Hari-hari Galang dan Asila menjadi lebih indah setiap harinya. Setiap pagi Asila akan menyiapkan semua kebutuhannya dan kebutuhan Galang.
"Galang, cepatlah keluar. Nanti kita terlambat ke kantor" Teriak Asila dari dapur.
"Iya sayang" Galang keluar dan mendekati Asila.
Cup
Galang mengecup pipi Asila sekilas dan menghadap Asila. Galang paling suka momen ini ketika Asila dengan cekatan membenarkan dasinya.
"Terimakasih" Galang kembali mencium kening Asila.
Setelah sarapan, Galang dan Asila akan berangkat ke kantor bersama-sama. Asila dan Galang akan berpisah dari parkiran VVIP, agar tidak ada yang tahu hubungan mereka.
Status Asila dan Galang yang telah berubah tidak mengubah kehidupan kantor yang mereka jalani. Mereka akan tetap seperti dua orang yang tak saling mengenal dengan hubungan sebatas kariyawan dan bos perusahaan.
*** *** ***
Jam baru menunjukkan pukul Sebelas, tapi Galang sudah merindukan istri cantiknya. Galang mengangkat telfon pribadinya untuk menghubungi Alex, agar Alex datang ke ruangannya.
Tok tok
"Masuk"
"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" Tanya Alex.
"Aku ingin makan siang dengan Asila. Tolong siapkah makanan kesukaan Asila"
"Baik tuan, akan saya siapkan."
"Kau bisa kembali ke ruangan mu"
"Saya permisi Tuan" Pamit Alex lalu menuju pintu.
"BRENGS**" Teriak Galang ketika baru membuka tayangan cctv ruangan Asila.
Alex yang baru akan keluar ruangan Galang, seketika membalikkan wajahnya. Alex melihat wajah Tuannya yang berubah seratus delapan puluh derajat dari sebelumnya.
"Maaf Tuan, apa ada masalah?" Alex kembali mendekat dan bertanya kepada Galang.
"Kau lihatlah. Siapa laki-laki itu?" Galang menunjuk layar komputernya.
Alex mendekat dan melihat apa yang dilihatnya Galang. Seketika pula mata Alex ikut membulat.
"Aku rasa akan ada perang dunia ke tiga" Batin Alex.
Rekaman cctv itu menunjukkan Reymond yang berdiri di depan Asila dan membawa buket bunga.
"Dia Raymond Tuan. Dia satu devisi dengan nona Asila. Menurut info yang saya dapatkan, Raymond telah suka sama nona Asila cukup lama tapi nona hanya menganggapnya teman" Papar Alex.
"Kenapa kau tak bilang kalau ada laki-laki yang mengincar istri saya hah...?" Mata Galang mengeluarkan sinar lenser.
"Saya juga baru tahu Tuan. Saat saya mengecek devisi keuangan, saya tak sengaja mendengar Reymond dan temannya membicarakan ini. Tapi saya tidak tau jika itu dilakukan hari ini"
Galang langsung berdiri dari singgasananya dan berjalan dengan aura membunuh. Sedangkan Alex hanya bisa mengikuti Galang dari belakang, sambil berdoa semoga Galang tak melakukan hal yang gegabah.
"Kenapa kau tak mengatakan hal sepenting itu kepadaku Alex?" Saat mereka ada di dalam lift pribadi pimpinan.
"Maaf Tuan, saya lupa" Alex mengakui keteledorannya.
"Ahhh sial, kenapa lift ini bergerak begitu lambat" Gerutu Galang.
"Kenapa anda bisa menyalahkan lift yang tidak tahu apa-apa Tuan..." Batin Alex
Setelah pintu lift terbuka, Galang langsung melangkahkan kakinya ke ruangan Asila. Ketika sampai di depan pintu dia mendengar suara riuh dari dalam ruangan.
"Terima terima terima" Kata itu begitu jelas dengan diiringi tepuk tangan.
Juedarrrrrr
Galang membuka pintu ruangan dengan begitu kasar. Seketika semua orang yang mengerumuni Asila dan Reymond membalikkan badannya.
"Kenapa ruangan ini begitu berisik...?
Apa kalian tak tau jika ini masih jam kerja hah?" Sentak Galang.
Ruang yang sebelumnya ramai itu mendadak hening. Suasana yang sebelumnya penuh cinta menjadi dingin. Semua orang menundukkan wajahnya. Mereka takut dengan sang pengusaha perusahaan.
"Apa yang membuat kalian begitu berisik..?" Tanya Galang masih dengan nada marahnya.
"Apa kalian semua mendadak bisu?"
"Apa kalian ingin aku pecat sekarang juga..?
Kenapa tak ada yang menjawab pertanyaan ku hah?"
"Ma maaf tuan, kita hanya sedang bercanda" Ucap Asila takut-takut.
Asila tau betul tak akan ada yang berani menjawab pertanyaan Galang. Sejujurnya Asila juga takut, karena dia baru pertama kali melihat Galang marah hingga matanya memerah.
"Apa kau bilang bercanda?" Sinis Galang "Kurasa kau sudah tak membutuhkan pekerjaan hingga kau berani membuat lelucon di jam kerja"
"Sekarang kau ikut aku keruangan ku dan yang lainnya kembali bekerja. Jika aku mendengar keributan lagi dari ruangan ini, siap-siap untuk mendapatkan surat pemecatan"
Galang langsung berbalik dan meninggalkan ruangan Asila diikuti dengan Asila dan Alex.
"Gue merasa berhenti bernafas sumpah" Ucap salah satu kariyawan sambil ngos-ngosan seperti habis lari maraton.
"Sama" Ucap yang lainnya serentak.
"Tapi bagaimana nasibnya Asila. Apa dia akan dipecat?" Tanya Nadia.
"Semoga saja bos masih punya hati nurani untuk tak memecat Asila" Ucap Raymond.
Di ruangan lainnya, kini hanya ada Galang dan Asila. Galang duduk di sofa sambil menyilaukan kakinya dan Asila berdiri sambil menundukkan kepalanya.
"Apa candanmu tadi lucu?" Sinis Galang tanpa meminta Asila duduk. "Coba kau ceritakan bagian mana yang lucu.. ?
Di bagian saat si brengsek itu memberikan buket bunga atau saat dia sedang menyatakan cinta hah?"
Asila membulatkan matanya "Kau tau..?"
"Kalo aku gak tau, kau pasti sudah menerimanya kan?" Mata Galang masih menatap tajam Asila.
"Enggaklah, kan aku sudah punya suami" Jawab Asila.
"Kalau tau sudah punya suami kenapa kau masih genit-genit ke laki-laki lain..?"
"Aku gak genit-genit, Raymond memang sudah suka lama kepadaku. Tapi aku tidak pernah menyukainya" Bela Asila.
"Oh jadi namanya Raymond" Ucap Galang sambil manggut-manggut.
"Sekarang kau pilih kau yang aku pecat atau si brengsek itu yang aku pecat?" Tanya Galang.
"Hah... Kenapa harus dipecat?"
"Kau tanya kenapa?" Ucap Galang sambil mengangkat alis matanya. "Apa aku harus membiarkan istriku di goda laki-laki lain hah?"
"Apa kau cemburu..?" Ejek Asila.
"Menurutmu?" Sinis Galang.
"Menurutku tidak" Goda Asila.
"Terserah" Galang langsung berdiri dari sofa dan menuju mejanya.
"Suamiku sayang" Panggil Asila dengan nada menggoda.
Galang membalikan tubuhnya "Kau tadi bilang apa, aku tak dengar"
"Suamiku sayang" Asila mengulang katanya dengan nada yang dibuat manja.
Galang langsung menarik Asila kepelukannya. Mencium bibir Asila dengan rakusnya.
"Kau yang menggodaku duluan. Jadi jangan salahkan aku jika kamu akan kelelahan siang ini" Bisik Galang di telinga Asila.
Mendengar itu, Asila mencoba menarik tubuhnya dari dekapan Galang.
"Aku sudah bilang kan, kau yang menggodaku. Jadi kau juga yang harus bertanggung jawab"
"Tapi ini dikantor Lang. Tak mungkin kau akan melakukannya di sofa. Nanti kalo ada yang masuk gimana?"
Asila mencoba membujuk Galang untuk tak melakukannya saat ini. Jika ada yang tahu pasti dia akan dianggap wanita penggoda bos.
"Kalau kau tak mau di sofa, kita akan melakukannya di ranjang sayang"
Tanpa aba-aba Galang mengangkat tubuh Asila.
Galang mendekati mejanya, memencet sebuah remote yang ada di mejanya tanpa menurunkan Asila.
Asila membulatkan matanya ketika melihat almari yang ada dibelakang kursi Galang bergerak kesamping. Terlihat ada ruangan rahasia dibalik almari itu.
"Kau jangan lama-lama menampilkan wajah bodohmu itu sayang. Kau minta kita bermain di ranjang kan. Maka aku turuti"
Tanpa memperdulikan keterkejutan Asila. Galang langsung mencium bibir Asila tak lupa dia menyesap dan **********.
Tangan Galang tak mau kalah. Tangannya seperti telah lihai dan tau betul dimana letak tempat-tempat kesukaannya.
Kegiatan yang menguras tenaga tapi memberikan kebahagiaan yang luar biasa bagi mereka yang saling mencintai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Rosmawati Intan
Asilia kena hkuman...😁😁😁😁😁😉😉😉😉😉😉
2021-08-15
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
jejakku tiba
2021-02-19
2
ଓεHiatus 🦅💰⋆⃟𝖋ᶻD³⋆ғ⃝ẓѧ☂
eeehhheeemmmm😁😁
ketika status ku dipertanyakan hadir🙏
2021-02-17
3