My Only Sunshineꨄ︎ ˡⁱᶻᵏᵒᵒᵏ
Makan Malam
Lalisa menatap kagum rumah Erick. Ketika dirinya telah tiba di depan rumah megah kekasihnya itu.
Lalisa tidak kaget melihat rumah Erick. Karena dari awal dia sudah tahu Erick adalah anak orang berpengaruh di Negara ini.
Erick Jung
Yuk masuk *menggandeng tangan Lalisa*
Lalisa tersenyum tipis. Kemudian mengikuti Erick masuk ke dalam rumahnya.
Mata Lalisa tidak berhenti memandangi semua keindahan rumah Erick. Beserta kemegahannya. Entah berapa uang yang di butuhkan orang tua Erick untuk membangun rumah bak istana itu.
Paman Kim
Selamat malam Tuan Jung
Lalisa terkejut ketika seorang pria paruh baya mendekati dirinya dan Erick.
Erick Jung
Malam Paman. Mama di rumah kan?
Paman Kim
Iya Tuan. Nyonya ada di taman belakang, sedang duduk santai dengan Nona Gwenn.
Erick Jung
Okey. Mama udah nunggu kayaknya. Saya samperin ke sana. Makasih Paman.
Paman Kim
Sama-sama Tuan. Senang bertemu kembali dengan Tuan.
Erick Jung
*tersenyum lebar* Senang juga bertemu lagi dengan Paman.
Paman Kim menatap sekilas Lalisa, pria tua itu memberikan senyumannya kepada Lalisa. Setelah itu berjalan pergi.
Lalisa Alethea
Itu siapa? *berbisik*
Erick Jung
Pelayan senior di rumah aku. Paman sudah puluhan th bekerja dengan orang tuaku.
Erick tersenyum. Dia mengajak Lalisa masuk ke rumahnya makin dalam menuju ke taman belakang rumahnya. Dimana sang ibu dan adik perempuannya tengah menikmati tea time.
Erick memanggil Ibunya yang tengah duduk membelakanginya. Nyonya Ruby membalikkan tubuhnya dan tersenyum begitu lebar ketika melihat putra sulungnya itu.
Ny. Ruby Jung
Erick sayang!! *berjalan menghampiri Erick dan memeluknya*
Erick Jung
*membalas pelukan Ibu*
Ny. Ruby Jung
Inget pulang ya kamu. Udah 6 bulan kamu betah di apartemen. Di minta pulang nggak mau terus.
Ny. Ruby mengomel. Mengingat putranya yang begitu susah jika di minta pulang ke rumah.
Erick Jung
*menggaruk kepalanya* Maaf Ma. Habis Erick betah banget sih di apartemen.
Gwenn Nathania Jung
Betah apa betah? *menyindir sang Kakak*
Erick Jung
Heh! anak kecil nggak usah ikut-ikut ya!
Gwenn Nathania Jung
Ihh.. Aku bukan anak kecil lagi Kak! Udah 17 tahun tahuu! *manyun*
Erick Jung
Hahaha.. *mengacak gemas rambut Gwenn* Tapi buat Kakak, kamu tetap my little gwenn
Gwenn Nathania Jung
*menepis tangan Erick* No! Gwenn udah gede Kak!
Erick Jung
Iya iya udah gede. Udah bisa buat yang lebih kecil lagi. Hahaha...
Erick Jung
Opsss... *mengatupkan mulutnya*
Lalisa geleng-geleng dan tersenyum samar melihat interaksi Erick dan keluarganya. Mereka begitu hangat. Lalisa jadi merindukan masa-masa dimana dia masih berkumpul dengan orang tua dan kakaknya.
Lalisa Alethea
(Kangen Kakak- batin Lalisa)
Ny. Ruby melihat Lalisa yang berdiri di belakang Erick.
Ny. Ruby Jung
Siapa Rick? *mengedikan dagunya menunjuk Lalisa*
Erick Jung
ahh Ma.. Ini Lalisa Ma. pacar Erick yang sering Erick ceritain ke Mama.
Erick Jung
Dan Bebii, ini Mama aku. Cinta pertama aku.
Lalisa mengulurkan tangannya sopan kepada Ny. Ruby. Dengan senyuman tipis Ny. Ruby membalas uluran tangan Lalisa. Mata wanita paruh baya itu menyelusuri Lalisa dari atas sampai bawah.
Meski bukan seorang fashion designer. Tapi Ny. Ruby sangat tahu fashion yang di kenakan Lalisa malam itu bukannlah fashion berkelas. Dari situ Ny. Ruby sudah bisa melihat perbedaan kasta putranya dan Lalisa. Perbedaan yang begitu jauh.
Berbeda dengan Gwenn. Di mata Gwenn, Lalisa seperti bidadari yang turun dari surga.
Gwenn Nathania Jung
Halo Kak Lalisa, kenalin aku Gwenn. Adik kak Erick yang paling cantik dan menggemaskan.
Erick Jung
Ehemmm.. Tolong ya! kata-kata cantik dan menggemaskan di hapus dari kamus hidup mu.
Gwenn Nathania Jung
Ih.. Gwenn kan emang cantik dan gemesin. ya kan kak? *mencari pembelaan Lalisa*
Lalisa Alethea
*mengangguk dan tersenyum manis* Iya kamu cantik kok Gwenn.
Gwenn Nathania Jung
tuhh.. Bweekkk *menjulurkan lidah meledek Erick*
Ny. Ruby tersenyum tipis melihat interaksi anak-anak muda di hadapannya. Tanpa basa basi wanita itu mengajak untuk makan malam bersama.
Ny. Ruby Jung
Kalian pasti belum makan kan? Ayo kita makan.
ny Ruby melangkah terlebih dahulu masuk ke dalam rumah. Di susul oleh Gwenn.
Lalisa Alethea
Rick.. *menahan langkah Erick*
Lalisa Alethea
Entah ini perasaanku atau gimana? aku merasa Mama kamu nggak suka sama aku
Erick Jung
itu cuma perasaan kamu sayang. Mana mungkin Mama nggak suka sama kamu. Kamu tuh cantik, baik, menarik, sempurna. Mantu idaman deh pokoknya.
Lalisa Alethea
Ihh.. *mencubit lengan Erick* Aku serius Rick
Erick Jung
Aku dua rius sayang *terkekeh*
Lalisa Alethea
Ck.. Udah deh, capek ngomong sama kamu. Ayo ke ruang makan.
Erick Jung
Iya iya sayang. Maafin abang ya *memeluk pinggang Lalisa*
Lalisa dan Erick sudah duduk manis di meja makan. Ny Ruby duduk di kursi kepala keluarga. Erick bersampingan dengan Lalisa, sedang Gwenn berseberangan dengan mereka.
Pelayan rumah sibuk mondar mandir menyajikan hidangan ke atas meja makan.
Lalisa sekali lagi di buat terkagum dengan aneka hidangan yang di sajikan. Dia seperti makan malam di restoran mewah. Menu yang di sajikan benar-benar di luar ekspektasinya.
Dan semua gerak gerik Lalisa tidak lepas dari perhatian Ny. Ruby. Wanita itu tersenyum tipis melihat Lalisa yang buatnya seperti perempuan desa yang tidak pantas buat putra sulungnya. Calon pewaris Jung Kook Corporation.
Paman Kim
Silakan menikmati hidangan makan malamnya
Gwenn Nathania Jung
Siap! Terimakasih Paman Kim
Paman Kim
*mengangguk kemudian pergi masuk ke dalam dapur*
Ny. Ruby Jung
well, mari kita makan.
mereka makan dalam keheningan. Sesekali Erick memberikan beberapa lauk di atas piring Lalisa.
Erick Jung
coba ini sayang, ini enak banget *meletakkan udang mayo*
Lalisa Alethea
Udah Rick, kebanyakan lauk aku
Erick Jung
Nggak apa, biar kamu gendutan dikit Bebii.. Makin kurus aja kamu.
Gwenn tersenyum senang melihat ke uwu an Erick dan Lalisa.
Gwenn Nathania Jung
Duh duh, jiwa jombloku meronta nih *menyindir*
Erick Jung
Makanya cari pacar. Biar nggak jadi jomblo ngenes.
Ny. Ruby Jung
Erick, jaga tutur kata mu! *menyentak sambil menatap Lalisa tajam*
Entah kenapa Lalisa semakin merasa Ny Ruby begitu tidak menyukainya.
Erick Jung
Bercanda doang kali Ma *manyun*
Ny. Ruby Jung
Itu nggak sopan Erick. Apa Mama pernah mengajari kamu untuk bicara nggak sopan dengan adik kamu?
Erick Jung
*menghela pelan* Iya iya Ma. Erick minta maaf.
Mereka kembali melanjutkan makan malam dalam keheningan. Hanya terdengar dentingan garpu dan sendok saja. Tidak ada yang berani bersuara. Lalisa memilih menunduk dan memperhatikan makanannya.
Lalisa Alethea
*mendongak dan menatap ny Ruby* I.. Iya Tante?
Ny. Ruby Jung
Apa pekerjaan orang tua mu?
Lalisa Alethea
orang tua? O.. Orang tua saya sudah meninggal Tante.
Ny. Ruby Jung
Oh.. Kenapa?
Lalisa Alethea
Kecelakaan Tante.
Ny. Ruby Jung
*mengangguk paham* Terus kamu hidup dengan siapa?
Lalisa Alethea
Saya kost Tante di dekat kampus.
Ny. Ruby Jung
Kamu bekerja paruh waktu?
Lalisa Alethea
Nggak Tante, saya full kuliah.
Ny. Ruby Jung
Full kuliah? *mengernyit curiga* Biaya kuliah dan hidup kamu di tanggung siapa?
Lalisa Alethea
Saya punya kakak kandung yang mengirim uang tiap bulan Tante untuk biaya kuliah dan hidup sehari-hari.
Erick Jung
Kadang Lalisa ma- Auuuwww..
Lalisa menendang tulang kering Erick agar pria itu tidak mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya di ucapkan.
Ny. Ruby Jung
Kamu kenapa Erick?
Erick Jung
*merintih kesakitan* Ahh nggak apa Ma, tadi kaki Erick kebentur meja
Ny. Ruby Jung
*kembali menatap Lalisa* Kamu kuliah dimana?
Lalisa Alethea
Di Universitas yang sama dengan Erick, Tante.
Ny. Ruby Jung
uang darimana?
Lalisa Alethea
Kebetulan Papa saya punya tabungan yang memang sudah di kumpulkan untuk memasukkan saya ke kampus itu.
Ny Ruby mengangguk paham. Mendengar semua jawaban Lalisa makin membuat wanita itu yakin. Lalisa tidak pantas bersanding dengan putranya. Tapi Ny Ruby tidak akan terang-terangan menolak Lalisa. Dia paham betul keras kepalanya Erick. Erick pasti tidak akan tinggal diam jika di pisahkan paksa dengan Lalisa.
Erick Jung
Gimana Ma? Pacar Erick hebat kan Ma. Dia pinter banget lho ngelola uang pemberian Kakaknya, sampai bisa bertahan hidup kayak sekarang.
Ny Ruby hanya tersenyum tipis. Tidak menanggapi apapun. Putranya sudah di butakan oleh cinta. Percuma bila diberikan logika ,pasti tidak ada satupun yang di terima oleh Erick.
Comments