Kedapatan

Kak Marchel..." panggil Sheila.

"Ehm..."

"Kenapa Kak Marchel tidak mau menjemput Kak Audry. Bagaimana kalau ibu tersinggung karena Kak Marchel tidak menuruti permintaan ibu?"

Marchel mendekat pada Sheila dan tanpa aba-aba memeluknya. "Kenapa kau begitu polos? Ibu sengaja memintaku menjemput Audry untuk bisa mendekatkanku dengannya."

Sheila berusaha melepaskan pelukan Marchel, namun semakin erat Marchel melingkarkan tangannya. "Kenapa? Kau tidak suka aku memelukmu."

"Bu-bukan begitu."

"Apa kau tidak akan keberatan, kalau suamimu berdua dengan wanita lain di dalam mobil malam-malam?"

"Tapi kenapa aku harus keberatan? Kak Marchel kan hanya menjemputnya..."

Marchel melepaskan pelukannya sesaat. Lalu mendudukkan Sheila di bibir tempat tidur. "Apa kau tidak akan merasa cemburu? Aku saja merasa cemburu setiap kali teman laki-lakimu itu mendekatimu."

"Cemburu?"

"Iya, aku cemburu! Kenapa? Tidak boleh?" Marcel menatap tajam Sheila membuat nyali gadis kecil itu menciut.

"Rayhan kan hanya temanku. Tidak lebih..."

Marchel membelai rambut Sheila, kemudian mengecup keningnya. "Itulah yang aku maksud. Dia memang hanya temanmu. Tapi tetap saja aku merasa cemburu. Karena itulah aku tidak mau ada wanita lain yang mendekat padaku. Aku tidak mau kau merasa cemburu."

"Aku tidak akan cemburu," ucap Sheila dengan polosnya.

Marchel pun berdiri dari duduknya, lalu menyambar kunci mobil yang terletak di atas meja nakas. "Baiklah, kalau istriku tidak cemburu kalau aku dekat dengan gadis lain. Aku akan pergi menjemput Audry. Kami akan berdua saja di dalam mobil. Sesuatu bisa saja terjadi." Marchel mencoba menakut-nakuti Sheila dengan mengatakan hal-hal yang tidak-tidak.

"Ap-apa?" Ucapan Marchel seperti sengaja memancing Sheila. Gelagapan, gadis yang masih terbilang remaja itu segera bangkit dari duduk manisnya, menarik lengan Marchel.

"Kak Marchel jangan pergi!"

Sambil menahan tawa, Marchel melirik Sheila yang sudah terlihat gusar. "Kenapa jangan? Kau tidak akan cemburu, kan?"

Wajah Sheila sudah semerah udang rebus, gadis itu hanya dapat menunduk malu. Memikirkan Marchel akan berdua dengan Audry di dalam mobil membuatnya merasa akan terbakar. Namun Sheila yang polos sama sekali belum mengerti cemburu itu seperti apa.

"Aku tidak mau Kak Marchel pergi..." cicit Sheila yang terlihat begitu menggemaskan bagi Marchel.

"Itu namanya cemburu, Sheila..." Tanpa aba-aba, Marchel meraih tubuh Sheila dan menggendongnya, kemudian membaringkan di tempat tidur, membuat gadis kecil itu gelagapan. Seketika wajahnya kembali merona merah ketika Marchel terus memandangi seraya membelai lembut wajah tirusnya.

Marchel melepas kacamata tebal milik Sheila dan meletakkannya di atas meja nakas, sehingga tampaklah wajah Sheila yang terlihat lebih manis tanpa benda itu.

"Kak Marchel... Kacamataku..."

"Zzttt!!" Marchel meletakkan jari telunjuknya di depan hidung, menatap dalam-dalam wajah sang istri. Kemudian ikut berbaring di sana. "Bukankah kau hanya membutuhkan kacamata itu untuk bisa melihat sesuatu yang jaraknya agak jauh darimu? Sekarang aku sangat dekat denganmu. Kau tidak butuh kacamata itu untuk bisa melihatku, kan?"

Marchel mendekatkan wajahnya, semakin lama semakin dekat hingga hanya tersisa jarak beberapa centi saja. Sheila begitu terpaku memandangi wajah Marchel yang baginya sangat sempurna. Dan, tanpa banyak bicara lagi, Marchel menempelkan bibirnya dengan bibir Sheila. Kembali menikmati sensasi manis dari benda kenyal itu.

Sheila hanya dapat memejamkan matanya, dengan alis mengerut. Dengan irama detak jantungnya yang sudah tidak beraturan. Sheila meletakkan telapak tangannya di dada Marchel, berusaha menahan suaminya itu. Tubuh Sheila bahkan gemetar setiap kali Marchel menciumnya. Namun, Marchel seakan tidak peduli, tetap menghadiahi Sheila dengan ciuman yang manis dan lembut.

Tidak ada yang bisa dilakukan Sheila selain meremass kain seprai dengan kedua tangannya, merasakan aroma mint yang menguar dari mulut sang suami. Sesekali Marchel terasa menggigitnya dengan lembut. Marchel pun begitu dimabukkan dengan rasa manis itu. Tangannya menahan tengkuk Sheila, agar tidak terlepas darinya.

Tanpa disadari oleh Marchel dan Sheila, pintu kamar itu terbuka. Ibu yang berdiri di ambang pintu begitu syok dengan pemandangan kemesraan anak dan menantunya. Wanita paruh baya itu membelalakkan matanya.

"Marchel!!" panggil ibu dengan nada menekan membuat Marchel segera melepaskan ciumannya. Menoleh pada sosok ibu yang berdiri di ambang pintu.

"Ibu?" Marchel bangun dari posisi berbaringnya, kemudian melirik Sheila sekilas sambil tersenyum. Seakan ingin berkata jangan takut, ketika melihat wajah Sheila yang sudah memucat. Dengan segera menarik lengan sang istri dan membantunya bangun. "Kenapa ibu tidak mengetuk pintu dulu?"

Ibu masih mematung, lidahnya terasa kaku setelah menyaksikan adegan yang paling tidak diharapkannya. Wanita paruh baya itu benar-benar tidak ingin jika Marchel dan Sheila sampai melakukan hubungan yang lebih dari apa yang barusan dilihatnya.

Sambil menahan rasa kesalnya, wanita paruh baya itu mengatakan maksud kedatangannya ke kamar itu.

"Makan malam sudah siap. Cepatlah turun!" ucap ibu sambil melirik tajam pada Sheila, sebelum akhirnya meninggalkan kamar itu menuju lantai bawah.

Sheila yang sudah merasa takut hanya dapat menunduk, tubuhnya bahkan terasa meremang. "Kak Marchel, ibu pasti sangat marah."

"Kenapa harus marah? Kita sepasang suami-istri Sheila. Bahkan kalau kita melakukan sesuatu yang lebih dari itupun, ibu tidak berhak marah."

"Tapi aku takut, Kak!"

Marchel membelai puncak kepala Sheila, "Sudah, jangan takut. Aku tidak akan meninggalkanmu berdua dengan ibu." Marchel kemudian membenarkan pakaian milik Sheila yang sedikit berantakan karena ulahnya, lalu memakaikan kembali kacamatanya. "Ayo... Kita kebawah."

"Aku akan makan nanti. Kak Marchel duluan saja."

"Ayolah, Sheila... Selama ada aku, ibu tidak akan berani memarahimu."

Marchel kemudian merangkul Sheila menuju ruang makan dimana ibu sudah lebih dulu ada di sana.

Makan malam itupun berlalu dengan diamnya sang ibu, geram melihat perhatian Marchel pada Sheila. Marchel seakan benar-benar ingin menunjukkan pada ibu status Sheila sebagai istrinya dengan memberi perhatian pada sosok gadis kecil itu. Bahkan tanpa rasa malu, Marchel sesekali menyuapi Sheila, membuat ibu merasa tidak tahan berada di sana.

Untung saja Audry belum pulang, sehingga tidak perlu melihat adegan menjijikkan ini. Marchel, kau benar-benar keterlaluan. Apa lebihnya anak culun itu jika dibandingkan dengan Audry yang jelas-jelas cantik dan berkelas. Audry memiliki masa depan cerah.

****

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Nur Faris

Nur Faris

Sheila bahkan masa depannya LBH cerah dari audry
dialah miliader cilik yg disembunyikan,....

2024-03-07

5

Hera Imoet

Hera Imoet

cerah.. Lom tau ajah siapah Sheilla hehehehe 🤭😁

2024-02-27

0

Bebby_Q'noy

Bebby_Q'noy

udah candu ya cell? 😁

2024-02-04

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Pernikahan rahasia
3 Pembullyan Di Sekolah
4 Aroma Permusuhan
5 Tidak Kuat
6 Pewaris Tunggal
7 Di Kurung
8 Aku Ingin Pulang
9 Qiandra...
10 Bagai Langit dan Bumi
11 Ibu dan Audry Yang Jahat
12 Pulang Ke Rumah Lama
13 Kemarahan Marchel Part 1
14 Kemarahan Marchel Part 2
15 Belajar Saling Menerima
16 Menunjukkan Perhatian
17 Kelakuan Jahat Maya
18 Perkenalan Dengan Pak Arman
19 Kedapatan
20 Jebakan part 1
21 Jebakan part 2
22 Jebakan Part 3
23 Akibat Penjebakan
24 Menyesal
25 Ingin Sendiri!
26 Ingin Pergi
27 Kepergian Marchel
28 Pingsan!
29 POSITIF
30 Diusir!
31 Harus Kemana?
32 Cari Dia!!
33 Pulang
34 Dimana istriku?
35 Seharusnya....
36 Anak Siapa?
37 Tes
38 Bagaimana Hasilnya?
39 Tragedi
40 Bertahanlah.
41 Kembalikan Anakku!
42 Kabur!!!
43 Akan menunggu
44 Tetap Menunggu
45 Titik Awal
46 Latihan
47 Aku datang!!!
48 Penyambutan
49 Hukuman
50 RAHASIA DI BALIK RAHASIA
51 MICHELLA
52 Menangislah!
53 Siapa dirimu?
54 Marchel dan Chella
55 Perasaan apa ini?
56 Jebakan Yang Sama!
57 Qiandra dan Sheila
58 baru permulaan.
59 Hukuman
60 Antara Puas Atau Sedih
61 Makna sebenarnya dari sebuah dendam
62 Ingin Mengadopsi
63 KETIKA RAHASIA TERUNGKAP
64 Om Dokter Menjadi Ayah
65 Dimana Sheila?
66 Penculikan part 1
67 Penculikan Part 2
68 Michella Anakku
69 Kepanikan Ibu
70 TERTEMBAK
71 Ibu...
72 DIA MEMANG ANAKKU!
73 Takdir Yang Menyatukan
74 Dendam masa lalu
75 Memulai Dari Awal
76 Prewed
77 Menikah
78 Hasil Penantian Panjang
79 Pedang Samurai Beraksi
80 Kejahilan Willy
81 Bulan Madu itu berdua, Bukan bertiga!
82 Sentuh dia, dan buat menggantung
83 Kau Yang Minta, Ya...?
84 Sea World
85 Rianna Shanum Anggara
86 Cinta Pertama
87 Maldives
88 Persetan dengan Willy dan Segala Ocehannya!
89 Mana Dede Bayinya???
90 Elsa?
91 PENGUMUMAN
92 Sebuah foto Masa Lalu
93 Willy Sahabatku!
94 Harus Menjaga Emosi
95 Segalanya Telah Kembali Ke Tempatnya
96 EPILOG
97 PENGUMUMAN
98 Pengumuman
99 BUNDA BUKAN WANITA MALAM STORY
100 DOKTER WILLY DAN ELSA RILIS
101 BUKAN SALAHKU MEREBUT ISTRIMU
102 Extra Part 01
103 HIDDEN WIFE
104 MY SEXY LITTLE WIFE
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Prolog
2
Pernikahan rahasia
3
Pembullyan Di Sekolah
4
Aroma Permusuhan
5
Tidak Kuat
6
Pewaris Tunggal
7
Di Kurung
8
Aku Ingin Pulang
9
Qiandra...
10
Bagai Langit dan Bumi
11
Ibu dan Audry Yang Jahat
12
Pulang Ke Rumah Lama
13
Kemarahan Marchel Part 1
14
Kemarahan Marchel Part 2
15
Belajar Saling Menerima
16
Menunjukkan Perhatian
17
Kelakuan Jahat Maya
18
Perkenalan Dengan Pak Arman
19
Kedapatan
20
Jebakan part 1
21
Jebakan part 2
22
Jebakan Part 3
23
Akibat Penjebakan
24
Menyesal
25
Ingin Sendiri!
26
Ingin Pergi
27
Kepergian Marchel
28
Pingsan!
29
POSITIF
30
Diusir!
31
Harus Kemana?
32
Cari Dia!!
33
Pulang
34
Dimana istriku?
35
Seharusnya....
36
Anak Siapa?
37
Tes
38
Bagaimana Hasilnya?
39
Tragedi
40
Bertahanlah.
41
Kembalikan Anakku!
42
Kabur!!!
43
Akan menunggu
44
Tetap Menunggu
45
Titik Awal
46
Latihan
47
Aku datang!!!
48
Penyambutan
49
Hukuman
50
RAHASIA DI BALIK RAHASIA
51
MICHELLA
52
Menangislah!
53
Siapa dirimu?
54
Marchel dan Chella
55
Perasaan apa ini?
56
Jebakan Yang Sama!
57
Qiandra dan Sheila
58
baru permulaan.
59
Hukuman
60
Antara Puas Atau Sedih
61
Makna sebenarnya dari sebuah dendam
62
Ingin Mengadopsi
63
KETIKA RAHASIA TERUNGKAP
64
Om Dokter Menjadi Ayah
65
Dimana Sheila?
66
Penculikan part 1
67
Penculikan Part 2
68
Michella Anakku
69
Kepanikan Ibu
70
TERTEMBAK
71
Ibu...
72
DIA MEMANG ANAKKU!
73
Takdir Yang Menyatukan
74
Dendam masa lalu
75
Memulai Dari Awal
76
Prewed
77
Menikah
78
Hasil Penantian Panjang
79
Pedang Samurai Beraksi
80
Kejahilan Willy
81
Bulan Madu itu berdua, Bukan bertiga!
82
Sentuh dia, dan buat menggantung
83
Kau Yang Minta, Ya...?
84
Sea World
85
Rianna Shanum Anggara
86
Cinta Pertama
87
Maldives
88
Persetan dengan Willy dan Segala Ocehannya!
89
Mana Dede Bayinya???
90
Elsa?
91
PENGUMUMAN
92
Sebuah foto Masa Lalu
93
Willy Sahabatku!
94
Harus Menjaga Emosi
95
Segalanya Telah Kembali Ke Tempatnya
96
EPILOG
97
PENGUMUMAN
98
Pengumuman
99
BUNDA BUKAN WANITA MALAM STORY
100
DOKTER WILLY DAN ELSA RILIS
101
BUKAN SALAHKU MEREBUT ISTRIMU
102
Extra Part 01
103
HIDDEN WIFE
104
MY SEXY LITTLE WIFE

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!