Galang menepati janjinya untuk bertanggung jawab kepada Asila. Dua hari setelah kejadian tersebut, Galang membawa Asila ke rumah utama keluarga Sanjaya.
"Apa kau udah siap?" Tanya Galang ketika telah sampai di depan rumahnya.
"Aku takut" Jawab Asila.
"Kau tak perlu takut. Ada aku" Galang menggenggam tangan Asila sambil tersenyum lembut "Percaya padaku"
Galang keluar dari mobil terlebih dahulu. Lalu memutari mobilnya dan membukakan pintu untuk Asila. Mereka berdua masuk ke rumah sambil berpegangan tangan.
"Selamat datang tuan muda" Sambut kepala pelayan yang berdiri di depan pintu utama.
"Tuan besar dan nyonya telah menunggu tuan muda di ruang keluarga"
Galang memang telah mengabarkan kepada orangtuanya, jika Galang akan pulang. Tujuan dia pulang adalah mengenalkan mereka dengan perempuan yang Galang cinta.
"Selamat siang, Ma Pa" Sapa Galang.
"Selamat siang, Om Tante" Sapa Asila.
"Siang. Duduklah" Jawab papa Sanjaya datar.
Galang dan Asila duduk bersampingan. Mereka berdua duduk berhadapan langsung dengan papa Sanjaya dan mama Elena.
"Apa dia perempuan yang ingin kau kenalkan kepada kami Lang..?" Tanya mama sambil menatap Asila dari atas ke bawah.
"Iya ma, dia kekasihku yang ingin aku nikahi. Namanya Asila" Jawab Galang.
"Perkenalkan tante om, saya Asila Kristina Putri. Om dan Tante bisa panggil saya Asila" Ucap Asila mengenalkan diri.
Sebenarnya Asila sangat amat gugup apalagi saat mama Galang menatapnya seperti tadi. Tapi dia berusaha untuk tetap tenang dihadapan orang tua Galang.
"Apa kau sedang bercanda Lang?" Tanya papa.
"Aku serius pa" Jawab Galang mantap.
"Papa sudah menyelidiki asal usul perempuan ini. Dia hanya anak petani dan dia bisa kuliah hanya karena beasiswa yang dia dapat. Dia juga baru bekerja di perusahaan sebagai staf keuangan. Dia hanya kariyawan rendahan dan sekarang kau membawanya pulang untuk meminta restu agar bisa menikahinya?"
"Mama gak setuju kau menikah dengannya. Mama gak mau punya mantu miskin kayak dia. Mama yakin dia pasti hanya seorang jalang yang pura-pura baik untuk menumpang hidup enak"
"Jaga ucapan mama" Bentak Galang "Asila adalah gadis baik-baik, dia tak pernah mengincar hartaku seperti yang mama kira"
"Cih... itu hanya topeng untuk menutupi wajah aslinya. Mama tak percaya itu dan mama gak akan pernah setuju dengan pernikahan kalian"
"Papa juga tak setuju kamu menikah dengan dia. Kamu itu pewaris perusahaan Royal Group dan perempuan sepertinya tak akan memberikan kekuatan apa-apa. Dia juga tidak akan bisa membuat perusahaan kita semakin besar."
"Aku tidak ingin menikah karena bisnis pa, aku akan menikah karena cinta" Bantah Galang.
"Tak akan papa biarkan pernikahan seperti itu" Ucap papa.
"Aku akan menikahi Asila, dengan atau tanpa restu papa dan mama" Ucap Galang "Satu lagi aku tekankan, Asila bukan wanita seperti yang papa dan mama pikirkan. Dia wanita baik-baik"
Asila hanya diam membeku. Dia datang untuk meminta restu bukan untuk dihina seperti ini. Dia memang miskin tapi dia bukan wanita murahan yang ingin memanfaatkan Galang. Dia benar-benar mencintai Galang tanpa melihat kedudukan Galang.
"Papa tidak akan membiarkan itu. Jika itu terjadi, nama keluarga Sanjaya akan rusak karena mu"
"Aku gak peduli dengan nama baik keluarga, aku akan tetap menikahi Asila" Kekeh Galang.
"Kau memang tidak akan bisa aku larang dan kau pasti akan membatah ku" Ucap papa Galang "Tapi papa juga tidak akan membiarkan pernikahan kalian berjalan dengan mudah"
"Jika aku tidak bisa menekan mu, bukankah aku bisa menekan perempuan jalangmu?" Sinis papa.
Ingin sekali Galang memukul orang yang ada di depannya. Tapi dia masih punya sopan santun untuk tidak melakukan itu.
"Aku peringatkan ke papa, jangan pernah papa sentuh Asila"
"Aku tak akan menyentuhnya. Tapi aku akan pastikan orang tua dari wanita jalangmu itu, tidak akan bisa merasakan hidup tenang, jika sampai pernikahan kalian terekspos"
"Tidak akan pernah aku biarkan papa melakukan itu"
Galang berdiri dan menarik tangan Asila. Tidak ada gunanya berdebat dengan papa dan mamanya. Kedua orangtuanya memiliki sifat keras. Jiak mereka bilang tidak akan tetap tidak. Sangat susah untuk mengubah pendiriannya. Mungkin sifat itu juga menurun ke Galang.
*** *** ***
Hari ini hari pernikahan Asila dan Galang. Pernikahan sederhana yang hanya didatangi oleh Alex dan kedua sahabat Asila.
Awalnya Deni dan Desi tidak setuju dengan pernikahan mereka yang seperti ini. Tapi Asila membujuk mereka agar setuju dengan keputusan mereka.
Asila dan Galang setuju untuk menikah secara agama. Asila pernah berfikir untuk membatalkan pernikahan tapi Galang menolaknya. Sehingga pernikahan mereka hanya bisa dilakukan benar-benar sederhana.
Sumpah dan janji pernikahan telah Galang dan Asila ucapkan. Mulai hari ini Galang dan Asila telah sah menjadi suami istri secara agama walaupun belum secara negara.
Malam pun datang, tinggalah Galang dan Asila berdua di apartemen Galang.
"Maafkan aku sayang, aku hanya bisa menikahi dirimu seperti ini" Galang merasa bersalah kepada Asila.
Bagaimanapun Galang ingin memberikan yang terbaik untuk Asila. Menikahi Asila di depan keluarga mereka, memberikan dekorasi yang indah, membuat resepsi yang besar dan gaun yang cantik untuk Asila.
"Gak pa-pa ini sudah keputusan kita berdua. Lagipula begini lebih baik dari pada kita tinggal seatap tanpa ikatan yang jelas, yang akan hanya menambah dosa kita" Jawab Asila sambil tersenyum
"Terimakasih sayang. Terimakasih telah hadir di hidupku" Ucap Galang lalu mencium kening, pipi, hidup dan melum** bibir Asila.
"Jadi apa sekarang aku sudah boleh memakan mu?" Tanya Galang
"Gak ada ya, aku ngantuk" Tolak Asila.
"Tidak baik menolak permintaan suami sayang. Jadi mari kita habiskan malam kita dengan sesuatu yang menyenangkan" Ucap Galang sambil mengedipkan matanya.
Dengan cepat Galang melancarkan ciuman ke setiap bagian tubuh Asila agar meninggalkan bekas kepemilikannya. Dia sangat menyukai tanda yang dia buat di setiap bagian tubuh Asila.
Asila yang tidak menolak lagi dan bahkan membalas perlakuan Galang membuat Galang semakin bersemangat untuk menjamah istri barunya.
"Kau siap sayang?" Tanya Galang ketika hendak melakukan puncak dari aksinya.
Asila mengangguk, menandakan bahwa dia telah siap untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya. Tahap yang membuat malam ini semakin panjang dan akan terasa sayang jika dilewatkan.
Malam panjang seorang pengantin pasti akan terus berlanjut hingga peluh membasah tubuh. Bahkan pendingin ruangan yang ada sudah tidak mampu membuat kedua insan yang lagi memadu kasih itu merasakan dingin.
Tubuh yang penuh keringat dan rasa panas yang mereka alami menjadi bukti nyata tentang kegiatan yang mereka lakukan saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Rosmawati Intan
perkawinan tanpa restu.org tu....sbhgian irg yg kaya ni..selalu mengingin kan perkawinan anak2 mereka dgn yg sederjat kaya..jdi kekayaan serta kekyasaan nya pun bertambah n kuat...perkawinan bisnis kta kan...
2021-08-15
2
Lusia Tanti
like👍👍👍👍
2021-06-20
1
IG : anissah_31
10 like mendarat tuntas 😉
2021-02-14
1