Qiandra...

"Aku sudah selesai mengganti pakaiannya," ucap Bibi Yum. Kedatangannya membuyarkan lamunan Marchel yang sedang bersandar di pilar kokoh itu.

"Terima kasih, Bibi. Bibi boleh istirahat sekarang. Aku yang akan menjaga Sheila."

"Baiklah ... tapi Marchel, tolong jangan marahi Sheila. Dia itu hanya seorang gadis polos. Dia masih sangat muda. Bibi yakin dia pasti punya alasan kenapa pulang malam dan dalam keadaan berantakan begitu," ucap Bibi Yum.

Marchel menggenggam tangan wanita yang telah dianggapnya bagai ibu sendiri itu. Menyahut dengan menganggukkan kepalanya. Namun, hatinya masih penuh dengan tanda tanya.

"Kasihan anak itu. Dia tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini selain dirimu. Jangan mengabaikannya." Bibi Yum menjatuhkan setitik air matanya. Mengingat gadis malang yang dibawa pulang Marchel ke rumah itu sebagai istri, namun terabaikan.

"Aku sedang berusaha, Bibi! Maafkan aku."

Bibi Yum mengangguk pelan, ia mengusap wajah anak lelaki yang dibesarkannya itu dengan penuh kasih sayang. "Suatu hari kau pasti bisa membuka hatimu untuk Sheila. Kau hanya butuh sedikit waktu."

Setelah itu, Bibi Yum melangkah pergi, meninggalkan Marchel yang masih mematung di depan kamar istrinya.

Sesaat kemudian, ia masuk kembali ke kamar Sheila. Laki-laki itu mendekat dan duduk di bibir tempat tidur. Menatap lekat-lekat wajah polos Sheila yang masih memejamkan kedua matanya. Dibelainya puncak kepala sang istri dengan lembut.

Maafkan aku Sheila, aku tahu aku tidak adil padamu. Aku mengabaikanmu karena belum bisa melupakan kakakmu. Aku belum bisa menerima semua ini. Aku akan terus berusaha untuk bisa menerimamu sebagai istriku. batin Marchel.

Marchel tidak beranjak sedikitpun dari kamar Sheila. Sampai akhirnya, kelopak mata gadis itu bergerak-gerak, seperti akan terbangun. Sesaat kemudian, Sheila membuka matanya yang sembab itu. Matanya menangkap wajah Marchel yang masih setia menunggunya di sana.

"Kak Marchel..." Sheila berusaha bangkit dari posisi berbaringnya, namun Marchel menahannya.

"Kau istirahat saja. Aku akan minta bibi membawakanmu makan malam. Kau sudah merasa lebih baik, kan?" tanya Marchel diikuti anggukan kepala oleh Sheila.

Gadis pendiam itu masih terlihat begitu takut akan dimarahi oleh sang suami.

"Maafkan aku, Kak! Aku sudah menjadi bebanmu. Tidak seharusnya Kak Marchel menerima tanggung jawab atas diriku dengan menikahiku. Aku akan pergi saja."

Marchel memejamkan matanya kasar, ucapan Sheila begitu mengiris hatinya.

"Kau tidak suka menjadi istriku?" tanya Marchel dengan nada datar.

Kelopak mata Sheila pun kembali dipenuhi oleh cairan bening. Gadis itu benar-benar merasa telah menjadi beban dalam hidup suaminya itu.

"Aku hanya tidak mau menjadi beban dalam hidup orang lain. Aku sudah cukup menjadi beban Kak Shanum. Kenapa, aku hanya menjadi beban bagi orang lain."

"Sudah, Sheila... Jangan memikirkan hal-hal seperti itu. Aku memang belum bisa menerima kepergian Shan. Tapi, aku sudah berjanji pada kakakmu untuk menjagamu. Hanya itu yang bisa kulakukan untuknya."

Sheila menjatuhkan setitik air matanya. Gadis kecil itu belum berani menatap wajah sang suami.

"Baiklah, istirahatlah!" ucap Marchel mengusap pucuk kepala Sheila. Setelah mengucapkan itu, Marchel keluar dari kamar Sheila bersamaan dengan ibu yang baru saja datang. Marchel menutup pintu kamar itu dan berdiri di ambang pintu.

"Kau sudah bicara dengannya?" Ibu bertanya dengan raut wajah tidak sukanya.

"Sudahlah, Bu! Sheila itu masih kecil. Dia pasti punya alasan pulang malam. Aku tidak mau meributkan masalah ini lagi," ucap Marchel menekan, "biarkan Sheila istirahat. Ibu jangan mengganggunya," ucap Marchel lalu pergi begitu saja meninggalkan ibu.

Tinggallah ibu mematung di depan pintu kamar Sheila dengan menahan kemarahannya. Ingin sekali memaki-maki gadis culun yang menjadi menantunya itu. Menantu yang tak diinginkan. Namun, peringatan Marchel masih cukup untuk membuatnya tersadar agar tidak melakukan sesuatu yang mungkin akan membuat anaknya itu marah.

"Suatu hari nanti kau akan menyadari kesalahanmu menikahi gadis culun itu, Marchel. Dan ibu tidak akan menyerah sampai kau menceraikannya. Dia benar-benar tidak layak untukmu," gumam wanita paruh baya itu.

Sementara itu, di dalam kamar, Sheila terus menangisi nasibnya yang begitu tak bersahabat.

"Tuhan, kenapa harus aku yang mengalami semua ini. Lihat apa yang dilakukan Maya padaku. Dan di rumah ini, ibu yang dulu baik padaku, tiba-tiba sangat membenciku. Kenapa Kak Shanum harus pergi."

Tidak lama kemudian, datanglah Bibi Yum membawakan makan malam untuknya. Wanita paruh baya itu segera mendekat ketika mendengar suara isakan Sheila. Ia meletakkan nampan di meja dan duduk di bibir tempat tidur.

"Apa yang terjadi, Nak? Katakan pada Bibi, jangan takut!" ucap Bibi Yum seraya meraih tubuh Sheila dan memeluknya.

"Aku mau pulang ke rumahku, Bibi. Aku tidak mau tinggal di rumah ini lagi."

"Tenanglah, Sheila. Semuanya akan baik-baik saja. Apa Marchel memarahi mu?" tanya Bibi Yum.

Sheila menjawab dengan menggelengkan kepalanya. Sehingga Bibi Yum mengusap rambut gadis itu.

"Baiklah, sekarang katakan pada bibi, tadi kau kemana? Kenapa pulang malam-malam dengan keadaan kacau begitu?"

Sheila pun menceritakan pada Bibi Yum tentang apa yang terjadi padanya di sekolah, tentang Maya dan teman-temannya yang mengurungnya di gudang penuh debu sampai malam. Dan Rayhan datang menolongnya.

"Bibi akan beritahu ini pada suamimu. Jangan menangis lagi, Nak. Dia hanya salah paham saja. Marchel tidak sedang marah padamu. Semuanya akan baik-baik saja."

Bagai seorang ibu, Bibi Yum menenangkan Sheila yang terus menangis. Setelah gadis itu lebih tenang, barulah Bibi Yum menyuapinya makan.

Kasihan anak ini. Nyonya yang dulunya sangat baik, tiba-tiba jadi sangat membencinya setelah menikah dengan Marchel, entah apa yang terjadi pada nyonya, kenapa mendadak membenci Sheila. Dan di sekolahnya dia juga mendapatkan perlakuan buruk dari teman-temannya. batin Bibi Yum

****

Sementara itu, disebuah gedung perkantoran yang tinggi menjulang, seorang pria paruh baya sedang duduk bersandar di kursi, matanya yang tegas menatap keramaian ibu kota dari balik jendela. Seorang pria yang terbilang masih sangat muda datang menghampirinya dan membuyarkan lamunannya.

"Ayah, ini sudah malam. Mari kita pulang..." ajak pria itu.

"Ah, Rey... Kau sudah datang. Aku masih akan memeriksa beberapa berkas lagi," ucap pria bernama Pak Arman itu. "Bagaimana keadaan Qiandra?"

"Dia baik-baik saja, Ayah..."

"Baguslah! Pastikan Qiandra selalu dalam keadaan baik-baik saja dan aman. Jangan biarkan mereka tahu tentang keberadaannya."

"Baik, Ayah! Aku akan selalu mengawasinya dan memastikan Qiandra aman."

Laki-laki paruh baya itu kembali duduk di kursi kebesarannya, lalu memeriksa beberapa berkas yang berada di atas mejanya.

"Rey, apa Qiandra diperlakukan dengan baik di keluarga barunya? Aku sangat mengkhawatirkannya. Terlebih, dia masih sangat muda. Aku takut, keluarga barunya tidak memperlakukannya dengan baik." Laki-laki itu mengendurkan dasi yang melilit lehernya, jika teringat dengan seorang gadis kecil bernama Qiandra, dadanya akan terasa sesak.

Mimik wajah pria muda itu seketika berubah mendengar pertanyaan ayahnya itu.

"Kita tidak punya pilihan lain, selain menyembunyikan keberadaan Qiandra. Rumah dimana dia tinggal sekarang, mungkin belum menjanjikan kebahagiaan baginya. Tapi, itulah tempat teraman bagi Qiandra sekarang. Setidaknya, Pak Herdian tidak akan menaruh curiga. Dia masih mengira Qiandra tewas dalam kecelakaan itu."

Pak Arman menghela napas lega mendengar ucapan anaknya itu, seraya menganggukkan kepalanya.

"Kau benar! Kita tidak punya pilihan lain."

"Selain itu, Pak Herdian sering meributkan warisan dari mendiang Tuan Surya. Qiandra adalah satu-satunya pewaris Darmawan Grup. Jika mereka tahu Qiandra masih hidup, maka mereka akan merencanakan pembunuhan padanya."

"Baiklah, pastikan untuk selalu menjaga Qiandra. Kita masih harus menyembunyikannya sampai dia berusia 21tahun. Jika dia sudah cukup dewasa, kita bisa membawanya ke tempatnya yang sebenarnya."

" itu pasti, Ayah!" jawabnya.

***

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Lina ciello

Lina ciello

oalahh rayhan wes di dapur kon jogo sheila tow.. good job Ray

2024-03-31

0

Tarmi Widodo

Tarmi Widodo

waduh sella tajir milintir toh

2024-03-25

2

ros

ros

wah ternyata shiela jutawan

2024-03-17

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Pernikahan rahasia
3 Pembullyan Di Sekolah
4 Aroma Permusuhan
5 Tidak Kuat
6 Pewaris Tunggal
7 Di Kurung
8 Aku Ingin Pulang
9 Qiandra...
10 Bagai Langit dan Bumi
11 Ibu dan Audry Yang Jahat
12 Pulang Ke Rumah Lama
13 Kemarahan Marchel Part 1
14 Kemarahan Marchel Part 2
15 Belajar Saling Menerima
16 Menunjukkan Perhatian
17 Kelakuan Jahat Maya
18 Perkenalan Dengan Pak Arman
19 Kedapatan
20 Jebakan part 1
21 Jebakan part 2
22 Jebakan Part 3
23 Akibat Penjebakan
24 Menyesal
25 Ingin Sendiri!
26 Ingin Pergi
27 Kepergian Marchel
28 Pingsan!
29 POSITIF
30 Diusir!
31 Harus Kemana?
32 Cari Dia!!
33 Pulang
34 Dimana istriku?
35 Seharusnya....
36 Anak Siapa?
37 Tes
38 Bagaimana Hasilnya?
39 Tragedi
40 Bertahanlah.
41 Kembalikan Anakku!
42 Kabur!!!
43 Akan menunggu
44 Tetap Menunggu
45 Titik Awal
46 Latihan
47 Aku datang!!!
48 Penyambutan
49 Hukuman
50 RAHASIA DI BALIK RAHASIA
51 MICHELLA
52 Menangislah!
53 Siapa dirimu?
54 Marchel dan Chella
55 Perasaan apa ini?
56 Jebakan Yang Sama!
57 Qiandra dan Sheila
58 baru permulaan.
59 Hukuman
60 Antara Puas Atau Sedih
61 Makna sebenarnya dari sebuah dendam
62 Ingin Mengadopsi
63 KETIKA RAHASIA TERUNGKAP
64 Om Dokter Menjadi Ayah
65 Dimana Sheila?
66 Penculikan part 1
67 Penculikan Part 2
68 Michella Anakku
69 Kepanikan Ibu
70 TERTEMBAK
71 Ibu...
72 DIA MEMANG ANAKKU!
73 Takdir Yang Menyatukan
74 Dendam masa lalu
75 Memulai Dari Awal
76 Prewed
77 Menikah
78 Hasil Penantian Panjang
79 Pedang Samurai Beraksi
80 Kejahilan Willy
81 Bulan Madu itu berdua, Bukan bertiga!
82 Sentuh dia, dan buat menggantung
83 Kau Yang Minta, Ya...?
84 Sea World
85 Rianna Shanum Anggara
86 Cinta Pertama
87 Maldives
88 Persetan dengan Willy dan Segala Ocehannya!
89 Mana Dede Bayinya???
90 Elsa?
91 PENGUMUMAN
92 Sebuah foto Masa Lalu
93 Willy Sahabatku!
94 Harus Menjaga Emosi
95 Segalanya Telah Kembali Ke Tempatnya
96 EPILOG
97 PENGUMUMAN
98 Pengumuman
99 BUNDA BUKAN WANITA MALAM STORY
100 DOKTER WILLY DAN ELSA RILIS
101 BUKAN SALAHKU MEREBUT ISTRIMU
102 Extra Part 01
103 HIDDEN WIFE
104 MY SEXY LITTLE WIFE
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Prolog
2
Pernikahan rahasia
3
Pembullyan Di Sekolah
4
Aroma Permusuhan
5
Tidak Kuat
6
Pewaris Tunggal
7
Di Kurung
8
Aku Ingin Pulang
9
Qiandra...
10
Bagai Langit dan Bumi
11
Ibu dan Audry Yang Jahat
12
Pulang Ke Rumah Lama
13
Kemarahan Marchel Part 1
14
Kemarahan Marchel Part 2
15
Belajar Saling Menerima
16
Menunjukkan Perhatian
17
Kelakuan Jahat Maya
18
Perkenalan Dengan Pak Arman
19
Kedapatan
20
Jebakan part 1
21
Jebakan part 2
22
Jebakan Part 3
23
Akibat Penjebakan
24
Menyesal
25
Ingin Sendiri!
26
Ingin Pergi
27
Kepergian Marchel
28
Pingsan!
29
POSITIF
30
Diusir!
31
Harus Kemana?
32
Cari Dia!!
33
Pulang
34
Dimana istriku?
35
Seharusnya....
36
Anak Siapa?
37
Tes
38
Bagaimana Hasilnya?
39
Tragedi
40
Bertahanlah.
41
Kembalikan Anakku!
42
Kabur!!!
43
Akan menunggu
44
Tetap Menunggu
45
Titik Awal
46
Latihan
47
Aku datang!!!
48
Penyambutan
49
Hukuman
50
RAHASIA DI BALIK RAHASIA
51
MICHELLA
52
Menangislah!
53
Siapa dirimu?
54
Marchel dan Chella
55
Perasaan apa ini?
56
Jebakan Yang Sama!
57
Qiandra dan Sheila
58
baru permulaan.
59
Hukuman
60
Antara Puas Atau Sedih
61
Makna sebenarnya dari sebuah dendam
62
Ingin Mengadopsi
63
KETIKA RAHASIA TERUNGKAP
64
Om Dokter Menjadi Ayah
65
Dimana Sheila?
66
Penculikan part 1
67
Penculikan Part 2
68
Michella Anakku
69
Kepanikan Ibu
70
TERTEMBAK
71
Ibu...
72
DIA MEMANG ANAKKU!
73
Takdir Yang Menyatukan
74
Dendam masa lalu
75
Memulai Dari Awal
76
Prewed
77
Menikah
78
Hasil Penantian Panjang
79
Pedang Samurai Beraksi
80
Kejahilan Willy
81
Bulan Madu itu berdua, Bukan bertiga!
82
Sentuh dia, dan buat menggantung
83
Kau Yang Minta, Ya...?
84
Sea World
85
Rianna Shanum Anggara
86
Cinta Pertama
87
Maldives
88
Persetan dengan Willy dan Segala Ocehannya!
89
Mana Dede Bayinya???
90
Elsa?
91
PENGUMUMAN
92
Sebuah foto Masa Lalu
93
Willy Sahabatku!
94
Harus Menjaga Emosi
95
Segalanya Telah Kembali Ke Tempatnya
96
EPILOG
97
PENGUMUMAN
98
Pengumuman
99
BUNDA BUKAN WANITA MALAM STORY
100
DOKTER WILLY DAN ELSA RILIS
101
BUKAN SALAHKU MEREBUT ISTRIMU
102
Extra Part 01
103
HIDDEN WIFE
104
MY SEXY LITTLE WIFE

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!