SELAMAT SIANG, SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA. SEBELUMNYA SAYA MEMINTA MAAF KARENA TELAH MENGGANGGU KENYAMANAN KARIAWAN ROYAL GROUP.
DIINFOKAN UNTUK SEMUA KARIAWAN ROYAL GROUP, DIMINTA UNTUK BERKUMPUL DI AULA UTAMA KANTOR PADA SAAT JAM ISTIRAHAT. AKAN ADA PENGUMUMAN YANG AKAN DIUMUMKAN SECARA LANGSUNG OLEH CEO ROYAL GROUP.
SEKIAN PENGUMUMAN DARI SAYA, SELAMAT SIANG DAN TERIMAKASIH.
Kurang lebih seperti itu pengumuman yang baru saja diumumkan di kantor pusat Royal Group.
Galang benar-benar tidak tau dengan rencana yang dibuat keluarganya dan kini dia hanya bisa pasrah dengan perintah sang papa. Ingin menolak, tapi nyawa Asila jadi taruhannya lalu dia bisa apa.
Galang hanya tau jika papanya akan kesini dengan Tuan Panji untuk membahas pernikahan. Tapi kenapa ada mamanya, istri Tuan Panji dan Viona. Semua pertanyaan Galang terjawab dengan adanya pengumuman tadi.
*** *** ***
Waktu istirahat yang seharusnya sebagai waktu yang paling dinanti para kariawan, harus berubah karena pengumuman yang dibuat oleh CEO mereka.
Termasuk Asila yang sedang duduk diantara para kariawan lainnya. Sebenarnya Asila masih marah kepada Galang dan sangat tidak ingin melihat Galang. Tapi apalah daya, dia hanya kariawan Royal Group yang tidak memiliki hak istimewa apapun.
Lima belas menit berlalu, akhirnya yang ditunggu-tunggu memasuki ruangan. Papa Sanjaya dan mama Elisa yang masuk pertama dengan bergandengan tangan. Disusul seorang laki-laki dan perempuan yang tidak dikenal juga bergandengan tangan, kira-kira seumuran papa Sanjaya.
Semua karyawan masih tenang, ketika dua pasangan tadi masuk ke aula. Tapi ketika pasangan ketiga masuk, semua orang menjadi saling berbisik. Tapi tidak dengan Asila, air matanya menetes tanpa pemberitahuan, segera Asila mengusap air mata yang tak sopan tersebut.
Pasangan ketiga memang sangat mengejutkan, dia adalah Galang yang bergandengan tangan dengan seorang wanita cantik. Entahlah, semua tidak tahu wanita itu tapi dugaan-dugaan mulai muncul di kepala semua orang.
Dari tempatnya duduknya Asila bisa melihat dengan jelas Galang dan rombongannya masuk lalu duduk di kursi paling depan. Menunjuk perbedaan yang jauh dari posisinya.
Cemburu, marah, perih, sakit dan semua rasa yang tidak pernah Asila rasakan sebelumnya bertumpuk jadi satu. Belum sembuh rasa marah dan sakit hatinya karena Galang mengusirnya. Kini rasa itu semakin terasa sakit.
Ingin rasanya Asila lari sekarang juga, tapi dia tidak bisa lari saat ini. Dia hanya bisa menguatkan hatinya. Mengontrol emosinya agar tak menangis saat ini.
"Selamat siang, maaf mengganggu waktu istirahat kalian semua. Berdirinya saya disini ingin mengumumkan bahwa anak saya Galang Sanjaya Putra akan melaksanakan tunangan dengan Putri Tuan Panji yang bernama Viona Angelina. Acara tunangan akan dilaksanakan tiga hari lagi. Saya mengundang semua kariyawan untuk datang sebagai saksi bersatunya cinta anak-anak kami dan bersatunya dua keluarga. Saya minta doa dari kalian semua agar pertunangan dan pernikahan anak saya nantinya berjalan lancar."
Asila sangat syok begitu mendengar pengumuman yang diumumkan oleh papa Sanjaya. Galang dan Viona akan tunangan tiga hari lagi. Tinggal tiga hari lagi suaminya akan mengikat janji dengan perempuan lain, tapi kenapa Galang tidak pernah mengucapkan apapun kepadanya.
Tubuh Asila terasa lemas tiada tenaga. Pikirannya berkelana tapi tubuhnya kaku melihat sang suami naik keatas panggung bergandengan mesra dengan Viona. Galang menerima bunga dari Alex lalu memberikan bunga untuk calon istrinya. Ahhh hebat sekali suaminya, apa dia tidak ingat bahwa ada hati wanita yang terluka hebat.
*** *** ***
"Alex, minta Asila keruangan ku. Sekarang" Perintah Galang ke Alex, lewat sambungan telepon.
Sejak tahu maksud sang papa, Galang sudah tidak tau harus berbuat apa. Dipikirannya hanya ada kekecewaan dari Asila, kemarahan Asila, kebencian Asila dan ketakutannya tentang kepergian Asila.
Tok tok
Suara ketukan terdengar dari ruangannya.
"Masuk"
"Maaf tuan, nona Asila sudah tidak ada di ruangannya. Kata rekan kerjanya, nona Asila ijin pulang lebih awal karena sakit" Tutur Alex.
"Aku akan pulang sekarang, kau urus semua yang ada di kantor. Kau mengerti?"
"Mengerti Tuan"
"Kau bisa pergi"
"Permisi Tuan"
Alex kasian pada tuannya, pernikahannya dengan Asila terancam usai. Badai cukup besar sedang menimpa rumah tangga Tuannya. Alex ikut merasakan kesedihan yang akan menimpa Tuannya.
Alex memang faham betul gimana Tuannya mencintai Asila, slalu memprioritaskan Asila dan hanya Asila yang bisa membuat Tuannya bahagia.
Tapi Alex juga tidak bisa membantu apapun. Karena itu urusan rumah tangga yang merupakan urusan pribadi Tuannya dan istrinya.
Alex juga jadi mengerti kenapa tiba-tiba Tuannya memintanya untuk mencari tahu kelemahan keluarga Tuan Panji, padahal mereka tidak lagi melakukan kerjasama.
Tapi bukan itu yang terpenting, yang terpenting sekarang adalah dia harus segera pergi dari ruangan itu jika tidak mau terkena percikan kemarahan Tuannya.
Brak prang cetar
Tidak salah duga, belum rapat Alex menutup pintu, tapi suara barang berjatuhan sudah terdengar. Huffff Alex menghembuskan nafas berat, pekerjaannya akan bertambah hari ini.
"Gila gila gila... Aku bisa gila..!"
Galang menjambak rambutnya frustasi. Asila sudah tau semua dan Asila pasti sedang marah besar. Itu kenapa Asila pergi begitu saja.
Bagaimana dia harus menjelaskan kepada Asila. Bagaimana agar dia bisa membujuk Asila. Ahh dia tidak tahu harus bagaimana.
Galang berjalan menuju parkiran sambil menatap benda pipi yang ada pada genggamannya. Galang mengecek posisi pelacak yang ada di hp Asila. Posisi itu berada di apartemennya, Asila benar-benar pulang ke apartemen syukurlah batin Galang.
*** *** ***
Disinilah Asila berada. Duduk dan berdiam diri di taman yang ada di depan apartemennya. Taman ini biasanya cukup ramai, mungkin karena ini masih cukup siang jadi taman ini menjadi sepi.
Tadi Asila memang berpamitan pulang lebih dulu dengan rekan kerjanya. Tapi ketika dia pulang dan sampai di depan apartemennya dia enggan untuk masuk.
Cukup lama Asila berdiri di depan pintu apartemennya, hingga akhirnya dia kembali memilih untuk tidak melanjutkan masuk. Terlalu sakit ketika dia membayangkan kekosongan di apartemennya.
Apartemen ini sebagai saksi, bagaimana dia dan Galang membangun rumah tangga. Bagaimana dia dan Galang berbagi kebahagiaan dan tawa. Bagaimana hari-hari mereka lewati bersama-sama. Tempat paling nyaman untuk pulang. Tapi sebentar lagi tempat itu tidak akan menjadi miliknya lagi.
"Asila" Panggil seseorang dari belakang.
Tanpa menoleh Asila sudah tahu betul siapa pemilik suara ini. Suara yang slalu dia rindukan bahkan hingga sekarang.
"Kenapa kau disini?" Cukup lama Galang menunggu Asila menjawab tapi ternyata tidak ada jawaban dari Asila.
"Kau marah padaku?" Tanya Galang kembali.
"Kembalilah, aku tidak ingin melihatmu" Jawab Asila akhirnya.
Bukannya pergi, Galang malah ikut duduk di taman. Duduk bersebelahan dengan Asila. Diam seribu bahasa, Galang tidak tahu harus mulai dari mana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Farel Jr.
😭😭😭😭😭😭
2022-02-03
1
Rosmawati Intan
berterus terang.lah galang..mungkin itu sangat menyakit kan tetapi demi kselamatan nyawa asilia..kata kan semua nya dgn baik n jelas..
2021-08-15
3
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
jejak.hadir
2021-03-05
1