan ya?
Lalisa Alethea
Hah? I.. Iyakah? *gugup*
Arnold Jonathan
Iya Lis. Bahagia ya kamu sama Erick sampai gemukan Lis.
Lalisa memilih tertawa saja sebagai jawaban. Mendengar nama Erick di sebut membuat hatinya sedikit perih lagi.
Arnold Jonathan
Kamu liburan berapa lama di sini?
Belum selesai menjawab, perkataan Lalisa terpotong karena Rachel yang baru saja masuk ke dalam apartemen. Wanita berusia 28 tahun itu menghampiri Lalisa dan memeluk erat Lalisa.
Rachel Vilanta
Ya ampun sayang, kangen banget lho aku.
Lalisa Alethea
Lisa juga kangen sama kak Achel *memeluk manja*
Arnold geleng-geleng melihat adik dan calon istrinya berpelukan. Dari dulu memang Lalisa lebih dekat dengan Rachel, apalagi setelah orang tua mereka meninggal.
Rachel Vilanta
Makin cantik aja sih kamu, hm.. *menguraikan pelukan*
Lalisa Alethea
Kakak juga makin cantik aja. Glowing gitu, pancaran calon-calon pengantin. Hahaha
Rachel Vilanta
ihh.. Jahil ya kamu. *mencubit gemas pipi Lalisa*
Rachel Vilanta
Kamu berapa lama di sini? Baru Arnold kepikiran lho mau ngajak kamu liburan ke Seoul, eh kamu udah nongol aja *berjalan ke dapur*
Mumpung kini keluarganya sudah lengkap. Lalisa memutuskan untuk mengatakan yang sejujurnya.
Lalisa Alethea
Lisa, mau tinggal selamanya di sini
Arnold yang sedang minum sampai tersedak mendengar ucapan Lalisa. Begitu juga dengan Rachel yang meletakkan belanjaannya dan menghampiri Lalisa.
Arnold Jonathan
Kamu mau tinggal di sini? maksud kamu apa Lis?
Lalisa Alethea
Iya, Lisa boleh kan hidup di sini sama Kakak? *menatap kedua kakaknya*
Arnold Jonathan
Bentar bentar. Maksud kamu apa sih Lis? Kakak ngerasa ada sesuatu deh. Nggak mungkin tiba-tiba banget kamu pengen tinggal di sini. Dulu kakak ngajak kamu ikut ke Korea aja kamu nolak banget.
Lalisa tertunduk. Mulutnya terasa kelu kalau harus menceritakan semuanya. Tapi kalau tidak cerita pelan-pelan pasti Arnold dan Rachel akan tahu.
Rachel Vilanta
Lis, ada apa? coba sini cerita sama Kakak
Rachel duduk di sebelah Lalisa. Mencoba memberi kenyamanan untuk Lalisa agar wanita itu mau bercerita.
Lalisa Alethea
Lisa.. Lisa hamil Kak *mengucap sambil menunduk*
Rachel Vilanta
Lisa, jangan bercanda sayang.
Lalisa Alethea
*mengggeleng pelan* Nggak kak, Lisa nggak bercanda. Lisa hamil. Anak Erick.
Tiba-tiba kepala Arnold seakam berputar mendengar ucapan Lalisa. Pria itu terhuyung pelan. Shock dengan perkataan Lalisa. Hamil? Tidak mungkin adiknya hamil.
Arnold Jonathan
Mana kamera kamu? kamu pasti lagi nge prank kakak kan? oya pasti temen-temen kamu ada di luar nih *berjalan keluar rumah*
Lalisa Alethea
Nggak kak, Lisa nggak nge prank. Nggak ada kamera juga. Lisa emang hamil. *mulai menitikkan air mata*
Rachel Vilanta
Kok bisa? terus Erick gimana?
Lalisa menceritakan semua masalahnya kepada Arnold dan Rachel. Arnold begitu geram, dia marah dengan Lalisa tapi dia lebih marah dengan Erick. Karena dia begitu tega meninggalkan adiknya dalam kondisi mengandung.
Arnold Jonathan
Brengsek!! Gue harus buat perhitungan sama pria itu! Sialan dia, berani-berani namem benih terus di tinggal gitu aja!
Lalisa Alethea
Percuma kak. Erick pergi, nggak ada yang tahu dia dimana
Arnold Jonathan
Biar! Kalau perlu mati sekalian dia!
Rachel Vilanta
Arnold! Jangan ngomong gitu!
Arnold Jonathan
Dia udah ngerusak hidup adik aku Chel. aku nggak terima!
Rachel Vilanta
Iya aku tahu, tapi jangan ngutukin orang. Nggak baik sayang.
Arnold Jonathan
Haaahh... *kesal*
Lalisa Alethea
Maafin Lisa, Kak *lirih*
Lalisa bersyukur ada Rachel di antara dirinya dan sang Kakak. Kalau tidak pasti saay ini Arnold sudah marah besar dengannya. Lihat saja sekarang, Arnold memilih masuk ke dalam kamarnya dan entah pria itu melakukan apa. Tapi suara hantaman benda keras terdengar dari dalam kamar.
Lalisa Alethea
Hikss.. Maaf..
Rachel Vilanta
udah udah sayang. Nggak apa ya. Nggak usah tertekan. Kamu lagi hamil, jangan stress.
Rachel Vilanta
Lebih baik kamu sekarang istirahat dulu. Masalah Kakak kamu serahin sama Kak Achel, ya?
Lalisa Alethea
Tapi Kak, Lisa takut kak Arnold nggak maafin Lisa
Rachel Vilanta
Dia pasti maafin kamu. Percaya sama Kakak. Arnold hanya butuh waktu untuk menerima keadaan.
Rachel Vilanta
Udah. Sekarang kamu istirahat. Kamu bisa pakai kamar kakak dulu.
Lalisa menurut. perempuan itu beranjak dan melangkah masuk ke dalam kamar Rachel.
Beberapa menit membiarkan Arnold sendiri. Rachel memutuskan masuk ke kamar kekasihnya. Arnold tampak sedang duduk di lantai dengan tubuh bersandar pada tepian ranjang. Matanya menatap kosong.
Rachel Vilanta
Hei.. *duduk di samping Arnold* Jangan marah lagi.
Arnold Jonathan
Gimana aku nggak marah Chel? Adik aku Chel, adik aku hamil. dan.. dan dia di tinggal sama cowok yang hamilin dia. Kalau itu orang lain aku nggak peduli.
Rachel Vilanta
Iya. Kamu berhak marah kok. Aku pun juga kaget dengernya. Tapi mau gimana lagi, semua udah terjadi. Sekarang tugas kita menguatkan Lalisa agar bisa lewatin ini semua.
Arnold Jonathan
Dan kamu biarin dia jadi single parent gitu? *menatap tajam*
Rachel Vilanta
No.. Aku juga nggak mau dia jadi single parent. Tapi masalahnya kan cowoknya pergi. Terus gimana lagi?
Arnold Jonathan
Haaahhh! *menyugar rambutnya frustasi*
Rachel Vilanta
Sayang, dukung adik kamu. Dia butuh kamu Nold. Biar Lisa tinggal di sini selama yang dia mau. Biar dia lupain semua masa lalunya. Kita beri dia masa depan yang lebih baik. okey?
Arnold Jonathan
Hemm.. *mengangguk pasrah*
Rachel Vilanta
*tersenyum* I love you
Rachel Vilanta
*mengecup bibir Arnold*
Arnold Jonathan
I Love you too..
Rachel Vilanta
Kamu kakak yang bijaksana. Aku yakin kamu bisa mengambil keputusan dengan bijak. dan memperlakukan adik kamu dengan baik.
Comments