Belajar Saling Menerima

TOK TOK TOK

Terdengar suara ketukan pintu. Marchel masih betah memeluk Sheila yang baru tersadar dari pingsannya. Laki-laki itupun melepas tangannya yang melingkar dengan erat di tubuh sang istri, lalu berjalan menuju pintu dan membukanya. Seorang pelayan berdiri di ambang pintu dengan membawa nampan berisi menu makan malam untuk Sheila.

Marchel meraih nampan itu dan kembali mengunci pintu setelahnya, meletakkan nampan di meja nakas, dan duduk di bibir tempat tidur.

"Kau pasti belum makan..." ucap Marchel menatap Sheila.

Gadis berambut cokelat itu hanya menjawab dengan anggukan kepala. Sejak pulang sekolah, belum sempat makan siang, ibu sudah menyuruhnya ini dan itu, membuat Sheila kelelahan. Akan tetapi, Sheila si gadis culun itu tidak punya keberanian memberitahu sang suami perbuatan ibu mertuanya yang jahat.

Marchel mengambil piring berisi nasi putih, dan kemudian mengambil lagi beberapa menu yang mungkin disukai sang istri. "Aku suapi, ya..." ucapnya dengan senyuman yang begitu tulus.

Malam itu, untuk pertama kalinya, Marchel begitu memperhatikan Sheila. Dia menyuapi Sheila makan hingga makanan di piring itu hampir habis. Sheila, Seorang gadis yang dinikahinya beberapa waktu lalu, namun hanya bagai pernikahan di atas kertas. Marchel memang baik pada Sheila, namun tidak perhatian. Sehingga gadis itu merasa seperti beban dalam hidup sang suami.

"Aku sudah kenyang, Kak," ucapnya setelah satu suapan mendarat ke dalam mulutnya. Marchel mengambilkan air minum sesaat setelahnya.

"Minumlah!"

"Terima kasih, Kak."

Setelah Sheila selesai makan, Marchel kembali menatap wajah polos gadis berkacamata itu. Dia menggenggam tangan sang istri, dan itu saja mampu membuat Sheila salah tingkah.

"Sheila... Mulai malam ini, kau akan tidur di kamar ini bersamaku. Jadi besok mintalah bibi atau siapapun di rumah ini membantumu memindahkan pakaianmu ke kamar ini," ucap Marchel. Sheila masih tidak percaya dengan pendengarannya sendiri. Gadis itu menunduk malu, dengan wajah merona merah. Marchel tersenyum geli saat menyadari raut wajah Sheila yang mendadak berwarna seperti udang rebus.

Tanpa aba-aba, Marchel mendorong tubuh Sheila dengan lembut, agar berbaring, dan menarik selimut agar dinginnya hembusan udara dari AC ruangan itu tak membelenggu tubuh sang istri. Laki-laki itu melepas kacamata tebal Sheila dan meletakkannya di atas meja nakas.

"Aku akan ganti baju dulu. Kalau kau sudah mengantuk, tidurlah," kata Marchel seraya membelai rambut gadis itu.

Setelahnya, Marchel masuk ke dalam kamar mandi. Lalu beberapa menit kemudian, keluar dari sana dengan lilitan handuk di pinggang. Sheila yang belum dapat memejamkan matanya, begitu gugup saat memandangi Marchel yang sedang berganti pakaian. Seorang dokter dengan ketampanan nyaris sempurna. Jangan lupakan tubuh atletisnya yang sangat seksi.

Setelah berganti pakaian dengan piyama, Marchel beranjak menuju tempat tidur. Buru-buru Sheila memejamkan matanya pura-pua tidur saat Marchel mendekat. Namun, sang dokter tahu benar, istri kecilnya itu belumlah tidur.

Marchel naik ke tempat tidur dan bersandar, menatap punggung Sheila yang tidur dengan posisi membelakang, kemudian menggeser posisinya mendekat. Tangan Marchel pun melingkar di atas perut rata itu dan memeluknya dari belakang, membuat Sheila membelalakkan matanya. Gadis itu pun melanjutkan drama pura-pura tidurnya. Akan tetapi, Marchel dapat merasakan tubuh Sheila yang gemetar dipeluk.

"Kau sudah tidur?" bisiknya pelan.

"I-iya..." jawab Sheila terbata-bata membuat Marchel ingin tertawa. Bagaimana mungkin orang tidur dapat menyahut saat ditanya. Marchel pun membalikkan tubuh Sheila agar menghadapnya. Dia memandangi wajah polos sang istri yang terlihat lebih manis tanpa kacamata tebalnya.

Sebelah tangannya sudah mengelus wajah imut Sheila, dan sesaat kemudian, kecupan sayang mendarat di kening. Gadis itu akhirnya menyerah dan membuka matanya. Sementara sang dokter masih dapat merasakan tubuh istri kecilnya itu yang gemetaran.

"Kak Marchel..."

"Ssttt...! Jangan katakan apapun! Kau mau bilang mau kembali ke kamarmu, kan?"

Bagaimana Kak Marchel tahu aku mau bilang begitu. batin Sheila.

Akhirnya, Sheila tidak jadi mengatakan apa yang ada di benaknya. Marchel kemudian menarik Sheila ke dalam pelukannya. Meresapi aroma rambut sang istri yang terasa begitu wangi baginya. Tangan kekarnya kembali mengusap puncak kepala sang istri, turun ke punggung.

"Maafkan aku, Sheila. Akulah yang bersalah sehingga mereka sampai melakukan semua ini padamu. Seandainya sejak awal aku memperlakukanmu layaknya istriku yang sesungguhnya, mungkin kau tidak akan diperlakukan buruk oleh ibu dan orang lain. Kau mau kan memaafkanku?"

Tidak ada yang dapat dilakukan Sheila selain menangis. Pertahanan gadis lemah yang selama ini berpura-pura tegar, runtuh malam itu. Untuk pertama kalinya Sheila bersikap layaknya gadis manja yang selama ini hanya dia tunjukkan pada mendiang kakaknya, Shanum. Marchel mengeratkan pelukannya saat mendengar isakan lirih sang istri.

Setelah dirasa Sheila telah puas menumpahkan kesedihannya, Marchel menangkup wajah polos itu dengan kedua telapak tangannya, dia menghapus air mata yang membasahi wajah sang istri dengan ibu jarinya.

"Sekarang jangan menangis lagi. Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian di rumah ini. Kalau kau pulang sekolah, aku akan meminta sopir membawamu ke rumah sakit tempat aku bekerja. Jadi kita akan pulang bersama. Kau mau kan?" tanya Marchel diikuti anggukan oleh Sheila.

"Tapi, apa aku tidak akan mengganggu Kak Marchel?" Kekehan kecil keluar dari bibir marchel. Sheila memang tidak secantik dan seanggun Shanum, tapi gadis kecil itu begitu menggemaskan sejak dulu di mata Marchel. Sejak Sheila menjadi pasiennya.

"Kenapa kau berkata begitu? Kau tidak pernah menggangguku. Dulu, saat kau masih masih menjadi pasienku, bukannya aku selalu mengantarmu pulang saat kakakmu sedang sibuk?"

"Itu kan..." Sheila akan mulai bicara lagi, namun Marchel meletakkan jari telunjuknya di depan bibir mungil Sheila, sehingga gadis itu terdiam seketika.

"Ayo kita mulai semuanya dari awal. Aku tahu kau masih sangat muda. Kau juga masih dalam proses pemulihan dari sakitmu. Karena itulah aku tidak akan memaksa. Tapi, kau mau kan, memberiku kesempatan untuk menjadi suami yang baik untukmu? Dan kita sama-sama belajar untuk saling menerima." Marchel menatap dalam-dalam mata Sheila dan kembali membuat gadis itu benar-benar gugup.

"Tapi Kak Marchel layak mendapatkan seorang istri yang sebanding. Aku ini siapa? Aku hanya anak yatim piatu yang miskin. Aku tidak punya sesuatu di dalam diriku yang bisa aku banggakan. Aku hanya akan menjadi beban untukmu."

"Aku kan sudah bilang, bukan kau yang harus menjadi layak untukku. Akulah yang harus belajar banyak untuk bisa layak bagimu. Aku berjanji padamu, kau akan menjadi istriku satu-satunya dan selamanya. Seiring berjalannya waktu, kita pasti bisa saling menerima."

Sheila hanya terdiam, merasakan segarnya aroma mint yang berhembus dari mulut sang suami yang kini hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya. Marchel menangkup wajah sang istri, lalu tanpa aba-aba mendaratkan bibirnya di bibir Sheila. Sesuatu yang tidak pernah dibayangkan gadis itu sebelumnya. Ciuman pertamanya yang tak terduga. Dan tanpa diketahui oleh Sheila, ciuman itupun menjadi yang pertama bagi Marchel.

Dua tahun berpacaran dengan Shanum, tidak membuat Marchel melupakan batasnya. Laki-laki itu tidak pernah mau menyentuh sesuatu yang belum menjadi haknya, sekali pun itu kekasihnya sendiri. Marchel menjaga Shanum layaknya permata yang tidak boleh disentuh sebelum meminangnya.

Namun kini, Sheila telah menjadi istrinya, seseorang yang halal baginya.

Marchel meresapi lembut dan hangatnya bibir Sheila. Dan ketika Sheila ingin melepaskan diri dari ciuman mendadak itu, Marchel menahan tengkuknya sehingga posisi gadis itu seperti terkunci oleh Marchel. Laki-laki itu memberi gigitan lembut disana, membuat Sheila hanya mampu meremaas piyama yang dipakai Marchel.

Ciuman mendadak itu pun berubah menjadi ciuman manis, karena Marchel begitu dimabukkan dengan sesuatu yang belum pernah dirasakannya. Lum*tan-lum*tan kecil yang lembut diberikan oleh Marchel, namun begitu menuntut balasan. Tentu saja, Sheila yang polos belum mengerti cara berciuman. Dan, setelah beberapa saat kemudian, kedua bibir itu terlepas dari pangutannya. Mata dan mata saling bertemu.

Wajah Sheila yang tadinya memucat sudah berubah merah bagai buah tomat. Tidak pernah disadari sebelumnya oleh Marchel bahwa istri kecilnya begitu menggemaskan dan sangat manis dengan segala kepolosannya sebagai gadis remaja berusia 17tahun. Kini, Sheila sudah menggeser posisinya agar sedikit menjauh dari Marchel. Namun, laki-laki itu reflek melingkarkan tangannya di pinggang Sheila.

"Kau jangan takut, aku tidak akan melakukannya sampai kita sama-sama siap," ucap Marchel dengan seutas senyum yang mengembang di bibirnya yang seksi, "Mendekatlah kemari! Aku hanya akan memelukmu saja." Marchel merentangkan tangannya meminta Sheila mendekat padanya. Dan, akhirnya Sheila menuruti ucapan suaminya. Dia mendekat, sehingga mereka dapat berpelukan.

Marchel membelai rambut Sheila hingga tertidur. Dan, tanpa disadari oleh gadis polos itu, sang suami sedang meneteskan setitik air matanya.

***

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Mei Saroha

Mei Saroha

marchel halu niyy,.. 😆

2024-03-30

1

EndRu

EndRu

manis.. marchel yang manis ternyata bisa 😭😭😭😭

2024-02-29

1

Totoy Suhaya

Totoy Suhaya

lnjuut...

2024-02-25

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Pernikahan rahasia
3 Pembullyan Di Sekolah
4 Aroma Permusuhan
5 Tidak Kuat
6 Pewaris Tunggal
7 Di Kurung
8 Aku Ingin Pulang
9 Qiandra...
10 Bagai Langit dan Bumi
11 Ibu dan Audry Yang Jahat
12 Pulang Ke Rumah Lama
13 Kemarahan Marchel Part 1
14 Kemarahan Marchel Part 2
15 Belajar Saling Menerima
16 Menunjukkan Perhatian
17 Kelakuan Jahat Maya
18 Perkenalan Dengan Pak Arman
19 Kedapatan
20 Jebakan part 1
21 Jebakan part 2
22 Jebakan Part 3
23 Akibat Penjebakan
24 Menyesal
25 Ingin Sendiri!
26 Ingin Pergi
27 Kepergian Marchel
28 Pingsan!
29 POSITIF
30 Diusir!
31 Harus Kemana?
32 Cari Dia!!
33 Pulang
34 Dimana istriku?
35 Seharusnya....
36 Anak Siapa?
37 Tes
38 Bagaimana Hasilnya?
39 Tragedi
40 Bertahanlah.
41 Kembalikan Anakku!
42 Kabur!!!
43 Akan menunggu
44 Tetap Menunggu
45 Titik Awal
46 Latihan
47 Aku datang!!!
48 Penyambutan
49 Hukuman
50 RAHASIA DI BALIK RAHASIA
51 MICHELLA
52 Menangislah!
53 Siapa dirimu?
54 Marchel dan Chella
55 Perasaan apa ini?
56 Jebakan Yang Sama!
57 Qiandra dan Sheila
58 baru permulaan.
59 Hukuman
60 Antara Puas Atau Sedih
61 Makna sebenarnya dari sebuah dendam
62 Ingin Mengadopsi
63 KETIKA RAHASIA TERUNGKAP
64 Om Dokter Menjadi Ayah
65 Dimana Sheila?
66 Penculikan part 1
67 Penculikan Part 2
68 Michella Anakku
69 Kepanikan Ibu
70 TERTEMBAK
71 Ibu...
72 DIA MEMANG ANAKKU!
73 Takdir Yang Menyatukan
74 Dendam masa lalu
75 Memulai Dari Awal
76 Prewed
77 Menikah
78 Hasil Penantian Panjang
79 Pedang Samurai Beraksi
80 Kejahilan Willy
81 Bulan Madu itu berdua, Bukan bertiga!
82 Sentuh dia, dan buat menggantung
83 Kau Yang Minta, Ya...?
84 Sea World
85 Rianna Shanum Anggara
86 Cinta Pertama
87 Maldives
88 Persetan dengan Willy dan Segala Ocehannya!
89 Mana Dede Bayinya???
90 Elsa?
91 PENGUMUMAN
92 Sebuah foto Masa Lalu
93 Willy Sahabatku!
94 Harus Menjaga Emosi
95 Segalanya Telah Kembali Ke Tempatnya
96 EPILOG
97 PENGUMUMAN
98 Pengumuman
99 BUNDA BUKAN WANITA MALAM STORY
100 DOKTER WILLY DAN ELSA RILIS
101 BUKAN SALAHKU MEREBUT ISTRIMU
102 Extra Part 01
103 HIDDEN WIFE
104 MY SEXY LITTLE WIFE
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Prolog
2
Pernikahan rahasia
3
Pembullyan Di Sekolah
4
Aroma Permusuhan
5
Tidak Kuat
6
Pewaris Tunggal
7
Di Kurung
8
Aku Ingin Pulang
9
Qiandra...
10
Bagai Langit dan Bumi
11
Ibu dan Audry Yang Jahat
12
Pulang Ke Rumah Lama
13
Kemarahan Marchel Part 1
14
Kemarahan Marchel Part 2
15
Belajar Saling Menerima
16
Menunjukkan Perhatian
17
Kelakuan Jahat Maya
18
Perkenalan Dengan Pak Arman
19
Kedapatan
20
Jebakan part 1
21
Jebakan part 2
22
Jebakan Part 3
23
Akibat Penjebakan
24
Menyesal
25
Ingin Sendiri!
26
Ingin Pergi
27
Kepergian Marchel
28
Pingsan!
29
POSITIF
30
Diusir!
31
Harus Kemana?
32
Cari Dia!!
33
Pulang
34
Dimana istriku?
35
Seharusnya....
36
Anak Siapa?
37
Tes
38
Bagaimana Hasilnya?
39
Tragedi
40
Bertahanlah.
41
Kembalikan Anakku!
42
Kabur!!!
43
Akan menunggu
44
Tetap Menunggu
45
Titik Awal
46
Latihan
47
Aku datang!!!
48
Penyambutan
49
Hukuman
50
RAHASIA DI BALIK RAHASIA
51
MICHELLA
52
Menangislah!
53
Siapa dirimu?
54
Marchel dan Chella
55
Perasaan apa ini?
56
Jebakan Yang Sama!
57
Qiandra dan Sheila
58
baru permulaan.
59
Hukuman
60
Antara Puas Atau Sedih
61
Makna sebenarnya dari sebuah dendam
62
Ingin Mengadopsi
63
KETIKA RAHASIA TERUNGKAP
64
Om Dokter Menjadi Ayah
65
Dimana Sheila?
66
Penculikan part 1
67
Penculikan Part 2
68
Michella Anakku
69
Kepanikan Ibu
70
TERTEMBAK
71
Ibu...
72
DIA MEMANG ANAKKU!
73
Takdir Yang Menyatukan
74
Dendam masa lalu
75
Memulai Dari Awal
76
Prewed
77
Menikah
78
Hasil Penantian Panjang
79
Pedang Samurai Beraksi
80
Kejahilan Willy
81
Bulan Madu itu berdua, Bukan bertiga!
82
Sentuh dia, dan buat menggantung
83
Kau Yang Minta, Ya...?
84
Sea World
85
Rianna Shanum Anggara
86
Cinta Pertama
87
Maldives
88
Persetan dengan Willy dan Segala Ocehannya!
89
Mana Dede Bayinya???
90
Elsa?
91
PENGUMUMAN
92
Sebuah foto Masa Lalu
93
Willy Sahabatku!
94
Harus Menjaga Emosi
95
Segalanya Telah Kembali Ke Tempatnya
96
EPILOG
97
PENGUMUMAN
98
Pengumuman
99
BUNDA BUKAN WANITA MALAM STORY
100
DOKTER WILLY DAN ELSA RILIS
101
BUKAN SALAHKU MEREBUT ISTRIMU
102
Extra Part 01
103
HIDDEN WIFE
104
MY SEXY LITTLE WIFE

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!