Semenjak pacaran Galang dan Asila menjadi lebih intens bertemu. Galang tidak perlu mencari alasan untuk menemui Asila.
Galang akan menemui Asila di kos milik Asila atau meminta Asila datang keruangan saat jam istirahat.
Sebenarnya Asila merasa takut, jika keseringan bertemu di kantor akan banyak yang mengetahui hubungan mereka. Tapi bukan Galang, jika tidak bisa membuat Asila datang keruangannya.
Dibalik kebahagiaan mereka berdua, teryata ada orang yang merasa direpotkan. Dia adalah Alex. Sejak Galang pacaran atau lebih tepatnya sejak Alex mengetahui hubungan bosnya, Alex jadi memiliki pekerjaan tambahan.
Seperti saat ini, Alex harus mengurus semua persiapan yang diminta Galang.
“Alex, segera keruangan saya" Panggil Galang lewat sambungan telepon.
Tok tok
“Masuk” Jawab Galang dari dalam.
“Ada yang bisa saya bantu Tuan?” Tanya Alex.
“Besok merupakan anniversary ke 100 hari aku berpacaran dengan Asila.” Tutur Galang “Aku akan mengajak Asila makan siang bersama. Jadi kamu harus siapkan semua.”
“Maaf Tuan, tapi besok Anda ada jadwal rapat yang dilanjutkan dengan jamuan makan siang bersama Atlantik grup” Jawab Alex “Malamnya Anda ada makan malam dengan salah satu menteri” Lanjut Alex.
Galang berfikir, bagaimana caranya dia bisa merayakan anniversary tapi tidak menggangu jadwalnya.
“Bagaimana dengan pagi hari?
Apa jadwalku?” Tanya Galang.
“Tidak ada Tuan”
Galang langsung tersenyum secerah mentari pagi.
“Apa yang sedang Anda pikirkan Tuan. Kenapa tiba-tiba aku merasa Anda sedang memikirkan hal yang akan menyusahkan ku” Batin Alex
“Kalo gitu, besok pagi-pagi sekali kamu siapkan buket bunga mawar merah dan coklat untuk Asila. Taruh dimeja ku sebelum aku sampai di kantor. Faham”
“Baik Tuan. Saya permisi” Jawab Alex
“Dasar bos, dia yang pacaran tapi aku yang susah” Gerutu Alex setelah keluar dari ruangan Galang.
Galang dan Asila memang sepakat untuk menyembunyikan hubungan mereka dari orang kantor. Tapi karena kepekaan dan kepintaran yang dimiliki Alex, membuat Alex mengetahui hal tersebut.
Karena Galang tak mau membuat Asila marah, maka Alex dan Galang bekerjasama untuk menyembunyikan hal tersebut dari Asila.
*** *** ***
Jam baru menunjukkan pukul tujuh pagi. Tapi hp Asila sudah berdering begitu keras.
“Good morning sayang” Sapa Galang ketika teleponnya dijawab.
“Good morning too Galang” **Asila
“Apa kau sudah berangkat ke kantor?” **Galang
“Belum, mungkin sebentar lagi” **Asila
“Setelah sampai kantor, langsung keruangan ku ya” **Galang
“Tanpa bantahan, tanpa bertanya, aku tunggu....
Sampai jumpa di kantor sayang” **Galang
Galang langsung mematikan sambungan teleponnya tanpa menunggu jawaban Asila.
“Dasar pemaksa” Umpat Asila setelah sambungan telefon dimatikan.
*** *** ***
Tok Tok
“Masuk” Jawab orang dari dalam.
“Selamat pa.......” Ucam Asila menggantung.
Galang berdiri di tengah ruangan dengan membawa buket bunga mawar yang indah dan besar.
“Happy anniversary yang ke 100 hari, sayang” Ucap Galang sambil tersenyum.
Asila mendekati Galang. “Ini untukku?” Tanya Asila yang diangguki Galang.
"Bunga cantik untuk sang ratu di hatiku" Ucap Galang sambil berlutut di depan Asila.
Asila menerima bunga mawar itu. Bibirnya tersenyum lembut dan matanya menangis haru.
“Apa kau tak suka?” Tanya Galang ketika melihat Asila menitihkan air mata.
“Aku sangat suka, Terimakasih.”
Galang mengajak Asila duduk di sofa. Dimeja juga sudah ada coklat dan kue ukuran kecil.
Setelah beberapa saat berbincang, waktunya Asila kembali keruangannya untuk bekerja.
"Galang"
"Gimana?"
“Bagaimana caranya aku membawa bunga ini?Lalu kalo aku bawa ke ruangan, pasti akan banyak yang bertanya-tanya” Ucap Asila sambil memanyunkan bibirnya.
“Kau bisa membiarkannya disini sayang. Nanti malam akan ku antar ke kosmu.” Jawab Galang “Tapi dengan satu syarat”
“Ada syaratnya?" Tiba-tiba Asila merasa Galang memiliki niat licik. "Apa syaratnya?”
“Aku mau kau mencium ku, di sini” Sambil menunjukkan bibirnya.
“GAK MAU” Tolak Asila
Selama ini Asila tak pernah berpacaran, Galang adalah pacar pertamanya. Dia slalu tersipu malu ketika Galang menciumnya. Hal ini yang membuat Asila tak berani mencium Galang terlebih dahulu.
“Ayolah sayang” Bujuk Galang sambil menggoyang-goyangkan tangan Asila “Ya ya, di pipi deh kalo gitu”
Begitulah Galang, selain suka memaksa dia juga akan menjadi seperti anak kecil ketika dekat dengan Asila.
Asila menghembuskan nafasnya dengan berat
“Hanya di pipi ya” Kata Asila yang diangguki Galang
“Kalo gitu kamu hadap depan, jangan menghadap ku seperti itu” Perintah Asila
Galang menghadapkan wajahnya ke depan. Karena gugup, Asila menutup matanya dan mendekat ke pipi Galang. Tapi ternyata yang di kecup bukan pipi melainkan bibir Galang.
Sontak Asila segera menjauhkan wajahnya, tapi gerakan Galang lebih cepat. Salah satu tangan Galang telah menarik tubuh Asila untuk lebih dekat, sedangkan tangan lainya menekan tengkuk Asila.
Asila memang tak jago dalam berciuman. Tetapi karena Galang sering menciumnya, membuat Asila menjadi terbiasa berciuman walaupun masih kaku.
Tak bisa dipungkiri, Asila slalu terbuai dengan perlakuan Galang. Dia akan menikmati setiap perlakuan yang diberikan Galang tanpa penolakan tapi itu jika masih dibatas wajar ya.
Kecupan itu kini telah berubah menjadi ******* kecil dibibir Asila. Sesekali Galang menyesap bibir seksi Asila. Galang berusaha membuat celah agar Asila mau membuka bibirnya.
Ketika bibir Asila terbuka, Galang langsung memanfaatkanya untuk memasukkan lidahnya. Kini lidah Galang bergerilya bebas. Galang mengabsen setiap inci mulut Asila yang terasa manis baginya.
Galang merebahkan tubuh Asila ke sofa, sambil tetap mencium Asila. Tangannya kini mulai melancarkan aksinya, menuju tempat favoritnya berlabuh.
Berciuman dengan Asila, slalu membuatnya menginginkan lebih dan lebih. Kata puas sama sekali tidak ada di kamusnya.
Ciuman Galang kini turun ke leher Asila. Meninggalkan jejak kepemilikan yang akan memberikannya kepuasan tersendiri. Anggap lah itu stempel tanda Asila hanya miliknya.
“Ahhh ahhh” Desahan Asila lolos dari bibir mungilnya.
Galang menjadi lebih bergairah lagi. Galang mulai menggesekkan adik kecilnya yang telah bangun. Tindakan Galang tersebut teryata menyadarkan akal sehat Asila.
Walaupun Asila belum pernah melakukan hubungan intim secara langsung, tapi dia faham tentang hal seperti ini. Karena hal seperti ini pernah dipelajari sebelumnya.
“Galang hentikan” Pinta Asila.
“Hentikan....?
Tapi kau sudah membangunkan adik kecilku sayang, jadi kau harus bertanggung jawab” Jawab Galang sambil menatap Asila dengan senyuman.
“Tapi kita sedang di kantor, bagaimana kalo ada orang yang masuk” Jawab Asila mencoba menghentikan aksi Galang.
“Tak akan ada yang bisa masuk sayang, aku telah menguncinya dengan remote control”
Galang benar-benar sudah tak bisa menahan lagi “Jadi tenanglah, mari kita lanjutkan”
“Tidak Galang, kita tak boleh melakukan lebih dari ini” jawab Asila “kita belum menikah jadi tolong cukup sampai disini”
“Jadi tetap tidak?” tanya Galang yang diangguki Asila
“Baiklah, aku tak akan memaksa” Galang bangun dari posisinya.
Galang mencintai Asila. Walaupun dia suka memaksa, tapi dia slalu berusaha untuk memberikan yang diinginkan Asila.
“Kamu kembalilah keruangan mu, nanti buketnya akan aku antar ke kos”
“Apa kamu marah?” Tanya Asila
“Aku tak marah sayang, hanya saja aku teringat ada yang harus aku kerjakan” Galang mengecup bibir Asila sekilas “Jadi kamu kembalilah dulu”
Asila mengangguk dan meninggalkan Galang. Setelah Asila Pergi Galang langsung masuk ke kamar mandi yang ada di ruangannya untuk meredakan hasratnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Rosmawati Intan
jgn kamu nyerah tau tunggu nikah bru kawin
2021-08-14
1
Fira Ummu Arfi
lanjuttttttt
2021-05-26
1
Puan Harahap
nyicil 5 like dulu yaa
Hadir thor
MAMPIR KK KE KARYA SAYA
⚘⚘PRIA IDOLA
DAN
PRIA URAKKAN ⚘⚘
2021-02-16
2