Setelah mengetahui keberadaan Asila, Galang langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Galang memang pernah meminta Alex untuk memasang pelacak di hp Asila yang baru. Semua itu dia lakukan untuk berjaga-jaga.
Menurut informasi yang dia dapat dari Alex. Asila sedang berada di kos. Galang membuka pintu ko secara kasar, tapi ternyata kos Asila kosong dan tidak ada tanda-tanda Asila berada di kos.
Tiba-tiba jantung Galang berdetak kencang. Galang membuka almari pakaian, dia melihat pakaian Asila masih tertata rapi di sana. Syukurlah setidaknya Asila tidak meninggalkan dirinya.
"Asila, lo dimana?" Lirih Galang yang merasa frustasi "Gue harus cari lo kemana?"
Galang duduk lunglai di depan almari. Dia memijat kepalanya, mengingat-ingat dimana Asila akan berada kalau bukan di kamarnya.
"Desi" Galang mengingat kamar Desi berada di kamar paling ujung.
Galang langsung berdiri dan menuju kamar Desi.
Tok tok tok
Pintu terbuka
Bukan Desi yang membuka pintu melainkan Deni. Setelah mendengar informasi dari Desi tentang Asila, Deni langsung memutar balikkan mobilnya untuk kembali ke kos. Deni ingin melihat keadaan Asila terlebih dahulu.
"Ngapain lo kesini?" Sambut Deni dingin.
"Apa Asila ada di sini?" Tanya Galang.
"Gue suruh lo jaga Asila, bukan ngerusak Asila" Deni mencengkram kerah Galang.
Seketika bodyguard Galang yang bersembunyi langsung mendekat dan menarik Deni.
"Oh gue lupa, lo orang kaya yang bisa lakuin apapun yang lo inginkan" Sinis Deni "Tapi lo inget. Gue gak takut sama lo jika lo berani nyakitin Asila, Bang**t"
Asila memang tidak bisa berbohong kepada kedua sahabatnya. Deni juga orang yang akan memaksa Asila untuk jujur. Jadi Deni dan Desi tau apa yang terjadi semalam.
"Lepasin dia" Ucap Galang pada bodyguardnya.
"Baik tuan"
Buukkk
Deni langsung menendang Galang setelah dilepaskan oleh bodyguard Galang. Seketika bodyguard Galang kembali memegangi Deni.
"Gue tau lo pasti marah sama gue, tapi gue mohon kita bicara baik-baik" Kata Galang sambil berdiri "Gue janji bakalan tanggung jawab"
"Lo mau tanggung jawab seperti apa, hah?" Bentak Deni "Lo itu orang kaya, yang gak mungkin nikahi Asila cuma karena cinta dan Asila bukan perempuan murahan yang bisa lo perlakuan sesuka lo"
"Gue janji akan nikahi Asila. Jika lo minta gue menikahi Asila sekarang, sekarang juga akan gue nikahi"
"Cihh... Gue bukan orang goblok yang bisa lo bodoh-bodohi. Lo itu orang kaya yang tidak mungkin menikahi perempuan biasa. Gue yakin lo akan menikah dengan orang yang selevel dengan lo"
"Gue serius, gue janji akan nikahi Asila. Tapi gue mau ketemu Asila sekarang, jadi lo jangan halang-halangi gue"
"Suruh bodyguard lo lepasin gue. Kita bicarakan ini di dalam" Melihat keseriusan dikata Galang, akhirnya Deni memilih untuk percaya kepada Galang.
Beruntung pertengkaran mereka terjadi disaat jam kerja. Jadi tidak ada orang yang masih berada di kos saat mereka ribut.
"Dia ada di kamar, masuklah" Ajak Deni.
Galang masuk, dia melihat Asila yang tertidur di paha Desi. Wajahnya sembap, pertanda dia habis menangis.
"Boleh kalian tinggalkan gue sama Asila dikamar sebentar" Pinta Galang.
Desi melihat Deni untuk meminta persetujuan. Setelah Deni mengangguk, Desi meletakkan kepala Asila di bantal dan keluar.
"Asila sayang, bangunlah" Galang mengusap lembut pipi Asila.
Perlahan Asila membuka matanya dan orang yang ingin sekali dihindarinya ada di depan matanya "Kenapa kau disini?"
"Bukanya aku yang seharusnya bertanya hemm..?" Ucap Galang lembut "Kenapa wanitaku disini dan tidak berangkat kerja. Padahal kau pamit untuk berkerja, apa kau tidak akan menjelaskan padaku?"
"Jangan menyentuhku" Sentak Asila.
"Asila maafkan aku" Galang mulai memohon "Maaf perlakuan ku semalam yang membuatmu terluka"
Asila tidak menanggapi ucapan Galang. Asila membuang wajahnya ke arah lain.
"Kau boleh marah kepadaku, memukulku, menamparku. Tapi aku mohon jangan diamkan aku dan jangan membalikkan wajahmu dari pandanganku" Ucap Galang sambil memegang tangan Asila.
"Kau tahu, saat Alex bilang kau tak masuk kerja atau ketikan aku kembali ke kos tapi tak ada kamu. Aku merasa sangat takut" Lanjut Galang
"Galang, mungkin keputusan yang ku buat terdengar tak masuk akal. Tapi aku sudah memutuskan, aku ingin kita berhenti sampai disini" Ucap Asila.
"Maksudnya?" Tanya Galang.
"Lebih baik kita kembali ke posisi kita yang tak saling mengenal." Jawab Asila "Aku merasa hubungan kita tak akan ada masa depanya. Kau terlalu tinggi untuk ku jangkau."
Asila menghelai nafas panjang "Bahkan dengan kejadian semalam, aku tetap merasa kau terlalu tinggi untuk ku mintai pertanggungjawaban. Aku akan melupakan semua dan aku tak akan memintai pertanggungjawaban darimu. Jadi kau tak perlu khawatir. Kau bisa pergi dariku"
Deg
Jantung Galang serasa berhenti berdetak, setelah mendengar perkataan Asila. Galang menjatuhkan kepalanya di atas pangkuan Asila. Bibirnya menyentuh kedua tangan Asila yang dia genggam. Dia menunduk penuh permohonan.
"Tidak aku tidak akan meninggalkan kamu. Aku akan bertanggung jawab atas perbuatan ku, aku akan menikahi mu sekarang juga bila kau mau. Tapi aku mohon jangan bilang seperti tadi" Galang mengiba kepada Asila.
Galang tidak peduli jika harga dirinya sebagai seorang pria dan CEO ternama. Demi Asila dia akan melakukan apapun. Jika Asila meminta Galang untuk bersujud, Galang akan bersujud asal Asila tidak pergi darinya.
"Aku gak mungkin bisa hidup tanpamu, aku bisa mati jika kau meninggalkan aku. Jadi aku mohon Asila jangan pernah tinggalkan aku. Tarik ucapan mu" Galang hanya bisa mengiba "Aku mohon Asila, jangan tinggalkan aku"
"Asila" Panggil Deni.
Karena kos ini memiliki ruangan yang sama dengan kos Asila, membuat Desi dan Deni mendengar apa yang dibicarakan oleh Galang dan Asila.
"Aku tidak setuju dengan keputusanmu. Aku fikir kau harus menerima Galang. Dia yang sudah mengambil mahkotamu, jadi Dia juga yang harusnya bertanggung jawab. Galang sudah mau bertanggung jawab, kenapa kau malah menolaknya?" Tutur Deni
"Asila, apa yang dikatakan Deni benar. Aku juga tau kau sangat mencintai Galang. Jadi aku mohon jangan siksa dirimu sendiri. Itu akan menyakitimu lebih dalam lagi" Tambah Desi.
Asila diam, apa yang dikatakan dua sahabatnya benar. Dia juga yang akan terluka jika Galang pergi meninggalkan dirinya.
"Aku akan menerima saran kalian, aku akan menerima pertanggungjawaban Galang" Jawab Asila akhirnya.
"Terimakasih Asila" Galang mencium kedua tangan Asila berulang-ulang. "Aku janji akan segera menikahi mu"
Menurut Galang, menikahi Asila adalah jalan terbaik agar Asila tidak akan meninggalkan dirinya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
baguslah gitu Galang
2023-09-09
1
Rosmawati Intan
apa orang tua gslang merestui???
2021-08-15
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
jejak
2021-02-14
2