Istri Simpanan Sang CEO
Asila Kristina Putri, atau akrab dipanggil Asila. Anak seorang petani yang berhasil lulus dengan predikat mahasiswa terbaik di salah satu Universitas ternama di Indonesia.
Gadis cantik yang memiliki tubuh mungil. Memiliki rambut panjang yang indah, hidung mancung, mata jernih, bibir tipis, dan senyum yang sangat manis serta menawan. Bukan hanya memiliki kecantikan paras, Asila juga memilih hati yang baik dan tulus terhadap semua orang.
Walaupun sebagai anak petani, dia tak pernah malu dengan keadaan keluarganya. Bermodalkan tekat, dia berangkat dari kota kecil yang ada di Jawa Tengah, mengadu nasib di ibu kota Jakarta. Berharap dia bisa berhasil, sehingga dapat meningkatkan perekonomian keluarga.
Ada pepatah yang mengatakan rezeki tak akan kemana, begitulah yang dirasakan Asila. Dia berhasil diterima di sebuah perusahaan besar yang ada di ibu kota.
Dari perusahaan besar tempat dia bekerja inilah, kisah hidupnya akan dimulai.
*** *** ***
Sore ini Asila pulang dari kantor dengan motor matic kebanggaannya. Walaupun motor bekas, tetapi asila tetap mensyukurinya. Motor inilah kendaraan pribadi Asila, yang biasa digunakan untuk segala aktifitasnya.
Dua jam sudah, hujan mengguyur kota Jakarta. Karena habis hujan, tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang di jalan yang biasa Asila lewati. Hanya beberapa kendaraan pribadi yang lewat di jalanan ini.
“Aaaaaaaaaaaaaaaa...!” Teriak Asila ketika seorang tiba-tiba berdiri di tengah jalan.
Asila mengerem motornya dengan cepat, hasilnya motornya sedikit oleng. Tapi syukurnya Asila masih bisa menjaga keseimbangan, sehingga dia tak terjatuh.
“Hai nona, tolong saya...!
Sedari tadi tidak ada kendaraan yang mau berhenti, untuk saya mintai tolong ” Ucap lelaki yang tiba-tiba menghadang jalan Asila.
Asila diam, dan menatap lelaki itu dari atas hingga bawah berulang-ulang kali. Asila takut jika lelaki itu adalah orang jahat.
“Saya bukan orang jahat. Percayalah...!” Tutur lelaki itu tiba-tiba.
Laki-laki itu memang pintar membaca raut wajah seseorang. Oleh karena itu, laki-laki itu bisa melihat keraguan dimata Asila.
“Kau mau minta tolong apa?” tanya Asila akhirnya.
“Bisakah kau antar aku kembali pulang?
atau mungkin bisakah kau pinjamkan uang untukku?
agar aku bisa memesan sebuah taksi" Kata laki-laki itu.
“Disini akan susah mencari taksi. jikapun ada, taksi itu pasti sedang mengantarkan orang” Jawab asila “Jika kamu mau, aku akan mengantarmu ke jalan A. Di sana akan lebih mudah untuk menemukan taksi."
“Terima kasih” Ucap laki-laki itu langsung naik ke boncengan Asila “Apa kau tak memberikan aku helm?”
“Aku tak membawa helm cadangan, aku akan mengantarmu lewat gang-gang sempit” Jawab Asila.
Asila melajukan kendaraan, dia melewati gang-gang sempit untuk menghindari polisi.
Walaupun jarak dari tempatnya ke jalan A cukup dekat, tetapi dia takut jika tiba-tiba ada polisi. Jika itu terjadi maka akan menimbulkan masalah baru nantinya.
Setelah mengendarai motor beberapa saat, akhirnya Asila sampai di tempat yang dia dimaksud.
“Kita sudah sampai, kamu bisa menunggu disini.”
Laki-laki itu turun dari boncengan. Lalu Asila membuka dompetnya untuk mengambil satu-satunya uang yang ada di dompetnya.
“Di dompetku hanya tersisa uang limapuluh ribu, semoga aja cukup untukmu naik taksi.”
Laki-laki itu menerima uang yang disodorkan oleh Asila.
“Bolehkan aku minta kartu namamu atau kau bisa menyimpan nomerku. Biar aku bisa mengembalikan uangmu” Kata laki-laki itu setelah menerima uang Asila.
“Tak usah dikembalikan, aku ikhlas membantumu” Jawab Asila sambil tersenyum ramah.
“Tapi aku tak mau berhutang budi padamu, jadi tolong......"
“TAKSI"
Teriak Asila sambil melambai-lambaikan tangannya dan memotong ucapan laki-laki tersebut.
“Kau tak perlu berfikir untuk membalas apapun, karena aku benar-benar ikhlas membantumu. Kau bisa pergi” Ucap Asila.
Akhirnya laki-laki itu memilih memasuki taksi tersebut.
“Terima Kasih” Kata laki-laki itu sebelum benar-benar masuk ke taksi.
“Laki-laki yang aneh. Kenapa bisa pergi tak membawa uang dan ponsel. Apa dia sedang jadi Bolang si Bolang, si bocah petualang” Gumam Asila.
Asila melajukan motornya. Melanjutkan perjalanannya untuk pulang.
*** *** ***
Seperti sebuah rutinitas yang slalu dia lakukan setelah sampai di rumah, atau tepatnya di tempat kost yang Asila tinggali.
Asila akan langsung membersihkan diri dan istirahat. Dia akan keluar ketika malam tiba, untuk mencari makan bersama kedua sahabatnya.
Malam pun tiba.
“Sila Asila, buka” Teriak orang dari luar sambil menggedor gedor pintu.
“Iya sebentar” Jawab Asila sambil berjalan ke arah pintu.
“Bisa tidak kamu tak usah teriak-teriak seperti di hutan” Ketus Asila ketika berhadapan dengan tamu yang tak perah punya sopan santun itu.
“Tidak bisa hehehe” Jawab Desi sambil cengengesan.
“Kuy cari makan, Lapar” Ajak Desi sambil mengelus-elus perutnya.
“Kuy berangkat” Jawab Asila sambil menggandeng tangan sahabatnya.
“Sil, kita makan bakso pak Jajang aja yuk.
kelihatannya akan terasa sangat nikmat bila makan anget-anget sehabis hujan begini" Ajak Desi.
“Sedelapan denganmu” Jawab Asila.
"Kelebihan bego" Sungut Desi.
Asila hanya menanggapi sungut Desi dengan tertawaan.
"Tumben lo sendirian. Mana kembaran lo” Tanya Asila.
“Lagi kencan sama pacar barunya" Jawab Desi santai.
"WHAT?"
"Kagetnya gak usah di kuping gue juga kali" Sungut Desi sambil menggosok-gosok kupingnya.
"Deni udah punya pacar lagi..!" Asila kembali memperjelas ucapan Desi.
"Yup, baru tiga hari"
Asila hanya menggeleng-gelengkan kepalanya "Wah, kembaran lo benar-benar Playboy cap kadal"
Akhirnya mereka berdua berjalan sambil membicarakan kebobrokan Deni dan tentunya kebobrokan mereka juga.
Sesekali mereka juga tertawa ketika mengingat kejadian-kejadian lucu yang mereka alami.
Disinilah mereka berada. Di warung bakso pak Jajang. Letaknya yang tak terlalu jauh dari kos-kosan, membuat mereka slalu datang kesini.
“Pak Jajang sayang...
Mau bakso bulat seperti bola pimpongnya dua ya!” Ucap Desi sesampainya di hadapan pak Jajang
“Seperti biasanya ya pak, jadi gak perlu karet dua” Lanjut Asila
“Siap neng, bakso spesial buat neng-neng gelis” Jawab pak Jajang
“Cuma berdua neng, Bang Deni gak iku?” Tanya pak Jajang yang tak melihat keberadaan Deni
“Deni lagi kencan. Doakan ya bang, biar ceweknya gak cepetan sadar" Jawab Desi
“Sadar gimana neng?”
“Sadar dari khilaf nya bang” Jawab Asila
"Kok bisa?" Pak Jajang masih bingung dengan peryataan Desi dan Asila
“Haduhhhh bang, mana ada cewek yang mau pacaran sama Deni yang super-super Playboy” Jawab Asila
“Gak apa-apa lah neng, kan bang Deni baik dan cakep” Bela bang Jajang.
“Haduh bang, wajah udah kayak baju kusut gitu abang bilang cakep. Cakep itu kalo mirip Oppa-oppa" Ketus Desi
“Ya udah neng, terserah neng-neng saja lah"
Karena keasikan mengobrol dengan pak Jajang, Asila dan Desi lupa kalo mereka masih berdiri di samping pak Janjang.
"Ini neng baksonya. Kalian makanya mau sambil jalan atau sambil lari?" Tanya bang Jajang ngelawak.
“Sambil duduk lah bang, masak makan sambil jalan atau lari.
Lagian bang, Sila gak kuat lari kencang bang."
"Tapi kalo lari dari kenyataan, kita jagonya” Lanjut Asila yang berbarengan dengan Desi
Merekapun tertawa bersama-sama. Tak ada rasa canggung diantara mereka.
Semua itu karena bang Jajang emang sudah dekat dengan Asila, Desi ataupun kembaran Desi yaitu Deni.
Mereka bertiga memang sering beli bakso disini. Karena bakso adalah makanan favorit sejuta umat termasuk mereka bertiga.
...**Hai Readers...
...Jadi ini karya kedua aku dan merupakan novel pertamaku. Karya pertamaku berbentuk cs "Istriku Dosen Cantik". Jadi mohon dukungan dan masukannya untuk author, agar author bisa lebih berkembang....
...Terimakasih...
...❣️❣️**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Nurafni Zalfaalituhayu
😂😂😂
2022-12-01
1
Mogu
aku mampir dlu tenang thor aku mah bae psti stiap bb ak like n ksh hadiah n vote klu coinku ckup😁
2021-09-11
1
Elisabeth Ratna Susanti
hadir😍
2021-08-25
1