Setelah pertemuannya dengan Asila, Galang menjadi lebih semangat berangkat ke kantor. Saat merasa leleh, Galang akan mengisi semangatnya dengan melihat Asila secara langsung atau melalui CCTV. Bagaikan sebuah sihir, tapi begitulah adanya.
Hari ini jadwal Galang begitu padat. Banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan, ditambah ada jadwal meeting dengan beberapa rekan bisnisnya. Dimeja kerjanya juga tertumpuk berkas yang harus segera dia cek dan tanda tangani.
Jam telah menunjukkan pukul tujuh malam tapi dia masih harus berkutat dengan pekerjaannya.
Galang membuka komputer, berniat membuka dokumen yang dikirim oleh Alex. Tapi komputernya malah menampilkan tampilan CCTV di ruangan favoritnya.
Senyum Galang merekah. Galang melihat Asila sedang membereskan meja dan kelihatanya dia akan pulang.
Dengan cepat Galang mengambil HP dan menghubungi Asila. Tak lama suara Asila terdengar dari Sebrang.
“Halo Galang. Ada Apa?” **Asila
“Apa kau sudah pulang?” **Galang
Tanya Galang pura-pura tidak tahu, padahal dia masih memperhatikan Asila dari layar laptopnya.
“Belum, ini baru mau pulang” **Asila
“Apa kamu sedang sibuk?” **Galang
“Tidak, pekerjaanku baru saja selesai” **Asila
“Kalau begitu maukah kau menemani aku makan malam?
Aku yang traktir” **Galang
“Baiklah” **Asila
“Tunggu Aku di parkiran khusus untukku, aku akan segera turun” **Galang
Galang mematikan komputer dan bergegas turun, agar Asila tak menunggunya terlalu lama. Sesampainya di lantai bawah, Galang melihat Asila yang terus memperhatikan sisi sekitar.
“Ayo masuk” Ucap Galang membukakan pintu untuk Asila.
“Apa kamu tak takut jika ada kariyawan lain yang melihat kita?” Tanya Asila ketika telah berada di dalam mobil.
Asila dan Galang memang sering bertemu dan keluar bersama sejak mereka dipertemukan kembali. Mereka sering nonton bioskop, jalan ke pantai ataupun hanya berdiam di dalam mobil di depan kos Asila.
“Tidak masalah.
Lagi pula yang lain telah pulang. Satu lagi, parkiran tadi itu parkiran khusus untukku.
Jadi kenapa harus takut?” Jawab Galang
“Ohhhh” Asila hanya ber-ohh ria.
“Sebaliknya, apa kau tidak takut menjadi bahan pembicaraan orang-orang jika ketahuan pergi bersamaku?” Tanya Galang.
“Kenapa coba harus takut. Biarkan saja mereka membicarakan kita. Toh jika mereka sudah lelah mereka akan berhenti sendiri." Asila tersenyum lembut menghadap Galang.
"Aku tak mungkin menyenangkan semua orang ataupun memaksa orang untuk senang terhadapku. Lagian, sebaik apapun kita jika orang itu tak suka kepada kita maka akan terlihat buruk dimatanya, begitu pula sebaliknya"
Disela-sela menyetir, Galang memperhatikan Asila. Dia semakin kagum dengan perempuan yang sedang berada di sampingnya.
Setelah makan malam, Galang mengajak Asila untuk berkeliling sebentar. Karena waktu telang sangat malam Galang mengantarkan Asila kembali ke kosnya. Tak lupa Galang mengucapkan terima kasih, karena Asila telah mau menemaninya dan Asila juga berterima kasih karena Galang telah mentraktirnya.
*** *** ***
Malam minggu adalah malah yang menyenangkan bagi para anak muda. Galang kembali mengajak Asila untuk makan malam bersama.
Tak terasa sudah satu bulan lebih Galang dan Asila dekat. Kebersamaan mereka menimbulkan rasa yang berbeda dan mengharapkan suatu hubungan yang lebih dari pertemanan.
Perasaan saling menyayangi, kenyamanan yang dirasakan, rasa ingin memiliki, dan rasa ingin melindungi timbul di hati satu sama lain.
“Sil, Boleh tanya hal pribadi tentangmu?” Tanya Galang yang mulai serius.
“Boleh. Tapi aku tidak janji akan jawab ya.” Jawab Asila sambil tersenyum
“Apa kau sudah punya pacar?” Tanya Galang kembali.
“Aku tak punya pacar. Aku tak berfikir untuk berhubungan yang akhirnya hanya sia-sia”
“Maksudnya?” Galang tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Asila.
“Maksudku, aku tak ingin hanya sekedar pacaran lalu putus. Aku ingin seseorang yang benar-benar berniat membangun hubungan yang serius untuk ke pelaminan. Jika ada laki-laki yang memiliki komitmen seperti itu, akan aku pertimbangkan untuk mengenalnya lebih dekat.”
“Lalu apakah kau mau mencobanya denganku?”
Asila langsung menatap Galang dengan tatapan menyelidik. Pasalnya dia takut jika Galang hanya menggodanya saja.
“Apa kau tadi sedang mengajakku untuk menjalin hubungan?” Asila mencoba memperjelas apa yang dia dengar tadi.
Galang mengangguk sambil tersenyum. Tangannya mengulur memegang tangan Asila.
“Apa kau mau mencobanya denganku. Aku tak ingin hanya menjadi temanmu. Aku ingin menjadi orang yang lebih dari sekedar teman. Aku juga akan Serius dengan hubungan ini, seperti yang kau inginkan” Kata Galang dengan tegas.
“Apa kau serius, aku hanya pegawai mu. Aku tak cocok menjadi kekasihmu apalagi istrimu.” Cicit Asila sambil menunduk.
Sebenarnya Asila juga bahagia saat bersama Galang. Jantungnya akan berdetak tak karuan ketika bersama Galang. Tapi dia slalu berusaha mengubur rasa itu. Karena Asila sadar, bahwa dirinya tidak pantas untuk bersanding seorang Galang Sanjaya Putra.
“Aku serius Asila. Aku juga tak masalah dengan statusmu. Bagiku hanya kamu yang pantas bersamaku, kamu tak pernah melihatku karena kekayaanku ataupun posisiku. Kau menganggap ku hanya orang biasa. Itulah yang membuatku nyaman bersamamu.”
Galang tau ada kegelisahan di hati Asila, jadi dia berusaha meyakinkan Asila.
“Apa kau mau?” Tanya Galang kembali.
Asila tetap bungkam dan menunduk, Asila tidak tahu harus menjawab apa.
“Kamu mau atau tidak. Kalo kamu tak menjawab sekarang atau kalo kamu menolak ku, bersiap-siaplah besok menerima surat pemecatan dari perusahaan” Kata Galang menekankan kata menolak dan pemecatan.
Seketika Asila menatap Galang tak percaya. Asila hanya menggeleng gelengan kepalanya. Bagaimana tidak, dia baru melihat orang menyatakan cinta tapi dengan ancaman.
“Kau sebenarnya beneran suka atau tidak sama aku. Bagaimana bisa kau menyatakan cinta seperti itu. Tidak romantis sama sekali tapi malah dengan ancaman” Jawab Asila dengan memanyunkan bibirnya. “Kalo seperti itu, pecat saja aku”
“Apa kau tahu? Kau wanita pertama yang berani menolak ku.”
“Suatu kehormatan bagiku Tuan Galang” Jawab Asila judes.
Asila tau, bagaimana pesona Galang. Dia memiliki tubuh yang sempurna ditambah wajahnya yang memiliki rahang yang tegas. Membuat Galang memiliki ketampanan yang luar biasa.
Sikap dinginnya yang akan membuat orang tertarik. Senyuman yang akan membuatmu orang lain meleleh seketika. Sehingga wajar saja, bila banyak perempuan yang berlomba-lomba untuk mendapatkannya.
“Tuan Galang yang terhormat. Jika kau hanya ingin memiliki aku dengan ambisi mu maka aku tak segan untuk menolaknya. Tapi jika kau benar-benar mencintaiku, aku akan mencoba menerimamu dengan sepenuh hatiku”
Galang tersenyum, dia tak mengerti jalan pikiran gadis itu.
“Asila Kristina Putri, dengarkan aku baik-baik” Ucap Galang dengan nada yang serius “Aku ingin memiliki dirimu karena aku mencintaimu dengan setulus hatiku. Jadi karena kau memberikan jawaban yang seperti tadi, aku anggap sekarang kau telah resmi menjadi wanitaku”
“Tidak bisa sepe...” Asila tak bisa melanjutkan kata-katanya karena Galang dengan cepat mengecup bibir Asila.
Asila yang mendapatkan perlakuan itu hanya membelalakkan matanya. Sesaat Asila membeku dan menit selanjutnya Asila memegang bibirnya. Sedangkan pipinya sekarang sudah merah seperti kepiting rebus.
“Kenapa ekspresi mu seperti itu. Apa kau tak pernah berciuman?” Goda Galang karena melihat Asila yang malu.
Galang sangat senang, karena dia bisa memiliki gadis yang cantik, baik dan polos seperti Asila. Tapi kelihatanya kepolosan Asila akan ternodai olehnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Sis Fauzi
ini CEO memanfaatkan kekuasaan 😀❤️
2021-08-16
1
Rosmawati Intan
langsung kiss..belum. di bgi kata pasti
2021-08-14
2
Fira Ummu Arfi
💯
2021-05-26
1