Dua Minggu sudah Galang menggantikan papanya menjadi CEO Royal Grup. Baru dua Minggu Galang bekerja, tapi telah banyak perubahan di Royal Grup.
Dibalik sosoknya yang tampan dan menawan, Galang dipandang sebagai pemimpin yang sangat tegas dan tak pandang bulu. Bahkan dia sudah memecat dua manager dan empat kepala divisi yang ketahuan melakukan kecurangan selama bertahun-tahun.
Selama dua Minggu fokus Galang adalah mengurus pimpinan perusahaan yang curang. Kali ini dia akan melihat kerja para staf perusahaan.
Galang akan mengamati kerja para staf perusahaannya melalui CCTV. Royal grup memang terpasang banyak CCTV dan sebenarnya lebih banyak lagi CCTV tersembunyi yang hanya diketahui beberapa orang penting di perusahaan.
Kali ini dia akan mengamati keseriusan para staf saat bekerja. Jika nanti ditemukan ada staf yang bekerja tidak baik, dia akan memperingatkan pimpinan staf yang bertanggung jawab di setiap divisi.
Galang telah duduk di sofa panjang yang ada dalam ruangannya. Disampingnya ada Alex yang menjadi sekertaris pribadinya. Alex adalah orang yang sangat dipercaya Galang.
Galang dan Alex menilai dengan serius tiap divisi. Hingga Galang melihat salah satu staf yang yang ada di divisi Keuangan.
Deg
Galang membulatkan matanya. Pandanganya tertuju pada salah satu staf perempuan yang tak asing baginya. Perempuan cantik yang memiliki perawakan mungil dan mengenakan pakaian berwarna biru.
Perempuan itu sedang berbicara dengan rekanya sehingga wajahnya terlihat jelas dari CCTV.
“Alex, segera hubungi HRD dan minta pihak HRD untuk membawa CV dari semua staf keuangan kesini. SEGERA” Ucap Galang tiba-tiba tanpa mengalihkan pandangannya dari layar.
“Kenapa tuan?” Tanya Alex bingung “ Apa ada yang salah dengan staf di divisi keuangan?”
“Tak usah banyak tanya, cepat hubungi dan segera minta apa yang aku minta” Jawab Galang ketus.
“Baik Tuan”
Alex langsung meninggalkan ruangan Galang untuk menghubungi HRD.
Sepeninggalnya Alex, Galang tetap melihat CCTV yang ada di ruangan divisi keuangan. Dia memperhatikan perempuan cantik yang telah menolongnya atau mungkin telah mencuri perhatiannya.
Sebenarnya beberapa hari ini Galang kecewa, karena tak pernah ketemu lagi dengan perempuan yang telah menolongnya.
Beberapa kali pula Galang kembali ke tempat dimana dia ditolong perempuan itu, dengan harapan bisa bertemu kembali. Tapi sayangnya keinginannya tidak pernah terwujud.
Harapannya yang telah pupus kini kembali lagi. Tanpa terduga perempuan yang dia cari selama ini adalah salah satu stafnya.
Senyum Galang merekah di bibirnya, hatinya berbunga-bunga. Dia akan segera tau siapa sebenarnya sosok penolongnya sekaligus pencuri perhatiannya.
Hampir tiga puluh menit Galang menunggu, akhirnya seseorang datang memberikan CV staf keuangan yang dia minta.
“Lelet sekali kamu. Aku hanya minta dibawakan CV dari satu divisi. Tapi harus menunggu hingga setengah jam” Ketus Galang pada kepala HRD
“Maaf tuan” Cicit HRD itu.
“Letakkan dimeja ku dan kau segera kembali keruangan mu”
HRD itu langsung meletakkan CV tersebut di meja kerja Galang dan langsung berpamitan kepada Galang “Permisi tuan”.
Galang mematikan laptop yang ada di meja sofa. Lalu beranjak ke meja kerjanya. Dia hanya butuh biodata perempuan yang dicarinya selama ini.
Dilihat dan diteliti setiap informasi dari Asila Kristina Putri perempuan yang telah menolongnya. Tanpa diketahui siapapun, dia tersenyum licik.
“Karena aku menemukanmu, aku anggap kita berjodoh. Kau akan menjadi milikku Asila Kristina Putri” Gumam Galang
Galang langsung mengambil HP dari mejanya dan menghubungi Alex.
"Panggil staf keuangan yang bernama Asila Kristina Putri. Sekarang"
*** *** ***
Asila telah berada di depan ruang CEO. Dia sedang mengatur jantungnya yang berdetak kencang karena ketakutan. Asila sungguh takut, karena CEO barunya adalah orang yang tak bisa menolerir masalah sekecil apapun.
Sedari tadi Asila mengingat-ingat apakah dia pernah melakukan kesalahan kepada CEO barunya. Sayangnya sekeras apapun dia memikirkan, hasilnya nihil. Dia tidak mengingat apapun.
Kesalahannya hanya satu, dia terlambat saat pertama kali CEO itu datang. Tapi jika difikirkan kembali, itu bukan masalah besar yang harus ditangani langsung oleh CEO.
Tok tok
"Masuk" Jawab seseorang dari dalam ruangan.
“Permisi Tuan, saya Asila Kristina Putri dari staf keuangan. Apa Tuan memanggil saya?” Ucap Asila hati-hati
“Duduklah”
Asila tak bisa melihat wajah CEO itu, karena sang CEO sedang berdiri menghadap jendela ruangannya.
“Terima Kasih Tuan”
Asila duduk dengan tenang. Hanya duduknya yang tenang karena jantungnya sedang maraton.
Asila tak berani mengangkat wajahnya. Dia duduk dengan menunduk dan menautkan kedua tangannya yang bergetar.
Galang duduk di sofa yang ada di depan Asila. Dia memerhatikan Asila yang sedang ketakutan. Rasanya Galang ingin tertawa melihat tingkah Asila.
“Hai, Apa Kau mengingat aku?” Ucap Galang menyapa Asila.
“Maaf Tuan?” Asila mengernyitkan wajahnya dan mencoba berfikir.
Asila merasa tidak pernah mengenal seorang dari kalangan atas apalagi CEO kaya seperti bosnya. Temannya yang kaya hanya dua yaitu Deni dan Desi. Tapi kedua sahabatnya itu juga memilih hidup sederhana sepertinya.
“Aku orang yang kamu tolong dua minggu lalu, apa kau lupa?"
Asila melihat wajah Galang dengan seksama.
“Oh aku ingat. Kamu orang aneh yang menghadang ku kan?
Kamu yang pergi tak membawa uang ataupun HP, padahal tidak tahu jalan.”
Asila dengan lantang mengatakan itu padahal saat ini yang ada dihadapannya adalah bosnya sendiri yang kapan saja bisa memecatnya.
“Ups” Asila reflek menutup mulutnya dan menunduk “Maafkan saya Tuan, saya telah lancang”
“Teryata itu yang kau pikirkan tentang saya.” Jawab Galang dengan nada ketus.
“Ma..ma..maafkan saya Tuan” jawab Asila terbata-bata "Ma...maafkan saya yang telah lancang. Tolong jangan pecat saya Tuan"
“HA HA HA” Tawa Galang pecah.
Galang sudah tak tahan lagi melihat wajah ketakutan dari Asila “Asila kau sangat lucu, kau sangat menggemaskan dengan wajah takutmu”
Asila semakin takut. Pasalnya CEO yang terkenal dingin itu tiba-tiba tertawa begitu keras. Untung ruangan ini kedap suara jika tidak orang yang mendengar bisa-bisa ketakutan seperti Asila.
“Apa Tu... Tuan akan memecat ku sekarang juga?” Cicit Asila pelan.
“Aku masih mendengarnya Asila."
"Maaf Tuan, maaf"
"Kau tak usah minta maaf ataupun takut Asila, aku tak akan memecat mu” Jawab Galang setelah berhenti tertawa dan melihat kecemasan Asila.
“Tenanglah.
Perkenalkan namaku Galang Putra Sanjaya, kamu bisa memanggilku Galang” ucap Galang memperkenalkan diri
“Nama saya Asila Kristiana Putri, Tuan bisa memanggil saya Asila” Jawab Asila sopan.
“Mana Asila yang tadi atau Asila yang kemarin menolongku?
Kau tak perlu takut Asila, Santai saja”
“Iya Tuan” Jawab Asila yang mulai tenang.
“Jangan panggil Tuan, panggil Galang aja!”
"Tapi Tuan, itu ti....."
“Tanpa penolakan” Potong Galang.
Akhirnya Galang dan Asila berbincang santai dan tak terasa waktu istirahat telah tiba.
Mereka menghentikan obrolannya sampai disini. Karena Galang akan ada rapat satu jam lagi dan Asila telah meninggalkan Ruangan cukup lama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
Asila pencuri hati Galang..
2023-09-08
1
Sis Fauzi
Galang gak galak kok asilla 😀
2021-08-16
1
Rosmawati Intan
masih nyimak thor
2021-08-14
1