Apakah Dia Dunia dalam Kepalamu?

Renjana Alcatraz

Hampir menjelang pukul 11 malam, tapi Kanya belum juga pulang dari acara reuni SMA Almira. Padahal temannya itu sudah sampai rumah sejak tiga jam lalu dengan keadaan menangis. Aku mendengar samar-samar dari ruang tamu, Almira dan Damar menyebut nama seseorang yang dijumpai Kanya saat reuni. Putra.

Ah entah mengapa mendengar namanya membuat dadaku terasa ngilu. Rasanya seperti tertancap oleh sesuatu yang tak kasat mata. Bahkan dua kali lipat lebih sakit ketika jantung ini sering bermasalah dulu.

Di luar hujan semakin deras. Waktu seakan berputar lambat. Lagi-lagi kulirik jam yang melingkar di pergelangan tanganku. Kanya belum juga terlihat.

"Mas, mungkin aja dia lagi hujan-hujanan. Bisa tolong kasih handuk ini kalau dia pulang?"

Damar menghampiriku di ruang tamu dan menyerahkan handuk kering. Raut muka lelaki itu tak bisa ditebak. Padahal biasanya wajah Damar selalu dihiasi senyuman. Dia tipikal ramah bahkan pada orang yang baru dikenal sekali pun.

"Oh, oke. Sori, kalau boleh tahu, dia di mana sekarang? Atau perlu gue jemput?" tanyaku menawarkan bantuan. Damar menepuk pundakku seolah meminta untuk tenang dan tak perlu terlalu memikirkan perempuan itu. "Bentar lagi dia pasti pulang kok, Mas."

"Oke, btw gimana keadaan Almira?"

"Mereka udah temenan dari kecil, gue yakin nggak bakal berantem lama-lama. Yah, gue khawatir justru gue yang nggak bisa maafin dia sih," ucap Damar sambil melunakkan wajahnya yang kaku.

"Eh, kok bisa?"

"Nggak tahu kenapa, waktu pertama ketemu Mas Aldo ada sesuatu yang ingetin gue sama kawan lama. Ada perasaan yang sama ketika gue deket sama lo. Kayak ngerasa udah lama kenal aja. Sayang gue nggak tahu di mana dia sekarang. Udah lama nggak pernah kontak-kontakkan sama dia." Wajah Damar berubah sendu saat menceritakan pengalamannya padaku. "Gue bakal dukung lo semampu gue, Mas."

Damar tersenyum meski tak setulus biasanya. Ia memilih menghindar saat melihat sebuah Honda Civic hitam keluaran terbaru memasuki halaman dan Kanya turun dengan kondisi basah kuyup. Tanpa sadar aku berlari menyambut Kanya dan menyampirkan handuk kering di pundaknya. Wajahnya sembab bercampur hujan. Aku yakin perempuan itu pasti habis menangis. Ada sebagian dari jiwanya yang terluka. Bahkan ia tak menolak ketika aku membimbingnya memasuki rumah.

Sekilas aku sempat melirik ke arah lelaki yang mengantarkan Kanya pulang. Nyeri kembali menghujam jantung serta ulu hatiku. Tatapan tajam lelaki yang mungkin tujuh tahun lebih muda dariku itu membuatku semakin merasa tidak nyaman. Ia seperti kucing yang kehilangan mangsanya ketika aku mengajak Kanya masuk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Almira tadi datang dari reuni sambil nangis. Aku nggak tahu masalahnya apa. Tadi aku langsung duduk di ruang tamu begitu Almira datang. Trus Damar suruh aku nungguin kamu sambil nyiapkan handuk. Kalau lihat keadaanmu begini, kalian pasti habis berantem ya?" Aku penasaran untuk tidak bertanya. Namun Kanya hanya tersenyum lemah tanpa berniat menjawab. Aku pun hanya menepuk pundaknya dan berkata,"Nggak apa-apa kalau nggak mau cerita. Kita masih punya banyak waktu untuk berbagi keluh."

"Makasih, Mas."

Padahal dalam hati aku ingin tahu lebih banyak tentang Kanya. Tentang apa yang telah terjadi, siapa lelaki itu, kemana ia pergi hingga terpisah dengan Almira, apakah dia dunia yang dibangun selama ini dalam kepalanya dan masih banyak lagi pertanyaan yang tertahan di ujung lidahku.

Aku benar-benar menahan pertanyaan itu hingga Kanya memutuskan untuk masuk ke kamar tamu. Memupuskan harapan yang terlalu semangat kusiram sampai lupa jika Kanya tak mudah untuk digenggam.

***

"Nya, lo inget nggak, dulu lo pernah nonjok gue waktu nggak bisa move on dari Farah?"

Langkahku menuju dapur untuk mengambil air minum terhenti di pintu yang menghubungkan ruang keluarga dengan teras samping saat mendengar suara Damar berbicara dengan seseorang.

"Kenapa mendadak banget lo inget soal itu?"

Kali ini suara Kanya benar-benar membuatku berhenti. Didorong rasa penasaran aku bersembunyi di balik pintu dan mendengarkan obrolan mereka. Aku tahu ini salah, tapi aku penasaran dengan apa yang terjadi. Terlebih pada sosok lelaki yang mengantarkan Kanya pulang tadi.

Ah sial, jantungku terasa sakit lagi saat mengingat sosok lelaki itu. Putra atau entah siapa pun namanya.

"Lo inget nggak?" tanya Damar sekali lagi.

"Waktu itu gue pengen nunjukkin ke elo kalau masih ada banyak cewek yang lebih baik dari Farah."

"Itu juga yang pengen gue lakuin saat pertama kali lihat Almira pulang dalam keadaan menangis dan lo jadi penyebab utamanya. Bukan karena gue pengen ikut campur urusan kalian, tapi gue cuma pengen lo sadar kalau cowok nggak cuma Putra."

"Gue sebodoh itu ya Dam, nggak bisa move on dari Putra?"

"Menurut lo?"

Hening. Cukup lama jeda di antara mereka untuk tidak saling berbicara. Jika begini, aku tidak akan tahu apa yang sedang Kanya pikirkan.

"Gue tanya deh, kurang apa sih laki-laki yang ngedeketin lo selama ini? Roland, Yuda, Rendi, Terry, Atlas, mereka semua juga nggak kalah ganteng kan sama Putra. Mereka juga orang-orang yang udah mapan. Aldo apa lagi. Baru dua hari kenal, gue yakin dia itu nyimpan perasaan buat lo."

"Gimana lo bisa yakin?"

"Kita sama-sama cowok, Anya. Dan itu yang gue lakuin dulu ketika PDKT sama Almira. Plis deh, lo udah dewasa. Udah tahu mana bedanya orang yang naksir sama kamu atau sekadar pengen kenalan."

Tubuhku menegang di balik pintu. Mengapa Damar bisa tahu aku menyukai perempuan itu? Apakah selama aku di sini gerak-gerikku begitu terlihat nyata jika sedang mendekati Kanya?

"Nya, kalau lo aja nggak mau berdamai dengan rasa sakit itu, gimana bisa nasib baik akan mendekat? Sudah cukup melarikan diri dari semua masalah ini. Lo harus berani menghadapi rasa sakit itu jika ingin semua berakhir."

"Dengan cara? Gue nggak bisa nerima dia sebagai kakak, Dam. Karena dari awal perasaan gue ke Putra bukan sebatas kakak-adik."

Alasan Kanya yang baru saja disampaikan pada Damar lagi-lagi membuat tubuhku kaku. Fakta macam apa pula kali ini? Dari awal aku tak pernah tahu jika Kanya memiliki seorang kakak dan mereka... tidak. Aku tak ingin gegabah mengambil kesimpulan. Kelak jika aku punya kesempatan, aku pasti akan bertanya langsung pada Kanya.

"Sumpah deh, Nya. Gue boleh nonjok lo nggak? Lo udah ngapain aja sih sama Putra sampai nggak bisa lupain dia?" tanya Damar tak bisa menahan amarah. Ia mendorong tubuh Kanya dan menatap mata perempuan itu dengan sorot tajam. "Jangan bilang lo udah ML sama, Putra!"

Mulut Kanya bungkam. Detak jantungku semakin tak karuan.

Kanya tetap diam, tapi lagi-lagi aku melihat tatapan mata kosong itu. Tanda jika Kanya sedang memikirkan sesuatu. Atau saat ia larut dalam dunia yang ada dalam kepala juga hatinya. Dan jujur saja, aku paling tidak suka jika Kanya sudah seperti itu. Sebab bukan aku yang menjadi dunia Kanya dalam kepala perempuan itu.

Apa bagusnya dia sampai lo membangun dunia dengan dia dalam kepala lo, Nya. Padahal ada gue yang siap menjadi rumah tempat lo melabuhkan segala resah.

"Huufftt... ternyata memang sulit merebut hati lo, Nya," gumamku setelah merasa cukup mendengarkan pembicaraan mereka.

"Serius lo udah ML sama dia? Itu kenapa lo dulu tanya gimana caranya biar nggak hamil setelah berhubungan badan? Nya?"

Aku hampir saja melangkah pergi saat suara Damar meninggi. Tak ingin sesuatu yang buruk terjadi, aku urung meninggalkan tempat persembunyian.

"Lo mikir apa sih sampai ngelakuin hal sejauh itu?" Pertanyaan Damar terdengar penuh emosi. "Brengsek juga si Putra berani ngelakuin hal itu sama lo."

"Gue juga mau."

"Tapi 'kan, Nya..."

"Itu udah cerita lama, Dam."

"Dan itu alasan kenapa lo nggak bisa move on dari, Putra. Lo masih kebayang kebejatan Putra."

"Dam, plis deh!"

"Trus kalau udah gini lo mau gimana? Lo sadar nggak sih kalau kalian nggak mungkin bisa nikah kecuali..."

"Gue cuma butuh waktu untuk mencintai diri gue sendiri."

"Tapi yang ada lo justru nyiksa diri lo karena nggak bisa move on dari Putra. Kalau kalian memang niat menabrak jalur jangan lakukan setengah-setengah. Nanggung tahu nggak," kata Damar marah sebelum meninggalkan Kanya seorang diri.

Sebenarnya aku ingin duduk di samping Kanya. Memberi kekuatan dan kehangatan agar hati yang terluka itu bisa segera sembuh, tapi aku mampu. Sebab hatiku pun ikut terluka melihat air mata jatuh dan mengering di pipinya.

Kalau saja lo mau izinkan gue mengobati perasaan sakit lo, Nya.

Terpopuler

Comments

Ersa

Ersa

jantung?. jantung arez didonorkan ke araz kah?? penisiriinnn

2023-04-20

0

Erni Fitriana

Erni Fitriana

menclos hati ini😥😥😥😥😥😥🤔

2021-08-21

0

Nacita

Nacita

masi misteri sih ini, klo bner s arez tmennya yg dlu ko smsm ga salibg kenal ya, aduh bingung juga gue 😂😂😂

2021-08-05

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Sebuah Masalah
2 Teman Seperjalanan
3 Luka
4 Peristiwa Pagi Hari
5 Niat Terselubung
6 Skenario Almira
7 Reuni
8 Curhatan Tengah Malam
9 LDR
10 Kami Terlalu Naif Menganggap Masa Depan dalam Genggaman
11 Semesta Lebih Tahu Bagaimana Caranya Bekerja
12 Rencana-rencana Aldo
13 Beautiful of Lokcan
14 Siapa Kamu?
15 Pandangan Pertama
16 Hei, Kanya
17 Dia dan Keributan dalam Kepala serta Hatinya
18 Apakah Dia Dunia dalam Kepalamu?
19 Me? Salam Kenal Aku Alcatraz
20 Jika itu Bukan Kamu
21 Awal Keretakan (I)
22 Awal Keretakan (II)
23 Give Me a Chance
24 Rindu Jakarta
25 Halo, Ayah
26 Masalah Akan Selalu Datang dan Pergi Selama Kita Bernapas
27 Cemburu
28 Makan Malam
29 Menemukan Kehangatan
30 Keisengan Hanung
31 Berbagi Canda
32 Apa yang Harus Kulakukan Agar Dia Memaafkanku?
33 Cerita Setiap Kenangan
34 Kesepakatan
35 Sepotong Sandwich
36 Tatapan Kecewa
37 Tentang Araz
38 Putri Hujan dan Ksatria
39 Have a Nice Dream, Kanya
40 Good Morning, Kanya
41 He's Come Back
42 Nada Sumbang
43 Gelisah
44 Amarah
45 Dia, di Sini
46 Boleh Aku Merasakan Dekapmu Lebih Lama?
47 Menerka-nerka
48 Mengumpulkan Kepingan Puzzle
49 Jejakmu Pun Terhapus Hujan
50 Ya, Semesta Selalu Tahu Kapan Harus Bekerja
51 Waktu Paling Tepat Melupakan Kenangan
52 Mengejar Bayangan
53 Sebuah Nama, Sebuah Rasa
54 Jika Memang Cinta Lantas Mau Apa?
55 Halusinasi
56 Hanya Perlu Jujur Jika Aku Suka Kamu
57 Mengungkapkan yang Terpendam
58 Memungut Kenangan
59 Rahasia
60 Dia Bukan Hanya Penjara, Melainkan Juga Matematika dan Bahasa
61 Harga Sebuah Rasa
62 Terima Kasih untuk Semua Kenangan
63 Selamat Jalan, Kawan
64 Semua Cerita Tentang Arez
65 Semua Cerita Tentang Arez II
66 Keputusan Arez
67 Deal?!
68 Dia, Kanya
69 Setelah Hari Esok
70 Resmi, Pacaran?
71 Apa Jatuh Cinta Semanis ini?
72 Ajakan
73 Berdebar
74 Sisi Lain
75 Panggilan
76 Ikatan yang Rumit
77 Dia Perempuanku
78 Yang Ada dalam Benakku
79 Dia yang Menggemaskan Ketika Sedang Cemburu
80 Hal yang Membuatku Marah
81 Perempuan yang Pernah Membuatnya Jatuh Cinta
82 Dia Berhak Lebih Bahagia
83 Yang Terbaik untuk Kamu
84 Ternyata Dia Juga Bisa Cemburu
85 Obrolan di Beranda
86 Keputusan Sepihak
87 Pulanglah Dia Si Anak Hilang*
88 Perempuan dari Luka
89 Sebagian Cerita Tentang Luka
90 Tempat Bersandar
91 Dia yang Sesungguhnya tidak Setegar Karang
92 Peluk dari Jauh
93 Yang tidak Beraturan
94 Arti Sahabat
95 Penantian
96 Menerima Maaf
97 Ambang Batas
98 Membaca Kanya
99 Bersandarlah, Aku Rumah Bagimu
100 Berbahagialah, Besok Pasti Akan Jadi Lebih Baik
101 Tersenyumlah, Sampai Matahari Iri Melihatmu
102 Yang tak Mudah Merelakan
103 Yang tak Sengaja Bertemu dan Terlupakan
104 Hello, Lil Sis
105 Sekali Saja
106 My Guardian Angel
107 Back the Real World, Kanya
108 Yang tak Terlupakan Bukan Berarti Harus Tetap Tinggal
109 Selamat Jalan, Selamat Bertemu Lagi
110 Yang Pergi untuk Kembali
111 Yang tidak Seperti Biasanya
112 Yang Berbagi Keluh
113 Apa Kabar? Aku Rindu
114 Ma, Kanya Kangen
115 I Love You, Mom
116 Mungkinkah ini Hanya Perasaanku?
117 Obrolan Tentang Merelakan
118 Atas Nama Permohonan
119 Keputusan
120 Sahabat Lama
121 Dia yang Bisa Tersipu Malu
122 Cahaya yang Berpendar
123 Untukmu yang Sedang Merindu
124 Yang Aku Butuhkan
125 Selamat Malam Kekasih
126 Hingga Tengah Malam
127 Pulang ke Kotamu
128 Yang Lama tidak Bertemu
129 Bersamamu Kutemukan Duniaku
130 Selamat Datang, Kamu
131 Teman Baru
132 Dia yang Belum Bisa Merelakan
133 Menuntaskan Rindu
134 Cukup Melihatnya Tersenyum
135 Yang Merusak Mood
136 Hanya Perlu Merelakan Bukan?
137 Menyerah
138 Ma, Dia Alcatraz
139 Kenang Sebagai Rindu Saja
140 Sehangat Mentari Pagi
141 Welcome Home
142 Semua yang Terencana
143 Pulanglah Bersamaku
144 Merencanakan Pulang
145 Akhir Perjalanan
146 Pengumuman
147 Extra Part ( Renjana Kanya )
148 Lanjut Season Dua
149 Season 2 #Kembali ke Rutinitas
150 Season 2 #Bagaimana Harimu, Kanya?
151 Season 2 #Suasana Malam
152 Season 2 #Gosip
153 Seasons 2 #Pikiran-pikiran Araz
154 Season 2 #Amarah
155 Season 2 #Yang Ingin Dia Dengarkan
156 Season 2 #Selamat Datang, Bandung
157 Season 2 #Makan Malam
158 Season 2 #Tali Jiwa
159 Season 2 #Menjadi Lebih Akrab
160 Season 2 #Cassandra
161 Season 2 #Obrolan Sang Ratu
162 Season 2 #Percakapan Ayah dan Anak
163 Season 2 #Calon Istri yang Sudah Dipersiapkan
164 Season 2 #Perempuan yang Terpilih
165 Season 2# Apa Kabar, Aksa?
166 Season 2 #Dia yang Menangis dalam Pelukan Perempuannya
167 Season 2 #Adakah Perasaan itu Tersembunyi di Suatu Tempat?
168 Terpaksa Harus Bilang
169 Giveaway Time
170 Giveaway
171 Season 2 #Kotak Pandora
172 Season 2 #Perasaan Aksa yang Tertinggal
173 Season 2 #Merelakan yang Telah Pergi
174 Season 2 #Memeluk Mimpi Aksa
175 Season 2 #Kejutan untuk Araz
176 Season 2 #Buang Sedihmu
177 Season 2 #Candaan Pagi Hari
178 Season 2 #Keributan yang Menggemparkan
179 Season 2 #Apa yang Kau Lakukan di Sini?
180 Season 2 #Pandangan yang Berbeda
181 Season 2 #Oleh-oleh
182 Season 2 #Ajakan Makan Siang
183 Season 2 #Kecurigaan Destia
184 Season 2 #Makan Siang Penuh Drama
185 Season 2 #Makan Siang Penuh Drama II
186 Season 2 #Makan Siang Penuh Drama III
187 Season 2 #Dia yang Tersipu Malu
188 Season 2 #Dering Telepon
189 Season 2 #Panggilan tak Terduga
190 Season 2 #Wajah yang Suram
191 Season 2 #Merasa Lebih Baik
192 Season 2 #Orang-orang yang Cemburu
193 Season 2 #Pelajaran Bagi Para Perusuh
194 Season 2 #Tertunduk Lesu
195 Season 2 #Oleh-oleh Buat Calon Mantu
196 Season 2 #Pesona Sang Kekasih
197 Season 2 #Pesona Sang Kekasih II
198 Season 2 #Suasana Canggung
199 Season 2 #Tak Bisa Menghindar
200 Season 2 #Aksi Balas Dendam
201 Season 2 #Kompak
202 Season 2 #Tamu tak Diundang
203 Season 2 #Tak Sanggup Jika Tanpanmu
204 Season 2 #Ancaman
205 Season 2 #Janji Masa Lalu
206 Season 2 #Jangan Jadikan Alasan
207 Season 2 #Apa Kau Sudah Gila?!
208 Season 2 #Apa Rencanamu Sekarang?
209 Season 2 #Home Sweet Home
210 Season 2 #Ikut Aku Pulang
211 Season 2 #Flight
212 Season 2 #Let's Go
213 Season 2 #Pertemuan tak Diinginkan
214 Season 2 #Jadi Dia Orangnya?
Episodes

Updated 214 Episodes

1
Awal Sebuah Masalah
2
Teman Seperjalanan
3
Luka
4
Peristiwa Pagi Hari
5
Niat Terselubung
6
Skenario Almira
7
Reuni
8
Curhatan Tengah Malam
9
LDR
10
Kami Terlalu Naif Menganggap Masa Depan dalam Genggaman
11
Semesta Lebih Tahu Bagaimana Caranya Bekerja
12
Rencana-rencana Aldo
13
Beautiful of Lokcan
14
Siapa Kamu?
15
Pandangan Pertama
16
Hei, Kanya
17
Dia dan Keributan dalam Kepala serta Hatinya
18
Apakah Dia Dunia dalam Kepalamu?
19
Me? Salam Kenal Aku Alcatraz
20
Jika itu Bukan Kamu
21
Awal Keretakan (I)
22
Awal Keretakan (II)
23
Give Me a Chance
24
Rindu Jakarta
25
Halo, Ayah
26
Masalah Akan Selalu Datang dan Pergi Selama Kita Bernapas
27
Cemburu
28
Makan Malam
29
Menemukan Kehangatan
30
Keisengan Hanung
31
Berbagi Canda
32
Apa yang Harus Kulakukan Agar Dia Memaafkanku?
33
Cerita Setiap Kenangan
34
Kesepakatan
35
Sepotong Sandwich
36
Tatapan Kecewa
37
Tentang Araz
38
Putri Hujan dan Ksatria
39
Have a Nice Dream, Kanya
40
Good Morning, Kanya
41
He's Come Back
42
Nada Sumbang
43
Gelisah
44
Amarah
45
Dia, di Sini
46
Boleh Aku Merasakan Dekapmu Lebih Lama?
47
Menerka-nerka
48
Mengumpulkan Kepingan Puzzle
49
Jejakmu Pun Terhapus Hujan
50
Ya, Semesta Selalu Tahu Kapan Harus Bekerja
51
Waktu Paling Tepat Melupakan Kenangan
52
Mengejar Bayangan
53
Sebuah Nama, Sebuah Rasa
54
Jika Memang Cinta Lantas Mau Apa?
55
Halusinasi
56
Hanya Perlu Jujur Jika Aku Suka Kamu
57
Mengungkapkan yang Terpendam
58
Memungut Kenangan
59
Rahasia
60
Dia Bukan Hanya Penjara, Melainkan Juga Matematika dan Bahasa
61
Harga Sebuah Rasa
62
Terima Kasih untuk Semua Kenangan
63
Selamat Jalan, Kawan
64
Semua Cerita Tentang Arez
65
Semua Cerita Tentang Arez II
66
Keputusan Arez
67
Deal?!
68
Dia, Kanya
69
Setelah Hari Esok
70
Resmi, Pacaran?
71
Apa Jatuh Cinta Semanis ini?
72
Ajakan
73
Berdebar
74
Sisi Lain
75
Panggilan
76
Ikatan yang Rumit
77
Dia Perempuanku
78
Yang Ada dalam Benakku
79
Dia yang Menggemaskan Ketika Sedang Cemburu
80
Hal yang Membuatku Marah
81
Perempuan yang Pernah Membuatnya Jatuh Cinta
82
Dia Berhak Lebih Bahagia
83
Yang Terbaik untuk Kamu
84
Ternyata Dia Juga Bisa Cemburu
85
Obrolan di Beranda
86
Keputusan Sepihak
87
Pulanglah Dia Si Anak Hilang*
88
Perempuan dari Luka
89
Sebagian Cerita Tentang Luka
90
Tempat Bersandar
91
Dia yang Sesungguhnya tidak Setegar Karang
92
Peluk dari Jauh
93
Yang tidak Beraturan
94
Arti Sahabat
95
Penantian
96
Menerima Maaf
97
Ambang Batas
98
Membaca Kanya
99
Bersandarlah, Aku Rumah Bagimu
100
Berbahagialah, Besok Pasti Akan Jadi Lebih Baik
101
Tersenyumlah, Sampai Matahari Iri Melihatmu
102
Yang tak Mudah Merelakan
103
Yang tak Sengaja Bertemu dan Terlupakan
104
Hello, Lil Sis
105
Sekali Saja
106
My Guardian Angel
107
Back the Real World, Kanya
108
Yang tak Terlupakan Bukan Berarti Harus Tetap Tinggal
109
Selamat Jalan, Selamat Bertemu Lagi
110
Yang Pergi untuk Kembali
111
Yang tidak Seperti Biasanya
112
Yang Berbagi Keluh
113
Apa Kabar? Aku Rindu
114
Ma, Kanya Kangen
115
I Love You, Mom
116
Mungkinkah ini Hanya Perasaanku?
117
Obrolan Tentang Merelakan
118
Atas Nama Permohonan
119
Keputusan
120
Sahabat Lama
121
Dia yang Bisa Tersipu Malu
122
Cahaya yang Berpendar
123
Untukmu yang Sedang Merindu
124
Yang Aku Butuhkan
125
Selamat Malam Kekasih
126
Hingga Tengah Malam
127
Pulang ke Kotamu
128
Yang Lama tidak Bertemu
129
Bersamamu Kutemukan Duniaku
130
Selamat Datang, Kamu
131
Teman Baru
132
Dia yang Belum Bisa Merelakan
133
Menuntaskan Rindu
134
Cukup Melihatnya Tersenyum
135
Yang Merusak Mood
136
Hanya Perlu Merelakan Bukan?
137
Menyerah
138
Ma, Dia Alcatraz
139
Kenang Sebagai Rindu Saja
140
Sehangat Mentari Pagi
141
Welcome Home
142
Semua yang Terencana
143
Pulanglah Bersamaku
144
Merencanakan Pulang
145
Akhir Perjalanan
146
Pengumuman
147
Extra Part ( Renjana Kanya )
148
Lanjut Season Dua
149
Season 2 #Kembali ke Rutinitas
150
Season 2 #Bagaimana Harimu, Kanya?
151
Season 2 #Suasana Malam
152
Season 2 #Gosip
153
Seasons 2 #Pikiran-pikiran Araz
154
Season 2 #Amarah
155
Season 2 #Yang Ingin Dia Dengarkan
156
Season 2 #Selamat Datang, Bandung
157
Season 2 #Makan Malam
158
Season 2 #Tali Jiwa
159
Season 2 #Menjadi Lebih Akrab
160
Season 2 #Cassandra
161
Season 2 #Obrolan Sang Ratu
162
Season 2 #Percakapan Ayah dan Anak
163
Season 2 #Calon Istri yang Sudah Dipersiapkan
164
Season 2 #Perempuan yang Terpilih
165
Season 2# Apa Kabar, Aksa?
166
Season 2 #Dia yang Menangis dalam Pelukan Perempuannya
167
Season 2 #Adakah Perasaan itu Tersembunyi di Suatu Tempat?
168
Terpaksa Harus Bilang
169
Giveaway Time
170
Giveaway
171
Season 2 #Kotak Pandora
172
Season 2 #Perasaan Aksa yang Tertinggal
173
Season 2 #Merelakan yang Telah Pergi
174
Season 2 #Memeluk Mimpi Aksa
175
Season 2 #Kejutan untuk Araz
176
Season 2 #Buang Sedihmu
177
Season 2 #Candaan Pagi Hari
178
Season 2 #Keributan yang Menggemparkan
179
Season 2 #Apa yang Kau Lakukan di Sini?
180
Season 2 #Pandangan yang Berbeda
181
Season 2 #Oleh-oleh
182
Season 2 #Ajakan Makan Siang
183
Season 2 #Kecurigaan Destia
184
Season 2 #Makan Siang Penuh Drama
185
Season 2 #Makan Siang Penuh Drama II
186
Season 2 #Makan Siang Penuh Drama III
187
Season 2 #Dia yang Tersipu Malu
188
Season 2 #Dering Telepon
189
Season 2 #Panggilan tak Terduga
190
Season 2 #Wajah yang Suram
191
Season 2 #Merasa Lebih Baik
192
Season 2 #Orang-orang yang Cemburu
193
Season 2 #Pelajaran Bagi Para Perusuh
194
Season 2 #Tertunduk Lesu
195
Season 2 #Oleh-oleh Buat Calon Mantu
196
Season 2 #Pesona Sang Kekasih
197
Season 2 #Pesona Sang Kekasih II
198
Season 2 #Suasana Canggung
199
Season 2 #Tak Bisa Menghindar
200
Season 2 #Aksi Balas Dendam
201
Season 2 #Kompak
202
Season 2 #Tamu tak Diundang
203
Season 2 #Tak Sanggup Jika Tanpanmu
204
Season 2 #Ancaman
205
Season 2 #Janji Masa Lalu
206
Season 2 #Jangan Jadikan Alasan
207
Season 2 #Apa Kau Sudah Gila?!
208
Season 2 #Apa Rencanamu Sekarang?
209
Season 2 #Home Sweet Home
210
Season 2 #Ikut Aku Pulang
211
Season 2 #Flight
212
Season 2 #Let's Go
213
Season 2 #Pertemuan tak Diinginkan
214
Season 2 #Jadi Dia Orangnya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!