Semua karyawan kantor berbaris dan memberikan hormat, kala melihat rombongan dari CEO Royal Group datang.
Royal Grup merupakan perusahaan nomor satu di Indonesia. Memiliki cabang diberbagai kota yang berpusat di ibu kota Jakarta. Royal Group bergerak dalam berbagai bidang, baik di bidang properti, makanan, kosmetik, pakaian, ataupun alat elektronik.
Hari ini adalah hari dimana Galang Putra Sanjaya, atau yang akrab disapa Galang akan menggantikan posisi ayahnya untuk memimpin Royal Group.
Galang merupakan anak tunggal dari Sanjaya Aditama dan Elisa. Sebagai pewaris tunggal, Galang slalu diberikan fasilitas hidup mewah dan pastinya setiap apa yang diinginkannya pasti akan dimilikinya.
Satu hal yang tidak pernah dimiliki Galang yaitu kasih sayang dari orangtuanya. Semua itu karena kesibukan orangtuanya dan keberadaannya yang harus tinggal jauh dari Indonesia.
Sejak kecil dia tinggal di Amerika bersama kakek dan neneknya. Di Amerika dia harus mempelajari semua tentang bisnis keluarganya dan pastinya menyiapkan diri sebagai pewaris Royal Group.
Galang yang kekurangan kasih sayang tumbuh menjadi sosok yang akuh dan dingin. Galang tidak akan segan-segan memecat karyawan yang melakukan kesalahan. Serta, sangatlah mudah baginya untuk menghancurkan orang-orang yang berani bermain-main dengan dirinya.
Bagai sebuah pisau yang memiliki dua sisi, Galang juga memiliki sisi lain. Galang sangat sayang kepada kakek dan neneknya. Karena hanya mereka yang memberikannya kasih sayang selama ini.
Walupun hari ini adalah hari pertama Royal Group memiliki CEO baru. Tapi tidak ada yang berbeda dan tidak ada yang berubah di Royal Grup.
“Apa tadi CEO baru sudah datang?” Tanya Asila yang datang dengan nafas memburu.
Pagi ini Asila mendapatkan sebuah kesialan. Dirinya harus mendorong motornya karena tiba-tiba motornya mogok. Maklum motor butut.
“Sudah” Jawab Nadia “Tumben kamu terlambat?
biasanya jadi orang yang paling On Time!”
“Tadi motor aku mogok, jadi aku harus mendorongnya" Jawab Asila sambil merilekskan badannya yang lelah.
“Kasian banget sih kamu, tapi hitung-hitung olahraga pagi Sil."
Ucap Nadia menggunakan bahasa mengejek, yang hanya ditanggapi dengan plototan mata dari Asila.
Setelah beberapa saat. Nadia menarik kursinya agar mendekati Asila.
"Tau gak Sil, CEO kita bening betz.
Andai tiap hari bisa terus bertemu atau setidaknya berpapasan dengan beliau. Ahhh pasti aku jadi semangat 45 untuk kerja” kata Nadia sambil berbinar-binar
"Serius, seganteng itukah?" Tanya Asila yang penasaran.
Nadia mengangguk-anggukkan kepalanya. “Kamu sih pakai telat masuk, jadi gak bisa lihat CEO baru yang tampan”
“ahhhh nasibku” decak Asila karena tak bisa melihat CEO baru.
Mereka berdua akhirnya menggosipkan CEO baru itu, sebelum mereka memulai bekerja.
*** *** ***
Jam telah menunjukan pukul empat sore. Menandakan bahwa semua pegawai kantor bisa kembali pulang. Berbeda dengan Galang, dia masih harus berkutat dengan pekerjaan barunya.
Tak terasa jam telah menunjukkan pukul tujuh malam. Menandakan agar dia harus segera bergegas pulang. Karena ada penyambutan yang dilakukan keluarga, untuknya.
Galang beranjak dari singgasananya untuk menuju mobil pribadinya. Sebenarnya dia tidak begitu peduli dengan penyambutan tersebut, tapi dia harus tetap datang untuk menghormati keluarga.
Saat mobil keluar dari gerbang perusahaan, Galang tak sengaja melihat gadis yang menolongnya kemarin. Gadis itu sedang membantu nenek-nenek yang menyebrang.
"Berhenti" Ucap Galang tiba-tiba pada supirnya.
"Maaf tuan, kita tidak bisa berhenti" Ucap sopir tersebut. "Tuan sudah terlambat untuk datang ke acara. Jika tuan meminta berhenti lagi, akan membuat kita terlambat lebih lama lagi"
Galang hanya diam dan tak menjawab apa yang dikatakan supirnya. Supir ini merupakan supir kepercayaan papanya. Oleh karena itu, supir tersebut akan mengutamakan perintah papanya.
Galang kembali mengingat kebodohan yang dia lakukan kemarin.
Flash back
Galang baru tiba di Indonesia dini hari. Dia ingin berjalan-jalan untuk melihat suasana di sekitar. Karena ingin berjalan-jalan sendiri tanpa diikuti oleh bodyguard, Galang memilih untuk menyelinap.
Sebenarnya ini bukan kali pertama Galang pergi menyelinap. Selama di Amerika dia juga sering melakukan itu, walaupun pada akhirnya jika ketahuan, sang nenek akan mengomelinya sampai pagi"
Rencana awal, Galang hanya berniat berjalan-jalan di dekat rumah saja. Tetapi ketika dijalan dia mendapat lembaran yang menunjukan pembukaan tempat wisata baru yang baru didirikan oleh Royal grub.
Karena menemukan lembaran itu, akhirnya Galang ingin meninjau langsung tempat wisata yang baru dibuka beberapa hari ini.
Dari sinilah kesialan terjadi. Saat melihat-lihat tempat wisata itu tanpa sadar Galang kecopetan. Semua uangnya ada di dompet dan dia tak membawa apa-apa lagi selain dompet tersebut.
Karena dia tidak tau jalan pulang, akhirnya dia asal jalan, sayangnya nasib buruk emang telah menimpanya.
“Sial, Sial, Sial” Umpatnya.
Galang berlari ke sebuah rumah-rumahan yang ada di taman kompleks.
Hujan deras mengguyur kota Jakarta. Hampir dua jam Galang berteduh di rumah-rumahan. Setelah lama menunggu hujan akhirnya reda.
Galang kembali ke jalan raya untuk mencoba mencari pertolongan. Galang berusaha menghentikan setiap kendaraan yang melintas untuk meminta tolong. Sayangnya tidak ada satupun kendaraan yang mau berhenti.
Galang melihat ada montor yang akan lewat, jika dia hanya melambaikan tangan pasti hasilnya akan sama dengan sebelum-sebelumnya. Sehingga Galang menghadang motor tersebut dengan tubuhnya.
"Aaaaaaaaa" Teriak perempuan tersebut.
Benar dugaan Galang motor itu berhenti tepat sebelum menabraknya.
Galang mencoba meminta bantuan pada perempuan itu dan ternyata perempuan tersebut mau menolongnya dengan tulus tanpa meminta imbalan.
Galang diantar menggunakan motor oleh perempuan itu. Dia juga diberi uang lima puluh ribu untuk membayar taksi.
Akhirnya Galang bisa pulang atas bantuan perempuan tersebut. Sebelum masuk ke dalam taksi, Galang mengucapkan rasa terimakasihnya kepada perempuan yang telah menolongnya.
Taksi melaju menjauh dari perempuan tersebut. Galang hanya tersenyum membayangkan wajah perempuan tersebut.
“Ahhh sial, aku belum menanyakan namanya” Umpat Galang ketika dia menyadari kalau dirinya belum berkenalan dengan perempuan tersebut.
Galang tadi hanya meminta kartu nama perempuan tersebut, tapi juga tidak diberikan oleh perempuan itu. Galang hanya bisa menertawakan kebodohannya sendiri.
Flash back off
Tanpa sadar Galang tersenyum kembali mengingat kebodohan yang dia lakukan kemarin.
"Andai aku tahu siapa dirimu, pasti mudah bagiku untuk mencari keberadaan mu." Gumam Galang
Sekarang Galang hanya bisa berharap dipertemukan lagi kepada perempuan baik itu. Perempuan baik yang telah menolongnya.
Galang merasa kagum dengan perempuan itu. Perempuan yang mau membantu orang tanpa memandang siapa yang dibantu dan tidak meminta balasan.
"Sejak pertama melihat matamu, aku melihat ketulusan yang terpancar dari sana." Gumam Galang kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Mogu
ak menantikan cerita2 yg bisa jungkir balikin prsaan ku dan dunia haluku😂😂😂😂kan lumayan buat ngisi mood yg kurg bae mna tau
2021-09-11
4
Sis Fauzi
baru awal cerita sudah ada yg mulai jatuh cinta nih 😀❤️
2021-08-01
1
Lusia Tanti
lanjut.....bagus......👍👍👍👍
2021-06-20
1